Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENGARUH PROGRAM JAMINAN SOSIAL TERHADAP MANFAAT
YANG DITERIMA TENAGA KERJA
SEBAGAI PESERTA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) MEDAN
SKRIPSI
Diajukan oleh:
MAYA ADELINA SIREGAR
050501018
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
Labor is one of production factor which have the important role and as a subject inside of the processing production to produce of the goods and services become the human needs in economic activity. Therefore, to guarantee the walfare of labor is needed to prepare the social guarantee program. In this case, the role of government is very important to operate the social guarantee program to labor which implemented by PT. Jamsostek (Persero) Medan.
The aim of the research to know that how many large about the influence of social guarantee program for the benefits that labor accepted as the members of Jamsostek. It’s used the primary data and to calculate the coefficient of data need The Logit Model in Maximum Likelihood Method with helping of computer program in
E-views 4.1.
The result of this research is used questiannaire, it’s show that the program which operated by PT. Jamsostek and principically have useful for the walfare and labor safety in working. But in fact, if we looks in every program of Jamsostek still have weakness on service and direct useful who members accepted. The case showed by the result of regression in variable of Work Accident Guarantee and Health Safeguard Guarantee. Although that influence are positif but it’s not significant. And the number of McFadden R-squared is 0.3060 which means that overally of variation which happen in independen variable from this similarity are Work Accident Guarantee, Old-Age Guarantee and Health Safeguard Guarantee which can explain of dependen variable, that is the useful from social guarantee of labor program who members accepted are 30.60 percent.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang mempunyai peranan penting dan sebagai subjek dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, untuk menjamin kesejahteraan bagi tenaga kerja diperlukan adanya program jaminan sosial. Dalam hal ini peranan pemerintah sangat penting untuk menjalankan program jaminan sosial tenaga kerja yang dilaksanakan oleh PT. Jamsostek (Persero) Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program jaminan sosial terhadap manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta Jamsostek. Data yang digunakan adalah data primer dan untuk menghitung besarnya koefisien data tersebut, penulis mengunakan Model Logit dalam Metode Maksimum
Likelihood dengan bantuan program komputer E-Views 4.1.
Dari hasil penelitian melalui angket atau kuisioner yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa program yang dijalankan PT. Jamsostek, pada prinsipnya bermanfaat bagi kesejahteraan dan keselamatan tenaga kerja dalam bekerja. Namun pada aplikasinya jika dilihat dari masing-masing program tersebut, masih terdapat kelemahan dalam pelayanan dan manfaat langsung yang diterima peserta. Hal ini terlihat dari probabilitas hasil regresi pada variabel JKK dan JPK yang sangat tinggi. Dari ketiga program yang diteliti, peserta yang lebih banyak merasakan manfaatnya adalah program Jaminan Hari tua. Dan sesuai dengan McFadden R2 sebesar 0.3060 yang berarti bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel bebas dari persamaan tersebut yaitu JKK, JHT, dan JPK yang dapat menjelaskan variabel tidak bebas yaitu manfaat program Jamsostek yang diterima peserta sebesar 30.60%.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil a’lamin, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan dan memanjatkan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunian-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Skripsi ini diberi judul ”Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap
Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan”, yang disusun berdasarkan hasil riset yang penulis peroleh selama penulis
melakukan penelitian di Kanwil I PT. Jamsostek (Persero) Medan, guna memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program sarjana di Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan oleh berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, PhD, selaku Sekertaris Departemen Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rujiman, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sahat Silaen, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
6. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Affifuddin, M.Ec, selaku Dosen Penguji II yang
banyak memberikan masukan dan saran yang bermanfaat dalam penyempurnaan
skripsi ini.
7. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah membimbing
penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi, Departemen Ekonomi
Pembangunan.
8. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis
beserta staff administrasi pada Fakultas Ekonomi, khususnya untuk Departemen
Ekonomi Pembangunan.
9. Bapak Dr. H. Mas’ud Muhammad, selaku Kepala Kanwil I PT. Jamsostek
(Persero) yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset di
Kantor Wilayah I PT. Jamsostek (Persero).
10.Alm Ayahanda Irwan Saleh Siregar dan Ibunda Mastina Harahap tercinta
yang memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis dan tidak
henti-hentinya mendorong serta memanjatkan do’a untuk keselamatan dan keberhasilan
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
11.Kakak-kakakku tersayang Irma, Wati, Yuli dan keponakanku Daffa yang telah
memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Sahabat-sahabat terdekatku Aisyah, Lidya dan Pita terima kasih atas
kebersamaannya dan telah memberikan warna dalam persahabatan, serta
mambantu dalam memperlancar proses penyelesaian skripsi penulis.
13.Seluruh rekan-rekan khususnya Herna dan Indrie, orang-orang yang terkasih
yang telah memberikan dorongan dan nasehat serta saran-sarannya kepada
penulis, khususnya stambuk ’05 yang telah banyak memberikan bantuan dalam
proses penulisan skripsi ini.
14.Seluruh keluarga besar dari keluarga papa dan mama yang telah memberikan
dorongan, perhatian dan do’anya kepada penulis untuk kelancaran dan
keberhasilan penulis. Dan kepada sepupu-sepupu penulis yang telah memberikan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Akhirul kalam, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan ilmu
dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis menerima saran yang
sehat dan konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.
Semoga kita semua diberkahi Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Amin…….. Amin ya Robbal’alamin.
