• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL LOKAS

4.2. Dusun Jatisar

4.2.1. Letak dan Batas Wilayah

Dusun Jatisari merupakan salah satu dari sepuluh dusun yang termasuk ke dalam wilayah Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas wilayah Dusun Jatisari sebagai berikut:

Utara : Kecamatan Semin Selatan : Dusun Plarung Barat : Dusun Tengger Timur : Dusun Sawur

4.2.2. Keadaan Penduduk

Dusun Jatisari terdiri dari 1 Rukun Warga (RW), yaitu RW 2 yang terdiri dari 5 Rukun Tetangga (RT). Menurut data kependudukan tahun 2008, penduduk Dusun Jatisari berjumlah 868 jiwa yang terbagi ke dalam 214 keluarga.

Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Dusun Jatisari, Tahun 2008

RT Jumlah Keluarga Jumlah penduduk seluruhnya (jiwa) Balita Puswus n % n % 1 49 194 11 5,67 70 36,08 2 38 164 13 7,93 43 26,22 3 42 185 6 3,24 64 34,6 4 42 158 14 8,86 44 27,85 5 43 167 8 4,79 54 32,24 Total 214 868 52 5,99 275 31,68

Sumber: Data Kependudukan Dusun Jatisari, Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 3 di atas, terlihat bahwa jumlah keluarga masing- masing RT antara 38 – 49 keluarga. Sementara jumlah penduduknya antara 158 – 194 tiap RT. Terdapat setidaknya enam orang balita per RT. Pengertian Puswus pada Tabel 3 di atas adalah jumlah pria dan wanita yang tergolong ke dalam usia subur.

4.2.3. Perekonomian Dusun

Sebagian besar penduduk Dusun Jatisari bermatapencaharian sebagai petani, akan tetapi tidak semua petani memiliki lahan sendiri. Artinya, ada penduduk yang berprofesi sebagai petani penggarap, walaupun petani memiliki

lahan sendiri, namun mereka juga terkadang menggarap lahan milik orang lain. Pekerjaan lain yang digeluti oleh penduduk dusun ini adalah peternak, pegawai negeri sipil, buruh tani, buruh bangunan, pedagang, pengrajin, supir, dan guru.

Komoditas pertanian yang dihasilkan oleh penduduk Dusun Jatisari diantaranya padi, ketela, kacang, kedelai, jagung, sayuran, cabe, dan tomat. Sebagian besar (tiga RT) penduduk mengalami musim tanam dan panen padi sebanyak dua kali tiap tahun. Hanya sebagian penduduk di RT 2 dan 3 yang dapat menanam padi tiga kali dalam satu tahun. Hal ini karena di RT tersebut terdapat bendungan kecil untuk menampung air yang berasal dari sumber mata air. Jadi, mereka tidak sepenuhnya mengandalkan air hujan. Selain pertanian, penduduk desa ini juga menghasilkan komoditas perkebunan antara lain melinjo, pisang, dan kelapa. Sementara di bidang peternakan, penduduk memelihara ayam, kambing, dan sapi.

4.2.4. Infrastruktur dan Suprastruktur

Sarana dan prasarana yang terdapat di Dusun Jatisari diantaranya balai dusun (satu buah), pasar (satu buah), kios atau warung (sepuluh buah), dan lapangan olahraga (satu buah). Pasar di dusun ini hanya beroperasi setiap hari Pahing pada tanggalan Jawa. Sebagai tempat ibadah, Desa Sawahan memiliki satu buah masjid dan satu buah gereja. Sementara sebagai penunjang kegiatan pendidikan, terdapat 1 buah PAUD, 1 buah TK, dan 1 buah SD di dusun ini.

Fasilitas jalan umum yang tersedia di Dusun Jatisari terbagi atas jalan desa, jalan dusun, dan jalan RT. Jalan desa adalah jalan yang menghubungkan satu dusun dengan dusun lain di Desa Sawahan. Jalan desa yang terdapat di Dusun Jatisari sekitar 75 persen telah dilapisi aspal, sedangkan sisanya masih berbatu. Jalan dusun adalah jalan yang menghubungan satu RT dengan RT lain di Dusun Jatisari. Jalan dusun sebagian besar hanya diberi lapisan semen yang dapat dilewati kendaraan roda empat. Sementara itu, jalan RT menghubungkan satu rumah dengan rumah lain di masing-masing RT. Jalan RT biasanya hanya berupa jalan tanah setapak tanpa dilapisi semen atau aspal.

