• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

F. Materi Pembelajaran

2) Jangka Sorong

Skala terkecil = 1 mm/20 grs = 0,05 mm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,05 mm = 0,025 mm c. laporan hasil pengukuran

1) jangka sorong I => (81,2 ± 0,05) mm 2) jangka sorongII => (34,5 ± 0,025) mm 81,2 mm 8,12 cm 2) Jangka sorong II 30,4 mm 0,5 mm 30,5 mm 344,5 34 mm 34 cm 34,005 cm 34 mm + 0.5 mm = 34,5 mm skala utama = 34 mm skala nonius = 5 x 0,1 mm = 0,5 mm 34 + 0,5 = 34,5 mm

ketidakpastian jangka sorong 1) jangka sorong 1

65 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa  ½ x 1 mm = 0, 5mm  ½ x 1mm = 0.05 mm  ½ x 1 = 0,5= 0,5/10 = 0,05  0,01 cm  0,2 cm  0,1 mm 2) jangka sorong II  ½ x 1mm = 0.005 mm  ½ x 0,1 mm = 0,05 mm  0,1 cm

laporan hasil pengukuran 1) jangka sorong 1

 (81±0,5)

 (81±0,2) cm

 (8,1 ± 0,01) cm

66 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa  (8,2 ± 0,05)  (0,83 ± 0,05) mm  (81,5 ± 0,005)  (81,2 ± 0,05) mm  (81,2 ± 0,1) mm  (8,12 ± 0,05) cm  1/20 = 0,05 2) jangka sorong II  (30,5 ± 0,01) mm  (30,4 ± 0,05)mm  (34,5 ± 0,05) mm  (34,5 ± 0,005) mm  (34,005 ± 0,05) mm  (34 ± 0,1) cm

6. Melukiskan hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong

a. (46,4 ± 0,025) mm

Ketidakpastian = 0,025 mm

Melukiskan hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong

a. (46,4 ± 0,025) mm

6. Melukiskan hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong

a. (46,4 ± 0,025) mm

Ketidakpastian = 0,025 mm

Melukiskan hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong

67 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian = 2 x 0,025 mm = 0,05 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala terkecil

= 1mm/0,05 mm = 20 garis Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan skala terkecil 0,05 mm. skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-8.

b. (5,7 ± 0,005) cm

Ketidakpastian = 0,005 cm Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,005 cm = 0,01 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong skala utama menunjukkan posisi 4,1 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-10.

b. (5,7 ± 0,005) cm Hasil pengukuran benda sepanjang 5,7 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong skala utama menunjukkan posisi 4,1 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-7.

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian = 2 x 0,025 mm = 0,05 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala terkecil

= 1mm/0,05 mm = 20 garis

Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan skala terkecil 0,05 mm. skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-8.

b. (5,7 ± 0,005) cm

Ketidakpastian = 0,005 cm Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,005 cm = 0,01 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan ketidakpastian 0,025 mm, skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-8.

Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan ketidakpastian 0,25 mm, skala utama

menunjukkan posisi 4,9 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk

68 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

= 0,1 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala terkecil

= 1mm/0,1 mm = 10 garis Hasil pengukuran benda sepanjang 5,7cm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan skala terkecil 0,1 mm. skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-0.

= 0,1 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala terkecil

= 1mm/0,1 mm = 10 garis

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,7cm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan skala terkecil 0,1 mm. skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-0.

garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-4

Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan skala terkecil 0,2 mm, skala utama

menunjukkan posisi 4,6 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-8.

b. (5,7 ± 0,005) cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,7 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan ketidakpastian 0,025 mm

69 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

dimana skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke- 14.

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,7 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan ketidakpastian 0,5 mm, skala utama

menunjukkan posisi 5,7 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-2

70 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

7. Bagian-bagian micrometer sekrup: a. Rangka (frame)

Fungsinya meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu pengukuran

b. Landasan (anvil)

Fungsinya untuk menahan benda c. Batang ulir (spindle)

Silinder yang dapat digerakkan menuju landasan

d. Pengunci (lock)

Menahan spindle agar tidak bergerak e. Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama f. Selongsong (thimble)

Tempat terteranya skala nonius g. Roda gigi (rachet knob)

Memajukan dan memundurkan spindle

Dalam soal ini, siswa diminta untuk

Bagian-bagian micrometer sekrup: a. Rahang tetap b. Rahang geser c. Skala utama d. Skala nonius e. Selubung f. Selubung luar g. Roda gigi

