• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edisi XI Sya ban 1441 PAN ARABISME ; PUDARKAH SEMANGAT BANGSA ARAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Edisi XI Sya ban 1441 PAN ARABISME ; PUDARKAH SEMANGAT BANGSA ARAB"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Edisi XI Sya’ban 1441

PAN ARABISME ; PUDARKAH SEMANGAT BANGSA ARAB

ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ ﻦﲪﺮﻟﺍ ﷲﺍ ﻢﺴﺑ

B i s m i l l â h i r r a h m â n i r r a h î m

(4)

Salam Redaksi

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu.

Alhamdulillah, segala puji kepada Allah Swt yang selalu memberikan kita rahmat yang berlimpah. Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada manusia utama baginda Nabi Muhammad Saw. Semoga di hari kiamat kelak kita mendapat syafa’atnya.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh belah pihak yang telah mendukung terbitnya Majalah La Tansa ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Alhamdulillah majalah ini bisa terbit dengan segala kelebihan dan kekurangannya atas dukungan dari berbagai aspek, sehingga bisa dinikmati oleh pembaca.

Pada edisi kali ini La Tansa akan memaparkan beberapa rubrik yang telah dikemas dengan tema “Pan Arabisme, Pudarkah Semangat Persatuan Bangsa Arab?”. Sedikit banyaknya akan dijelaskan mengenai Bagaimana peran Azhar dalam mewujudkan perdamaian di Palestina? Jatuh bangun kohesi Bangsa Arab dan Bukti kemesraan Amerika dengan Timur Tengah.

Alhamdulillah semua akan diuraikan dalam Majalah La Tansa edisi 11 ini. Semoga majalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan kami khususnya.

Akhir kata, kami sangat mengharapkan kritik dan saran teman-teman demi tercetaknya Majalah yang lebih baik dan berkualitas di edisi selanjutnya. Karena tanpa kritik tidak akan muncul saran, tanpa saran tidak akan ada perbaikan dan tanpa perbaikan tidak akan ada kemajuan.

Dewan Penasehat Bpk. Usman Shihab, Lc, - Bpk. Isa Anshori, Lc, - Bpk. Subhan Jaelani Ahmad, Lc - Bpk. Mukhlason Jalaluddin, Lc - Bpk. Suhartono TB, Lc - Bpk. Ghazali Rahman, Lc - Bpk. Hasbiyallah Alwi, Lc - Bpk. Nur Fuad Shofiyullah, Lc - Bpk. Hikmatullah Sujana, Lc

Redaktur Ahli Arief Assofi, Lc - Umar Abdullah - Achmad Fawatih Nur Rizqi, Lc - Abdul

Kholiq Muhsin, Lc - Jauharotun Naqiyyah, Lc - Hayyun Ulfa, Lc Dewan Redaksi Abdul Karim - Albi Trisnadi - Bana Fatahillah - Sayyid Qisthon - Muhammad Eka Fathurrahman - Luthfiah Mufliha - Maulina Dewi Direktur Utama Ummu Maghfiroh Pimpinan Redaksi Rahmadi Prima

Direktur Marketing Adrian Calvin Sekretaris Redaksi An-Nisa Putri Manajer Keuangan Ella

Safira Kepala Desain Habib Maulana Layouter Utama Inayah Salsabil Infografis Luqman Fauzi - Arif Abdurrahim Penyunting Isi dan Bahasa Fakhri Abdul Ghaffar Ibrahim - Tri Wi Farma - Alwi Nurul Fauzi - Nafisah Aliyah - Annisah Azzahra Manajer Produksi Nur Ikma Hasanah Manajer Distribusi Hilmi Ghifaria Manajer Promosi Azimatul Mufidah Perwakilan

(5)

Surat Pembaca

B

ermazhab, Pentingkah?” Adalah judul pada majalah La Tansa yang saya beli pertama kali saat tiga tahun yang lalu. La Tansa bagi saya punya kualitas yang selalu membuat para pembacanya menanti tiap edisinya. Kesan pertama saya saat membaca La Tansa pertama kali, sangat menarik. Di majalah pertama itu pula, saya mengenal sosok Syafi'i Saghir, Imam Ibnu Hajar Al-Haitami. Sosok yang sangat mumpuni dalam berbagai segi keilmuan dan menjadi tauladan bagi penuntut ilmu.

La Tansa pun terus eksis, pembaca pun selalu dibuat penasaran dengan edisi berikutnya. Dan untuk edisi X 1441 H, “Hijab Toleransi” adalah bukti bahwa La Tansa pun mengikuti arus dan konflik yang sedang terjadi. 2019 sungguh menjadi ujian bagi kita untuk memaknai dalam apa arti toleransi yang sesungguhnya. Kita banyak dihadapkan pada jebakan dari mereka kaum yang kontra dengan agama islam, yang dimana jebakan ini dibalut dengan narasi toleransi, moderat, dsb.

La Tansa kedepannya terus menjadi media yang bisa menebar manfaat kepada setiap pembacanya, tentu ini akan selalu jadi harapan kami. Tetap eksis, ditunggu edisi selanjutnya. Terimakasih.

S

ejauh yang saya ketahui tentang Majalah La Tansa saat ini, salah satunya ia berusaha menghadirkan topik terhangat, sifatnya berat namun mencoba dikemas ke dalam bahasa yang mudah dipahami. Karena topik yang dibahas, telah dikaji terlebih dahulu. Sehingga menghadirkan tulisan yang berbobot dan dapat dinikmati oleh kalangan akademisi serta masyarakat pada umumnya. Harapann ya dengan hadirnya Majalah La Tansa ini, dapat memberikan dampak positif kepada pembaca dan meningkatkan minat baca generasi saat ini. Serta sebagai media pembelajaran bagi Kru Majalah La Tansa khususnya.

Tetap semangat untuk menebar kebaikan, semoga tetap istiqomah dan terus meningkatkan kwalitas.

Anggi Diah Putri

Ketua Keputrian IKPM

periode 2019/2020

Nurman Haris

Ketua IKPM

periode 2018/2019

(6)

TAJUK UTAMA

Pan Arabisme; Memahami

Ideologi Kebangsaan

Bangsa Arab

TAJUK UTAMA

The Arab Spring; Revolusi

Negara-Negara Arab

KHAZANAH

Revolusi Arab;

Manuver Inggris

ke Kerajaan Saudi

FIGUR

Gamal Abdul Nasser;

Sang Revolusioner

dan Nasionalis Arab

OASE HIKMAH

Percaya

DUNIA KAMPUS

Menimba Ilmu

Teknologi dan Sains

di Negeri Tirai Bambu

SYI’ARUNA

Nilai Sebagai Bekal Perjalanan

KAJIAN UTAMA

Kemesraan Amerika

dan Timur Tengah

OPINI

Liga Arab dan Dambpaknya

Terhadap Masyarakat

Internasional

KABAR AZHAR

“Perdamaian” Gagal Menjaga

Dirinya, Al-Azhar Suntikkan

Konsep Pembaruan

EGYPT LEISURE

Mesir Ummuddunya

PUISI

Ladang Pembantaian

Nasehat Untuk Pengkhianat

CATATAN AKHIR

Antara Persatuan

dan Persaudaraan

1

5

13

16

19

20

23

29

33

RESENSI

Posisi Kritik dalam Islam

36

NISAIYYAT

Wanita; Benarkah Akal

dan Agamanya Kurang?

39

43

45

47

49

FIKRAH

Jatuh Bangun

Kohesi Bangsa Arab

26

(7)

an Arabisme apabila kita urai secara

P

bahasa, dapat dipisahkan menjadi tiga bagian. Pertama Pan, kedua Arab dan ketiga Isme. Sebelum memahami Pan Arabisme dari berbagai sudut, ada baiknya kita memahami makna ketiga terma ini lebih mendalam.

Pan, adalah sebuah prefix ( huruf

atau kelompok huruf yang ditempatkan di awal kata atau kata asli yang tidak dapat diuraikan lagi- Aslu-al maddah) dari suatu kata untuk memodifikasi kata tersebut) dari bahasa Yunani yang berarti keseluruhan, segalanya atau mencangkup seluruh anggota dari sebuah kelompok.

Arab, sebenarnya memiliki arti yang sangat luas. Namun dalam pembahasan kali ini kita dapat menggunakan kacamata Philip K. Hitti dalam History of Arabs (1937:20) untuk memahami makna secara geografis, ras dan periode. Secara umum, Hitti memisahkan Arab menjadi dua bagian; utara dan selatan.

Arab Selatan mencangkup Yaman, H a d r a m a u t d a n p e s i s i r s e l a t a n semenanjung Arab. Bangsa ini tidak menggunakan bahasa Arab sebagai praktis mereka, melainkan bahasa Semit Kuno. Disisi lain, bangsa ini cukup beruntung memiliki relasi internasional sampai-setidaknya pada abad 5-6 masehi. Sehingga bangsa Yunani menyebutnya sebagai Arabia

Felix, Arab yang beruntung.

