• Tidak ada hasil yang ditemukan

jam 8 jam sehari/5 hari kerja seminggu; 7 jam sehari/6 hari

Hak dan Kewajiban

mingguan 40 jam 8 jam sehari/5 hari kerja seminggu; 7 jam sehari/6 hari

kerja seminggu

Pasal 77 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Waktu kerja mingguan untuk pekerja muda di bawah 18 tahun

Kurang dari 40 jam Untuk pemuda berumur antara 13 dan 15 tahun, tidak lebih dari 3 jam per hari

Pemudi di bawah 18 tahun tidak dapat dipekerjakan dari pukul 11 malam s/d 7 pagi

Pekerjaan tidak boleh mengganggu per-kembangan fisik dan kesehatan

Dikerjakan hanya pa-da siang hari diluar jadwal sekolah

Pasal 69 dan 76 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003,

Waktu

49

hasil P

embelajar

an 1: Memahami hak (dan yang menjadi hak)

menur ut hukum dan P er janjian ker ja

Kategori Hak/Kewajiban secara hukum (jawaban yang benar)

Kondisi Instrumen hukum terkait

Waktu istirahat mingguan

1 hari setelah 6 hari kerja

(biasanya minggu) 2 hari setelah 5 hari kerja untuk waktu kerja 40 jam seming-gu

Pasal 77, Ayat (2) UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Cuti Tahunan Sekurang-kurangnya 12

hari kerja Bagi pekerja/buruh permanen yang te-lah bekerja lebih dari 12 bulan

Pasal 79, Ayat (2c) UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Cuti Menunaikan Ibadah

Kesempatan yang secu-kupnya untuk melak-sanakan ibadah yang diwajibkan oleh agama-nya

Bagi pekerja/buruh yang melakukan pe-rayaan agama dan menunaikan perja-lanan relijius (misal-nya haji)

Pasal 80 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Cuti Haid 2 hari pertama dari siklus

haid Bagi yang perempuan merasakan sakit dan mem-beritahukan kepada pengusaha

Pasal 81 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Cuti Melahirkan atau Keguguran 1,5 bulan sebelumnya, dan 1,5 bulan setelah kelahiran; 1,5 bulan se-telah keguguran

Bagi perempuan kerja tetap dan pe-kerja perjanjian

Pasal 82 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Cuti Panjang Sekurang-kurangya 2 bulan selama tahun ke 7 dan 8 (50% dari gaji)

Bagi pekerja tetap

setelah 6 tahun Kepmenakertrans No. KeP. 51/MeN/2004 Tentang Istirahat Panjang Pada Perusahaan

Tertentu

Cuti Bersama Pada tahun 2012: 13 hari libur nasional dan 4 cuti bersama

Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Biro-krasi Nomor SKB.04/MeN/VII/2011 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2012

Cuti Sakit Pengusaha tidak dapat mem-PHK pekerja/buruh yang sakit

Pekerja/Buruh yang cuti sakit dibayar 100% dari upah untuk 4 bulan per-tama, 75% untuk 4 bulan kedua, 50% untuk 4 bulan ketiga dan 25% untuk bulan selanjutnya sebelum pemutusan hu-bungan kerja dilakukan pengusaha

Dengan keterangan dokter, maksimal 12 bulan tidak bekerja Sakit berkepanjang-an atau cacat akibat kecelakaan kerja

Pasal 93, 153, dan 172 UU Ketenaga-kerjaan No. 13 Tahun 2003

Pandu an F asil itator ol eh dan u ntu k S eri kat P eker ja/S eri kat Bu 50

Youth R

Ight

S @ W

oR

k

Fasilitator juga menjelaskan bahwa ada beberapa sektor yang dibebaskan dari beberapa kewajiban yang berkaitan dengan waktu kerja termasuk kerja di sektor lepas pantai pengeboran minyak, sopir angkutan, penerbangan jauh, kerja kapal, atau penebangan kayu. Pengusaha sektor kegiatan berikut dapat meminta pekerja/buruh untuk bekerja pada hari libur resmi. Persetujuan dari pekerja/ buruh harus dijamin dengan waktu kompensasi tambahan.

