• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jatuh Bangun Kohesi Bangsa Arab

intelektual sekaligus sebagai representasi dari tren pemikiran Arab modern ke dalam empat periode. Pertama, generasi tahun 1830-1870 M, yang khas dengan tren ‘mengadopsi’ lembaga hukum dan politik Barat guna kemajuan Negara. Selanjutnya, adalah generasi antara tahun 1870-1900 M y a n g d i t a n d a i d e n g a n g e r a k a n r e -interpretasi Islam. Yang ketiga, generasi 1900-1939 M. Generasi ini dikenal dengan semakin kuatnya gerakan fundamentalisme sekaligus liberalisme islam. Dan yang terakhir, adalah generasi pasca perang Dunia II sebagai tren nasionalisme Arab.

Pasca fenomena The Arab Spring yang muncul pada sekitar 2011, rezim di beberapa negeri di Arab mengalami perubahan. Berawal dari Tunisia, meluas ke Mesir dan sebagian besar dunia muslim. Setahun kemudian, perubahan rezim juga merambahi Libya, Suriah hingga ke Yaman. Dunia Arab tengah berada di antara konflik berkepanjangan.

Konflik yang terjadi ini kemudian melahirkan keretakan. Yang sangat disayangkan adalah bahwa kenyataannya, pihak-pihak yang berseteru adalah Arab sendiri, terlepas dari ideologi apapun yang mereka miliki. Salah satu pihak yang sering memantik konflik di dalam dunia Arab ini adalah Israel.

Keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membagi wilayah Palestina pada kaum Yahudi sebanyak 55% dari seluruh wilayah memicu protes negara-negara tetangga Palestina hingga menyulut

konflik bersenjata. Tepat sehari usai diproklamirkannya negara Israel pada 14 Mei 1948, koalisi negara Arab yang beranggotakan Mesir, Suriah, Yordania, Irak, Lebanon dan beberapa negara lain melancarkan serangannya. Di luar dugaan, Israel malah berbalik memenangkan peperangan, dan berhasil merebut sebesar 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina.

Berlanjut pada Mei 1967 dimana Mesir mengusir United Nation Emergency Forces (UNEF) yang berpatroli sejak 1957 usai invasi Israel dari Semenanjung Sinai. Dikarenakan oleh tekanan internasional terutama Uni Soviet dan Amerika Serikat, I s r a e l k e m u d i a n m e n a r i k m u n d u r pasukannya dan kawasan tersebut akhirnya menjadi zona demiliterisasi.

M e s i r k e m u d i a n m e m b e n t u k pasukan dan mempersiapkannya di perbatasan, memblokade selat Tiran yang menjadi jalur masuk kapal Israel dari Laut Merah ke Teluk Aqaba, lalu memanggil negara-negara yang lainnya untuk ikut berkoalisi. Melihat pergerakan yang tidak merugikan ini, Israel mendahului serangan dengan mengancurkan pangkalan angkatan udara Mesir pada 5 Juni 1967. Yordania akhirnya berani mengambil langkah membalas serangan tersebut dengan menyerang Yerussalem Barat dan Netanya.

6 Oktober 1973, saat Mesir dan Suriah menyerbu Israel. Tunisia, Libya, Irak, Iran, Aljazair, Maroko, Sudan, Lebanon, bahkan hingga Kuba dan Korea

Fikrah

Utara juga dikabarkan ikut serta dalam p e n y e r b u a n i n i . D i a w a l i d e n g a n ditembusnya benteng Berlief oleh Mesir. S e t e l a h b e r h a s i l , p a s u k a n M e s i r menggunakan rudal anti serangan udara untuk mengiringi gerak maju pasukan daratnya. Suriah merangsek dari sisi timur Israel. Terdesak, namun Israel masih mampu menghadang Suriah. Perang yang disebut Yom Kippur inilah yang dinyatakan paling mengancam eksistensi Israel.

Bukan tanpa usaha bangsa Arab ingin menghentikan gejolak yang tak kunjung usai ini. Pada 1943, pemerintah Mesir sempat mengajukan sebuah proposal pembentukan organisasi yang nyata. Lahirlah kemudian Liga Arab pada 22 Maret 1945. Organisasi ini didirikan oleh tujuh negara. Tertera pada piagamnya, tugas Liga Arab mencakup koordinasi kegiatan ekonomi, kebudayaan, kewarganegaraan, sosial, dan kesehatan. Pembuatannya didasari oleh Pact of The League of Arab

States, yang menjadi konstitusi dasar bagi

organisasi Liga Arab. Negara-negara anggotanya ialah Mesir, Irak, Transjordan ( 1 9 4 6 b e r u b a h m e n j a d i Y o r d a n i a ) , Lebanon, Arab Saudi dan Suriah.