Sedangkan Arab Utara adalah mereka yang tinggal di lautan gurun pasir yang luas barat daya Asia. Peradaban Arab Utara cenderung lebih tertinggal dibanding Arab selatan karena kondisi geografis. Kebanyakan bangsa ini hidup nomaden, walau ada dari mereka yang menetap di Hijaz dan Nejed. Bangsa ini sangat kental dengan literasi lisan. Mencangkup syair, prosa, pidato dan puisi yang dikembangkan dari mulut ke mulut dengan kemampuan ingatan mereka yang tajam. Sedangkan literasi tulis baru dikembangkan pasca era Muhammad. Karena hal itu pula, istilah jahiliyah lebih erat pada bangsa Arab Utara.

S e c a r a g e o g r a fi s , A r a b d a p a t diartikan sebagai bangsa yang dilingkupi lima lautan. Antara lain; Laut Merah dan teluk Aqabah di barat daya, Laut Arab di tenggara, Teluk Persia dan Teluk Oman di timur laut. Namun modern ini, daerah diats secara politik Arab dapat diuraikan menjadi beberapa negara; Arab Saudi, Kuwait, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Qatar dan Bahrain.

Namun apabila kita merujuk secara politik, tidak ada salahnya kita mengenal Arab dengan sudut pandang sejarah Islam. Perluasan agama Islam yang terjadi pada era kekhalifahan Umar Ra hingga periode Bani Abbasiah, membuat perluasan makna Arab

Pan Arabisme;

Memahami Ideologi Kebangsaan Bangsa Arab

(8)

m e n j a d i b e n t a n g a n d a r i A n d a l u s i a (Spanyol) hingga Punjab (Asia Tengah). Terma Arab ini meluas dikarenakan perluasan bahasa Arab yang mana ikut tersebar bersama penyebaran dakwah Islam.

Terma terakhir yang perlu difahami adalah Isme. Merupakan imbuhan akhir bersumber dari beberapa bahasa; Yunani

(ismos), Latin (ismus), Prancis Kuno (isme), dan Inggris (ism). Secara bahasa,

akhiran ini memiliki makna menandakan sebuah faham, ajaran dan kepercayaan atau agama. Imbuhan yang merupakan bahasa asing sekarang menjadi kosa kata resapan bahasa Indonesia karena penggunaan kata yang sudah umum.

Dari ketiga terma diatas, dapat kita simpulkan bahwasannya Pan Arabisme secara bahasa adalah sebuah paham atau keyakinan akan persatuan bangsa Arab. D a r i s i n i k i t a d a p a t m e n g u r a i k a n pembahasan akan faham ini dengan terperinci.

Secara istilah, Pan Arabisme adalah s e b u a h i d e o l o g i y a n g m e n d u k u n g penyatuan negara-negara Arab, dari Samudra Atlantik sampai ke ujung Laut A r a b . S e p e r t i y a n g s u d a h k i t a u l a s sebelumnya dalam definisi ideologi, Pan Arabisme adalah sebuah ideologi yang berkaitan erat dengan budaya nasionalisme bangsa Arab dan menegaskan bahwa bangsa Arab merupakan satu kesatuan dalam sebuah bangsa.

Paham Pan-Arabisme meyakini

bahwa negara-negara berbahasa Arab memiliki kesamaan dalam bidang bahasa, geografis maupun budaya. Maka dari itu, dibutuhkan suatu persatuan agar dapat mencapai kemerdekaan baik dari penjajah Kekaisaran Ottoman Turki maupun dari penjajah Eropa khususnya Inggris dan Perancis.

P a n - A r a b i s m e s e n d i r i t i d a k m e m p e d u l i k a n a g a m a d a r i n e g a r a penganutnya. Karena kata kunci dari Pan-Arabisme adalah bahasa Arab, yang kemudian menjadi unsur penyatu bagi negara Timur Tengah di bawah suatu organisasi politik.

I d e o l o g i i n i s e l a r a s d e n g a n nasionalisme Arab yang menegaskan bahwa bangsa Arab merupakan satu kesatuan dalam sebuah bangsa dan memiliki kesamaan kepentingan. Nasionalisme Arab tidak mempermasalahkan tentang agama, karena gerakan ini tidak mengingkari a t a u p u n m e n o l a k a g a m a b a h k a n menghormatinya.

Kewajiban penganut agama Islam untuk beribadah di masjid dan penganut Agama Kristen untuk beribadah di gereja masih tetap di hormati. Tetapi bagi kedua a g a m a , w a j i b d e n g a n s e p e n u h h a t i membina nasionalisme Arab dan bekerja sama untuk kepentingan kemaslahatan bangsa Arab. Bahkan dinyatakan bahwa faktor agama hendaklah dikesampingkan jika menghalangi nasionalisme Arab.

Pada tahun 1918 ideologi ini mulai berkembang di wilayah Timur Tengah.

Tajuk Utama

(9)

Ideologi ini terus berkembang seiring dengan kelahiran konsep nasionalisme di Eropa. Semakin lama ideologi ini semakin meluas, hingga mulai banyak bermunculan pemikir sekuler, salah satunya adalah Abdu Al—Rahman Al-Kawakibi, seorang pemikir dari Arab yang mengajukan sebuah k e k h a l i f a h a n d i M e k k a h , n a m u n m e m p u n y a i f u n g s i b e r b e d a d e n g a n kekhalifahan kuno yang hanya menjadi sebuah tempat administratif sebagai pusat kebangkitan Islam.

S e i r i n g d e n g a n b a n y a k n y a pemikiran-pemikiran sekuler dan Kristen yang menyampuri ide-ide kebangkitan Arab tersebut, perlahan ide Arabisme menjadi tersekulerasi. Walaupun Arab masih identik dengan Islam, namun yang ditekankan adalah rasa kebangsaan dan bukan ikatan agama.

Popularitas ideologi ini mencapai puncaknya selama tahun 1950 dan 1960-an. Para pendukung Pan-Arabisme menganut prinsip sosialis dan sangat menentang keterlibatan politik Barat di dunia Arab. Berbagai cara dilakukan agar tidak adanya c a m p u r t a n g a n n e g a r a l u a r , d a l a m kepengurusan negara-negara Arab.

P a n - A r a b i s m e s e n d i r i a d a l a h perkembangan dari nasionalisme Arab yang pertama kali muncul sebagai fenomena litirer dan politik dibawah kekaisaran Ottoman pada akhir abad ke-19. Hingga pada abad ke-20 legitimasi kekuasaan Ottoman atas wilayah Arab mulai ditentang oleh warga Muslim dan Kristen. Sejumlah

penulis dan pemikir Muslim makin menyadari keterbelakangan relatif dunia Islam, terutama kekaisaran Ottoman.

Dua manifestasi Pan-Arabisme yang paling jelas adalah “Nasserisme” dan Ba’athisme. Nasserisme sendiri dinisbatkan kepada Gamal Abdul Nasser yang menjabat sebagai presiden Mesir dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan Mesir dan negara-negara Timur Tengah yang berpijak pada Pan-Arabisme.

Dalam pandangan Nasser, Mesir tidak mungkin untuk melepaskan diri dari belenggu imperialisme dan kolonialisme Barat jika hanya memperhatikan diri sendiri dan berjuang untuk wilayah dalam negrinya sendiri, karena keterpisahan itu akan segera dimanfaatkan oleh Barat untuk m e w u j u d k a n k e p e n t i n g a n -kepentingannya.

Selain itu, negara-negara Arab sudah sangat lama terhimpit dengan kekuatan negara-negara asing. Oleh karena itu, negara-negara Arab harus membangun kesadaran terhadap persatuan Arab serta menghidupkan tanggung jawab bersama dalam menghadapi perjuangan terhadap berbagai bentuk konspirasi imperialis dan kolonialis Barat.

Sedangkan Ba’athisme sendiri adalah sebuah partai yang di sebut partai Ba’ath yang mempunyai slogan “Satu bangsa Arab dengan misi abadi” yang didirikan di Syiria pada tahun 1940-an menyebut partai ini adalah Pan-Arab sejati. Pada tahu 1950 hingga 1960-an cabang

Tajuk Utama

(10)

Tajuk Utama

partai ini didirikan di setiap negara Arab

atau wilayah bangsa Arab.

Ekspresi politik konkret Pan-A r a b i s m e a d a l a h P e r s a t u a n Pan-A r a b R e p u b l i k M e s i r d a n S y i r i a , y a n g berlangsung dari tahun 1958 sampai 1961. Pada mulanya gagasan ini dari Partai Ba’ath yang takut pada efek Komunis di Syiria. Tetapi kemudian ia dipakai oleh Mesir untuk mengeksploitasi partnernya s e c a r a e k o n o m i s d a n a k i b a t n y a , persatuan ini tidak populer di Syiria.

Pan-Arabisme hampir berhasil m e n d i r i k a n s u a t u i m p e r i u m a t a u konfederasi yang sangat besar dan mencakup negara-negara Arab. Namun Pan-Arabisme sendiri tidak menghasilkan solidaritas dan persatuan Arab serta tidak d a p a t m e n g a t a s i k e a n e k a r a g a m a n k e p e n t i n g a n p a r a p e m i m p i n d a n masyarakat Arab yang selalu bersaing.