7. Bagian-bagian micrometer sekrup: a. Rangka (frame)

Fungsinya meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu pengukuran

b. Landasan (anvil)

Fungsinya untuk menahan benda c. Batang ulir (spindle)

Silinder yang dapat digerakkan menuju landasan

d. Pengunci (lock)

Menahan spindle agar tidak bergerak e. Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama f. Selongsong (thimble)

Tempat terteranya skala nonius g. Roda gigi (rachet knob)

Memajukan dan memundurkan spindle

Dalam soal ini, siswa diminta untuk

a. Skala utama

Mengukur dalam bentuk mm

Untuk mengetahui ukuran utama benda yang diukur b. Skala nonius

Mengukur dalam bentuk 0,1 mm

c. Pengunci

Supaya benda yang diukur tidak bergerak

Agar ukuran tidak bergeser-geser Menahan spindle agar tidak bergerak d. Rangka

Meminimalkan pemuaian e. Batang ulir

Silinder yang dapat digerakkan ke dalam

71 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

menyebutkan bagian-bagian micrometer sekrup dan menjelaskan 3 diantaranya.

menyebutkan 4 bagian micrometer sekrup dan menjelaskan fungsinya.

landasan f. Selongsong

Tempat terteranya skala nonius

g. Landasan

Penahan ketika benda diletakkan

h. Selubung

Tempat terteranya skala utama

8. Kegunaan micrometer sekrup: a. Mengukur ketebalan suatu benda b. Mengukur diameter benda-benda kecil

Kegunaan micrometer sekrup: a. Untuk menghitung panjang b. Mengukur dengan ketelitian

0,005 cm

c. Mengukur diameter pada sekrup

d. Menghitung berat suatu massa

e. Mengukur tebal suatu kertas atau diameter kawat tipis

8. Fungsi micrometer sekrup:

a. Mengukur ketebalan suatu benda b. Mengukur diameter benda-benda kecil

Kegunaan micrometer sekrup: a. Untuk mengukur tebal tipis

kertas, kawat

b. Mengukur diameter suatu benda

c. Mengukur panjang benda d. Menemukan ukuran benda e. Mengukur kedalaman

suatu benda

72 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

dengan akurat f. Mengukur

diameter/ketebalan kawat g. Mengukur ketebalan suatu

benda dengan tingkat ketelitian 0,01 mm

h. Mengukur diameter kelereng

gelas

9. a. pembacaan skala utama = 8,5 mm pembacaan skala nonius = (12 x 0,01 mm) = 0,12 mm

hasil pembacaan pengukuran= 8,5mm+0,12mm

= 8,62 mm

b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm c. laporan hasil pengukuran = (8,62 ±

0,005) mm a. hasil pembacaan 8,8 mm 8 8,62 mm 8,12 mm 18 mm 5 4 mm 10,3 cm + 5,4 cm =15,7 cm 8,5 mm + 0,013 mm = 8,513 mm

9. a. pembacaan skala utama = 3 mm

pembacaan skala nonius = (6 x 0,01 mm) = 0,06 mm

hasil pembacaan pengukuran = 3 mm + 0,06mm

= 3,06 mm

b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm c. laporan hasil pengukuran = (3,06 ±

0,005) mm a. hasil pembacaan 3,6 mm 3 cm 2,56 mm 3 mm 3,06 mm 6 cm 5,3 21,56 mm 30mm + 6. 0,01 = 30,06 mm skala utama = 2,5

73 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa 8,5 mm ± 1,2 mm = 9,7 mm 21 mm b. Ketidakpastian (15,6±15,8) cm 0,001 cm 0,5 mm 0,1

c. Laporan hasil pengukuran

15,7 cm dan (15,6±15,8) cm (0,8513 ± 0,001) cm skala nonius = 6 x 0,1 mm = 0,6 mm 2,5 + 0,6 = 3,1 mm b. Ketidakpastian ½ x 0,01 = 0,005 mm ½ x 1 = 0,5 = 0,5/50= 0,001 ½ x 0,1 = 0,05 mm 0,005 x 6 = 0,003 1 cm

c. Laporan hasil pengukuran

(30,06±0,005) mm (3,06±0,005) cm (3,6±0,001) cm (3,1 ± 0,05) cm ( 3 ± 0,001) mm (2,56 ± 0,005) mm

74 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

10. Melukiskan hasil pengukuran dengan menggunakan micrometer sekrup

a. (5,45 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45 mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil 0,001 mm. skala utama menunjukkan posisi 5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-45

b. (13,67 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67 mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil 0,001 mm. skala utama menunjukkan posisi 13,5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-17.