Walaupun fasilitas jalan desa belum seluruhnya dilapisi aspal, namun penduduk Dusun Jatisari telah banyak memiliki alat komunikasi dan informasi.

Alat transportasi yang dimiliki penduduk seperti mobil truk, mobil, sepeda motor, dan sepeda. Sementara itu, alat komunikasi yang ada antara lain wartel, televisi, dan radio.

Kegiatan sosial kemasyarakatan di Dusun Jatisari mencakup kegiatan yang diperuntukkan bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, dan anak-anak. Kegiatan yang diikuti oleh bapak-bapak diantaranya arisan RT dan pertemuan kelompok tani, walaupun demikian, jika suami sedang berhalangan hadir, maka istri yang diharapkan untuk datang. Kegiatan yang diadakan khusus untuk para ibu antara lain arisan PKK dan kegiatan Posyandu setiap bulan. Ada dua kegiatan yang diadakan oleh para remaja, yaitu Karang Taruna dan Remaja Masjid. Pertemuan Karang Taruna biasanya diadakan di malam minggu pertama setiap bulan, sedangkan pengajian Remaja Mesjid berlangsung setiap malam Jumat. Sementara itu, kegiatan yang dapat diikuti oleh anak-anak adalah pengajian di masjid setiap hari Rabu dan Minggu sore. Kegiatan pengajian anak-anak dibimbing oleh anggota Remaja Masjid.

4.2.5. Budaya

Salah satu budaya yang terdapat di Dusun Jatisari adalah sistem pewarisan kekayaan. Harta kekayaan orangtua yang biasa diwariskan kepada mereka antara lain rumah, tanah, dan lahan garapan. Orangtua di Dusun Jatisari mewariskan rumah dan tanah mereka kepada anak perempuan. Di sisi lain, orangtua mewariskan lahan garapan yang mereka punya kepada anak laki-laki. Hal ini sesuai dengan sistem pembagian kerja yang berlaku di sana bahwa anggota rumahtangga yang lebih berperan di sektor produksi adalah laki-laki.

Hasil penelitian membuktikan bahwa budaya di Dusun Jatisari termasuk matrilokal. Artinya, anak yang diharapkan tetap tinggal di rumah orangtua mereka adalah anak perempuan. Arti rumah di daerah tersebut bukan hanya sebagai tempat tinggal melainkan juga sebagai wadah membina keluarga. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip hidup mereka yaitu rasa kekeluargaan yang tinggi. Oleh karena itu, rumah dan tanah dianggap lebih bernilai daripada lahan, maka wajar jika perempuan memiliki kekuasaan tinggi dalam rumahtangga mereka.

BAB IV

PROFIL LOKASI

4.1. Desa Sawahan

4.1.1. Letak dan Batas Wilayah

Desa Sawahan terletak di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas desa ini adalah 9.727.300 Ha. Seluas 29.500 Ha diantaranya digunakan sebagai fasilitas umum. Tanah hutan seluas 125 Ha. Sementara 3,9 Ha merupakan tanah perkebunan. Batas wilayah Desa Sawahan sebagai berikut:

Utara : Kecamatan Semin Selatan : Desa Sumbergiri Barat : Desa Umbulrejo Timur : Desa Tambakromo

4.1.2. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data monografi desa, jumlah kepala keluarga Desa Sawahan pada tahun 2008 sebanyak 1.313 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 5.591 jiwa. Sejumlah 2.771 jiwa penduduk adalah laki-laki, sedangkan 2.820 jiwa sisanya adalah perempuan. Mayoritas (5.556 jiwa atau 99,37 persen) penduduk Desa Sawahan beragama Islam. Agama lain yang dianut penduduk desa tersebut adalah agama Kristen. Data kependudukan Desa Sawahan tahun 2008 berdasarkan kelompok usia disajikan dalam Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Sawahan menurut Golongan Umur, Tahun 2008

Golongan Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

0 – 4 363 6,49 5 – 9 475 8,49 10 – 14 520 9,3 15 – 19 455 8,14 20 – 24 445 7,96 25 – 29 440 7,87 30 – 34 390 6,98 35 – 39 367 6,56 40 – 44 355 6,35 > 45 1 781 31,86 Jumlah 5 591 100

Jika dilihat pada Tabel 2 di atas, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar (31,85 persen) penduduk berusia 45 tahun ke atas. Hal ini dapat dimaklumi, karena warga desa berusia produktif banyak yang bermigrasi ke daerah lain. Mereka biasanya bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan. Daerah tujuan migrasi warga Desa Sawahan di antaranya Yogyakarta, Klaten, Cilegon, dan Jakarta.