Pada level populer, ide persatuan Arab mampu menarik perhatian dunia A r a b , s e b a b k e b a n y a k a n p o p u l a s i berbahasa Arab adalah Muslim yang notabene memiliki asumsi kultural yang sama. Namun dari segi praktis, masih kurangnya legistimasi dan ciri non-demokratis atau anti non-demokratis dari semua rezim Arab.

Semuanya bersamaan dengan fakta bahwa negara nasional yang eksis berada pada tahap perkembangan sosio-ekonomi dan politik yang amat berbeda, betapapun diinginkannya ideologi tersebut, realisasi Pan-Arabisme pada

saat ini masih jauh dari harapan. Selain itu, tujuan atau alasan Pan-Arabisme mempunyai efek negatif terhadap proses pembentukan negara dan bangsa di dunia Arab, karena ia lebih cenderung fokus memusatkan perhatian kepada musuh yang jauh daripada problem kemiskinan, ketimpangan dan kelemahan hukum yang ada di negara tersebut.

P a n - A r a b i s m e j u g a t i d a k menghasilkan solidaritas dan persatuan Arab serta tidak mampu mengatasi keanekaragaman kepentingan para pemimpin dan masyarakat Arab yang selalu bersaing.

P a d a k e n y a t a a n n y a , P a n -Arabisme yang sering diartikan sebagai penyatu negara-negara Arab ini lebih sering membawa budaya serta tradisi Arab yang cnderung sekuler dan sosialis, bukan Islam. Semangat dalam gerakan ini banyak didominasi politik Barat. Karena hampir 100 tahun kelahirannya, ideologi ini tak mampu menyatukan negara-negara Arab, bahkan membuatnya semakin terkoyak.

Kini, sudah saatnya bangsa Arab mulai menyadari kembali Islam sebagai semangat asli dan identitas dasar d i k e m b a l i k a n s e c a r a d a m a i d a n menguasai sendi-sendi kehidupan b e r n e g a r a , t e r m a s u k m e n y a t u k a n k e m b a l i J a z i r a h A r a b , l a l u mengembalikan eksistensi persatuan yang sesungg uhnya.

(11)

Tajuk Utama

The Arab Spring;

Revolusi Negara-Negara Arab

he Arab Spring. Musim Semi

T

Arab, adalah istilah politik yang ramai dibicarakan dalam kancah politik internasional, terutama di negara-negara Arab, terhitung sejak awal Januari 2011 lalu. Istilah ini menunjukkan runtuhnya kekuasaan deretan pemimpin-pemimpin otoriter Negara-negara Arab, mulai dari Tunisia dengan runtuhnya kekuasaan diktator Zein Al-Abidin Ben Ali (Ben Ali), kemudian meluas ke Mesir dengan lengsernya Hosni Mubarak, lalu beralih ke Libya, yang berhasil mengakhiri era kediktatoran Moammar Khadafy yang telah berlangsung kurang lebih 40 tahun l a m a n y a , d i l a n j u t k a n o l e h Y a m a n ,

Bahrain, dan Suriah.

Rakyat Arab memiliki sebutan tersendiri untuk peristiwa politik penting ini, dengan sebutan Tsaurat

al-Arabiyyah adalah revolusi yang akan

membawa perubahan menuju masyarakat dan bangsa ideal setelah melewati sekian masa berada di bawah kepemimpinan dengan sistem otoriter dan dengan kekuasaan yang tidak dibatasi, yang dalam s e k a l i g u s m e n g e k a n g k e b e b a s a n masyarakat dalam berbagai aspek hingga melahirkan kesenjangan sosial yang nyata terlihat antara elite (penguasa), yang hidup bergelimang kemewahan berdampingan dengan rakyat yang miskin papa.

(12)

Tajuk Utama

Masyarakat Eropa menyebutnya dengan

Arab Springs (Musim Semi Arab/ al-Rabi’ al-Arabiy) adalah musim yang menjadi

titik awal pertumbuhan demokrasi di negara-negara Arab.

P e r i s t i w a A r a b S p r i n g s dilatarbelakangi oleh kondisi sosial politik dan ekonomi yang berlangsung di Negara-negara Arab melalui kurun waktu yang terbilang jauh sebelum gejolak tersebut terjadi.

Kondisi Sosial Ekonomi dan Politik y a n g M e m p e n g a r u h i T h e A r a b

Spring Bergejolak

Sebelum The Arab Spring bergejolak, tiga negara Arab (Tunisia, Mesir dan Suriah) mempunyai beberapa kesamaan kondisi sosial ekonomi dan politik yang m e m p e n g a r u h i T h e A r a b S p r i n g bergejolak. Antara lain sebagai berikut:

Pertama, ketiga negara tersebut masing-masing dipimpin oleh pemimpin otoriter yang berkuasa cukup lama serta pemimpin yang meraih kekuasaan dengan tidak melalui proses pemilihan yang demokratis. Di Tunisia, Ben Ali berkuasa sejak tahun 1987 melalui kudeta tidak berdarah. Ben Ali mengkudeta Habib Bourguiba setelah dia diangkat menjadi Perdana Menteri satu bulan sebelumnya. Sedangkan di Mesir, Hosni Mubarak menjadi Presiden Mesir pada tahun 1981 setelah Anwar Sadat terbunuh,

sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden.

Di Suriah, perjalanan Bashar al-Assad untuk menjadi Presiden Suriah karena menggantikan ayahnya, Hafez Al-Assad, yang meninggal pada 10 Juni 2000. Jauh sebelum Hafez al-Assad meninggal dunia, Bashar Al-Assad sebenarnya sudah d i p e r s i a p k a n u n t u k m e n g g a n t i k a n ayahnya yang sudah tua.

Kemudian, adalah permasalahan k o r u p s i y a n g t e r u s t e r j a d i . M e n u r u t C o r r u p t i o n P e r c e p t i o n

I n d e x ( C P I ) y a n g d i k e l u a r k a n

oleh Transparency International pada tahun 2010, tingkat korupsi di negara-negara Timur Tengah cukup tinggi, dimana Tunisia berada pada peringkat ke-59 dan Mesir pada peringkat ke-98 dari 178 negara. Sekian faktor ini tentu saja lebih dari cukup untuk menjadi bahan bakar s e b u a h r e v o l u s i , d i t a m b a h t r a g e d i Mohammed Bouzazi di Tunisia yang memantik sumbunya, sehingga pergolakan pun terjadi di Negara Arab lainnya.

H i d u p d a l a m t e k a n a n , penderitaan, dan penyiksaan di bawah rezim yang sewenang-wenang yang terjadi pada diri Mohammed Bouazizi sebenarnya dirasakan langsung oleh rakyat Tunisia p a d a u m u m n y a d a n b a h k a n o l e h penduduk Negara-negara Arab sejak sebelum The Arab Spring bermula.

Maka dipastikan, gejolak The Arab Spring yang menjadi awal untuk

(13)

Tajuk Utama

mengakhiri rezim otoriter dan bangkitnya

harapan rakyat Negara-negara Arab untuk kehidupan yang demokratis termasuk d i a n t a r a n y a d a l a m k o n d i s i s o s i a l , ekonomi, dan politik yang dihadapi oleh ketiga negara tersebut.

Gejolak Bermula dari Aksi Bouazizi di Tunisia

Gejolak The Arab Spring dimulai di Tunisia ketika seorang pemuda 26 tahun, Mohammed Bouazizi, sarjana lulusan universitas yang menjalani hidup dengan m a t a p e n c a h a r i a n u t a m a s e b a g a i Pedagang Kaki Lima, melakukan protes terhadap kekejaman pemerintah Tunisia di bawah rezim otoriter Ben Ali.

M o h a m m e d B o u a z i z i n e k a t melakukan aksi bakar diri yang tidak hanya menarik perhatian seluruh negeri, aksinya melalui media internasional mendapat sorotan luar biasa dari dunia, pada tanggal 17 Desember 2010.

Hari berjalan normal sebagaimana biasanya, pemuda 26 tahun ini berjalan dari rumahnya dengan gerobak tempatnya berjualan sayur-sayuran di kawasan Sidi Bouzid, selatan Tunisia. Bouazizi dan gerobaknya telah menjadi target razia aparat, pasalnya ia dianggap berjualan tanpa ijin.

B o u a z i z i s e t i a p h a r i n y a h a r u s menyetor denda 10 dinar karena tidak memiliki ijin usaha. Bouazizi tidak punya pilihan lain selain terus berjualan sebagai

Pedagang Kaki Lima, meskipun tidak membayar denda. Tetap berjualan tanpa ijin dan juga tidak membayar denda itulah yang membuat Bouazizi dan gerobaknya menjadi salah satu target razia aparat setempat.

Sudah menjadi hal yang lazim di Sidi Bouzid bahwa para Pedagang Kaki Lima harus rutin menyetor uang suap kepada aparat untuk tetap bisa berjualan, namun pada hari itu Bouazizi sedang tidak mempunyai uang untuk menyuap aparat. Saat sedang menata dan merapikan barang dagangannya itulah, oknum aparat yang bertugas di daerah tersebut, memberi tahu Bouazizi bahwa ia tidak memiliki ijin sehingga gerobaknya akan disita dan juga Bouazizi harus membayar denda.

