• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV GAMBARAN UMUM

D. Analisis Ancaman

4. Jamu Palsu dan Jamu Ilegal

Keadaan industri jamu Indonesia semakin terancam akibat banyak beredarnya dan produsi jamu ilegaldan jamu palsu yang mencampurkan bahan kimia ke dalam jamu yang diproduksi di dalam negeri maupun yang dari luar negeri. Merebaknya jamu ilegal maupun jamu yang bercampur bahan kimia beberapa waktu ini semakin menambah keraguan masyarakat akan khasiat dan keamanan mengonsumsi jamu.

Beredarnya jamu palsu, yaitu jamu yang bercampur dengan bahan kimia yang makin marak saat ini menjadikan pangsa pasar jamu menjadi semakin sempit. Selain itu jamu palsu yang beredar di masyarakat

23 yang mengandung bahan kimia sangat berbahaya karena bisa mematikan. Jamu berbahan kimia atau juga disebut jamu bermasalah ada yang merupakan buatan luar negeri seperti jamu buatan Cina dan ada juga buatan dari dalam negeri yaitu jamu yang diproduksi daerah Cilacap.

Peredaran jamu Ilegal yang dicampuri bahan kimia sangat besar sekali, hal tersebut dapat dilihat dari pasokan bahan baku kimia untuk pembuatan jamu ilegal yang sampai Rp. 2 milyar, padahal harga bahan baku kimia tersebut sangat murah karena bahan baku tersebut merupakan bahan kimia buangan yang harganya sangat murah. Jika demikian maka nilai produksi jamu kimia tersebut sangat besar sekali (GP Jamu,2005)

5.2.2 Matrik SWOT a. Strategi S-O

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Adapun strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

¾ Strategi Peningkatan Produksi Untuk Mencukupi Kebutuhan Pasar Dalam Negeri dan Luar

Negeri

Dengan adanya pandangan back to nature, konsumsi masyarakat terhadap obat yang bersifat alamiah akan meningkat, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan jamu nasional harus meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan permintaan tersebut. Permintaan tersebut tidak hanya dari dalam negeri saja tetapi juga luar negeri. Dengan adanya pasokan yang melimpah dari industri bahan baku, dan dengan penggunaan teknologi yang modern proses peningkatan produksi tidak akan mengalami kendala.

Kekuatan

1. Kaya bahan baku

2. Tersedianya SDM yang melimpah

3. Harga jamu murah

4. Kebiasaan minum jamu

Kelemahan

1. Pandangan dunia Medis dan

Masyarakat terhadap jamu Indonesia

2. Pangsa pasar obat-obatan di

dalam negeri yang rendah

Peluang

1. Pandangan Back to nature

2. Perdagangan bebas AFTA dan

era globalisasi

Strategi S-O

a. Strategi peningkatan produksi untuk

mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri dan luar negeri

(S1,S2,S3,S4,O1,O2)

b. Strategi pemasaran yang baik

(S1,S2,S3,S4,O1,O2)

Strategi W-O

a. Stategi pengetahuan tentang jamu

(W1,O1,O2)

b. Strategi pengembangan produk

jamu ke fitofarmaka (W2,O1,O2)

Ancaman

1. Proteksi negara tujuan ekspor

2. Perusahaan farmasi nasional

3. Perusahaan jamu asing

4. Jamu ilegal dan jamu palsu

Strategi S-T

a. Strategi standarisasi kualitas produk

jamu (S1,S2,S3,T1,T2,T3,T4)

b. Strategi Goverment To Goverment

(S1,S2,S3,S4,T1)

c. Strategi memerangi jamu palsu (T4)

Strategi W-T

a. Strategi mendapatkan konsumen

setia (W2,T2)

b. Strategi perubahan pandangn

negatif tentang jamu Indonesia (W1,T2,T3,T4)

c. Strategi mendapatkan proses

pemasaran formal dari pemerintah (W1,W2,T2)

Gambar 5.2 Matrik SWOT ¾ Strategi Pemasaran yang Baik

Strategi pemasaran oleh perusahaan sangat penting dalam rangka untuk peningkatan nilai penjualan produk mereka. Hal tersebut juga sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan jamu nasional. Tidak seperti kebanyakan industri yang lain, mengetahui peta pasar produk-produk jamu, memahami persoalan yang muncul di lapangan, sekaligus berdialog dan bertatap muka langsung dengan para pedagang dan penjaja jamu gendong merupakan syarat yang harus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan jamu nasional.

Strategi pemasaran yang baik adalah seperti melihat kondisi pasar, kondisi produk pesaing dan upaya memperkenalkan produk kita kepada masyarakat, bisa melalui iklan yang lebih menarik perhatian masyarakat, atau dengan proses kampanye produk ke masyarakat.