Medan, Februari 2009
Hormat Penulis,
(MAYA ADELINA SIREGAR)
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.1.2. Para Pihak dalm Hukum Ketenagakerjaan………. 11
2.1.3. Jumlah Penduduk dan Pembangunan………. 15
2.1.4. Campur Tangan Pemerintah dalam Pasar Tenaga Kerja….... 16
2.2. Tindakan Jaminan Pendapatan……….. 17
2.3. Teori Ketenagakerjaan……….. 20
2.3.1. Tenaga Kerja dan Manusia sebagai Modal……… 20
2.3.2. Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi………. 22
2.3.3. Teori Keynes……….. 24
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.4. Aspek Hukum Ketenagakerjaan dalam Hubungan Kerja………… 28
2.4.1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja……….. 28
2.4.2. Hakikat Jaminan Sosial Tenaga Kerja……….. 29
4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Jamsostek (Persero)……… 42
4.1.2. Struktur Organisasi……… 43
4.3.3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan………. 67
4.3.4. Perkembangan Pembayaran Program Jamsostek………….. 77
4.4. Karakteristik Responden……….. 83
4.5. Analisis Hasil Regresi dan Interpretasi……… 84
4.5.1. Regresi Logistik………. 84
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4.5.3. Interpretasi Model………. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 90
5.1. Kesimpulan………... 90
5.2. Saran………. 91
DAFTAR PUSTAKA……….. 93
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4.8. Perkembangan Pembayaran Santunan Jaminan Kecelakaan Kerja
PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Sumut 2005 – Juni 2008………. 78
4.9. Perkembangan Pembayaran Santunan Jaminan Hari Tua
PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Sumut 2005 - Juni 2008……….. 79
4.10. Data Kasus Dan Pembayaran Program JPK
Se – Sumatera Utara Tahun 2005……….. 80
4.11. Biaya Pelayanan Kesehatan Perkasus/Perkunjungan Pasien
PT. Jamsostek (Persero) Sumut SD Triwulan IV Tahun 2006…….. 81
4.12. Biaya Pelayanan Kesehatan Perkasus/Perkunjungan Pasien
PT. Jamsostek (Persero) Sumut SD Triwulan IV Tahun 2007…….. 82
4.13. Tingkat Pendidikan Responden………. 84
4.14. Hasil Regresi Manfaat Program Jamsostek
Metode Maximum Likehood………. 86
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1. Kurva Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja……….. 25
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi perekonomian dunia saat ini, peranan ketenagakerjaan
dalam dunia perdagangan sangat penting. Demikian pula keberadaan setiap
perusahaan dalam sistem perekonomian Indonesia. Mengingat pentingnya kedudukan
tenaga kerja dalam proses pembangunan ekonomi, tentu sudah semestinya
kesejahteraan tenaga kerja perlu mendapat perlindungan dan peningkatan
kesejahteraan yang baik. Pembangunan pada hakekatnya bukanlah sebuah proses
yang semata bertujuan untuk meningkatkan tersedianya sumber daya di masyarakat,
tetapi sejatinya, seperti yang dikemukakan Amartya Sen dalam bukunya
“Commodities and Capabilities” (1985), pembangunan harus dipandang sebagai
sebuah proses besar dalam memberdayakan dan mengembangkan kemampuan
masyarakat.
Pembangunan Nasional diarahkan untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, serta
diarahkan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat
Indonesia. Dengan demikian sasaran yang dituju merupakan suatu “Total Quality
Concept”, yang telah dirumuskan melalui pemikiran yang mendalam dengan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dan mental serta ciri masyarakat Indonesia yang bersifat universal. Pembangunan
nasional yang kita laksanakan dapat dipandang sebagai suatu proses transformasi
budaya dan transformasi sosial ekonomi yang saling berkaitan.
Pelaksanaan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur, mandiri dan unggul memerlukan transformasi ekonomi dari orientasi
agrikultural ke orientasi industrial, yang memiliki komponen proses transformasi
nilai tambah. Pengertian nilai tambah selanjutnya bermuara pada nilai tambah
manusia yang berorientasi pada unsur manusia, baik sebagai potensi yang perlu
ditingkatkan dan didayagunakan, yang selanjutnya kita kenal dengan istilah Sumber
Daya Manusia, maupun sebagai subyek yang selanjutnya akan menikmati nilai
tambah tersebut (benefactor).
Keadaan tenaga kerja dan kesempatan kerja di Indonesia ditandai oleh adanya
beberapa masalah pokok yang bersifat struktural. Masih tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk berarti masih tetap tinggi pula pertumbuhan angkatan kerja.
Sejak krisis moneter pada pertengahan 1997 yang berdampak pada masalah
kehidupan ekonomi masyarakat yang salah satunya ditandai oleh jumlah penduduk
miskin (sampai akhir juni 1998) mencapai 79,4 juta jiwa (39,1% dari seluruh
populasi) dan tingkat pengangguran sebesar 15,4 juta jiwa (17,1% dari angkatan
kerja). Diperkirakan pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi daripada pertumbuhan
penduduk oleh karena struktur umur penduduk yang relatif muda. Hal ini berarti
banyak tenaga kerja yang berusia muda dan umumnya kurang atau belum trampil dan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ketidakseimbangan penyebaran tenaga kerja bila dikaitkan dengan sumber alam yang
tersedia.
Tingkat pengangguran tahun 2003 sebesar 9,5 persen jauh lebih tinggi
dibandingkan sebelum krisis ekonomi. Pada tahun 1996, tingkat pengangguran hanya
sebesar 4,89 persen. Bahkan pada saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 dan
1998, tingkat pengangguran hanya mencapai 4,68 persen dan 5,46 persen. Pada tahun
1999 dan 2000, pengangguran berturut-turut berada pada tingkat 6,36 persen dan 6,08
persen.
Perbaikan beberapa indikator makro ekonomi ternyata belum diikuti oleh
terbukanya kesempatan kerja yang lebih baik, terutama di sektor formal. Hal ini
terlihat dari masih tingginya tingkat pengangguran dan besarnya jumlah pekerja di
sektor informal yang relatif berpenghasilan rendah dibandingkan sektor formal.
Padahal, pertumbuhan ekonomi tidak akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan
tanpa adanya kontribusi yang riil terhadap kesempatan kerja.
Kebijakan pasar tenaga kerja fleksibel hanya dapat diimplementasikan jika
pemerintah telah menyediakan jaminan sosial bagi warga negaranya. Pekerja yang
dibayar dengan upah yang rendah dalam pasar tenaga kerja fleksibel akan
memperoleh jaminan sosial untuk hidup secara layak. Jaminan sosial juga melindungi
pekerja dari kemungkinan hubungan ketenagakerjaan yang merugikan, seperti PHK.
Karena dapat mempertemukan kebutuhan terhadap pasar tenaga kerja fleksibel
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
kebijakan yang ideal dan harus menjadi pilihan kebijakan dalam jangka panjang
(long-run).
Saat ini, bagaimanapun, perlindungan di pasar tenaga kerja praktis merupakan
satu-satunya ”perlindungan” bagi warga negara. Apabila pemerintah mendorong
pasar tenaga kerja fleksibel tanpa menyediakan jaminan sosial yang memadai dan
berfungsi secara efektif, pekerja akan merasakan dampak negatif yang sangat berat.
Mengingat pemerintah masih menyusun sistem jaminan sosial tersebut,
pemerintah baru dapat mengimplementasikan pasar tenaga kerja feksibel dalam
jangka waktu 4-5 tahun ke depan. Waktu tersebut merupakan waktu yang diperlukan
untuk menyusun konsep jaminan sosial yang matang dan operasionalisasi konsep
tersebut. Sebelum itu, kebijakan pasar tenaga kerja fleksibel tidak layak
diimplementasikan.