Melukiskan hasil pengukuran: a. (5,45 ± 0,005) mm

Skala utama menunjukkan pada posisi 9 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-13 b. (13,67 ± 0,005) mm

Kosong

10. Melukiskan hasil pengukuran dengan menggunakan micrometer sekrup

a. (5,45 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45 mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil 0,001 mm. skala utama menunjukkan posisi 5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-45

b. (13,67 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67 mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil 0,001 mm. skala utama menunjukkan posisi 13,5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-17.

Melukiskan hasil pengukuran: a. (5,45 ± 0,005) mm

•Skala utama menunjukkan pada posisi 5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah tidak ada •Skala utama

menunjukkan pada posisi 5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-45

b. (13,67 ± 0,005) mm •Skala utama

75 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

posisi 13 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis tidak ada •Skala utama

menunjukkan pada posisi 13 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-67 •Skala utama

menunjukkan pada posisi 13,5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-17

76 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

11. a. Hasil pembacaan pengukuran waktu menggunakan stopwatch

jarum menunjuk dengan posisi di tengah- tengah antara nilai 14 dan 15 sehingga skala yang terbaca adalah 14,5 s

b. Jarak antara 2 garis tebal adalah 10 sekon dan di antara dua garis tebal tersebut terdapat 10 garis tipis, sehingga Skala terkecil = 10 s/ 10 = 1 s Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 1 s = 0,5 s c. Laporan hasil pengukuran

(14,5 ± 0,5) s a. Hasil pembacaan 14,5 s 15 s 14 s 15 ± 1 s b. Ketidakpastian 14,5 s 0,5 s 15 s 1 s 0,15 s

c. Laporan hasil pengukuran

14,5 / 15 s

18,5 s

15 s

14 s

11. a. skala terkecil = 5 s/25 garis = 0,2 sekon b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,2 s = 0,1 s Skala terkecil • 5/25 = 1/5 detik • 0,1 s • 10 detik/ 10 grs = 1 detik Ketidakpastian • ½ x 1/5 = 1/10 • ½ x 0,1 = 0,05 s • ½ x 1 s = 0.5 s

12. Mengubah ke notasi ilmiah: a. 357 s = 3,57 x 102s

b. 67750,6 kg = 6,77506 x 104kg c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010m

Mengubah ke notasi ilmiah: a. 357

357 s

3,57 x 102

12. Mengubah ke notasi ilmiah: a. 357 s = 3,57 x 102s

b. 67750,6 kg = 6,77506 x 104kg c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010m

Mengubah ke notasi ilmiah: a. 357

3,57 x 102s

77 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa d. 0,008 kg = 8 x 10-3kg e. 0,00350 m = 3,50 x 10-3m f. 0,000000095 s = 9,5 x 10-8s b. 67750,6 kg  677506 x 10-1kg 67,7506 x 103 677506 x 10-1 67751 67750,6 kilogram 6,77506 x 104 c. 86.000.000.000 m 86 x 109 8,6 x 1010 8,6 x 109 86 milyar meter d. 0,008 kg 1/125 8 x 10-5 8 x 10-3 0,8 x 10-2 e. 0,00350 m 7/200 350 x 10-5 d. 0,008 kg = 8 x 10-3kg e. 0,00350 m = 3,50 x 10-3m f. 0,000000095 s = 9,5 x 10-8s 35,7 x 10 b. 67750,6 kg  6,77506 x 104kg 6775,06 c. 86.000.000.000 m 86 x 109 86 x 1010 8,6 x 1010 86000000000 x 105 d. 0,008 kg 8 x 10-3 0,8 x 10-2 0,8 x 10-1 e. 0,00350 m 350 x 10-3 350 x 10-5