Bouazizi tidak menyerah begitu saja sehingga terjadi pertengkaran adu mulut antara dirinya dan oknum aparat. Akibat pertengkaran adu mulut ini, Bouazizi ditampar oleh oknum aparat, wajahnya diludahi, timbangannya disita, dan gerobaknya dan seisinya juga ikut disita bahkan ayah Bouazizi pun turut dihina oleh aparat tersebut.

Situasi tidak berdaya atas perlakuan aparat terhadap dirinya itulah yang membuatnya mengadu kepada Gubernur Sidi Bouzid. Namun, yang Bouazizi tidak mendapatkan perhatian serius dari Gubernur, bahkan Gubernur menolak u n t u k m e l i h a t d a n m e n d e n g a r k a n pengaduan nasibnya.

(14)

F r u s t r a s i d e n g a n s i t u a s i y a n g dihadapinya, sehingga pemuda 26 tahun i n i m e n g a t a k a n , “ J i k a A n d a t i d a k mendengarkan saya. Saya akan bakar diri saya sendiri.” Lontaran kalimat yang diucapkan oleh Bouazizi ini ternyata bukan sekadar ancaman.

S e t e l a h m e n e r i a k k a n a n c a m a n tersebut, ia kembali ke kantor Gubernur t a n p a d i t e m a n i s a t u p u n a n g g o t a keluarganya. Bouazizi datang kembali dengan dua botol bensin kemudian membakar dirinya di depan kantor Gubernur pemerintah daerah, Sidi Bouzid.

Aksi bakar diri yang dilakukan oleh Bouazizi merupakan pilihan hidup terbaik baginya yang tidak lagi punya harapan hidup serta tidak tahan menghadapi hidup yang hampir setiap hari diperlakukan sewenang-wenang dan dihina oleh aparat. Ibu dari Mohammed Bouazizi turut mengatakan bahwa aksi bakar diri yang dilakukan anaknya bukanlah karena faktor politik. Aksi tersebut murni demi harga dirinya sebagai manusia. Menurut ibu Bouazizi, merupakan sebuah keadaan yang hina bagi anaknya bahwa dia dicaci maki dan disiksa oleh aparat yang tidak lagi dapat dia toleransi.

Tunisia Pasca Aksi Bouazizi

Bouazizi sempat dilarikan ke rumah sakit untuk menerima perawatan setelah membakar dirinya dan sebelum kemudian ia juga sempat dipindahkan ke

rumah sakit kota Ben Arous, dekat Tunis. Di sana ia menjalani perawatan di Trauma Centre and Burn. Presiden Tunisia, Zein al-Abidin Ben Ali, sempat meluangkan waktu d a n k e s e m p a t a n u n t u k m e n j e n g u k Bouazizi di rumah saki, tentu saja diharapkan dengan menjenguk Bouazizi, Ben Ali berharap mampu meredam amarah massa kepada pemerintah.

Namun keadaan sudah terlanjur terlambat untuk diperbaiki, penanganan medis di Trauma Center and Burn tidak mampu menyelamatkan nyawa pemuda p e d a g a n g k a k i l i m a t e r s e b u t s e r t a menyelamatkan kekuasaan Ben Ali.

Tepatnya pada tanggal 4 Januari 2011 atau 17 hari setelah aksi bakar diri, Bouazizi menghembuskan nafas terakhirnya. Pada hari itu, kurang lebih 5000 masyarakat Tunisia turut ikut ambil bagian dalam proses pemakamannya.

Setelah kematian Bouazizi, gerakan perlawanan terus berlangsung hingga kekerasan yang tak terhindarkan kian meningkat, kericuhan dalam demonstrasi terjadi di berbagai titik, bahkan semakin mendekati ibukota negara, Tunis. Pada 27 Desember 2010, sekitar 1.000 lebih warga bersama-sama dengan penduduk Sidi Bouzid mengekspresikan solidaritas d e n g a n m e n y e r u k a n a k s i b e r s a m a menentang pemerintahan. Pada saat yang sama, sekitar 300 pengacara mengadakan aksi demo berada di pusat pemerintahan istana di Tunis.

(15)

Runtuhnya Kekuasaan Ben Ali

Kekuasaan Ben Ali di Tunisia yang dibangun dengan system otoriter berakhir setelah menyatakan mundur dari kursi kekuasaannya sebagai Presiden Tunisia pada tanggal 14 Januari 2011, sekitar pukul 1 6 . 0 0 w a k t u s e t e m p a t d i m a n a p e r n y a t a a n n y a d i w a k i l k a n k e p a d a P e r d a n a M e n t e r i ( P M ) M o h a m e d Ghannouchi untuk bertindak sebagai ke p al a ne g ara “ s e me nt ara” s e l ama ketidakhadiran Ben Ali.

Dalam pernyataannya di televisi G h a n n o u c h i m e n g a t a k a n , “ K a r e n a presiden untuk sementara tidak dapat m e l a k s a n a k a n t u g a s n y a d a n t e l a h diputuskan bahwa PM akan memegang sementara tugas presiden”. Ben Ali dan keluarganya melarikan diri ke Arab Saudi untuk menghindari tuntutan massa yang berhasil mengakhiri 23 tahun masa kejayaan kekuasaannya.

Keputusan Ben Ali untuk mundur dan m e n i n g g a l k a n T u n i s i a s e c e p a t n y a , setidaknya disebabkan oleh dua faktor berikut.

Pertama, gerakan massa di seluruh negeri semakin kuat yang tidak lagi mampu dikendalikan oleh aparatur negara. Para demonstran, yang pada awalnya turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya Bouazizi. Ben Ali tentu menyadari bahwa kekuatan massa yang semakin besar melawan rezimnya akan berujung pada tuntutan pengunduran

dirinya dari kursi kepresidenan dan kemudian dia akan dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan atas meninggalnya beberapa demonstran. Kedua, dukungan Barat tidak datang pada masa krisis di mana dia sedang membutuhkannya. Bahkan Perancis tidak bersedia memberinya suaka politik sehingga Ben Ali akhirnya melarikan diri ke Arab Saudi.

Gejolak The Arab Springs di Mesir dan Suriah

Berakhirnya era kekuasaan Ben Ali ini tersebar dan menjadi berita yang hangat di seantero dunia Arab, bahkan dunia. Perlawanan rakyat Tunisia yang berhasil menggulingkan rezim diktator Ben Ali menjadi inspirasi bagi masyarakat negara-negara Arab lainnya untuk membangun kekuatan gerakan massa melawan rezim yang diktator.

Dari sanalah gejolak revolusi, The Arab Spring, di Timur Tengah bermula. Mesir dan Suriah menjadi dua diantara sekian Negara-negara Arab yang terkena efek domino dari tumbangnya rezim Ben Ali di Tunisia. Beberapa hari setelah dunia mengetahui berakhirnya kekuasaan Ben Ali, rakyat Mesir mulai turun ke jalan menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak yang dinilai otoriter, korup, dan gagal membangun selama 30 tahun kekuasaannya.

(16)

Rakyat Mesir menilai pemerintahan Mubarak sudah terlalu lama dan saatnya untuk diganti dengan pemimpin yang b a r u . D u k u n g a n r a k y a t t e r h a d a p pemerintahan Mubarak turun drastis karena kemiskinan dan pengangguran y a n g m e r e b a k l u a s . H a r g a - h a r g a melambung tinggi, sementara daya beli merosot rendah. Inilah salah satu diantara sekian yang menyebabkan gerakan massa semakin kuat.

Begitu khawatirnya akan aksi massa yang akan terus-menerus terjadi, otoritas berwenang Mesir pada hari Jumat (28/01/2011) menutup seluruh layanan internet dan telepon seluler di Mesir serta mengerahkan pasukan elite bersenjata lengkap, termasuk tank dan mobil anti huru-hara pun turut dikerahkan demi meredam pergerakan demonstran.

Warga Mesir, yang sejak 25 Januari 2011 turun ke jalan menuntut pergantian rezim, akhirnya merayakan kemenangan pada Jumat malam, 11 Februari 2011, setelah mereka mendengar pernyataan Wakil Presiden Omar Suleiman yang disiarkan melalui televisi nasional, Omar Suleiman memberitahukan berita yang dinantikan seluruh warga Mesir, kepada seluruh warga Mesir yang ketika itu tengah memanas setelah sekian demonstrasi berujung kericuhan, Omar Suleiman menyatakan bahwa Presiden Hosni M u b a r a k m e n g u n d u r k a n d i r i d a n menyerahkan kekuasaan kepada Dewan

Agung Militer. Revolusi rakyat Mesir pada saat itu mempunyai obsesi membangun sistem demokrasi di negaranya.

Revolusi Suriah

Revolusi Suriah merupakan bagian dari sebuah rangkaian ini yang terjadi dikarenakan faktor internal, dan faktor eksternal. Faktor internalnya dalam hal ini adalah masalah mengenai konstitusi Suriah, masalah kepemimpinan yang diktatorial, dan tentu saja pelanggaran HAM.

Gelombang Arab Spring yang secara bersamaan setelah aksi di Tunisia, dampak dan gelombangnya semakin meluas tak terbendung terjadi di hampir seluruh negara Arab. Faktor itu sebenarnya memiliki keterkaitan, yaitu mengenai demokrasi. Negara-negara arab, tidak t e r k e c u a l i S u r i a h , m a y o r i t a s d a r i seluruhnya dipimpin oleh seorang diktator dengan sistem otoriter, berkekuatan penuh dan sebagian besar menjabat dengan waktu yang terlampau sangat lama.