Pembangunan Nasional yang terus berlangsung selama ini telah memperluas
kesempatan kerja, dan memberikan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
bagi tenaga kerja dan keluarganya. Namun kemampuan bekerja dan penghasilan
dapat berkurang atau hilang karena berbagai risiko yang dialami tenaga kerja yaitu:
kecelakaan, cacat, sakit, hari tua, dan meninggal dunia. Oleh karenanya untuk
menanggulangi risiko-risiko tersebut, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja mengatur pemberian jaminan kecelakaan kerja, jaminan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan persetujuan DPR RI, Pemerintah UU No.3 Tahun 1992 tentang
Jamsostek yang mengatur pemberian jaminan kecelakan kerja, jaminan kematian,
jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai perlindungan dasar
bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam menghadapi risiko-risiko sosial-ekonomi,
dan mengurangi ketidakpastian masa depan. Pada hakikatnya, seluruh kemanfaatan
yang diberikan dalam Undang-Undang Jamsostek jauh lebih ditingkatkan daripada
yang diberikan dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977 tentang ASTEK
(Asuransi Tenaga Kerja).
Pemerintah melalui Depnakertrans (Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi) akan mengoptimalkan koordinasi antara pemerintah pusat maupun
daerah dengan lembaga pendidikan dan pelatihan serta pelaku usaha untuk
meningkatkan potensi angkatan kerja. Diharapkan dengan koordinasi itu, angkatan
kerja baru memiliki kecakapan sesuai keinginan dan kebutuhan pelaku industri.
Pemerintah berharap dari harmonisasi hubungan kerja ini bisa menghasilkan langkah
terpadu sehingga mampu lebih banyak menyerap tenaga kerja dan meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja.
Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab
dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada
masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti
halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan
sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tonggak penting lahirnya Jamsostek adalah UU No. 3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995
ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi
kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian
berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian
atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan
Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini
berbunyi : "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada
pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun
produktivitas kerja.
Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga
Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero)
memberikan perlindungan 4 program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penulisan skripsi mengenai seberapa besar pengaruh program
jaminan sosial terhadap manfaat yang diterima tenaga kerja, dengan menetapkan
Kanwil I PT. Jamsostek (Persero) Medan sebagai objek penelitian yang diberi judul
“Pengaruh Program Jaminan Sosial terhadap Manfaat yang Diterima Tenaga
Kerja sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah program jaminan kecelakaan kerja (JKK) berpengaruh terhadap
manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek (Persero)
Medan?
2. Apakah program jaminan hari tua (JHT) berpengaruh terhadap manfaat yang
diterima tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan?
3. Apakah program jaminan pemeliharan kesehatan (JPK) berpengaruh terhadap
manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek (Persero)
Medan?
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah dalam suatu penelitian,
yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Dari perumusan masalah di atas, maka
penulis membuat hipotesis yaitu:
1. Program jaminan kecelakaan kerja berpengaruh positif terhadap manfaat yang
diterima tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan.
2. Program jaminan hari tua berpengaruh positif terhadap manfaat yang diterima
tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan.
3. Program jaminan pemeliharaan kesehatan berpengaruh positif terhadap
manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek (Persero)
Medan.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah program jaminan kecelakaan kerja berpengaruh
terhadap manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek
(Persero) Medan.
2. Untuk mengetahui apakah program jaminan hari tua berpengaruh terhadap
manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta PT. Jamsostek (Persero)
Medan.
3. Untuk mengetahui apakah program jaminan pemeliharaan kesehatan
berpengaruh terhadap manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta PT.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh penulis dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan ilmiah bagi penulis dalam
disiplin ilmu yang penulis tekuni.
2. Sebagai masukan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya Departemen
Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya dengan mengangkat tema yang sama.
3. Sebagai pelengkap dan pembanding untuk hasil-hasil penelitian dengan
mengangkat topik yang sama yang pernah ada sebelumnya.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi yang terkait dalam memproyeksi
kebijakan mengenai peningkatan kesejahteraan tenaga kerja di Medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ketenagakerjaan
Jumlah atau besarnya penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan
pendapatan per kapita suatu negara, yang secara kasar mencerminkan kemajuan
perekonomian negara tersebut. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah
penduduk yang besar adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi.
Tetapi ada pula yang berpendapat lain yaitu bahwa justru penduduk yang jumlahnya
sedikit yang dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
jumlah penduduk suatu negara harus seimbang dengan jumlah sumber-sumber
ekonominya, baru dapat diperoleh kenaikan pendapatan nasional. Ini berarti jumlah
penduduk tidak boleh terlampau sedikit tetapi juga tidak boleh terlalu banyak.
Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat jumlah angkatan
kerja yang semakin besar pula. Ini berarti akan semakin besar pula jumlah orang yang
mencari pekerjaan atau menganggur. Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang,
maka seyogiyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang
cocok dan sesuai dengan keinginan serta keterampilan mereka. Ini akan membawa
konsekuensi bahwa perekonomian harus selalu menyediakan lapangan pekerjaan bagi
angkatan kerja baru.
Dengan demikian pembangunan ekonomi sangat diperlukan untuk
memperkecil tingkat pengangguran. Dengan pembangunan ekonomi diharapkan laju
pertumbuhan ekonomi selalu dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi dari
tingkat pertumbuhan penduduk, sehingga kegiatan perekonomian akan menjadi lebih
luas dan selanjutnya dapat memperkecil jumlah orang yang menganggur.
2.1.1. Konsep Ketenagakerjaan
Beberapa pengertian yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, yaitu:
(1). Tenaga Kerja (Menpower)
Adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil
Sensus Penduduk 1971, 1980 dan 1990). Namun sejak Sensus Penduduk 2000
dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang
berusia 15 tahun atau lebih.
(2). Angkatan kerja
Adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha
untuk terlibat dalam kegiatan produksi yaitu produksi barang dan jasa.
(3). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur
sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut.
Angkatan Kerja
TPAK = x 100%
Tenaga Kerja
(4). Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)
Adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja
yang sedang aktif mencari pekerjaan. Pengertian menganggur disini adalah
aktif mencari pekerjaan.
Jumlah Orang yang Mencari Pekerjaan
TP = x 100%
Jumlah Angkatan Kerja
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009 A. Buruh/Pekerja
Istilah buruh sangat populer dalam dunia perburuhan/ketenagakerjaan, selain
istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai dari zaman penjajahan
Belanda juga kerena peraturan perundang-undangan yang lama (sebelum
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) menggunakan istilah buruh.
Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksudkan dengan buruh adalah pekerja
kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar, orang-orang ini
disebut dengan “Blue Collar”. Sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor
pemerintahan maupun swasta disebut sebagai “Karyawan/Pegawai (White Collar)”.
Pembedaan yang membawa konsekuensi pada perbedaan perlakuan dan hak-hak
tersebut oleh pemerintah Belanda tidak terlepas dari upaya untuk memecah belah
orang-orang pribumi.