78 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa 35 x 10-4 350 x 10-3 3,5 x 10-3 f. 0,000000095 s 95 x 10-9 95 x 10-8 9,5 x 10-8 - 3,5 x 10-3 3,50 x 103  f. 0,000000095 s 95 x 10-8 9,5 x 10-8 9,5 x 10-9 95 x 10-7 13. Aturan angka penting

a. Semua angka bukan nol adalah angka penting

b. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting

c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada penjelasan khusus misalnya berupa garis di bawah angka terakhir yang masih dianggap penting

a. Angka nol dibelakang koma dihilangkan

b. 1693

13. Aturan angka penting

a. Semua angka bukan nol adalah angka penting

b. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting

c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada penjelasan khusus misalnya berupa garis di bawah angka terakhir yang masih dianggap penting

a. Angka nol dibelakang koma disebut angka penting

b. Angka 0 di kiri dan kanan koma bukan temasuk angka penting

c. Semua angka kecuali 0 merupakan angka penting d. Jika 0 di sebelah kanan itu

79 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

d. Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan atau kiri koma decimal, bukan angka penting

d. Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan atau kiri koma decimal, bukan angka penting

e. Jika 0 di tengah maka merupakan angka penting f. Angka nol terletak

diantara angka bukan nol adalah angka penting g. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting kecuali ada penjelasan khusus berupa garis di bawah angka terakhir h. Semua angka nol yang

hanya terletak di sebelah kiri amgka bukan nol i. 1 2 3 4 5 dan seterusnya

adalah angka penting sedangkan 0 bukan angka penting.

j. Jika dikanan 0 adalah angka penting

80 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

k. Jika 0 di kanan angka bukan nol adalah angka penting

l. Pembulatan, angka tafsiran, perkalian, pengurangan, penjumlahan

m. Penjumlahan jika pas 5 lihat sebelah jika genap ke bawah, jika ganjil ke atas n. Harus satu angka sebelum

koma 14. a. 4 angka penting

b. 5 angka penting c. 2 angka penting d. 2 angka penting

a. Jumlah angka penting soal a

2 ap

4 ap

b. Jumlah angka penting soal b

1 ap 2 ap 3 ap 4 ap 14 a. 4 angka penting b. 5 angka penting c. 2 angka penting d. 2 angka penting

a. Jumlah angka penting soal a

4 ap

32,4

b. Jumlah angka penting soal b

5 ap

81 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

5 ap

c. Jumlah angka penting soal c

1 ap

2 ap

3 ap

6 ap

d. Jumlah angka penting soal d

1 ap

2 ap

6 ap

7 ap

c. Jumlah angka penting soal c

2 ap

5 ap

6 ap

d. Jumlah angka penting soal d 2 ap 6 ap 7 ap 15. a. Penjumlahan 273,219gr + 15,5gr + 8,43gr

Aturan penjumlahan adalah hasil penjumlahan hanya boleh mengandung 1 angka tafsiran.

Hasil penjumlahan 297,149 gram, dibulatkan menjadi 297,2 gr b. Penjumlahan 2,74 x 104gr + 5,950 x 103 gram a. Penjumlahan 273,219gr + 15,5gr + 8,43gr 297,149 gr 297,159 1490 298,140 b. Penjumlahan 2,74 x 104gr + 5,950 x 103gram 27400 + 5950 = 33350 gr 15. a. Penjumlahan 273,22 + 15,543 + 8,32 Aturan penjumlahan adalah hasil penjumlahan hanya boleh mengandung 1 angka tafsiran.

Hasil penjumlahan 297,083 gram, dibulatkan menjadi 297,1 gr

b. Penjumlahan 2,79 x 104gr + 1,535 x 103 gram

Sebelum dijumlahkan, dilakukan

a. Penjumlahan 273,22 + 15,543 + 8,32 •297 •297,07 •286,97 •273,22 => 5 AP 15,453 => 5 AP 8,32 => 3 AP Hasil = 297.083

82 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

Sebelum dijumlahkan, dilakukan penyamaan pangkat sehingga menjadi: 27,4 x 103gr + 5,950 x 103

Hasil penjumlahannya 33,350 x 103 hasil penjumlahan dibulatkan menjadi 33,4 x 103gram

c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m Hasil pengurangannya dalah 56,49 sesuai aturan penjumlahan dan

pengurangan, maka dibulatkan menjadi 56,5 m

d. Pengurangan 5,4 x 102m dengan 265 m Sebelum dikurangkan maka dilakukan penyamaan penulisan bilangan menjadi 540 m - 265 m Hasil pengurangannya 275 m 23350 8690 8690000 8,690 x 107gr 8,6 x 104 56760 c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m 56,49 m 929 468,4521 d. Pengurangan 5,4 x 102m dengan 265 m 540–265 = 275 m 175 m 5135 260,4 x 102m 2,85 x 102 245

penyamaan pangkat sehingga menjadi: 27,9 x 103gr + 1,535 x 103

Hasil penjumlahannya 29,435 x 103 hasil penjumlahan dibulatkan menjadi 29,4 x 103gram