Sektor yang dibebaskan adalah:

Layanan kesehatan

Jasa transportasi dan jasa perbaikan peralatan transportasi Pariwisata

Jasa pos dan telekomunikasi

Listrik dan air bersih, penyediaan minyak dan gas bumi Supermarket, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya Media Massa

Keamanan

Lembaga konservasi

51

hasil P

embelajar

an 1: Memahami hak (dan yang menjadi hak)

menur ut hukum dan P er janjian ker ja

Tujuan: Memahami argumen dibalik aturan shift/kerja gilir malam Waktu: 45 Menit

Perlengkapan/bahan yang diperlukan: Kursi untuk panelis Referensi: Contoh PP atau PKB

Kegiatan 1.19

Debat terkait shift/kerja gilir malam9

Fasilitator memilih tiga panelis hakim yang akan meninggalkan ruangan selama peserta lainnya melakukan persiapan, dan memperkenalkan topik kepada dua kelompok. Topik dari perdebatan yang akan dilakukan adalah:

Shift malam harus diutamakan untuk sektor konstruksi.

Satu kelompok akan mendukung pernyataan ini (kelompok setuju), sedangkan satu lagi akan menentang itu (kelompok tidak setuju). Setiap kelompok akan memiliki 15 menit untuk mencalonkan tiga pembicara, dan mempersiapkan perdebatan. Peserta harus diingatkan bahwa yang penting adalah apa yang mereka katakan, bagaimana mereka mengatur apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka menyajikannya. Setelah hakim panel kembali ke dalam ruangan pleno, enam pembicara akan berbicara bergiliran dengan peran-peran berikut:

Kelompok Setuju Kelompok Tidak Setuju

Pembicara

pertama R mendefinisikan shift malam;R mempresentasikan

argumentasi kelompok yang setuju shift malam; R meringkas secara singkat

apa yang pembicara lain akan bicarakan;

R mengungkapkan setengah dari argumen

R menerima atau menolak definisi yang diusulkan oleh pembicara pertama dari kelompok setuju;

R menyajikan argumentasi yang menentang shift

malam;

R meringkas secara singkat apa yang akan dikatakan dua pembicara lain; R membantah poin-poin

uta-ma dari pembicara pertauta-ma dari kelompok setuju;

Pandu an F asil itator ol eh dan u ntu k S eri kat P eker ja/S eri kat Bu 52

Youth R

Ight

S @ W

oR

k

Kelompok Setuju Kelompok Tidak Setuju

R ungkapkan setengah dari argumen;

Pembicara

kedua R menegaskan argumentasi setuju; kembali R membantah poin utama yang disajikan oleh pembicara pertama dari kelompok tidak setuju;

R Mempresentasikan sisa argumentasinya;

R menegaskan kembali argu-mentasi tidak setuju; R membantah beberapa poin utama yang diajukan pok setuju;

R mempresentasikan sisa argu-mentasinya;

Pembicara

ketiga R menegaskan argumentasi tim kelompok kembali setuju;

R membantah semua sisa poin kelompok tidak setuju; R menyajikan ringkasan kasus

kelompok setuju;

R mengakhiri perdebatan untuk kelompok setuju.

R menegaskan kembali argu-mentasi kelompok tidak setuju;

R membantah semua sisa poin dari kelompok se-tuju, (Pembicara 3 ke-lompok tidak setuju harus menghabiskan waktu seki-tar dua pertiga hingga tiga perempat dari waktu sanggahan mereka); R menyajikan ringkasan kasus

kelompok tidak setuju; R mengakhiri perdebatan

un-tuk kelompok tidak setuju.

Panel akan mencatat argumen yang diketengahkan oleh kedua kelompok dan memutuskan tim mana yang menang. Fasilitator akan melengkapi argumen yang diketengahkan oleh para tim sebagaimana berikut:

Argumen yang Setuju dengan Shift

Malam Argumen yang Tidak Setuju dengan Shift Malam

R Menggunakan fasilitas dan per-lengkapan lebih intensif untuk menangani permintaan yang lebih besar;

R Menguntungkan bagi para pekerja jika mereka menerima upah premium untuk shift malam; R Terlalu lama jika harus menunggu

dibayar saat hari libur jika dibandingkan kerja di malam hari.