Setelah merdeka kita tidak lagi mengenal perbedaan antara buruh halus dan
buruh kasar tersebut, semua orang yang bekerja disektor swasta baik orang maupun
badan hukum disebut buruh. Hal ini disebutkan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun
1957 tentang Penyelesaiaan Perselisihan Perburuhan yakni Buruh adalah “barang
siapa yang bekerja pada majikan yang menerima upah” (pasal 1 ayat 1a).
Dalam perkembangan hukum perburuhan di Indonesia, istilah buruh
diupayakan untuk diganti dengan istilah pekerja, sebagaimana yang diusulkan oleh
pemerintah (Depnaker) pada waktu Kongres FBSI II tahun 1985. Alasan pemerintah
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
menunjuk pada golongan yang selalu ditekan dan berada di bawah pihak lain yakni
majikan.
Berangkat dari sejarah penyebutan istilah buruh seperti disebut di atas, istilah
buruh kurang sesuai dengan perkembangan sekarang, buruh sekarang ini tidak sama
dengan buruh masa lalu yang hanya bekerja pada sektor nonformal seperti kuli,
tukang dan sejenisnya, tetapi juga sektor formal seperti Bank, Hotel dan lain-lain
(Lalu Husni, 2005: 34). Karena itu lebih tepat jika menyebutkannnya dengan istilah
pekerja. Istilah pekerja juga sesuai dengan penjelasan Pasal 2 UUD 1945 yang
menyebutkan golongan-golongan adalah badan-badan seperti Koperasi, Serikat
Pekerja dan lain-lain Badan Kolektif.
B. Pemerintah/Penguasa
Campur tangan pemerintah (penguasa) dalam hukum
perburuhan/ketenagakerjaan dimaksudkan untuk teciptanya hubungan
ketenagakerjaan yang adil, karena jika hubungan antara pekerja dan pengusaha yang
sangat berbeda secara sosial-ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada para pihak,
maka tujuan untuk menciptakan keadilan dalam hubungan ketenagakerjaan akan sulit
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dasar itulah pemerintah turut campur tangan melalui peraturan perundang-undangan
untuk memberikan jaminan kepastian hak dan kewajiban para pihak.
Iman Soepomo (38: 1983) memisahkan antara penguasa dan pengawasan
sebagai para pihak yang berdiri sendiri dalam hukum ketenagakerjaan, namun
diantara keduanya merupakan satu kesatuan sebab pengawasan bukan merupakan
institusi yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian (bidang) dari Depnaker.
Sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap masalah ketenagakerjaan
Departemen Tenaga Kerja juga dilengkapi dengan berbagai lembaga yang secara
teknis membidangi hal-hal khusus antara lain:
1. Balai Latihan Kerja; menyiapkan/memberikan bekal kepada tenaga kerja
melalui latihan kerja.
2. Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI); sebagai
lembaga yang menangani masalah penempatan tenaga kerja untuk bekerja
baik disektor formal maupun informal didalam maupun di luar negeri.
Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan hukum (law enforcement) di
bidang ketenagakerjaan akan menjamin pelaksanaan hak-hak normatif pekerja yang
pada gilirannya mempunyai dampak tehadap stabilitas usaha. Selain itu pengawasan
perburuhan juga akan dapat mendidik pengusaha dan pekerja untuk selalu taat
menjalankan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
yang terjadi disebabkan karena pengusaha tidak memberikan perlindungan hukum
kepada pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan hak-hak normatif pekerja di Indonesia saat ini yang masih jauh
dari harapan atau dengan kata lain terjadi kesenjangan yang jauh antara ketentuan
normatif (law in book) dengan kenyataan di lapangan (law in society/action). Salah
satu penyebabnya adalah belum optimalnya pengawasan ketenagakerjaan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan baik secara kuantitas maupun kualitas dari aparat
pengawasan perburuhan/ketenagakerjaan.
Secara kuantitas aparat pengawasan perburuhan sangat terbatas jika
dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang harus diawasi, belum lagi pegawai
pengawas tersebut harus melaksanakan tugas-tugas administratif yang dibebankan
kepadanya. Demikian juga kualitas dalam melaksanakan tugas sebagai penyidik yang
masih terbatas. Karena itu untuk kedepannya aparat pengawas selain harus di
tingkatkan kualitasnya, hendaknya juga tidak diberikan tugas-tugas administratif,
tetapi dijadikan jabatan fungsional sehingga dapat melaksanakan tugas secara
profesional.
2.1.3. Jumlah Penduduk dan Pembangunan
Pengaruh pertumbuhan penduduk dalam pembangunan ekonomi sebenarnya
sudah mendapat perhatian para ahli terutama sejak Adam Smith menulis bukunya
yang berjudul: Wealth of Nations. Yang menulis bahwa: “Buruh tahunan di setiap
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
aneka kenyamanan hidup yang dibutuhkan”. Tampaknya hanya Malthus dan Ricardo
yang menyatakan adanya tanda bahaya mengenai pengaruh dari pertumbuhan
penduduk terhadap perekonomian suatu bangsa. Pernyataan ini ternyata tidak terbukti
karena seperti yang terjadi di Eropa Barat bahwa pertumbuhan penduduk justru
mempercepat proses industrialisasi.
Pertumbuhan penduduk ternyata banyak membantu ekonomi negara karena
mereka sudah makmur dan modalnya melimpah, sedangkan jumlah buruh kurang.
Pada kenyataannya bahwa kenaikan jumlah penduduk justru menghasilkan GNP yang
naik lebih tinggi dibandingkan hanya sekedar proporsional.
Tentu memang akan terjadi sebaliknya di negara-negara berkembang, akibat
adanya pertumbuhan jumlah penduduk dalam pembangunan yang berbeda dengan di
negara maju. Hal ini disebabkan ekonomi di negara berkembang miskin, modalnya
kurang dan jumlah buruhnya melimpah. Ini menunjukkan adanya perbedaan yang
sangat tajam bahkan bertolak belakang dengan kondisi di negara-negara kaya atau di
negara maju. Oleh karena itu pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang
dianggap sebagai hambatan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan penduduk yang cepat berarti memperberat tekanan pada lahan
pekerjaan dan menyebabkan terjadinya pengangguran. Juga masalah penyediaan
pangan yang semakin banyak jumlahnya. Pertumbuhan penduduk terutama
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
kehidupan, pembangunan pertanian, lapangan kerja, tenaga buruh, maupun dalam hal
pembentukan modal.