24 Strategi ini menunjukan bagaimana perusahaan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menguasai ancaman. Di bawah ini adalah strategi yang bisa di pakai:

¾ Strategi standarisasi Kualitas Produk Jamu

Proses standarisasi sangat penting untuk produk jamu sekarang ini, hal tersebut untuk membuktikan khasiat jamu tidak beda dengan obat-obatan farmasi. Sebelum jamu dipasarkan, produk jamu harus melalui uji klinis yang telah ditetapkan oleh badan pengawas obat dan makanan. Selain itu sebelumnya waktu proses produksi, badan POM juga memberikan standarisasi yang berupa CPOTB. Proses standarisasi tersebut untuk mempermudah ekspor produk jamu ke luar negeri dan membuat masyarakat lebih percaya pada khasiat jamu Indonesia

¾ Strategi Goverment To Goverment

Adanya proteksi yang diberlakukan oleh beberapa negara tujuan ekspor industri jamu Indonesia seperti Thailand dan Malaysia menyebabkan kendala bagi industri jamu untuk mengekspor produk jamu ke luar negeri. Oleh karena itu perlu adanya campur tangan dari pemerintah dalam hal ini. Pemerintah dapat melaksanakan negosiasi dan lobi antar pemerintah (Goverment to Goverment atau G to G) kepada negara-negara tujuan ekspor yaitu dengan melalui perjanjian, produk jamu Indonesia yang telah melewati uji standarisasi dari badan POM tidak perlu melakukan proses standarisasi lagi di negara tersebut. Dengan cara demikian, produk jamu nasional diharapkan mudah memasuki negara tujuan ekspor karena sudah melalui fitofarmaka dan CPOTB sesuai standar BPOM, Departeman Kesehatan Republik Indonesia.

¾ Strategi Memerangi Jamu Palsu atau Ilegal

Strategi ini dapat dilaksanakan dengan bantuan pemerintah melalui aparat kepolisian. Pemerintah melalui aparat kepolisian diharapkan dapat segera menindaklanjuti laporan tentang adanya perusahaan yang menghasilkan jamu palsu, dengan memberikan pencekalan tidak boleh berproduksi lagi, dan pelakunya dikenakan hukuman penjara. Sedangkan untuk memerangi adanya jamu ilegal adalah dengan pengetatan pintu masuk bagi produk luar negeri yang tidak mempunyai dokumen yang sah.

c. Strategi W-O

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, yaitu:

¾ Strategi Pengetahuan Tentang Jamu

Khasiat jamu asli Indonesia sampai kini masih diakui secara turun temurun. Kendati secara medis, dokter-dokter Indonesia belum berkenan memasukan jamu sebagai resep pengobatan. Untuk mengatasinya dan sesuai dengan tuntutan konsumen, GPJI telah menjalin kerjasama dengan dengan Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta membuka pendidikan program diploma 2 ( D2) dan dengan Universitas Trisakti, Jakarta membuka program baru khusus mengenai jamu.

Dengan masuknya Jamu ke kampus dan resmi sebagai salah satu jurusan, diharapkan akan merubah pandangan semua pihak terutama dokter akan keampuhan obat tradisional yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sehingga tidak hanya jamu dapat disejajarkan dengan obat farmasi tetapi jamu dapat dijadikan sebagai metode pengobatan di rumah sakit. Ke depan di negeri ini yang merupakan gudangnya jamu berkhasit berdiri sebuah rumah sakit yang khusus menggunakan obat-obat tradisional atau jamu dalam pengobatan atau penyembuhan. Karena itulah, para pengusaha jamu asli Indonesia tetap berkomitmen untuk meningkatkan martabat jamu dengan berbagai upaya yang tidak melanggar norma, etika dan budaya.

¾ Strategi Pengembangan Produk Jamu Menjadi Fitofarmaka

Produk Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah , bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Istilah cara penggunaannya menggunakan pengertian farmakologik seperti diuretik, analgesik, antipiretik dan sebagainya yang telah uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi yang memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

25 Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menhindari ancaman.

¾ Strategi Mendapatkan Konsumen Setia

Strategi ini merupakan strategi pemasaran produk jamu yang sangat sulit sekali didapatkan oleh perusahaan-perusahaan jamu, hal itu dikarenakan kebiasaan masyarakat indonesia yang senang untuk mencoba-coba produk yang baru. Tetapi hal memperoleh konsumen yang setia bukan merupakan tindakan yang tidak bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan jamu nasional. Perusahaan-perusahaan besar seperti Sidomuncul, Nyonya Meneer, dan Mustika Ratu mempunyai konsumen yang setia terhadap produk hasil produksi mereka.

Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara peningkatan promosi melalui iklan dengan menggunakan orang yang terkenal di masyarakat, penetapan harga yang murah dengan kualitas produk yang baik, menciptakan pandangan yang positif terhadap produk jamunya.

¾ Strategi Perubahan Pandangan tentang Jamu

Dengan beredarnya jamu palsu membuat pandangan masyarakat tentang jamu menjadi negatif, masyarakat tidak percaya lagi dengan jamu hasil produksi indutri jamu dalam negeri, oleh karena itu perubahan pandangan tersebut harus segera di rubah karena sebetulnya jamu produksi industri nasional adalah jamu yang diolah dari bahan-bahan alam seperti tumbuhan,hewan dan mikroba yang di sebut dengan simplisa dan tidak dicampur dengan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Cara yang dapat dilakukan oleh industri jamu adalah kerjasama dengan pemerintah, yaitu melalui pembuatan Undang-undang tentang jamu Indonesia, pengembangan produk fitofarmaka sehingga dapat menyakinkan dunia medis dan proses standarisasi dari pemerintah.

¾ Strategi Mendapatkan Proses Pemasaran Secara Formal Dari Pemerintah

Strategi ini yang belum dimiliki oleh perusahaan-perusahaan jamu di dalam negeri tetapi sudah didapatkan oleh perusahaan-perusahaan farmasi. Dokter dan apotek belum dapat menerima jamu sebagai obat yang dapat mereka rekomendasikan kepada pasien, sehingga produk jamu tidak termasuk dalam produk yang dipasarkan tenaga-tenaga detailer seperti halnya produk-produk obat modern. Dengan mendapatkan proses pemasarna secara formal dari pemerintah, akan sangat membantu dalam proses pemasaran melalui dokter dan apotek tersebut.

5.3 Analisis Prospek Industri Jamu

Dengan kita menentukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan daya saing dan strategi-strategi yang dapat digunakan oleh industri jamu diharapkan prospek industri jamu di masa depan akan semakin baik, bahkan dapat sejajar dengan indsutri farmasi. Prospek industri jamu di masa mendatang dapat dilihat dari analisis peramalan. Pada pembahasan ini, prospek industri jamu hanya dilihat dari proses peramalan nilai output industri jamu saja. Proses peramalan dilakukan dengan menggunakan metode ARIMA. Data yang dipakai adalah data nilai output industri jamu dari tahun 1975-2004.

Pada proses pengolahan peramalan dengan metode ARIMA, data tidak bisa di ramal secara langsung terhadap nilai output, maka sebelumnya nilai output dibuat log nilai output terlebih dahulu. Tahap-tahapan pengolahan data peramalan dengan menggunakan metode ARIMA adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Index O U T P U T 30 27 24 21 18 15 12 9 6 3 2000000000 1500000000 1000000000 500000000 0

Time Series Plot of OUTPUT

Index L O G E N IL A I O U T P U T 30 27 24 21 18 15 12 9 6 3 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13

Time Series Plot of LOGE NILAI OUTPUT

26 Data historis dari nilai output industri jamu dari tahun 1975-2004 terdapat dalam lampiran 3. Identifikasi data dilakukan dengan cara analisis pola data historis yang sudah di log kan, hasil analisis pola data yang ditunjukan pada gambar 5.3

Grafik plot data historis tersebut menunjukkan pola trend (kecenderungan) meningkat yang fluktuatif. Data tersebut termasuk data non stasioner, sehingga data tersebut harus distasionerkan terlebih dahulu. Sebelumnya kita analisis fungsi autokorelasi dan partial autokorelasinya. Hasil analisis tersebut dapat dilihat dari plot data fungsi autokorelasi dan plot data partial autokorelasi yang dapat dilihat pada gambat 5.4. Model ARIMA dari hasil identifikasi tersebut adalah (2,0,1), namun dengan asumsi data yang dianalisis masih berupa data non stasioner. Sehingga langkah selanjutnya yaitu estimasi, untuk merubah data menjadi stasioner.

