• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jangan menggunakan tanda kutipan pada awal dan akhir kutipan;

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang (Halaman 28-35)

2. Pergunakan satu spasi (spasi rangkap) untuk kutipan dan pergunakan alinea masuk (biasanya 1 cm) dari margin kiri;

3. Beri pendahuluan kutipan secara benar. Titik dua (:) sering kali ditambahkan setelah kata-kata pendahuluan;

4. Kutipan tahun pengarang dalam dua tanda kurung (parentheses) menyusul tanda titik akhir (.) karena di sini menunjuk pada kutipan keseluruhan, bukan hanya kalimat akhir.

26

d. Elipsis, menyiadakan beberapa kata atau kalimat dari bagian tulisan yang dikutip untuk menampilkan inti sari atau ekstrak tulisan;

e. Interpolasi, digunakan untuk menyisipkan koreksi atau penjelasan dalam teks kutipan, dengan ketentuan setiap perubahan editorial harus dituliskan dalam tanda kurung persegi [...] dan dengan memasukkan kata sic setelah kata yang salah dalam kutipan itu. Sisipan kata sic menunjukkan bahwa penulis menyadari jika kata yang dikutip mengandung kesalahan ejaan;

f. Komentar, diperlukan untuk menjelaskan makna kata atau pengertian satu kalimat dalam tulisan. Tujuannya untuk menghindari kesalahan intersepsi atau ketidaktepatan pemahaman pembaca. Komentar dituliskan diantara tanda kurung persegi;

g. Kutipan khusus, diperlukan untuk kebutuhan khusus yang terkait dengan disiplin ilmu tertentu. Terdiri dari:

1. Kutipan dalam kutipan. Jika kutipan relatif pendek, metodenya adalah menyertakan seluruh kutipan dalam tanda kutipan ganda. Sebaliknya, apabila kutipannya cukup panjang maka dilakukan dengan mengunakan tanda pengutipan dan tanda pengutipan ganda, untuk kutipan internal;

2. Kutipan puisi. Jika kutipannya pendek, maka cukup dimasukkan atau disertakan di antara tanda kutipan dan dirangkaikan dalam kalimat atau teks pembahasan. Apabila kutipannya panjang, gunakan spasi rangkap dan dibuat alinea masuk;

3. Kutipan dari pidato, sebaiknya teks kutipan diserahkan dulu ke narasumber untuk mendapatkan persetujuan. Teknik pengutipannya bersifata bebas, dan lazimnya disebut dalam catatan kaki;

4. Kutipan dalam catatan kaki, ditunjukkan dengan menggunakan tanda kutipan ganda. Metode ini berlaku untuk kutipan yang dimasukkan dalam rangkaian kalimat maupun yang dibuat dalam uraian catatan kaki.

3) Parafrase

Soelistyo (2011) menyatakan, cara lain menghindari plagiarisme adalah melakukan parafrase yang dipadukan dengan kutipan, artinya penulis memasukkan pandangan orang lain baik yang bersifat mendukung maupun yang menantang gagasan yang dipaparkan. Tahapan melakukan parafrase meliputi:

27

a. Baca refrensi secara seksama dan pahami sungguh-sungguh substansi atau makna kalimat yang akan dikutip;

b. Kesampingkan rumusan kalimat aslinya dan segera tuliskan ulang isi gagasannya dengan menggunakan sebanyak mungkin kata-kata sendiri;

c. Periksa kembali rumusan kalimat hasil parafrase untuk memastikan bahwa isinya telah mencakup pengungkapan semua gagasan yang relevan yang telah dikutip; dan

d. Pergunakan tanda kutip untuk memberi ciri pada kata-kata atau ungkapan yang unik yang dikutip seperti apa adanya dari sumber kutipan.

Menurut Wahyudi dalam Soelistyo (2011), parafrase adalah kegiatan mengambil ide atau gagasan orang lain dan kemudian mengungkapkannya dengan kalimat atau kata-kata sendiri. Mengutip dengan cara parafrase harus tetap mempertahanakan keaslian atau orisinalitas ide si penulis. Pengertian lain yang diungkapkan Masri (2011) bahwa parafrase adalah pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian. Penguaraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.

Menurut Purdue Online Writing Lab, parafrase didefinisikan sebagai: (1) kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru; (2) cara yang legal dan sah dalam meminjam gagasan orang lain; dan (3) sebuah pernyataan ulang (restatement) yang lebih lengkap dan detail dibandingkan dengan sebuah ringkasan. Sedangkan menurut American Medical Association (AMA), parafrase adalah meletakkan bagian atau ide dari karya lain dan ke kata-kata sendiri.