2.1.4. Campur Tangan Pemerintah dalam Pasar Tenaga Kerja
Pemerintah terutama sekali pada tingkat federal sangat besar peranan
keterlibatannya dalam menentukan peraturan terhadap pasar tenaga kerja. Meskipun
pemerintah telah mengatur pasar tenaga kerja dalam berbagai cara sejak lahirnya
negara Amerika Serikat, luasnya peranan pemerintah dalam pasar tenaga kerja adalah
akibat dari cepatnya peningkatan campur tangan pemerintah yang telah dimulai pada
tahun 1930-an. Pada umumnya gerakan ke arah peraturan pasar tenaga kerja telah
berlangsung beberapa dasawarsa sebelum di Eropa.
Sebagian besar peraturan terhadap pasar tenaga kerja swasta dibutuhkan orang
karena satu atau dua alasan. Peraturan itu dibutuhkan oleh karena :
(1). Untuk mengatasi ketidaksempurnaan dalam persaingan yang nampak ada, atau
(2). Untuk memberantas apa yang ada, dari sudut pandang mereka yang mencari
perlindungan dari peraturan itu, dan dari akibat-akibat persaingan yang tidak
diinginkan.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pemerintah telah mengundangkan sejumlah program untuk membuat
pendapatan para pekerja lebih terjamin. Ketiga program yang akan kita tinjau. Adalah
asuransi pengangguran, jaminan sosial dan kompensasi karyawan.
Asuransi Pengangguran
Program asuransi pengangguran dimaksudkan untuk melindungi para pekerja
terhadap kesulitan keuangan pada saat dilanda pengangguran, akan tetapi juga
mempunyai pengaruh yang lain. Tunjangan pengangguran dibiayai melalui pajak
pendapatan karyawan, akan tetapi jumlah pajak dan cara pajak itu diterapkan
beragam dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya. Para ahli ekonomi telah
banyak melakukan penelitian terhadap pengaruh program tingkat asuransi
pengangguran.
Jaminan Sosial
Meskipun sistem jaminan sosial mencakup sejumlah program jaminan
pendapatan, tetapi tujuan utamanya adalah pemberian suatu jaminan pendapatan hari
tua bagi karyawan. Perorangan yang bekerja sekarang ini dikenakan pajak, demikian
pula majikan mereka, dan penerimaan ini dipakai untuk membiayai tunjangan yang
berlaku sekarang bagi perorangan yang sudah pensiun karena usia lanjut. Seperti
analisis tentang program asuransi penganggurn telah menunjukkan, tidak menjadi
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
semua kasus, kecondongan positif kurva penawaran tanaga kerja akan menghasilkan
beban pajak yang dipikul baik oleh karyawan maupun majikan.
Oleh karena pekerja yang sekarang digunakan tenaganya dan majikan mereka
harus membayarkan tunjangan bagi orang-orang yang telah pensiun karena lanjut
usia, maka suatu perusahaan dalam rasio jumlah orang yang pensiun terhadap jumlah
pekerja yang masih aktif kerja akan mempengaruhi beban pembayaran terhadap
karyawan yang masih aktif bekerja sekarang. Jika jumlah pekerja yang masih aktif
meningkat paling sedikit sama dengan jumlah yang sudah pensiun, maka tingkat
tunjangan dapat dinaikkan dalam perjalanan waktu tanpa perlu menambah beban
pajak yang dibebankan kepada angkatan kerja yang sekarang.
Pada hakikatnya skenario ini telah merwarnai berbagai dasawarsa yang yang
mengikuti awal sistem jaminan sosial pada tahun 1935. Lebih mutakhir lagi,
kecenderungan telah berbalik sehingga rasio tenaga kerja yang sudah pensiun atau
masih aktif akan terus meningkat dalam sisi abad ini. Jelas, mempertahankan tingkat
tunjangan nyata yang ada akan memerlukan tambahan lanjutan dalam beban pajak
dari pekerja yang sekarang.
Dengan diperkenalkannya sistem jaminan siosial ini telah banyak mengurangi
motivasi perorangan yang bekerja untuk menabung bagi hari tua mereka.
Berkurangnya tabungan nasional berarti bahwa suatu bagian kecil dari pendapatan
nasional dapat diperleh untuk investasi dalam kemampuan produktif bangsa, yang ada
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Kompensasi Pekerja
Program kompensasi pekerja adalah usaha pelaksanaan negara sepenuhnya,
antara lain, untuk memberikan jaminan pendapatan bagi pekerja yang mendapat
cidera pada waktu melaksanakan tugas atau yang menderita penyakit tertentu selama
memangku jabatan. Setiap negara bagian mempunyai program, akan tetapi
masing-masing berbeda dalam berbagai segi sehingga akan ada pengecualian terhadap
generalisasi yang kita lakuakan dalam penyajian yang berikut. Semua program
semacam ini memberikan kompensasi kepada pekerja yang menderita cidera tanpa
menuntut pihak pekerja menentukan bahwa majikan sepenuhnya (sebagiannya)
memikul kesalahan.
Perusahaan dituntut untuk membeli apa yang pada hakikatnya merupakan
polis asuransi “tidak bersalah” meskipun di negara bagian tertentu perusahaan
menghadapi kriteria jaminan sendiri. Di negara bagian tertentu, asuransi itu harus
dibeli dari negara bagian itu sendiri. Di negara bagian lain, perusahaan harus
memperoleh asuransi dari perusahaan asuransi swasta, sedangkan di negara bagian
lainnya perusahaan dapat memperoleh asuransi, baik dari negara bagian maupun dari
perusahaan asuransi swasta.
Dalam mencapai kompensasi pekerja berdasarkan dampak pasar tenaga kerja,
biaya program dapat dipandang sebagai biaya tetap penggunaan tenaga kerja, oleh
karena premium dibebankan atas dasar pembayaran per pekerja dan bukannya atas
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
memberikan kepada majikan sebagai suatu perangsang untuk mempekerjakan para
pekerja dengan patokan seminggu kerja, dan dalam jangka panjang, menyesuaikan
terhadap perubahan-perubahan dalam permintaan dengan cara mengubah jumlah
pekerja dan bukannya jumlah jam kerja rata-rata yang dijalani oleh setiap pekerja.
Oleh karena jaminan yang diberikan melalui kompensasi pekerja yang diminta oleh
pekerja, tingkat upah dalam semua industri yang terlingkup mungkin lebih rendah
daripada yang sebaliknya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Banyak undang-undang yang berlaku pada negara bagian dan federal yang
berusaha untuk menciptakan kondisi kerja yang aman bagi berbagai macam
pekerjaan. Yang paling penting dari sekian banyak undang-undang yang telah
berhasil disahkan pada tahun 1970 adalah Occupational Safety and Health Act.