c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m Hasil pengurangannya dalah 56,49 sesuai aturan penjumlahan dan

pengurangan, maka dibulatkan menjadi 56,5 m

d. Pengurangan 5,4 x 102m dengan 265 m Sebelum dikurangkan maka dilakukan penyamaan penulisan bilangan menjadi 540 m - 265 m Hasil pengurangannya 275 m Dibulatkan menjadi 297,08 b. Penjumlahan 2,79 x 104gr + 1,535 x 103gram •2,94 x 104 •2,9435 x 104 •4,325 x 107 •29435 •432500 •29400 •27900 => 5 AP 1535 => 4 AP Hasil = 29435 => 5AP c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m •56,49 •56

83 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa •55,69 •876,49 •468,088 •468,09 •46,437 •468,49 => 5 AP 412 => 3 Ap Hasil = 56,49 => 4 AP d. Pengurangan 5,4 x 102m dengan 265 m •275 •2,75 x 102 •285 •540 => 3 AP 256 => 3AP Hasil = 284 => 3 AP

84 No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest Siswa

16. Perkalian dan pembagian, aturannya hasil perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai jumlah angka penting paling sedikit dalam soal a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2 cm 0,6283 => 4 AP 2,2 => 2 AP Hasil perkalian = 1,38226 cm2=> 6 AP Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP b. Pembagian 4,554 x 105kg : 3,0 x 102m3 4,554 x 105 => 4 AP 3,0 x 102 => 2 AP Hasil pembagian = 1,518 x 103kg/m3 Dibulatkan menjadi 1,5 x 103kg/m3 a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2 cm 1,38226 cm2 13822,6000 2,8283 cm b. Pembagian 4,554 x 105kg : 3,0 x 102m3 15030 kg/m3 15180 1518 kg/m3 45554

16. Perkalian dan pembagian, aturannya hasil perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai jumlah angka penting paling sedikit dalam soal a. Perkalian 0,65 cm x 2,2 cm 0,65 => 2 AP 2,2 => 2 AP Hasil perkalian = 1,430 cm2=> 4 AP Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP b. Pembagian 1,68 x 105kg : 3,0 x 102m3 Penulisan boleh diubah menjadi 16,8 x 103 => 3 AP 3,0 x 102 => 2 AP Hasil pembagian = 5,6 x 101kg/m3 a. Perkalian 0,65 cm x 2,2 cm •1,430 •1,43 •1,4 •1,330 •1,430 dibulatkan menjadi 1,4 b. Pembagian 1,68 x 105kg : 3,0 x 102m3 •504 •560 •56 •5,6 x 101 •5,6 x 102 •168/3 m3

D. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur, Yogyakarta pada tanggal 4 Agustus 2012 – 14 Agustus 2012.Dalam penelitian ini, materi pembelajaran yang digunakan peneliti adalah pengukuran dan angka penting. Subyek penelitian adalah siswa kelas X dengan jumlah 33 siswa terdiri dari 11 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif learning Jigsaw II.Dalam melaksanakan penelitian ini, guru tidak terlibat di dalam kelas sehingga kondisi kelas adalah murni tanpa intervensi dari guru.

Subyek penelitian ini pada awalnya diberikan tes pemahaman awal (pre-tes) untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya treatmen metode jigsaw II mulai diberikan. Diawali dengan membentuk kelompok heterogen yaitu dengan cara membagi jumlah siswa dan siswi sama di setiap kelompok. Selanjutnya, peneliti membagikan handout materi di mana setiap anggota kelompok mempelajari topik yang berbeda.Di dalam kelompok heterogen ini, siswa-siswi mempelajari dan memahami materi secara individual.

Jumlah siswa di dalam kelas ini ganjil dimana jumlah anggota beberapa kelompok lengkap dan beberapa kelompok kekurangan satu peserta. Saat pembagian handout, peneliti meminta kelompok yang kekurangan untuk membagi tugas tentang siapa yang akan merangkap mengisi kekosongan pembelajaran salah satu materi tersebut. Kelompok-kelompok tersebut menyanggupi permintaan dari peneliti.

Selanjutnya siswa yang membahas topik yang sama berkumpul menjadi satu dalam kelompok homogen. Di dalam kelompok homogen, siswa berdiskusi tentang topik yang dipelajari.Mereka saling berbagi dan berdiskusi untuk lebih memahami materi tersebut.Sebagai pemacu, peneliti membagikan lembar kerja kelompok yang harus diselesaikan bersama-sama oleh kelompok ini.