Liga Arab menjadi wadah tertuangnya Pan Arabisme. Ia berangkat dari sebuah kesadaran untuk menyatukan negara-negara Arab dalam satu bangsa yang perlu diwujudkan. Liga Arab juga ditujukan untuk media yang memerdekakan negara-negara Arab, yang seharusnya bisa menjadi penengah. Namun sayangnya usia Liga

Arab pada saat itu masih sangat belia untuk berhadapan dengan konflik-konflik yang ada, seperti konflik Israel – Palestina yang sudah berjalan sejak 1948.

Liga Arab sebagai organisasi regional memiliki peran yang sangat diharapkan dalam penyelesaian berbagai konflik yang ada di dunia Arab. Tetapi, Liga Arab seperti tidak punya kekuatan untuk bertindak atau mengintervensi masalah-masalah ini. Sehingga ia terlihat seperti mandul. Liga Arab, khususnya pada masalah konflik Suriah, belum bisa memberikan dampak langsung dan menjadi jalan keluar.

Organisasi yang terlahir dari rahim cita-cita Pan Arabisme untuk menyatukan negara Arab menjadi satu tampaknya berjalan di jalanan yang penuh kelok dan terjal. Sehingga menyulitkannya untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya. Banyaknya konflik menghambat lajunya. Dari jatuh bangunnya tarik-ulur bangsa A r a b i n i , d a p a t k i t a p e t i k h i k m a h bahwasannya persatuan dan kesatuan merupakan hal yang membutuhkan perjuangan. Begitu banyak harga yang harus dibayar. Akan lebih baik lagi selama masalah masih bisa diselesaikan dalam dialog. Cara ini, akan mengurangi angka korban yang berjatuhan.

Oleh: Inayah Salsabil

khir-akhir ini kita digegerkan

A

pernyataan Donald Trump tentang rencana Perdamaian Israel dan Palestina yang jelas-jelas menguntungkan I s r a e l . N a h , t u l i s a n k a l i i n i a k a n menjelaskan mengapa Amerika Serikat selalu berperan di Timur Tengah? Mengapa Amerika Serikat mendapatkan posisi di T i m u r T e n g a h , b a h k a n b e r h a s i l membangun aset riset energi, perdagangan, d a n p a n g k a l a n k e a m a n a n . A n e h n y a mengapa ada bangsa Arab mendukung keberadaan Amerika di Timur Tengah?

Panasnya Geopolitik Timur Tengah

Pada awal akhir abad 20 dan awal abad 21, isu-isi geopolitik Timur Tengah menjadi sorotan global. Secara umum, geopolitik merupakan hubungan antara politik dan teritori dalam lokal maupun internasional yang mencakup praktis a n a l i s i s , p r a s y a r a t , p e r k i r a a n , d a n pemakaian kekuatan politik dalam suatu wilayah. Geopolitik Timur Tengah sendiri berarti melihat masalah atau hubungan internasional atau antarnegara kawasan Timur Tengah.

Amerika Sebagai Negara Super Power

Di balik panasnya geopolitik Timur Tengah, Paman Sam adalah salah satu entitas yang mempunyai kekuasaan lebih atas peraturan politik internasional baik

dalam mempengaruhi peristiwa-peristiwa global maupun mengambil keputusan dalam proyek-proyek internasional.

Amerika memiliki kekuatan militer terbesar di dunia berbasis hampir seluruh dunia, menguasai perekonomian dunia, pemilik hak veto di PBB, dan banyaknya perusahaan besar multinasional yang berbasis di negara ini. Selain itu jika AS mengalami resesi, maka semua ekonomi dunia bakal terganggu, karena komoditi yang diimpor para produsen di Amerika bakal mengalami penurunan drastis. Maka dengan kekuasan adidaya ini, Amerika sangatlah mudah mengintervensi dalam percaturan geopolitik Timur Tengah.

Kutukan Minyak Bumi

Melihat Timur tengah sebagai lumbung minyak bumi dunia, ternyata minyak bumi bukan hanya menjadi surga, tetapi juga kutukan. Pasalnya banyak terjadi perang perebutan sumber minyak bumi. Contohnya Perang Iran –Irak (1980-1988), Irak dan Kuwait (1990). Tak luput, Amerika ingin menguasai minyak bumi di kawasan Timur Tengah dengan strategi hubungan ekonomi dan politik. Bahkan intervensi keamanan militer seperti invasi dan penyerangan Irak pada 1991 saat Perang Teluk dan 2003 dengan target Saddam Hussein yang diduga hanya mencari minyak.

Dokumen terkait