Undang-Undang itu memberikan wewenang kepada kantor Departemen Tenaga Kerja
“The Occupational Safety and Health Administration” (OSHA), untuk menciptakan
dan menjalankan standar keselamatan kerja bagi industri. Sasaran yang dinyatakan
dalam undang-undang itu adalah untuk memajukan keselamatan dan kesehatan bagi
para pekerja.
2.3. Teori Ketenagakerjaan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Produktivitas pekerja sangat tergangtung pada kemampuan mereka, jumlah
kerja yang mereka bawa ke tempat pemasaran, dan pengembalian ke cadangan modal
manusia. Investasi tersebut termasuk pendidikan sekolah formal, latihan di tempat
kerja, serta perawatan kesehatan dan gizi.
Mengatur proses pembentukan modal manusia adalah tantangan bagi para
pengambil keputusan. Kebutuhan pendidikan secara tidak langsung dapat dihitung
jumlahnya, tergantung pada output di masa datang dan kemungkinan komposisinya.
Negara-negara mikskin sudah kehilangan sebagian tenaga kerja ahli mereka melalui
emigrasi. Akibat dari perginya tenaga ahli (brain drain) bukan merupakan analisis
ekonomi. Serikat buruh mempengaruhi proses pembangunan, baik melalui peranan
ekonomi maupun non-ekonomi yang mereka mainkan. Kemampuan monopoli
mereka bahkan tampak lebih terbatas di negara miskin daripada negara kaya.
Penggunaan alat-alat politik untuk mencapai tujuan mereka, lebih nyata. Harapan
semula bahwa serikat buruh bisa bertindak atas nama masyarakat secara keseluruhan
terbukti tidak tewujud.
Pengertian pembentukan modal manusia adalah “proses memperoleh dan
meningkatkan jumlah orang yang mempunyai keahlian, pendidikan dan pengalaman
yang menentukan bagi pembangunan ekonomi dan politik suatu negara. Pembentukan
modal manusia kerenanya dikaitkan dengan investasi pada manusia dan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Schultz, ada lima cara pengembangan sumber daya manusia (SDM):
“(i) fasilitas dan pelayanan kesehatan, pada umumnya diartikan mencakup semua
pengeluaran yang dapat mempengaruhi harapan hidup, kekuatan dan stamina, tenaga
1)
F.H. Harbison, “Human Resources in Development Planning in
Modernising Economies”, ILR, Mei 1962.
serta vitalitas rakyat; (ii) latihan jabatan termasuk magang model lama yang
diorganisasikan oleh perusahaan; (iii) pendidikan yang diorganisasikan secara formal
pada tingkat dasar, menengah dan tinggi; (iv) program studi bagi orang dewasa yang
tidak diorganisasikan oleh perusahaan, termasuk program ekstension khususnya pada
pertanian; (v) migrasi peroarngan dan keluarga untuk menyesuaikan diri dengan
kesempatan kerja yang selalu berubah”.2) Daftar ini dapat ditambah dengan
memasukkan bantuan teknis, keahlian dan konsultan.
Dalam pengertian luas, investasi pada modal manusia berarti pengeluaran di
bidang pelayanan kesehatan, pendidikan dan sosial pada umumnya; dan dalam
pengertian sempit, ia berarti pengeluaran di bidang pendidikan dan latihan. Pada
umumnya orang membicarakan investasi di bidang sumber daya manusia dalam
pengertian yang sempit kerena pengeluaran di bidang pendidikan dan latihan lebih
dapat diukur dibanding dengan pelayanan masyarakat.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pada saat ini secara universal diketahui bahwa dalam rangka mengatasi sifat
kaku yang melekat di negara terbelakang, pemerintah harus memegang peranan
positif. Ia tidak boleh berlaku sebagai penonton pasif. Problema negara terbelakang
adalah sedemikian besarnya sehingga problema itu tidak dapat diserahkan begitu saja
kepada mekanisme bebas kekuatan-kekuatan ekonomi.
2)
T.W. Schultz, “invesment in Human Capital”, AER, Maret 1961.
Perusahaan swasta tidak mampu menyelesaikan problema tersebut karena
pengertia tersebut tidak ditemui di alam yang modern. Karena itu tindakan
pemerintah sangat diperlukan bagi pembangunan ekonomi negara-negara seperti itu.
Untuk mengangkat negara-negara itu ke luar dari titik-mati stagnasi
diperlukan adanya pembaharuan rasio-ekonomi secara cepat. Pada fase awal
penbangunan, investasi harus dilakukakan di bidang-bidang yang meningkatkan
ekonomi eksternal yaitu yang mengarah pada penciptaan overhead sosial dan
ekonomi seperti tenaga, transportasi, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Perusahaan swasta tidak akan tertarik melaksanakan kegiatan kegiatan tersebut
karena risiko yag besar dan keuntungan yang kecil. Dari sinilah timbul kebutuhan
untuk menyeimbangkan pertumbuhan berbagai sektor perekonomian sehingga
penawaran sesuai dengan permintaan.
Oleh karena itu pengawasan dan pengaturan, oleh negara, menjadi penting
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pengawasan atas produksi, distribusi dan konsumsi komoditi. Untuk tujuan ini
pemerintah harus merencanakan pengawasan fisik dan langkah-langkah fiskal dan
moneter. Langkah-langkah ini memang tidak dapat dihindarkan untuk mengurangi
ketidakseimbangan ekonomi dan sosial yang mengancam negara terbelakang.
“Mengatasi perbedaan sosial dan menciptakan situasi psikologis, idiologis, sosial dan
politik yang menguntungkan bagi pembangunan ekonomi merupakan tugas terpenting
pemerintah.”1)
1)
G. Myrdal, Economic Theory and Underdeveloped Regions, op.cit., hal 811.
Karena itu ruang lingkup tindakan pemerintah sangat luas dan menyeluruh.
Menurut Prof. Lewis lingkup itu mencakup “penyelenggaraan pelayanan umum,
menentukan sikap, membentuk lembaga-lembaga ekonomi, menentukan penggunaan
sumber, memnentukan distribusi pendapatan, mengendalikan jumlah uang,
mengendalikan fluktuasi, menjamin pekerjaan penuh dan menentukan laju inflasi”.2)
2.3.3. Teori Keynes
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan
mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi
keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk
membeli barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas
faktor-Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
faktor produksi lainnya. Pendapatan atas faktor-faktor produksi tersebut seluruhnya
akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan perusahaan.
Ini yang dimaksudkan oleh J.B. Say bahwa pemasaran akan selalu berhasil
menciptakan permintaan sendiri. Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan
maupun kekurangan permintaan. Kalaupun terjadi ketidakseimbangan
(disequilibrium), misalnya pasokan lebih besar dari permintaan, kekurangan
konsumsi, atau terjadinya pengangguran, maka keadaan ini dinilai oleh kaum klasik
sebagai suatu “tangan tak kentara” (invisible hands) yang akan membawa
perekonomian kembali pada posisi keseimbangan.