P e n j a t u h a n r e z i m y a n g t i d a k sepenuhnya berhasil menyebabkan negara tersebut mengalami sebuah konflik berkepanjangan yang berdarah, tidak sedikit dari masyarakat sipil yang jatuh menjadi korban dan menyebabkan negara tersebut mengalami salah satu krisis humanitarian terbesar di dunia.

(17)

Arab Spring yang diharapkan menjadi

awal kebangkitan harapan akan kehidupan yang lebih baik dan lebih demokratis di kawasan Timur Tengah, terutama dunia Arab, justru menampilkan wajah yang lebih menyeramkan. Musim Semi itu setidaknya telah mengorbankan lebih dari 250.000 orang di Suriah sampai karena konflik yang terus berkepanjangan.

Dapat dilihat bahwa Arab Spring di Suriah tidak bisa dikatakan berhasil, namun di satu sisi juga tidak bisa dikatakan gagal. Arab Spring di Suriah dapat dikatakan gagal karena Arab Spring di Suriah berdarah dan cenderung memakan waktu yang terlampau cukup lama dibandingkan dengan Mesir yang berhasil menumbangkan Hosni Mubarak dalam aksi selama 18 hari dan Tunisia yang sukses menjatuhkan. Suriahtidak mampu mencontoh penjatuhan rezim di Tunisia yang cenderung damai, bahkan seburuk buruknya tidak dapat mencontoh Mesir dan Libya yang penjatuhan rezimnya cukup terbilang cepat.

Satu hal yang dapat dikatakan pasti mengenai apa yang akan terjadi di Suriah, Pemberontak dan pihak pihak yang menjadi lawan daripada Assad tidak akan dengan mudah membuat Assad menjadi seperti dulu lagi.

People Power

D u a p e r i s t i w a b e s a r y a n g menggulingkan rezim diktator kuat, Ben

Ali di Tunisia dan Mubarak di Mesir, menyadarkan rakyat di negara-negara Arab bahwa mereka dapat membawa perubahan di negaranya tanpa harus m e n g a n d a l k a n b a n t u a n A S a t a u komunitas internasional.

Berakhirnya era kekuasaan kedua diktator tersebut karena kekuatan dari bawah, people power, meskipun terbantu dengan adanya tekanan dari pihak luar. O l e h k a r e n a i t u , s e t e l a h M u b a r a k d i n y a t a k a n m u n d u r , d e m o n s t r a s i -demonstrasi anti-pemerintah sudah terjadi di sejumlah ibu kota negara di negara Timur Tengah lainnya, seperti Aljazair, Yaman, dan Bahrain. Sejumlah pemimpin negara Timur Tengah, seperti Suriah dan Jordania, mengantisipasi efek domino tersebut dengan menjanjikan dan melakukan serangkaian pembaruan kondisi ekonomi dan politik.

Peran Vital Media Massa

Peran media, selain peran intelektual dan people power, sangatlah besar dalam gejolak The Arab Spring di negara-negara Arab yang berlangsung sejak awal 2011 lalu. Karena media memainkan peran kunci itulah sehingga beberapa pengamat menyebutnya dengan istilah “Internet

revolutions”. Media massa-lah yang

berfungsi secara efektif dan masif m e n y a m p a i k a n p r o t e s d a r i r a k y a t terhadap rezim Ben Ali di Tunisia ke

seluruh negara-negara Arab, bahkan

Tajuk Utama

(18)

dunia.

Pemberitaan media itulah yang membangkitkan kesadaran dan gerakan yang sama di beberapa negaranegara Arab, termasuk di Mesir dan Suriah.

Memahami vitalnya peran media dalam membangkitkan gerakan perlawan dari rakyat itulah sehingga pemerintah Mesir, sebelum lengsernya Mubarak, mengambil kebijakan menutup akses layanan internet, telepon, email, dan layanan dunia maya lainnya.

O l e h k a r e n a i t u , k e b e r h a s i l a n masyarakat Mesir mengakhiri kekuasaan Mubarak dapat dikatakan sebagai buah kemenangan media sosial. Aksi jalanan oleh ribuan massa yang mengubah peta perpolitikan di negara-negara Arab tidak dapat dilepaskan dari gerakan yang dirintis melalui dunia maya, termasuk melalui Facebook.

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa

The Arab Spring yang bergejolak sejak

awal 2011 lalu menjadi awal kebangkitan gerakan massa untuk menuntut adanya perubahan tatanan sosial politik. Peristiwa politik penting di negara-negara Arab tersebut terjadi karena banyak faktor yang terlibat memengaruhi, yaitu peran kelompok-kelompok intelektual, baik itu di Tunisia, Mesir, dan Suriah, serta pengaruh dari media sosial.

Yang Bisa Kita Pelajari Bersama dari Arab Spring

Media sosial telah memudahkan arus perputaran informasi antar masyarakat di Timur Tengah. Para pemuda di Mesir sudah siap menghadapi aparat keamanan karena mendapat informasi dari pemuda di negara lain.

Melalui media sosial, bahkan, aktivis yang ditahan oleh pemerintah tetap bisa menyebarkan suara, ide, pikiran dan gagasan-gagasannya. Dampak jejaring sosial di Timur Tengah memang luar biasa. Bahkan ketika jejaring sosial itu mulai dilarang oleh pemerintah, bukannya berhenti, gelombang kemarahan malah makin membesar. Media sosial membantu aktivis mengorganisasi gerakan dan berinteraksi, namun peran terbesarnya m u n c u l k e t i k a j e j a r i n g s o s i a l i t u menghilang.

Hassan Nafaa, seorang profesor ilmu politik di Universitas Kairo, menyebut para pemuda sebagai “the Internet or the

Facebook Generation, or just call them the Miracle Generation”.

Sanjungan tersebut diberikan karena i a m e l i h a t s e b u a h k e a j a i b a n y a n g d i c i p t a k a n o l e h a n a k m u d a d a l a m memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Bukan hanya meruntuhkan kekuasaan otoriter, pemanfaatan internet bahkan mendorong demokratisasi di seluruh Timur Tengah. Tentu saja hal keajaiban itu bisa terjadi dimana-mana, termasuk Indonesia.

Oleh: Hilmi Ghifaria

(19)

ada masa kekhalifahan Turki

P

Utsmani, tidak ada peperangan y a n g b e r d a m p a k b e s a r p a d a wilayah Timur Tengah; Perang Salib, invasi Mongol, ataupun perseteruan dengan Dinasti Shofawiyyun, kecuali Perang Dunia I yang berlangsung antara tahun 1914-1918. Dalam peperangan ini Utsmani yang berada di Blok Sentral bersama dengan Jerman, Austria-Hongaria mendapatkan pukulan telak, sehingga kekalahan ini berdampak p a d a p e n j a j a h a n d i b a n y a k w i l a y a h kekuasaan Turki Utsmani oleh Blok Sekutu.

Melemahnya kekuasaan Turki Utsmani pada awal abad ke-19 tidak dapat d i l e p a s k a n d a r i f a k t o r m u n c u l n y a nasionalisme etnis di berbagai wilayah

U t s m a n i . A w a l m u n c u l n y a i d e o l o g i nasionalisme pada awal tahun 1800, para pelajar dan mahasiswa Turki yang mengidap pendidikan dari Barat mengadopsi berbagai ideologi; termasuk Ideologi Nasionalisme

Etnis. Namun tak berselang lama,

Pan-Etnisitas dapat diredakan pada masa Kekaisaran Sultan Abdul Hamid II yang menggencarkan persatuan wilayah Islam, Pan-Islamisme.

Gelombang nasionalisme tak hanya menyerang wilayah sentral Utsmani, dampak dari paham ini menyebar ke hampir seluruh wilayah Arab –di bawah kekuasaan Utsmani-. Kota-kota utama di Timur Tengah seperti; Damaskus, Beirut dan Kairo terkena imbas ideologi Nasionalis, sehingga

Revolusi Arab;

Manuver Inggris ke Kerajaan Saudi

(20)

tak sedikit yang menghendaki kemerdekaan untuk etnis mereka. Walaupun tak terlalu banyak juga, kehendak memisahkan diri d a r i w i l a y a h k e k u a s a a n U t s m a n i disebabkan oleh keinginan otonomi kekuasaan yang lebih luas.

Upaya Memecah-belah Timur Tengah

Konflik internal yang dialami oleh Kekaisaran Turki Utsmani menjadi angin segar bagi Bangsa Eropa untuk mereduksi kekuatan Turki Utsmani. Hal ini tidak disia-siakan oleh mereka, sehingga diutuslah banyak misionaris Arab untuk melancarkan strategi perlawanan terhadap Utsmani. Sebutlah “Lawrence” yang memiliki peran yang sangat krusial untuk memuluskan ambisi politik Inggris. Syarif Hussen, yang diangkat oleh Kekaisaran Utsmani menjadi gubernur di wilayah Madinah dan Makkah pada tahun 1909, menjadi pion bagi Inggris. Walaupun tanpa campur tangan Inggris sekalipun, kerajaan-kerajaan di Jazirah Arab sudah mulai kegerahan berada di bawah kekuasaan Utsmani.