Melakukan parafrase merupakan tindakan yang rumit. Selain harus cermat dan akurat, kemampuan untuk menunjukkan pemahaman penulis atas materi yang dibacanya dengan kata-kata sendiri juga sangat diperlukan. Berikut ini menurut Wahyudi dalam Soelistyo (2011) Teknik-teknik parafrase:

a. Upayakan untuk mengubah penghubung kalimat (misalnya, tetapi, di pihak lain, sementara, sama halnya, seperti halnya, baik...maupun) yang terdiri dari dua frase yang mengungkapkan perbandingan atau dua pandangan yang bersifat kontras;

b. Mengganti bentuk kata kerja pasif dengan kata kerja aktif atau sebaliknya sehingga berkonsekuensi mengubah struktur kalimat yang dikutip;

28

c. Mengubah bentuk kata (misalnya, kata kerja diubah menjadi kata benda, kata sifat menjadi kata keterangan), dengan konsekuensi harus melakukan perubahan pada rumusan kalimat yang dikutip;

d. Mengubah kalimat melalui penggunaan sinonim atau persamaan kata yang sekaligus dapat memperkaya perbendaharaan kata dalam tulisan.

Purdue Online Writing Lab menyatakan langkah efektif dalam melakukan parafrase, yaitu: (1) membaca kembali teks sumber sampai memahami benar isi teks tersebut; (2) menyingkirkan teks/naskah asli dan mnulis ulang gagasan dalam teks tadi dalam sebuah kertas; (3) membuat daftar beberapa kata di bawah parafrase untuk mengingatkan kembali; (4) membandingkan tulisan parafrase dengan naskah aslinya untuk mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah tercantum dalam hasil paraphrase; (5) menggunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, atau frase yang dipinjam dari naskah asli, dan yang diambil sama pesis dengan naskah asli; dan 6 menuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan sehingga mempermudah untuk menuliskan sumber pustaka atau referensi.

Tata cara membuat parafrase diatur sesuai dengan gaya pengutipan yang dipilih. Berikut ini cara mengutip menurut American Psychological Association (APA), yaitu: (1) baca artikel asli; (2) buat catatan dan tuliskan apa yang penting untuk Anda; (3) integrasikan informasi ke dalam argumen Anda sendiri; (4) kutip penulisnya; (5) lihat kembali karya asli untuk memastikan Anda tidak menjiplak tulisan.

Modern Language Association (MLA), menyatakan teknik melakukan parafrase meliputi: pertama, mengubah beberapa kata menjadi sinonim; kedua, mengurutan kata-kata yang tepat dari aslinya. Pastikan menempatkan tanda kutip di sekitar frasa tersebut, atau tulis ulang sampai seluruh parafrase adalah kata-kata sendiri; dan ketiga, mempertahankan arti aslinya. Mengubah makna penulis bukanlah plagiarisme, tetapi kejujuran akademik mengharuskan untuk merepresentasikan karya orang lain secara akurat dalam tulisan.

29 Latihan

Bacalah artikel berikut ini:

https://kumparan.com/@kumparannews/4-akademisi-tanah-air-yang-terjerat-kasus-plagiarisme 1. Setelah membaca artikel tersebut,

a. Analisislah tipe plagiarisme yang dilakukan! b. Apa bentuk tindakan plagiarisme yang dilakukan? c. Sanski apa yang diberikan akibat tindakan tersebut?

2. Bagaimana mencegah dan menanggulangi tindakan plagiarisme bagi sivitas akademik (untuk dosen dan untuk mahasiswa)?

30 BAB III PENUTUP A. Rangkuman

Dalam memublikasikan sebuah karya ilmiah seorang penulis diharuskan sudah memahami etika publikasi. Etika publikasi merupakan pedoman yang wajib dituruti siapapun khususnya dosen sebagai sivitas akademik dimana diharuskan untuk memublikasikan karya ilmiah. Publikasi ilmiah merupakan hasil karya pemikiran seseorang atau sekelompok orang setelah melalui proses penelaahan ilmiah dan disebarluaskan dalam bentuk karya ilmiah.

Etika publikasi merupakan sebuah pedoman atau aturan perilaku yang sudah disepakati berbagai pihak dalam memublikasikan hasil penelitian ilmiah. Untuk memublikasikan sebuah karya ilmiah perlu diperhatikan kaidah-kaidah atau kode etika publiaksi supaya tidak merugikan pihak lain dan menjamin keaslian karya publikasi yang dihasilkan.