2)
Op.cit, halaman 376-383.
Gambar 2.1. Kurva Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja Upah
N1 N0 N2
w3 w1
w2
S
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya,
termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (full-employed). Dengan
demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada
pengangguran. Kalau tidak ada yang bekerja, daripada tidak ada yang memperoleh
pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang
lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah ini,
akan menarik perusahaan untuk mempekerjakan mereka lebih banyak.
Jadi, dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan
memperoleh pekerjaan. Pengecualian bagi mereka yang “pilih-pilih” pekerjaan, atau
tidak mau bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar. Tetapi kalau ada yang
tidak bekerja karena kedua alasan yang disebutkan di atas, mereka ini oleh kaum
klasik tidak digolongkan pada pengangguran, melainkan pengangguran sukarela
(voluntary unemployment).
Kritikan John Maynard Keynes (1883-1946) yang lain terhadap sistem klasik
yang juga sangat perlu diperhatikan ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak
ada mekanisme penyesuaian (adjustment) otomatis yang menjamin bahwa
perekonomian akan mencapai keseimbangan (equilibrium) pada tingkat penggunaan
kerja penuh. Hal ini sangat jelas dalam analisisnya tentang pasar tenaga kerja.
Kaum klasik percaya bahwa dalam posisi keseimbangan semua sumber daya
termasuk di dalamya sumber daya tenaga kerja, akan dimanfaatkan secara penuh
(fully employed). Kalau seandainya tejadi pengangguran, pemerintah tidak perlu
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Keynes. Menurut pandangan Keynes, dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak
bekerja sesuai dengan pandangan klasik di atas.
Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang
akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Dari
sini Keynes mengecam analisis kaum klasik yang didasarkan pada
pengandaian-pengandaian yang keliru dengan kenyataan hidup sehari-hari.
Teori Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri” di kritik habis-habisan oleh Keynes sebagai suatu yang keliru.
Dalam kenyataannya, demikian Keynes, biasanya permintaan lebih kecil dari
penawaran, akan ditabung dan tidak semuanya dikonsumsi. Dengan demikian,
permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Kalaupun kekurangan ini
bisa dieliminir dengan menurunkan harga-harga, maka pendapatan tentu akan turun,
dan sebagai akibatnya tetap saja permintaan lebih kecil dari penawaran. Karena
konsumsi lebih kecil dari pendapatan, berarti tidak semua produksi akan diserap
masyarakat.
Kalaupun tingkat upah diturunkan (tetapi kemungkinan ini dinilai Keynes kecil
sekali), tingkat pendapatan masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan
sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat,
yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang.
Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal tenaga kerja
(marginal value of productivity of labor), yang dijadikan sebagai patokan oleh
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai pruduktivitasnya hanya turun
sedikit. Meskipun demikian, jumlah tenaga kerja yang bertambah tetap saja lebih
kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-harga
turun drastis, ini menyebabkan kurva nilai produkivitas marjinal tenaga kerja turun
drastis pula, dan jumlah tenaga kerja yang tertampung jadi semakin kecil, dan
pengangguran menjadi semakin luas.
2.3.4. Teori Lewis
Ekonomi Dua Sektor
Profesor W. Arthur Lewis membangun teori yang sangat sistematis mengenai
“Pembangunan Ekonomi dengan penawaran penuh yang tidak terbatas”. Seperti para
ahli ekonomi klasik, dia percaya bahwa di banyak negara terbelakang tersedia buruh
dalam jumlah yang tidak terbatas dan dengan upah yang sekedar cukup untuk hidup
(subsisten). Pembangunan ekonomi berlangsung apabila modal terakumulasi sebagai
akibat peralihan buruh surplus dari sektor “subsisten” ke sektor “kapitalis”.
Lewis mengawali teorinya dengan pernyataan tegas bahwa teori klasik
mengenai penawaran buruh yang benar elastis dengan upah subsisten
benar-benar terjadi di sejumlah negara terbelakang. Ekonomi seperti itu terjadi pada negara
yang berpenduduk padat dibandingkan dengan sumber alam dan sumber modal
sehingga produktivitas marinal buruhnya tidak berarti, nihil atau bahkan negatif.
Kerena persediaan buruh tidak terbatas, industri baru dapat didirikan atau industri
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
cara menarik buruh dari sektor subsisten. Upah yang berlaku adalah apa yang
diperoleh buruh dari sektor subsisten.
Sumber utama para pekerja yang bersedia dengan upah subsisten adalah
“petani, buruh lepas, pedagang kecil, pelayan (domestik dan komersial), dan wanita
rumah tangga. Tetapi sektor kapitalis juga membutuhkan pekerja-pekerja terampil.
Lewis mengatakan bahwa buruh terampil hanyalah suatu “kesulitan semu”, suatu
kesulitan sementara yang dapat digeser dengan pemberian fasilitas latihan bagi para
pekerja tidak terampil.
2.4. Aspek Hukum Ketenagakerjaan dalam Hubungan Kerja
2.4.1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja
dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari pengahasilan
yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang
dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan
meninggal dunia.
Menurut International Labour Organization (ILO) dalam masalah ASTEK
(1985 : 11) Social Security pada prinsipnya adalah perlindungan yang diberikan oleh
pemerintah untuk para warganya, melalui berbagai usaha dalam menghadapi
resiko-resiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan terhentinya atau berkurangnya
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Dari pengertian di atas jelaslah bahwa jaminan sosial tenaga kerja adalah
perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang (jaminan
kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua), dan pelayanan kesehatan yakni
jaminan pemeliharaan kesehatan.
2.4.2. Hakikat Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diatur dalam Undang-undang No. 3 Tahun
1992 adalah hak bagi setiap tenaga kerja yang sekaligus merupakan kewajiban dari
majikan. Pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Disamping itu program
jamsostek mempunyai beberapa aspek, antara lain:
a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal
bagi tenaga kerja beserta keluarganya.
b. Merupakan pengharapan kepada tenaga kerja yang menyumbangkan tenaga
dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.
Dengan demikian jamsostek mendidik kemandirian pekerja sehingga pekerja
tidak harus meminta belas kasih orang lain jika dalam hubungan kerja terjadi
risiko-risiko akibat hubungan kerja.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun
1992 tentang Jamsostek jo. PP No. 14 Tahun 1993 tentang penyelenggaraan
Jamsostek dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja terhadap
risiko sosial-ekonomi yang menimpa tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan baik
berupa kecelakaan kerja, sakit hari tua, maupun meninggal dunia. Dengan demikian
diharapkan ketenangan kerja bagi pekerja akan terwujud sehingga produktivitas akan
semakin meningkat.