Inggris yang membantu Arab untuk mengalahkan Utsmani rupanya memiliki strategi lain. Iming-iming mendapatkan kekuasaan penuh atas wilayah Arab, sebenarnya hanya akal bulus belaka supaya Inggris pun mendapatkan tambahan kekuatan untuk mengalahkan Turki Utsmani, sehingga Utsmani gelagapan mendapatkan perlawanan dari segala arah.

Pada tahun 1916-1918, meletuslah peperangan antara putera Syarif Hussein

(Militer Hijaz) dan tentara Turki Utsmani . Kemenangan yang berada dipihak Syarif H u s s e n m e n y e b a b k a n b e r a l i h n y a kekuasaan Hijaz dari tangan Utsmani. K o n d i s i s e j a k a w a l m e m a n g t i d a k m e n g u n t u n g k a n p i h a k U t s m a n i , meledaknya Perang Dunia I mereduksi k e k u a t a n U t s m a n i d i t a m b a h l a g i p e m b e r o n t a k a n S y a r i f H u s s e n a t a s kekuasaan Utsmani menjadi titik kekalahan bagi kerajaan tersebut. Bahkan, konflik internal disusul oleh pertempuran di Suriah dan wilayah lain, sehingga banyak wilayah yang melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Utsmani dan mendeklarasikan kemerdekaannya.

Manuver Inggris ke Kerajaan Saud

Sejarah Arab Saudi Modern dimulai pada awal tahun 1900, ketika Abdul Aziz putera dari Abdurrahman; pemimpin terakhir Dinasti Saud II, berangkat dari Kuwait menuju Riyadh untuk merebut kembali kekuasaan yang direbut dari para pendahulunya. Abdul Aziz kecil melihat sendiri kehancuran klannya oleh Klan Rashidi sehingga berpindahlah ia dari Riyadh ke Kuwait. Peperangan yang terjadi pada tahun 1902 antara Dinasti Saud baru dengan Dinasti Rashid menghasilkan kemenangan di tangan Abdul Aziz, sehingga kembalilah kekuasaan kota Riyadh di tangan Dinasti Saud untuk kesekian kalinya.

Kemenangan yang disambut baik oleh penduduk Riyadh bukanlah suatu

Khazanah

(21)

peristiwa monumental bagi pemimpin ini. Dua tahun pasca kekalahan Dinasti Rashid, mereka kembali dengan bantuan pasukan Utsmani. Pada tahun 1904, Abdul Aziz dapat mengalahkan kekuatan tempur gabungan, sehingga dengan kemenangan ini, ia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa satu-satunya di wilayah Arabia Tengah.

Pada Perang Dunia pertama, haluan politiknya berlabuh pada Inggris dan p i l i h a n y a n g t e p a t w a k t u i t u . I a mendapatkan perlindungan dan subsidi dari kerajaan Inggris. Pada tahun 1919, pasca Perang Dunia I, ia melancarkan serangan kepada Hussain bin Ali yang menjadi penguasa Hijaz waktu itu. Pada tahun berikutnya, putra dari Abdul Aziz;

F ais hal bin Abd u l Aziz, me l aku kan perluasan wilayah ke Asir dan pada tahun 1921 Abdul Aziz dapat menguasai seluruh wilayah Arabia Utara lalu menyatakan

dirinya sebagai Sultan wilayah Najd.

Peperangan melawan Hussain bin Ali yang memiliki kekuasaan atas Hijaz belum sepenuhnya dapat ditaklukan, konflik antara keduanya terus berlangsung. Inggris yang merasa terganggu dengan permasalahan kedua kubu ini, mencoba menenangkan konflik diantara keduanya. N a m u n u p a y a I n g g r i s t a k m a m p u meredakan konflik tersebut. Pada tahun 1924, Abdul Aziz mencoba kembali untuk melakukan serangan puncak terhadap Hussain bin Ali, sehingga satu tahun setelah penyerbuan, Kota Makkah, Madinah dan Jeddah dapat ditaklukan oleh Abdul Aziz. Pada tahun 1926 ia memproklamirkan dirinya sebagai raja atas wilayah Hijaz, Makkah, Madinah. Ia berhasil menggapai mimpi-mimpi para pendahulunya dan meninggalkan warisan hingga saat ini.

Tidak heran jika hingga saat ini Arab Saudi begitu mesra dengan negara-negara adidaya seperti Inggris dan Amerika Serikat. Mereka saling bertukar gelas keuntungan dalam berbagai hal; entah lini perdagangan, ekonomi maupun politik. Kekokohan Kerajaan Saudi hingga saat ini t i d a k l a h d i t o p a n g o l e h k e k u a t a n pribadinya, ada background besar yang berdiri kokoh dibelakang mereka. Sejarah pengembalian Kerajaan Saudi memiliki hutang jasa terhadap negara-negara adidaya pra-kokohnya kerajaan ini.

Oleh: Habib Maulana

Khazanah

Kekokohan Kerajaan Saudi hingga saat ini tidaklah ditopang

oleh kekuatan pribadinya, ada background besar

yang berdiri kokoh dibelakang mereka. Sejarah pengembalian Kerajaan Saudi memiliki

hutang jasa terhadap negara-negara adidaya pra-kokohnya kerajaan ini.

(22)

ehidupan sosial, ekonomi, juga

K

politik Mesir telah mengalami berbagai kemajuan peradaban sejak zaman Pharanoic hingga zaman Mesir m o d e r n s e p e r t i s a a t i n i . S i s t e m pemerintahan monarki sejak zaman Firaun hingga berakhir pada raja Farouk; raja terakhir yang berkuasa di Mesir. Selain itu, Mesir juga telah dikolonisasi oleh berbagai bangsa seperti Perancis dan Inggris semenjak runtuhnya kekuasaan Turki Utsmani, termasuk Muhammad Ali Pasya yang memegang kekuasaan Mesir secara turun temurun.

Selain itu, masuknya para kolonial yang membuat negara ini berada dalam ketidaknyamanan, rakyat hidup penuh kegelisahan dan ketakutan serta sistem pemerintahan yang terus mengalami penurunan dan kekacauan, menumbuhkan s e m a n g a t n a s i o n a l i s m e d a l a m d i r i masyarakat Mesir untuk memperjuangkan k e m e r d e k a a n b a n g s a n y a . S e h i n g g a munculah inisiatif dari para perwira muda m i l i t e r u n t u k m e l u c u t k a n g e r a k a n p e m b e r o n t a k a n . M e r e k a j u g a t e l a h mendirikan Organisasi Perwira Bebas yang merupakan sebuah organisasi pertama beranggotakan para perwira angkatan bersenjata. Mereka yang tergabung dalam organisasi ini berencana melakukan

perlawanan bersenjata menolak dan mengusir kolonial Inggris dari Mesir.

Maka tepat pada tanggal 23 Juli 1952 di bawah pimpinan Muhammad Naguib dan Gamal Abdul Nasser, mereka mulai meluncurkan misi revolusi yang diawali dengan kudeta terhadap raja Farouk. Kudeta ini beralasan atas ketidakpuasan rakyat a k a n k e k u a s a a n y a y a n g b e r c o r a k kemewahan. Gerakan ini juga berupaya untuk menghapus konstitusi monarki serta mengubah bentuk negara kerajaan menjadi republik. Keberhasilan revolusi Mesir tersebut menginspirasi berbagai negara di Asia dan Afrika untuk melakukan gerakan serupa demi menumbangkan rezim korup. Revolusi ini juga berhasil mengakhiri k e k u a s a a n d i n a s t i M u h a m m a d A l i , mengusir para kolonial Inggris, serta sebagai permulaan era Nasser.

G a m a l A b d u l N a s s e r a d a l a h seorang revolusioner Mesir-Arab juga presiden kedua Mesir. Ide-ide, serta g e r a k a n - g e r a k a n p e m b a h a r u a n menjadikannya tidak hanya dikenal dan dikenang dalam negeri bahkan ia juga sangat disegani oleh bangsa-bangsa lain.

Lahir di kota Iskandariyah pada tanggal 15 Januari 1918, putra pertama dari Fahima dan Abdel Nasser Husein, ayahnya adalah seorang tukang pos. Keluarga Nasser

Gamal Abdul Nasser;

Sang Revolusioner dan Nasionalis Arab-Mesir

(23)

kemudian berpindah-pindah karena pekerjaan ayahnya. Dari Iskandariyah ke Asyut lalu ke Khatba, di sinilah Nasser kecil mulai mengenyam bangku sekolah dasar. Kemudian ia dikirim ke Kairo untuk tinggal bersama paman dari pihak ayahnya dan melanjutkan masa pendidikan.

A d a p u n m a s a p e n d i d i k a n n y a ditempuh dari madrasah, lalu ke sekolah Tradisional sebagaimana masyarakat Mesir pada umumnya, kemudian ia melanjutkan pada Kulliyah Al-Huquq (Fakultas Hukum). Namun, belum sampai selesai ia pindah ke Kulliyah Harbiyah (Akademi Militer) sampai selesai dengan membawa predikat jayyid jiddan (summa cumlaude) pada tahun 1938.