Peneliti berperan sebagai fasilitator, bertugas untuk mengamati, mendampingi, dan membimbing setiap kelompok supaya tidak terjadi salah konsep.Saat memantau setiap kelompok terlihat bahwa ketika pembagian kelompok tidak berdasarkan kemampuan terjadi beberapa hal di dalam kelompok antara lain yaitu terjadinya silang pendapat (diskusi aktif), namun beberapa kelompok itu berdiskusi pasif dengan alasan sudah mengerti, tidak ada yang ditanyakan lagi, malas berdiskusi dengan kelompok tersebut, dan karena lembar kerja kelompok sudah dikerjakan.Dengan keadaan seperti ini, terdapat beberapa siswa, ketika peneliti sampai di kelompoknya, ada satu atau dua siswa yang aktif bertanya (memberikan respon sangat baik) baik untuk membantu dirinya sendiri dan ada yang berbagi dengan teman satu kelompoknya.

Setelah berdiskusi dalam kelompok homogen dan menyelesaikan lembar kerja, siswa kembali ke dalam kelompok heterogennya.Di dalam kelompok heterogen ini, siswa diberi tanggungjawab untuk mengajar teman satu kelompoknya tentang topic yang dipelajari masing-masing.Di dalam proses ini, terlihat kelompok-kelompok yang kekurangan ini sedikit terbebani

untuk mempelajari materi, di mana yang bertugas merangkap mempelajari terlihat tidak bisa maksimal mempelajarinya. Setelah kegiatan ini berakhir, maka peneliti melaksanakan tes pemahaman akhir (posttest) untuk mengetahui pemahaman siswa setelah diberikan treatmen metode pembelajaran jigsaw II.

Soal pretest dan posttest yang diberikan oleh peneliti kepada siswa hampir sama. Beberapa pertanyaan memang sama, beberapa soal lainnya mirip hanya beda di angka dan pertanyaan yang diajukan. Tetapi indikator yang menjadi acuan tetap sama.Hasil pretest dan posttest seperti data pada tabel 4.1.Dari uji T dependent di peroleh hasil yang signifikan.Dari perhitungan nilai, hasil pretest menunjukkan bahwa 100% siswa tidak paham materi ini. Setelah diberikan treatment, pada hasil posttest menunjukkan peningkatan yaitu 60,61 % siswa dengan kategori tidak paham dan 39,4 % siswa meningkat ke kategori kurang paham. Terjadi peningkatan meskipun belum ada peningkatan kategori pemahaman ke level paham. Rentang nilai untuk masing-masing tingkat pemahaman yaitu:

0–35 = tidak paham 36–71 = kurang paham 72–100 = paham

Dari perbandingan variasi jawaban siswa dapat dilihat bermacam- macam variasi jawaban siswa dari standar jawaban yang benar.Dari soal keseluruhan dapat dibahas dari topik dan indikator tujuannya.

Topik pertama yaitu alat ukur mistar dengan indikator siswa mampu membaca hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya dan siswa mampu melukiskan hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang berbeda.Pada saat pretest banyak siswa dengan benar membaca hasil pengukuran.Meskipun ada beberapa perbedaan jawaban, hal ini dikarenakan hanya salah membaca pengukuran. Misalnya saja untuk mistar pertama panjangnya dengan tepat semua menjawab 2,5 cm, untuk mistar kedua jawaban yang benar 11 cm tetapi ada yang menjawab 10 cm dan 12 cm, hal ini dikarenakan melihat skala kurang tepat.

Pada saat pretest, hampir semua siswa tidak mengerti tentang skala terkecil dan nilai ketidakpastian sehingga jawaban mereka salah.Begitupun pada hasil posttest, jika terjadi perbedaan jawaban pada saat membaca hasil pengukuran dikarenakan sudut memandangnya kurang tepat.Pada hasil posttest, sudah ada peningkatan beberapa menjawab dengan tepat. Contohnya mistar pertama skala terkecil = 1mm, ketidakpastiannya = ½ dari nilai skala terkecilnya = 0,5 mm. Dari hasil pembacaan, beberapa menjawab dengan tepat yaitu (5,6 ± 0,05) cm.

Dalam melukiskan hasil pengukuran mistar, pada hasil pretest kebanyakan siswa melukiskan dengan mistar yang skala terkecilnya 1 mm padahal di dalam soal terdapat hasil pengukuran dengan mistar yang

Dokumen terkait