4.1.3. Perekonomian Desa

Sebagian besar (sekitar 61,19 persen) penduduk Desa Sawahan bermatapencaharian sebagai petani. Pekerjaan lain yang digeluti oleh penduduk desa ini adalah peternak, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, TNI/POLRI, buruh bangunan, pedagang, pengrajin, supir angkutan, tenaga kesehatan, dan guru. Komoditas pertanian yang dihasilkan oleh penduduk Desa Sawahan diantaranya padi, ketela, kacang, kedelai, jagung, bawang merah, cabe, dan tomat. Selain itu, penduduk desa ini juga menghasilkan komoditas perkebunan antara lain melinjo, pisang, tebu, kelapa, dan coklat. Sementara di bidang peternakan, penduduk memelihara ayam, kambing, sapi, dan ikan lele.

4.1.4. Infrastruktur

Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Sawahan diantaranya balai dusun (sepuluh buah), pasar (dua buah), kios atau warung (85 buah), Puskesmas (satu buah), lapangan sepakbola (satu buah), dan lapangan olahraga (21 buah). Sebagai tempat ibadah, Desa Sawahan memiliki 23 buah masjid atau mushalla dan satu buah gereja. Sementara sebagai penunjang kegiatan pendidikan, terdapat 4 buah TK, 5 buah SD, dan 1 buah SMP/SLTP di desa ini.

Walaupun fasilitas jalan desa belum seluruhnya dilapisi aspal, namun penduduk Desa Sawahan telah banyak memiliki alat komunikasi dan informasi. Alat transportasi yang dimiliki penduduk seperti mobil truk (empat belas buah), sepeda motor (176 buah), dan sepeda (135 buah). Sementara itu, alat komunikasi yang ada antara lain 6 buah wartel, 915 buah televisi, dan 558 buah radio.

4.2. Dusun Jatisari

4.2.1. Letak dan Batas Wilayah

Dusun Jatisari merupakan salah satu dari sepuluh dusun yang termasuk ke dalam wilayah Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas wilayah Dusun Jatisari sebagai berikut:

Utara : Kecamatan Semin Selatan : Dusun Plarung Barat : Dusun Tengger Timur : Dusun Sawur

4.2.2. Keadaan Penduduk

Dusun Jatisari terdiri dari 1 Rukun Warga (RW), yaitu RW 2 yang terdiri dari 5 Rukun Tetangga (RT). Menurut data kependudukan tahun 2008, penduduk Dusun Jatisari berjumlah 868 jiwa yang terbagi ke dalam 214 keluarga.

Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Dusun Jatisari, Tahun 2008

RT Jumlah Keluarga Jumlah penduduk seluruhnya (jiwa) Balita Puswus n % n % 1 49 194 11 5,67 70 36,08 2 38 164 13 7,93 43 26,22 3 42 185 6 3,24 64 34,6 4 42 158 14 8,86 44 27,85 5 43 167 8 4,79 54 32,24 Total 214 868 52 5,99 275 31,68

Sumber: Data Kependudukan Dusun Jatisari, Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 3 di atas, terlihat bahwa jumlah keluarga masing- masing RT antara 38 – 49 keluarga. Sementara jumlah penduduknya antara 158 – 194 tiap RT. Terdapat setidaknya enam orang balita per RT. Pengertian Puswus pada Tabel 3 di atas adalah jumlah pria dan wanita yang tergolong ke dalam usia subur.

4.2.3. Perekonomian Dusun

Sebagian besar penduduk Dusun Jatisari bermatapencaharian sebagai petani, akan tetapi tidak semua petani memiliki lahan sendiri. Artinya, ada penduduk yang berprofesi sebagai petani penggarap, walaupun petani memiliki

lahan sendiri, namun mereka juga terkadang menggarap lahan milik orang lain. Pekerjaan lain yang digeluti oleh penduduk dusun ini adalah peternak, pegawai negeri sipil, buruh tani, buruh bangunan, pedagang, pengrajin, supir, dan guru.

Komoditas pertanian yang dihasilkan oleh penduduk Dusun Jatisari diantaranya padi, ketela, kacang, kedelai, jagung, sayuran, cabe, dan tomat. Sebagian besar (tiga RT) penduduk mengalami musim tanam dan panen padi sebanyak dua kali tiap tahun. Hanya sebagian penduduk di RT 2 dan 3 yang dapat menanam padi tiga kali dalam satu tahun. Hal ini karena di RT tersebut terdapat bendungan kecil untuk menampung air yang berasal dari sumber mata air. Jadi, mereka tidak sepenuhnya mengandalkan air hujan. Selain pertanian, penduduk desa ini juga menghasilkan komoditas perkebunan antara lain melinjo, pisang, dan kelapa. Sementara di bidang peternakan, penduduk memelihara ayam, kambing, dan sapi.