Pada tahun berikutnya ia bersama-sama dengan batalion infanteri pindah ke Sudan, lalu kembali ke Mesir pada tahun 1942 untuk mengajar di akademi militer. Kemudian ia masuk Dinas Pendidikan Tinggi Militer di Kulliyah Arkan al-Harb dan bergabung dengan pasukan infanteri melawan Israel di Palestina.

N a s s e r m u d a d i k e n a l a k t i f melakukan gerakan demontrasi menentang penjajahan di Mesir. Ia juga sering mengkoordinir teman-temannya untuk melakukan aksi unjuk rasa melawan pemerintah kolonial. Selain itu ia juga mampu menggalang persahabatan dengan opsir-opsir yang kelak akan menjadi pendukungnya dalam kudeta terhadap raja Farouk.

Pada masa pemerintahannya ia

banyak membawa ideologi serta gagasan pembaharuan. Berikut gagasan-gagasan Nasser:

1. Pan-Arabisme

Pan-Arabisme atau nasionalisme A r a b a d a l a h s e b u a h w a d a h u n t u k mempersatukan bangsa Arab dengan tujuan untuk menghadapi imperialisme kolonialisme bangsa asing dan Israel demi mewujudkan kemakmuran, mengangkat derajat, dan meningkatkan kekuatan bersama.

Gerakan ini menjadi gagasan Nasser terbesar sepanjang sejarah, namun perlu diketahui ketika membahas ideologi Nasser tentang pan-Arabisme ini, bukan berarti dialah yang pertama mencetuskannya, akan tetapi pan-Arabisme sudah muncul sejak abad sebelumnya. Ideologi Nasser adalah dengan menggerakkan gagasan-gagasan para tokoh nasionalis pendahulu ke dalam konteks yang lebih bermakna, yaitu ketika kolonialisme semakin mengancam identitas dan keamanan bangsa-bangsa Arab.

Ia memulai perjuangannya sebagai pejuang nasionalis Mesir. Begitu ia

(24)

memerintah, segala upaya ia lakukan demi melenyapkan praktik imperialisme-kolonialisme di Mesir. Kemudian ia m e l a n j u t k a n p e r j u a n g a n n y a s e r t a memperluas praktik tersebut sampai ke w i l a y a h A r a b . T o n g g a k - t o n g g a k imperialisme di dalam negeri dihancurkan, dan pada tanggal 26 Juli 1956 Nasser menasionalisasikan Terusan Suez milik Inggris dan Perancis. Ia juga menyeru agar bangsa-bangsa Arab bersatu dan berhati-hati dengan program imperialis untuk memecah belah dunia Arab, sebagaimana telah terbukti dengan berdirinya negara Israel.

Melihat berbagai permasalahan dan kekhawatiran akan stabilitas bangsa-bangsa Arab, membuat Mesir tak lagi memikirkan stabilitas hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dunia Arab secara keseluruhan.

D a l a m p i d a t o n y a t e n t a n g A l -Azqiyah, Oktober 1960 ia menyampaikan:

“ Persatuan ini persatuan dari sudut pandang maslahat telah tegak, demikian juga bahwa persatuan ini berdasarkan tujuan bersama. Dan, dari sudut pandang pengalaman masa lalu bersama, tujuan kesatuan kita sebagai negara Arab. Kita ada dalam ikatan bahwa keamanan kita adalah percuma, kecuali berkaitan dengan keamanan negara-negara Arab lainnya dan keselamatan kita adalah percuma, kecuali berkaitan dengan keselamatan negara-negara Arab lainnya.”

2. Sosialisme Arab

Sosialisme Arab Nasser dalam k e r a n g k a N a s s e r i s m e m e r u p a k a n k e l a n j u t a n d a r i p a n - A r a b i s m e . Keberhasilan pan-Arabisme Nasser dalam menegakkan persatuan bangsa-bangsa Arab tidaklah seutuhnya berhasil dalam mengusir imperialisme Barat. Maka, dengan menerapkan ideologi politik-e k o n o m i s o s i a l i s m politik-e a k a n m politik-e n j a d i perimbangan kekuatan disamping pan-Arabisme.

3. Pembangunan di bidang ekonomi Adapun serangkaian modernisasi Mesir seperti, pribumisasi industri asing dan swasta, nasionalisasi Terusan Suez dari Inggris dan Perancis, pembangunan bendungan Aswan, perubahan undang-u n d a n g M e s i r s e r t a n a s i o n a l i s a s i pendidikan. Sedangkan pembangunan bendungan Aswan ini membuat Gamal Abdul Nasser menyiapkan dana yang cukup besar yang mana didapat dari bantuan Uni Soviet berupa materi dan teknologi.

Sejarah Timur Tengah modern mencatat bahwasanya Nasser adalah tokoh kharismatik yang berani dan mampu mengusir penjajah Eropa serta menolak zionis Israel secara terbuka dan terang-terangan. Walaupun tidak semua usahanya berhasil sesuai yang diharapkan, namun cita-citanya untuk mempersatukan dan mensejahterakan bangsa Arab adalah sebuah prestasi besar serta nilai yang patut dihargai dan diapresiasi.

Oleh: Azimatul Mufidah

(25)

anyak hal yang terjadi dalam hidup

B

kita, dengan bentuk senang dan sedihnya, mudah dan sulitnya, bahkan sampai nikmat dan musibahnya. Dan percaya bahwa semua itu adalah kehendak Allah merupakan sikap yang paling tepat untuk menyikapi semua itu.

Ada sebuah statement dari ulama Suriah, Syekh Rajab Dieb, beliau pernah mengungkapkan di dalam bukunya ;

Yang berartikan “segala pemberian Allah

adalah nikmat dan segala larangannya adalah nikmat”

Kalimat yang sederhana ini sebenarnya memiliki arti yang dalam sekaligus luas. Kalau kita jabarkan sedikit maka bahasanya akan seperti ini “Setiap apa yang Allah

b e r i k a n k e p a d a p a r a h a m b a n y a merupakan nikmat untuk mereka, dan segala bentuk larangannya merupakan sebuah nikmat pula untuk mereka.”

Layaknya anak kecil yang dilarang minum es krim ketika sedang batuk atau flu, maka sebenarnya larangan ini merupakan bentuk kasih sayang kepada si anak kecil t a d i . D e m i k i a n , A l l a h S W T i n g i n memberikan semua hal yang terbaik dan paling dibutuhkan bagi para hamba-Nya. Banyak hal yang kita anggap indah justru dengan keindahannya tersebut malah meracuni dan menghancurkan diri kita.

Sebenarnya Allah tidak pernah

menghendaki sesuatu kecuali pasti ada hikmah di dalamnya. Anak kecil yang dilarang meminum es ketika batuk dan flu maka hikmahnya adalah agar kesehatannya pulih kembali. Seseorang yang gagal pada ujiannya maka Allah ingin ia lebih giat lagi belajar, bahkan sampai orang yang ditinggal kekasihnya, sejatinya Allah ingin ia dapat yang lebih baik dari yang ia kasihi. Masih banyak lagi hikmah-hikmah di balik setiap kesedihan.

Allah sengaja menutupi hikmah di balik kejadian agar hikmah tersebut terasa istimewa. Kalau bisa diumpamakan, hikmah di dalam kehidupan ini adalah bagaikan bumbu. Barang siapa yang bisa mengambil hikmah di balik setiap kejadian maka kehidupannya akan terasa lebih sedap. Dan sebaliknya, bagi mereka yang tidak bisa mengambil hikmah di balik setiap kejadian maka kehidupan ini akan terasa hambar bahkan hanya sekedar gudang keluhan.

Maka output dari pembahasan ringan ini adalah semua bentuk senang dan sedih, musibah dan nikmat yang Allah berikan kepada kita merupakan hal yang sama, dan itu-itu saja. Karena kita tahu semua itu adalah pemberian Allah dan semua pemberian Allah adalah yang terbaik untuk kita. Dan ambillah hikmah dalam setiap kejadian, agar kehidupan kita lebih tenang dan lebih indah.

Oleh: Ilham Fajri

Percaya

Oase Hikmah

(26)

thlubi-l-‘ilma wa lau bis shiin,

U

tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Ya, kalimat itu tentunya tidaklah awam bagi kita. Merupakan pepatah Arab yang seringkali terucap oleh guru kepada murid. Bertujuan sebagai motivasi siapapun terlebih sebagai pelajar untuk menimba ilmu sejauh mungkin dengan sungguh-sungguh, baik ke luar daerahnya bahkan sampai luar negeri.

China, sebuah negara terletak di Asia Timur ini sangat khas dengan keberadaan hewan panda; negeri Tirai Bambu. Memiliki 34 daerah administrasi tingkat provinsi, dimana 23 provinsi, 5 daerah otonomi, 4

kota setingkat provinsi, dan daerah administrasi khusus. Teknologi menjadi salah satu dari banyak keunggulan untuk dijadikan produk agar mendongkrak nama China sebagai negera adidaya. Mulai dari produk telpon genggam, mobil, televisi dan alat elektronik lainnya tersebar ke belahan dunia.