R Biaya administrasi dan personalia tambahan;

R Potensi masalah keamanan; R Potensi dampak terhadap

kese-lamatan dan kesehatan di tempat kerja;

R Ketegangan dapat mengurangi produktifitas;

R Perubahan pola tidur dapat memicu gangguan tidur diantara para pe-kerja/buruh disamping gangguan kesehatan serius;

R Shift malam menjadikan sulit untuk membangun kehidupan keluarga dan sosial yang normal.

53

hasil P

embelajar

an 1: Memahami hak (dan yang menjadi hak)

menur ut hukum dan P er janjian ker ja

Tujuan: Memahami tindakan atas adanya upah yang tidak dibayar Waktu: 45 Menit

Perlengkapan/bahan yang diperlukan: Kartu tunjuk, spidol Referensi: UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Kegiatan 1.20

Upah

Fasilitator menjelaskan bahwa upah merupakan bagian penting dari hubungan kerja. Pekerja/buruh berhak atas kompensasi finansial, sebagaimana tercantum dalam perjanjian mereka tapi tidak boleh lebih rendah dari upah minimum yang diputuskan di kota/kabupaten atau tingkat provinsi, dan tidak lebih rendah dari upah minimum sektoral yang dapat dinegosiasikan paling sedikit 105 persen dari upah minimum setempat.

Tiga aspek lain yang perlu disoroti :

R

Membayar setidaknya upah minimum adalah wajib; setiap pengusaha

yang tidak menjalankan ketentuan ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu bulan hingga empat tahun, dan/atau denda antara rp.

10.000.000 hingga rp. 400.000.000.10 Namun, pengusaha yang tidak mampu

membayar upah minimum dapat meminta penundaan sementara terkait peraturan tersebut, berdasarkan perjanjian tertulis dengan Serikat Pekerja/ Serikat Buruh, atau 50 persen dari total pekerja/buruh.

R

Pemogokan biasanya mengakibatkan penangguhan pembayaran gaji,

untuk memaksa para pekerja/buruh kembali bekerja. Sebagian besar pengusaha menerapkan prinsip ”Tidak Ada Kerja – Tidak Ada Upah”. Serikat Perkerja/Buruh kadang kala berdiskusi mengenai pembayaran tertentu, agar karyawan kembali bekerja. Namun, sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, pengusaha hanya dapat menangguhkan pembayaran bagi para pekerja/buruh yang perjanjiannya dihentikan.

Fasilitator mengusulkan kepada kelompok untuk mendiskusikan mengenai langkah apa yang bisa diambil untuk menghadapi pengusaha yang tidak

Pandu an F asil itator ol eh dan u ntu k S eri kat P eker ja/S eri kat Bu 54

Youth R

Ight

S @ W

oR

k

membayar upah minimum. Kelompok peserta diberikan 10 menit untuk menuliskan di atas tiga kartu tunjuk hal yang menggambarkan langkah-langkah yang akan mereka ambil. Kartu ini dikelompokkan sesuai dengan tema utama yang dikemukakan.

Jika pengusaha tidak mematuhi aturan upah minimum, pekerja/buruh harus: a. Mengirim surat kepada perusahaan menjelaskan bahwa pembayaran upah

lebih rendah dari upah minimum adalah pelanggaran terhadap Pasal 90, Ayat 1, UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, dan meminta perusahaan untuk segera menyesuaikan skala upah sesuai upah minimum, dan membayar tunggakan upah yang belum dibayarkan.

b. Jika surat pertama tidak dijawab, kirim surat kedua dengan tembusan ke Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat.

c. Jika surat kedua tidak dijawab, para pekerja/buruh dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh dapat membuat laporan ke Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Polres atau Polda.

55

Tujuan: Menghitung slip gaji Waktu: 45 Menit

Perlengkapan/bahan yang diperlukan: Contoh slip gaji, mesin hitung, spidol Referensi: UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Kegiatan 1.21