Lag A u to c o rr e la ti o n 8 7 6 5 4 3 2 1 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0

Autocorrelation Function for LOGE NILAI OUTPUT

(with 5% significance limits for the autocorrelations)

Lag P a rt ia l A u to c o rr e la ti o n 8 7 6 5 4 3 2 1 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0

Partial Autocorrelation Function for LOGE NILAI OUTPUT

(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

Gambar 5.4 Plot Autokorelasi dan Partial Autokorelasi sebelum Differencing

2. Estimasi

Analisis dalam merubah data menjadi stasioner dilakukan dengan cara differencing, Setelah differencing satu kali sudah memperlihatkan data yang stasioner. selanjutnya dilakukan analisis seperti langkah pada tahap satu yaitu identifikasi fungsi autokorelasi dan partial autokorelasi. Hasil identifikasi dapat dilihat pada gambar 5.5 berikut ini:

Lag A u to c o rr e la ti o n 7 6 5 4 3 2 1 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0

Autocorrelation Function for C3

(with 5% significance limits for the autocorrelations)

Lag P a rt ia l A u to c o rr e la ti o n 7 6 5 4 3 2 1 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0

Partial Autocorrelation Function for C3

(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

Gambar 5.5 Plot Autokorelasi dan Partial Autokorelasi Setelah Differencing

Dari hasil analisis tersebut, maka model ARIMA adalah (1,1,1). Karena model ARIMA ini terdiri dari berbagai macam kombinasi p,d,q maka langkah selanjutnya adalah diagnostic checking, dimana tujuan dari tahap ini adalah untuk mencoba-coba berbagai macam model ARIMA, agar model ARIMA terbaik dapat dipilih berdasarkan nilai MSE terkecil.

3. Diagnostic Checking

Dengan sistem Trial dan Errors, hasil ringkasan output minitab untuk berbagai model ARIMA dengan kombinasi p,d,q yang berbeda-beda secara rinci dapat dilihat pada tabel di lampiran 2.

27 Dari berbagai model ARIMA yang dicoba, hasil estimasi terbaik adalah model ARIMA (0,1,3). Pemilihan model yang terbaik dapat dilihat dari nilai p-value yang nyata dan nilai MS yang terkecil dari berbagai kombinasi ARIMA. Grafik plot data untuk peramalan dapat dilihat pada lampiran 3, dimana garis merah yang di tengah menunjukkan hasil peramalan dengan mengikuti pola data historis, sedangkan garis biru yang paling atas adalah batas nilai atas peramalan dan garis biru paling bawah adalah batas nilai bawah peramalan.

Tabel 5.5 Hasil Peramalan nilai Output

TAHUN HASIL PERAMALAN (dalam ribu)

2005 38599300 2006 72972236 2007 111710830 2008 124041484 2009 137733196 2010 152936201 2011 169817315 2012 188561768 2013 209375236 2014 232486097 2015 258147937

Dari hasil yang diperoleh, nilai output industri jamu pada awal tahun peramalan meningkat secara fluktuatif. Tetapi mulai tahun 2008 sampai tahun 2015 pertumbuhan nilai output tiap tahun selalu sama yaitu 11,03 persen. Sampai tahun 2015, diperkirakan nilai output sebesar Rp 258.147.937.000,00. Jika dilihat dari hasil peramalan, kita dapat mengetahui prospek industri jamu di masa depan akan semakin baik, tiap tahun selalu menunjukkan adanya pertumbuhan .Tetapi hasil tersebut bisa saja salah, karena adanya faktor-faktor lain misalnya permintaan terhadap jamu tersebut meningkat atau menurun.

Prospek industri jamu di masa depan juga akan sangat tergantung dari bagaimana prospek pengembangan obat bahan alami dibidang kesehatan, yaitu dalam upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan suatu penyakit di Indonesia dapat melalui sistem pengobatan modern dan alternatif. Anggapan awal bahwa metode yang dikategorikan tradisional adalah kuno, tidak ilmiah harusnya tidak dihilangkan, akan tetapi diupayakan pengkajian terhadap manfaat sistem pengobatan tradisional untuk dikaji lebih lanjut secara berkesinambungan.

Selain itu prospek penggunaan obat tradisional pada pelayanan kesehatan di rumah sakit, yaitu kecenderungan gaya hidup back to nature dan kekhawatiran efek samping obat-obatan kimiawi sekarang ini membuat pengobatan tradisional semakin meningkat pemakaiannya, hal ini dibuktikan oleh semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional. Di beberapa negara barat saat ini pengobatan secara trdisional telah mendapat tempat di beberapa rumah sakit.

Dan aspek legalitas penggunaan obat tradisional karena Indonesia adalah negara hukum sehingga seluruh tatanan kehidupan diatur oleh hukum, baik masyarakat terhadap negara maupun aturan terhadap kepentingan antar masyarakat itu sendiri. Demikian pula dibidang pelayan kesehatan, tata cara pemberian terapi oleh seorang dokter yang berbentuk mediatosa atau obat-obatan diatur dengan hukum.

Dokumen terkait