2.3 Peran BPJS dalam JKN
2.3.4 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Pasca bangkit dari krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia Tenggara, para kepala negara ASEAN memperkuat komitmennya untuk berkolaborasi dan kerjasama. KTT ASEAN ke-9 di Bali pada tahun 2003 menyepakati pembentukan Komunitas ASEAN, seperti tertuang dalam Bali Concord II. Cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Blue Print) yang disepakati itu dipakai sebagai acuan mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Ada 4 (empat) Pilar Utama dalam upaya mewujudkan MEA di tahun 2015 salah satunya adalah “ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal, yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas…”. Inilah keniscayaan dan tantangan bagi pelaku dan pengelola kesehatan di Indonesia. (Sapto Pudjo, 2014)
Liberalisasi, adalah kata kunci dalam komitmen MEA tersebut. Ini dinyatakan kesepakatan untuk mengurangi dan menghapus hambatan dalam 4 (empat) modes of supply pada Horizontal Commitment maupun National Treatment yang rinciannya adalah:
1. Mode 1 (cross-border supply): jasa yang diberikan oleh penyedia jasa luar negeri kepada pengguna dalam negeri.
2. Mode 2 (consumption abroad): jasa yang diberikan oleh penyedia jasa luar negeri kepada konsumen domestik yang sedang berada di negara penyedia jasa. 3. Mode 3 (commercial presence): jasa yang diberikan oleh jasa luar negeri kepada
konsumen di negara konsumen;
4. Mode 4 (movement of individual service providers): tenaga kerja asing yang menyediakan keahlian tertentu dan datang di negara konsumen.
(Sapto Pudjo, 2014)
Seperti telah diketahui bahwa dalam komitmen MEA tahun 2015, terdapat 12 sektor prioritas yang disebut free flow of skilled labor (arus bebas tenaga kerja terampil) yaitu: perawatan kesehatan (health care), turisme (tourism), jasa logistik
49 (logistic services), E-ASEAN, jasa angkutan udara (air travel transport), produk berbasis agro (agro-based products), barang-barang elektronik (electronics), perikanan (fisheries), produk berbasis karet (rubber-based products), tekstil dan pakaian (textiles and apparels), otomotif (automotive), dan produk berbasis kayu (wood-based products). (Sapto Pudjo, 2014)
Menjelang akhir tahun 2015, pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia akan dibuka lebar-lebar oleh pemerintah. Kita akan bergabung dalam masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Pada saat itu, tidak ada lagi batas negara. ASEAN menjadi satu pasar bersama. Bidang kesehatan termasuk yang akan dibuka pintunya.
Negatifnya, karena Indonesia yang memiliki penduduk terbanyak mengakibatkan kita menjadi konsumen terbesar. Para dokter, perawat dan praktisi kesehatan kita akan bersaing dengan warga negara Malaysia, Filipina, Vietnam, dll. Mungkin 6 bulan hingga 1 tahun pertama, sumber daya manusia kita masih bisa menguasai pasar di negeri sendiri. Namun sejawat dari negara tetangga akan belajar bahasa Indonesia, dan rupa kita yang cukup serupa dengan etos kerja berbeda, bukan tidak mungkin kita akan tersingkir dari negeri sendiri. Praktisi kesehatan kita yang berkualitas, kompeten dengan etos kerja baik akan mudah untuk mencari kerja di negara tetangga yang imbalan jasanya lebih baik dari Indonesia. (Astari Mayang Anggarani, 2014)
Positifnya, kualitas pelayanan rumah sakit di Indonesia yang sudah terstandarisasi Internasional tidak kalah dengan yang di Malaysia, Thailand, Brunei, atau Filipina. Keterampilan dan kompetensi dokter, perawat dan sebagainya juga tidak kalah. Kita bisa menarik pasien dari negara tetangga untuk berobat di Indonesia. (Astari Mayang Anggarani, 2014)
Terakhir, kita juga akan dipaksa untuk lebih berdisiplin dalam melaksanakan pelayanan, Kemenkes sedang merancang panduan pencegahan Fraud bagi praktisi kesehatan. Mencuplik kajian dari tim peneliti UGM (Prof Laksono Trisnantoro, dkk yang disampaikan pada Pertemuan Nasional Manajemen RS dengan Dewan Pertimbangan Medik BPJS Kesehatan bulan September lalu), ditemukan potensi
50 fraud pada 7 RS besar di Indonesia termasuk potensi fraud khusus seperti phantom visit (DPJP tidak melakukan visitasi tetapi absen dan ditagihkan) dan phantom procedure (menagihkan tindakan atau prosedur yang tidak diberikan pada pasien). (Astari Mayang Anggarani, 2014)
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dengan Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan membayar dengan sistem paket INA CBG’s.
BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan
51 berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) dengan tujuan agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Namun, sistem ini ternyata berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia baik dari segi sistem rujukan pasien yang masih rumit, fasilitas kesehatan, premi yang diterima dokter sebagai jasa kesehatan, tuntutan dokter untuk meningkatkan kualitas menjadi dokter layanan primer atau dokter keluarga dan sebagainya
52 DAFTAR RUJUKAN
Anggarani, Astari Mayang. 2014. Tantangan Ganda Tahun 2015 Bagi Praktisi Kesehatan Indonesia. (Online), (http://thejavanomadspost.com/tag/mea/) diakses 4 Februari 2015 Anwar, Khairil. 2014. Mahasiswa Harus Tau JKN Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia. Diakses melalui [email protected] . Diakses 28 Januari 2015.
BPJS Kesehatan. 2013. Buku Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan. E-book. Diakses 4 Februari 2015
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku pegangan sosialisasiJaminan kesehatan nasional (JKN) Dalam sistem jaminan sosial nasional: Jakarta.
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Praturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada
Jaminan Kesehatan Nasional
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.
Pudjo, Sapto. 2014. Tantangan Kesehatan dari Dalam dan dari Luar di Tahun 2015. (Online), (http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/08/01/tantangan-kesehatan-dari-dalam-dan-dari-luar-di-tahun-2015-666713.html) diakses 4 Februari 2015
Situs BPJS. 2014. Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial . Copyright © 2014 BPJS Ketenagakerjaan, All Rights Reserved. Diakses pada 27 Januari 2015
Sari, Rizki Puspita. 2013. Begini Cara Daftar Jadi Peserta BPJS Kesehatan. (Online), (http://www.tempo.co/read/news/2013/12/30/173541035/Begini-Cara-Daftar-Jadi-Peserta-BPJS-Kesehatan/1/1) diakses 4 Februari 2014
53 S, Lucky. 2015. Cara Daftar BPJS Online Syarat Perorangan Dengan Mudah: Kini Semua Warga Bisa Mendapatkan Asuransi Kesehatan. (Online), (http://www.artikel.web.id/berita/cara-daftar-bpjs.html) diakses 4 Februari 2015 Thabrany, Hasbullah. 2009. Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional: Sebuah
Policy Paper dalam Analisis Kesesuaian Tujuan dan Struktur BPJS: Jakarta
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
54 Lampiran
Lampiran 1
Contoh DIP Formulir 1
PPU dan Penerima Pensiunan, PK dan Veteran (Iuran persentasi)
Contoh DIP Formulir 2
55 Contoh DIP Formulir 3
Tambahan anggota keluarga
Contoh DIP Formulir 4 Perubahan data
56 Contoh Disain Kartu BPJS Kesehatan
57 Lampiran 2
Pertanyaan
1. Dalam kepesertaan BPJS, kelompok yang iurannya tidak dari persentase dari upah yaitu….
a. PNS b. TNI
c. Fakir Miskin
d. Pengangguran
2. Keterlambatan pembayaran Iuran untuk Pekerja Penerima Upah dikenakan denda administratif sebesar…
a. 2% gaji
b. 2% perhari dari gaji
c. 2% total iuran perbulan
d. 2% total iuran perhari
3. Apabila terjadi keadaan gawat darurat, maka pasien dirujuk ke…
a. Rumah Sakit
b. Balai Pengobatan c. Puskesmas d. Poliklinik
4. Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh BPJS yaitu a. Rehabilitasi medis dan alat kontrasepsi
b. Persalinan rehabilitasi medis
c. Pelayanan darah dan alat kontrasepsi
d. Alat kontrasepsi dan ortodonsi
5. Yang harus dilakukan untuk menyambut MEA terkait pelayanan kesehatan adalah…
a. Harus lebih disiplin dalam melaksanakan pelayanan b. Berdoa agar dapat pendatang kalah saing
c. Meningkatkan keterampilan tenaga medis dan fasilitas pelayanan
58 6. Tanggal diresmikannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah...
a. 1 Januari 2014
b. 1 Februari 2014 c. 11 Januari 2014 d. 11 Februari 2014
7. Undang undang yang mengatur tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah...
a. UU RI no 21 Tahun 2011 b. UU RI no 22 Tahun 2011 c. UU RI no 23 Tahun 2011
d. UU RI no 24 Tahun 2011
8. Tugas dari Dewan Pengawas adalah...
a. Menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BPJS b. Mendapatkan dan/atau meminta laporan dari Direksi
c. Mengakses data dan informasi mengenai penyelenggaraan BPJS
d. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan BPJS dan kinerja
Direksi
e. Melakukan penelaahan terhadap data dan informasi mengenai penyelenggaraan BPJS
9. Fungsi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial diatur dalam UU No.24 Tahun 2011 pasal...
a. Pasal 7 b. Pasal 6
c. Pasal 9
d. Pasal 8
10.UUD 1945 No 40 Tahun 2004 mengatur tentang... a. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
b. Sistem Jaminan Sosial Nasional
c. Kesehatan