• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.3. Jaminan Sosial

4.3.1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009 Manfaat

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada iuran.

Kecelakaan kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan karena pada umumnya kecelakaan akan mengakibatkan dua hal berikut:

1) Kematian, yaitu kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan penderitanya bisa meninggal dunia.

2) Cacat atau tidak berfungsinya sebagian dari anggota tubuh tenaga kerja yang menderita kecelakaan. Cacat ini terdiri dari:

a. Cacat tetap, yaitu kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan

penderitanya mengalami pembatasan atau gangguan fisik atau mental yang bersifat tetap.

b. Cacat sementara, yaitu kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan penderitanya menjadi tidak mampu bekerja untuk sementara waktu.

Pengertian cacat dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja Jamsostek adalah sakit yang mengakibatkan tidak berfungsinya sebagian anggota tubuh yang tidak bisa sembuh (tidak berfungsi lagi), ketidakmampuan bekerja secara tetap atau total, dan mengakibatkan timbulnya risiko ekonomis bagi penderitanya.

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh kecelakan kerja yang berupa kematian atau cacat tetap atau sementara, baik fisik maupun mental perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan terjadi. Tak terduga karena dibelakang peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai dengan kerugian meterial ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat, baik bagi pengusaha maupun bagi pekerja/buruh.

Dalam kaitannya dengan kecelakaan kerja, ada suatu jenis kecelakaan yang tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja. Jenis-jenis kecelakaan tersebut adalah (Anonim, 1994: 4) sebagai berikut:

a. Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti, yaitu yang bersangkutan sedang bebas dari urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Jika yang bersangkutan mendapat panggilan atau tugas dari perusahaan, maka dalam perjalanan untuk memenuhi penggilan tersebut, yang bersangkutan sudah dijamin oleh Jaminan Kecelakaan Kerja.

b. Kecelakaan yang terjadi di mes/perkemahan yang tidak berada di lokasi tempat kerja.

c. Kecelakaan yang terjadi dalam rangka melakukan kegiatan yang bukan merupakan tugas dari atasan, untuk kepentingan perusahaan.

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

d. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan meninggalakan tempat kerja untuk kepentingan pribadi. Contoh: pergi makan tidak dianggap sebagai kecelakaan kerja jika perusahaan menyediakan fasilitas makan.

Jenis kecelakaan di atas tentunya tidak akan mendapatkan jaminan dari badan penyelenggara.

(1). Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja

Iuran bagi program jaminan sosial, khususnya program jaminan kecelakaan kerja ini biasanya dibayar oleh pengusaha. Kewajiban pengusaha untuk membayar iuran kecelakaan kerja didasari oleh prinsip “siapa yang berani mempekerjakan seseorang maka harus berani pula menanggung risiko akibat dipekerjakannya itu.” Inilah yang disebut asas “Employer’s Liability” atau “Tanggung Jawab Pengusaha”. Besarnya iuran yang harus dibayar oleh pengusaha adalah berkisar 0,24 persen sampai dengan 1,74 persen dari upah pekerja/buruh tergantung tingkat besarnya risiko perusahaan yang bersangkutan.

(2). Jaminan Kecelakaan Kerja

Besarnya jaminan kecelakaan kerja telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 yang telah beberapa kali diubah. Terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2002 besarnya jaminan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

 Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) empat bulan pertama 100 persen x upah sebulan, empat bulan kedua 75 persen x upah sebulan dan bulan seterusnya 50 persen x upah sebulan.

 Santunan cacat

a. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dengan besarnya persen sesuai tabel x 70 bulan upah.

Tabel jenis cacat dan besarnya persentase tunjangan yang dapat diberikan kepada pekerja/buruh yang mengalami kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6.