4.2.4. Infrastruktur dan Suprastruktur

Sarana dan prasarana yang terdapat di Dusun Jatisari diantaranya balai dusun (satu buah), pasar (satu buah), kios atau warung (sepuluh buah), dan lapangan olahraga (satu buah). Pasar di dusun ini hanya beroperasi setiap hari Pahing pada tanggalan Jawa. Sebagai tempat ibadah, Desa Sawahan memiliki satu buah masjid dan satu buah gereja. Sementara sebagai penunjang kegiatan pendidikan, terdapat 1 buah PAUD, 1 buah TK, dan 1 buah SD di dusun ini.

Fasilitas jalan umum yang tersedia di Dusun Jatisari terbagi atas jalan desa, jalan dusun, dan jalan RT. Jalan desa adalah jalan yang menghubungkan satu dusun dengan dusun lain di Desa Sawahan. Jalan desa yang terdapat di Dusun Jatisari sekitar 75 persen telah dilapisi aspal, sedangkan sisanya masih berbatu. Jalan dusun adalah jalan yang menghubungan satu RT dengan RT lain di Dusun Jatisari. Jalan dusun sebagian besar hanya diberi lapisan semen yang dapat dilewati kendaraan roda empat. Sementara itu, jalan RT menghubungkan satu rumah dengan rumah lain di masing-masing RT. Jalan RT biasanya hanya berupa jalan tanah setapak tanpa dilapisi semen atau aspal.

Walaupun fasilitas jalan desa belum seluruhnya dilapisi aspal, namun penduduk Dusun Jatisari telah banyak memiliki alat komunikasi dan informasi.

Alat transportasi yang dimiliki penduduk seperti mobil truk, mobil, sepeda motor, dan sepeda. Sementara itu, alat komunikasi yang ada antara lain wartel, televisi, dan radio.

Kegiatan sosial kemasyarakatan di Dusun Jatisari mencakup kegiatan yang diperuntukkan bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, dan anak-anak. Kegiatan yang diikuti oleh bapak-bapak diantaranya arisan RT dan pertemuan kelompok tani, walaupun demikian, jika suami sedang berhalangan hadir, maka istri yang diharapkan untuk datang. Kegiatan yang diadakan khusus untuk para ibu antara lain arisan PKK dan kegiatan Posyandu setiap bulan. Ada dua kegiatan yang diadakan oleh para remaja, yaitu Karang Taruna dan Remaja Masjid. Pertemuan Karang Taruna biasanya diadakan di malam minggu pertama setiap bulan, sedangkan pengajian Remaja Mesjid berlangsung setiap malam Jumat. Sementara itu, kegiatan yang dapat diikuti oleh anak-anak adalah pengajian di masjid setiap hari Rabu dan Minggu sore. Kegiatan pengajian anak-anak dibimbing oleh anggota Remaja Masjid.

4.2.5. Budaya

Salah satu budaya yang terdapat di Dusun Jatisari adalah sistem pewarisan kekayaan. Harta kekayaan orangtua yang biasa diwariskan kepada mereka antara lain rumah, tanah, dan lahan garapan. Orangtua di Dusun Jatisari mewariskan rumah dan tanah mereka kepada anak perempuan. Di sisi lain, orangtua mewariskan lahan garapan yang mereka punya kepada anak laki-laki. Hal ini sesuai dengan sistem pembagian kerja yang berlaku di sana bahwa anggota rumahtangga yang lebih berperan di sektor produksi adalah laki-laki.

Hasil penelitian membuktikan bahwa budaya di Dusun Jatisari termasuk matrilokal. Artinya, anak yang diharapkan tetap tinggal di rumah orangtua mereka adalah anak perempuan. Arti rumah di daerah tersebut bukan hanya sebagai tempat tinggal melainkan juga sebagai wadah membina keluarga. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip hidup mereka yaitu rasa kekeluargaan yang tinggi. Oleh karena itu, rumah dan tanah dianggap lebih bernilai daripada lahan, maka wajar jika perempuan memiliki kekuasaan tinggi dalam rumahtangga mereka.

BAB V