Etika publiaksi dibuat untuk menjungjung nilai etik dalam publikasi yaitu kenetralan, keadilan, dan kejujuran. Etika publiaksi tersebut menjadi pedoman bagi pengelola, editor, mitra bestari, pengarang, dan sponsor/pihak ketiga untuk mematuhi kode etik, mengikuti standar dan menerima tanggung jawab praktik-praktik pengelolaan publikasi ilmiah yang baik dalam sistem publikasi jurnal ilmiah.

Dalam memublikasikan karya ilmiahmya, pengarang harus menerapkan prinsip-prinsip etika publikasi yang sesuai dengan pedoman publikasi ilmiah yang bersumber dari Committee on Publication Ethics (COPE) yaitu kejujuran, kenetralan, dan keadilan. Kejujuran dalam publiaksi karya ilmiah adalah sikap bebas dari duplikasi, fabrikasi, flasifikasi, dan plagiarisme dalam publikasi, sedangkan kenetralan merupakan sikapvbebas dari pertentangan kepentingan dalam pengelolaan publikasi. Adapun dengan keadilan merupakan sikap memberikan hak kepengarangan kepada yang berhak sebagai pengarang seperti mencantumkan nama pengarang dan/atau mencantumkan urutan nama pengarang sesuai sumbangan intelektual. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, seorang pengarang telah melakukan tindakan yang bertanggung jawab dan memiliki ciri moralitas yang tinggi.

Pelanggaran etika publikasi sangat sering kita jumpai di kalangan sivitas akademik, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Beberapa pelanggaran tersebut berupa duplikasi, fabrikasi, falsifikasi, dan plagiarisme. Menurut Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual (2017),

31

duplikasi merupakan memublikasikan narasi dan data yang sama, atau mengulang data dan narasi dari penelitian atau metodologi yang sejenis. Sedangkan fabrikasi merupakan mengarang, membuat atau “mempercantik” data atau hasil penelitian tanpa adanya proses ilmiah untuk dilaporkan atau dipublikasikan. Flasifikasi adalah memalsukan atau memanipulasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan/atau hasil dengan mengubah atau melaporkan secara salah, termasuk membuang data yang bertentangan secara sengaja untuk mengubah hasil.

Plagiarisme merupakan tindakan yang mengambil karya orang lain tanpa mencantumkan sumber, kemudian mengakui sebagai karyanya sendiri. Tipe-tipe plagiarisme bisa berupa kata demi kata, plagiarisme atas sumber, plagiarisme kepengarangan dan self plagiarism. Bentuk-bentuk tindakan plagiarisme sangat banyak. Beberapa ahli menyampaikan pendapatnya terkait bentuk-bentuk plagiarisme kurang lebih hampir sama yaitu berupa copy & paste, penerjemahan yang tidak tepat, plagiat terselubung, shake & paste collections, clause quilts, plagiat struktural, pawn sacrifice, cut & slide, Self-plagiarism, dan other dimensions. Faktor penyebab tindakan plagiarisme pada umumnya berasal dari diri penulis, yaitu kurang membaca buku, buruknya manajemen waktu, dan tidak mau bekerja keras.

Cara efektif untuk mencegah tindakan plagiarisme adalah motivasi dan kesungguhan dari diri sendiri untuk berperilaku jujur dan bermoral yang baik. Kalaupun harus mengutip pendapat orang lain di dalam tulisannya, hendaklah dibuat sumbernya. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk menghindari dari tindakan plagiarisme adalah dengan cara melakukan parafrase yang benar. Semoga dengan pembahasan modul ini, peserta dapat menulis dan memublikasikan karya ilmiah. B. Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan lengkap dan jelas: 1) Jelaskan pengertian etika publikasi menurut Anda! 2) Jelaskan tujuan etika publikasi!

3) Jelaskan pengertian prinsip-prinsip dalam etika publikasi

4) Jelaskan bentuk-bentuk tindakan plagiarisme menurut beberapa ahli! 5) Jelaskan perbedaan antara duplikasi, falsifikasi, fabrikasi, dan plagiarisme! 6) Jelaskan bagaimana cara melakukan parafrase!

32 C. Umpan Balik

Coba Saudara periksa hasil jawaban Saudara pada evaluasi di atas. Apabila jawaban Saudara sudah tepat, maka Saudara dianggap telah menguasai konsep dasar etika publikasi, apabila belum, Saudara dapat mengulang kembali untuk mempelaari kembali.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang (Halaman 28-35)

Dokumen terkait