Dewasa ini peran pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat
demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha yang
dapat mengakibatkan semakin tingginya risiko yang dapat mengancam keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga perlu adanya upaya peningkatan
perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan ketenangan kerja sehingga dapat
memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan disiplin dan produktivitas
tenaga kerja.
Dengan persetujuan DPR RI, Pemerintah UU No.3 thn 92 tentang jamsostek
yang mengatur pemberian jaminan kecelakan kerja, jaminan kematian, jaminan hari
tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai perlindungan dasar bagi tenaga
kerja dan keluarganya dalam menghadapi risiko-risiko sosial-ekonomi, dan
mengurangi ketidakpastian masa depan.
Jamsostek ini merupakan bagian dari pembangunan ekonomi dan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Pembangunan ekonomi yang ditandai dengan perkembangan mekanisasi dan
otomatisasi industri, peningkatan penggunaan sarana moneter, serta perubahan
keseimbangan penduduk dari pedesaaan ke perkotaan, telah membawa
perubahan struktural dalam cara dan sumber kehidupan manusia. Dalam
situasi perubahan ekonomi tersebut, program-program jaminan sosial
diperlukaan untuk melindungi tenaga kerja terhadap risiko-risiko kecelakaan,
sakit, cacat, hari tua, dan meninggal dunia yang dapat mengakibatkan
turunnya atau hilangnya penghasilan, dan menimbulkan biaya perawatan
kesehatan.
b. Pembangunan sosial yang menimbulkan modernisasi sosial membutuhkan
kemandirian dalam segala hal, sehingga tenaga kerja tidak mengantungkan
diri pada pihak lain termasuk pada hari itu, saat memerlukan biaya perawatan
waktu sakit dan jaminan ahli waris jika ia meninggal dunia. Selain itu,
jaminan sosial yang mengurangi ketidakpastian masa depan akan membarikan
rasa aman dan terjamin, sehingga akan memberikan ketenangan kerja bagi
karyawan, dan ketenangan berusaha bagi para pengusaha.
Perlindungan terhadap masa depan, kemandirian dan ketenangan kerja
merupakan faktor-faktor penting yang menunjang produktifitas. Menyongsong era
industrialisasi pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, tenaga kerja harus
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
disiplin dan mandiri; sebaliknya setiap pengusaha juga mengharapkan memiliki
angkatan kerja yang stabil, sehat dan produkuti. Sifat-sifat mandiri, produktif, kreatif
dan inovatif akan mendorong manusia untuk mencipkan kesempatan kerja, dan tidak
hanya mencari lapangan pekerjaan saja.
Program jaminan sosial yang dapat mendukung pembangunan sosial-ekonomi
demikian itu harus memberikan kemanfaatan yang cukup berarti dengan pembiayaan
yang tetap dapat terjangkau oleh yang bersangkutan. Kemanfaatan hanya cukup
berarti, apabila jenisnya lengkap dan besarnya secara minimal dapat dinikmati oleh
pesrtanya. Sedangkan pembiayaan yang terjangkau berarti masih dalam batas
kemampuan keuangan bagi setiap pengusaha dari yang besar, menengah, sampai
yang kecil tenaga kerjanya untuk menanggungnya.
Pada hakikatnya, seluruh kemanfaatan yang diberikan dalam Undang-Undang
Jamsostek jauh lebih ditingkatkan daripada yang diberikan dalam Peraturan
Pemerintah No. 33 Tahun 1977 tentang ASTEK.
a. Pada jaminan kecelakaan kerja: biaya transpor naik 100%, penggantian upah pada
setiap tidak mampu bekerja naik 25%, biaya perawatan naik 50%, santunan cacat
dan santunan kematian diberikan dalam jumlah sekaligus dan berkala selama dua
tahun. Sedangkan penyakit akibat kerja akan ditanggung sampai jangka waktu
tiga tahun setelah hubungan kerja berakhir.
b. Pada jaminan kematian: santuna kepada ahli waris dinaikkan lebih dari 70% yaitu
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Pada jaminan hari tua: rata-rata santunan sebesar 72% upah untuk setiap tahun
kepesertaan atau kurang lebih 9 kali upah untuk masa kepesertaan 10 tahun
sedangkan Tabungan Hari Tua ASTEK rata-rata hanya 30% upah untuk setiap
tahun kepesertaan atau kurang lebih 4 kali upah untuk masa kepesertaan 10 tahun.
Santunan itu merupakan pemupukan iuran beserta bunganya. Selain itu,
peserta juga akan menerima 20% dari surplus hasil usaha PT. ASTEK setiap tahun
sebagai bagian dari partisipasinya dalam dana bersama ini.
Sebaliknya, tingkat iuran Jamsostek sebagian besar mengalami penurunan
dibandingkan dengan tingkat iuran ASTEK.
a) Pada jaminan kecelakaan kerja: tingkat iuran disederhanakan dari 10 tarif
menjadi lima tarif saja, dan diturunkan dari 0,24% sampai 3,60% menjadi
0,24% sampai 1,74% upah yang ditanggung pengusaha sesuai klasifikasi
industrinya.
b) Pada jaminan kematian: tingkat iuran turun dari 0,50% menjadi 0,30% upah
yang ditanggung pengusaha.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Besar Iuran Jamsostek
No. Program
IURAN
JUMLAH IURAN
Pengusaha Tenaga
Kerja
1. JKK 0,24% - 1,74% - ± 1%
2. JKM 0,30% - 0,30%
3. JHT 3,70% 2% 5,70%
4. JPK 3% (lajang) - 3% (lajang)
Jumlah ± 8% 2% ± 10%
Pada jaminan hari tua yang santunannya pasti akan diterima di hari depan,
tingkat iurannya sedikit mengalami kenaikan antara 0,14% menjadi 2,00% upah, agar
kemanfaatannya dapat memberikan jumlah yang lebih berarti pada hari tua. Tingkat
iuran tersebut sebesar 3.70% upah ditanggung pengusaha dan 2,00% upah ditanggung
tenaga kerja.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan, 2009.
USU Repository © 2009
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan untuk
menguji hipotesis penelitian.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat apakah program jaminan
kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT) dan jaminan pemeliharaan kesehatan
(JPK) berpengaruh terhadap manfaat yang diterima tenaga kerja sebagai peserta
Jamsostek, yang merupakan studi kasus pada Kanwil I PT. Jamsostek (Persero)
Medan.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data yang
diperoleh langsung di lapangan dari sumber data yaitu para peserta PT. Jamsostek
khususnya tenaga kerja di Kota Medan yang masih aktif dengan menggunakan daftar