Jenis Cacat Dan Besarnya Persentase Tunjangan

Macam Cacat Tetap Sebagian % x Upah

1. Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40

2. Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35

3. Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 35

4. Lengan kiri dari atau dari atas siku ke bawah 30

5. Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke bawah 32 6. Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28

7. Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah 70

8. Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 35

9. Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50

10. Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

12. Sebelah mata 35

13. Pendengaran pada kedua belah telinga 40

14. Pendengaran pada sebelah telinga 20

15. Ibu jari tangan kiri 12

16. Ibu jari tangan kanan 15

17. Telunjuk tangan kanan 9

18. Telunjuk tangan kiri 7

19. Salah satu jari lain dari tangan kanan 4

20. Salah satu jari lain dari tangan kiri 3

21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5

22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5

23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2

24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5

25. Salah satu ibu jari kaki 5

26. Salah satu telunjuk kaki 3

27. Salah satu jari kaki lain 2

b. Santunan cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan adalah:

- santunan sekaligus sebesar 70 persen x 70 bulan upah.

- santunan berkala sebesar Rp. 50.000,00 selam dua puluh empat bulan. c. Santunan cacat kekurangan fungsi dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum)

dengan besarnya santunan adalah persen berkurangnya fungsi x persen sesuai tabel x 70 bulan upah. Tabel yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Santunan Cacat Kekurangan Fungsi Tubuh

Cacat Lainnya % x Upah

Terkelupasnya kulit kepala 10 – 30

Impotensi 30

Kaki memendek sebelah Kurang dari 5cm 5 - 7,5 cm 7,5 cm atau lebih 10 20 30

Penurunan daya dengar kedua belah telinga

Sampai setiap 10 desibel 6

Penurunan daya dengar sebelah telinga

Sampai setiap 10 desibel 3

Kehilangan daun telinga sebelah 5

Kehilangan kedua belah daun telinga 10

Cacat hilangnya cuping hidung 30

Perforasi sekat rongga hidung 15

Kehilangan daya penciuman 10

Hilangnya kemampuan kerja fisik - 50% − 70% - 25% − 50% - 10% − 25% 40 20 5

Hilangnnya kemampuan kerja mental 70

Kehilangan sebagian fungsi penglihatan

Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10% Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, efisiensi penglihatan binokuler dengan rumus kehilangan efisiensi penglihatan: (3 x % efisiensi penglihatan terbaik) + % efisiensi penglihatan terburuk.

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

- Setiap kehilangan efisiensi penglihatan 10% - Kehilangan penglihatan warna

- Setiap kehilangan lapangan pandang 10%

7 10

7

d. Santunan kematian dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dan besarnya santunan adalah sebagai berikut:

- Santunan sekaligus sebesar 60 persen x 70 bulan upah, sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian.

- Santunan berkala sebesar Rp. 50.000,00 selama dua puluh empat bulan. - Biaya pemakaman sebesar Rp. 600.000,00.

(b) Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya

dokter, obat, operasi, rontgen, laboratorium; perawatan puskesmas, rumah sakit umum kelas i; gigi, mata; dan jasa tabib/shinshe/tradisional yang telah mendapatkan izin resmi dari instansi yang berwenang.

Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk satu peristiwa kecelakaan tersebut

dibayarkan maksimum Rp. 6.400.000,00.

(c) Biaya rehabilitasi harga berupa pergantian harga pembelian alat bantu (orthose)

atau alat ganti (prothose) sebesar harga yang telah ditetapkan oleh pusat Rehabilitasi Prof. Dr. Soeharso Surakarta ditambah empat puluh persen dari harga tersebut.

(d) Penyakit yang timbul karena hubungan kerja/industrial, yang besar santunan dan

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

(e) Ongkos pengangkutan pekerja/buruh dari temapat kejadian kecelakaan kerja ke

rumah sakit yang diberikan penggantian biaya sebagai berikut:

• Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungai sesuai dengan kwitansi yang sah sampai dengan maksimum sebesar Rp. 150.000,00.

• Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan laut sesuai dengan kwitansi yang sah sampai dengan maksimum Rp. 300.000,00.

• Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan udara sesuai dengan kwitansi yang sah sampai dengan maksimum sebesar Rp. 400.000,00.

Tata Cara Pengajuan Jaminan

1. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT. Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

2. Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal dunia oleh dokter yang merawat, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT. Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya PT. Jamsostek (persero) akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahli waris.

3. Form jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran jaminan disertai bukt i-bukti:

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.

USU Repository © 2009

b) Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form jamsostek 3b atau 3c. c) Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan.

Dokumen terkait