Dari segi sektor pendidikan dan keilmuan, China memimiki beberapa sekolah dan universitas kelas wahid, salah s a t u n y a a d a l a h N a n j i n g U n i v e r s i t y Information Science and Technology. Didirikan pada tahun 1960 dan berganti nama menjadi Institut Meteorologi Nanjing

Menimba Ilmu Teknologi dan Sains

di Negeri Tirai Bambu

(27)

pada tahun 2004. Universitas ini ditetapkan pada tahun 1978 sebagai salah satu lembaga utama pendidikan tinggi di China, Dimana dibangun bersama oleh Administrasi Meteorologi Tiongkok dan Pemerintah Provinsi Jiangsu. Dengan pusat penelitian ilmiah untuk mahasiswa pasca doktoral, Nanjing University memiliki sistem pendidikan yang lengkap, memberikan gelar Sarjana, Master, dan Doktor.

S a a t i n i , a d a s e k i t a r 3 0 . 0 0 0 mahasiswa termasuk beberapa berasal dari Indonesia menempuh sarjana, dan lebih dari 1.600 berprofesi sebagai guru di Nanjing University. Sekitar 70% dari guru adalah profesor dan doktor, dan 54% di antaranya memiliki pengalaman belajar di luar negeri. Universitas ini terdiri dari 22 sekolah dan departemen: sekolah Ilmu Atmosfer, sekolah Meteorologi Terapan, sekolah Penginderaan Jauh, sekolah Fisika Atmosfer, sekolah Hidrometeorologi, sekolah Ilmu Kelautan, sekolah Informasi dan Kontrol, sekolah Teknik Elektronik dan Informasi, sekolah Ilmu dan Teknik Lingkungan, sekolah Komputer dan Perangkat Lunak, sekolah Matematika dan S t a t i s t i k , s e k o l a h F i s i k a d a n Optoelektronika, dan masih banyak lainnya. Pun, universitas ini memiliki lebih dari 20 lembaga penelitian ilmiah di tingkat provinsi dan menteri.

N a n j i n g U n i v e r s i t y m e m i l i k i sekelompok disiplin ilmu utama di tingkat nasional, provinsi dan menteri, spesialisasi karakteristik nasional dan provinsi dan

tingkat provinsi dan menteri, spesialisasi karakteristik nasional dan provinsi dan s p e s i a l i s a s i m e r e k p r o v i n s i . P i h a k universitas juga menawarkan total 55 spesialisasi untuk sarjana, yang mencakup bidang sains, teknik, manajemen, sastra, ekonomi, hukum, pertanian dan seni, dan hampir semua spesialisasi sarjana memiliki program magister atau doktor terkait. N a n j i n g U n i v e r s i t y t e l a h l a m a berkomitmen pada program penelitian utama dan berjuang untuk pengembangan tingkat tinggi dan khas dalam studi ilmiah.

Memiliki motto "bekerja keras, hidup sederhana, mencari kebenaran dan meningkatkan kualitas diri", universitas ini bermaksud untuk menumbuhkan siswa menjadi talenta elit, memiliki skill tinggi dan terampil. Sekitar 50.000 siswa dari berbagai belahan dunia telah lulus dari universitas ini. Tentunya banyak dari mereka telah menjadi tulang punggung di berbagai bidang seperti sains dan teknologi, pendidikan dan administrasi di dalam maupun di luar negeri.

Universitas ini mengutamakan pertukaran dan kerja sama dalam penelitian ilmiah dan pembinaan intelektual dengan lebih dari 50 universitas terkenal dan lembaga penelitian di luar negeri. Hal Ini memenuhi syarat untuk mendaftarkan siswa internasional dengan beasiswa pemerintah Tiongkok, beasiswa Konfusius Institut, beasiswa Jasmine dari pemerintah provinsi Jiangsu, beasiswa pemerintah Nanjing dan program meteorologi

(28)

Dunia Kampus

MOFCOM. Pusat pelatihan regional o r g a n i s a s i m e t e o r o l o g i d u n i a y a n g didirikan di kampus ini, telah melatih lebih dari 2600 personil (mencangkup junior dan senior) yang terlibat dalam meteorologi dan administrasi untuk lebih dari 147 negara d a n w i l a y a h d i s e l u r u h d u n i a . B e r p e g a n g t e g u h p a d a p e d o m a n "pengembangan terbuka dan bersama",

universitas yang terletak di Nanjing, Jiangsu ini melakukan upaya bersama untuk mengimplementasikan strategi penguatan universitas dengan mematuhi reformasi, inovasi dan pengembangan karakteristik, meningkatkan konstruksi disiplin, kualitas staf pengajar, budi daya intelektual, penelitian ilmiah dan kerja

sama internasional untuk memperkuat kapasitas inovasi dalam sains dan teknologi, serta meningkatkan kualitas pendidikan d a l a m p e n g e m b a n g a n i n t e l e k t u a l . Universitas selalu memainkan peran aktif dalam melayani penyebab meteorologi China dan perkembangan ekonomi sosial di provinsi Jiangsu. Faktanya, universitas ini berusaha keras untuk menjadi universitas

kunci kelas wahid dengan ciri khas k a r a k t e r i s t i k d a l a m s e g i s a i n s d a n teknologinya .

Untuk info pendaftaran dan lain-lain bisa dilihat di website nuist.17gz.org

(29)

ampir satu abad sudah Gontor

H

melahirkan alumni yang telah tersebar di segala penjuru, entah dalam maupun luar negeri. Hampir di setiap negara akan kita jumpai para alumni Gontor yang bukan mendalami ilmu agama saja, melainkan ilmu umum seperti kedokteran, psikologi, teknik, ekonomi, dsb. Di antara kelebihan para alumninya bukan hanya dari segi akademik, melainkan non-akademik. Terbukti bahwa di organisasi-organisasi bahkan lembaga pemerintah pun dapat kita jumpai alumni Gontor yang terjun di dalamnya.

Gontor mendidik santrinya untuk tidak hanya unggul dalam sisi akademik. Lebih dari itu, pendidikan karakter yang m e l a h i r k a n m e n t a l p e j u a n g s a n g a t diutamakan. Kemandirian ditanamkan dalam diri santri dari awal pendidikan. Kepercayaan diri, keterampilan berbicara di depan umum, serta berorganisasi diajarkan. Semua ini menjadi modal bagi para santrinya agar bisa survive di manapun mereka ditempatkan. Ibarat sebuah pohon, akar yang kuat sangatlah dibutuhkan untuk menunjang agar ia bisa tumbuh besar dan kuat. Hal ini mengantarkan kita kepada suatu kenyataan tentang seberapa penting dasar-dasar tersebut dalam kehidupan.

Nilai-nilai pondok yang telah disusun oleh Trimurti telah bertahan hampir satu abad masih bertahan dengan

perkembangan zaman di tengah gempuran idealisme luar yang menyerang masyarakat. Bahkan ketika KH. Imam Zarkasyi ditanya oleh Presiden Suharto tentang komposisi kurikulum Gontor menjawab, “Seratus persen agama dan seratus persen umum.” G o n t o r , y a n g m e m i l i k i m i s i u n t u k melahirkan ulama yang intelek bukan intelek yang tahu agama. Kurikulum Gontor adalah kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan umum dan agama, antara iman, ilmu dan amal. Selain dari sisi keilmuan, para santri juga dididik untuk memiliki mental yang tangguh dan jiwa kemandirian.

Nilai-nilai yang Gontor tanamkan kepada para santrinya tidaklah terbatas ketika mereka berjuang di dalam pondok saja. Lebih dari itu, para alumni yang telah terjun di masyarakat dihadapkan dengan tantangan yang tak kalah dahsyat. Di dalam pondok, keteraturan dan kedisiplinan menjadi rutinitas, kegiatan terjadwal dan tersusun rapi. Keterikatan pada aturan membuat langkah menjadi lebih teratur. Sebaliknya, ketika keluar kita dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih besar. Bukan hanya faktor dari luar tapi menjaga diri untuk mengamalkan dan menjaga agar nilai yang telah Gontor ajarkan tidak luntur.

“Why and What For?” Adalah dua

pertanyaan yang seringkali Kyai Hasan A b d u l l a h S a h a l s a m p a i k a n . D u a

Nilai Sebagai Bekal Perjalanan

(30)

ini adalah modal utama untuk melangkah di jalan kehidupan. Kenapa? Dengannya kita akan mengetahui lebih dalam tentang niat dan tujuan kita berjuang. Ibarat seorang musafir yang hendak melakukan sebuah p e rj al anan, me mbe kal i d iri d e ng an persiapan yang cukup sangatlah penting. Bukan hanya itu, hendaknya kita juga memiliki peta sebagai petunjuk jalan agar t i d a k t e r s e s a t . D a l a m h a l i n i , k i t a

hendaknya memahami betul, kenapa kita memilih untuk berjuang? Untuk apa?

Tidak jarang, kita melupakan alasan atau pertanyaan “Why?” Pak Kyai dalam beberapa kesempatan, mengingatkan bahwa berjuang lillah serta barakah haruslah menjadi alasan utama. Rumus DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal) haruslah kita tanamkan kuat-kuat dalam

sanubari. Karena berjuang bukan hanya tentang usaha manusia, namun lebih dari itu adalah ridha Allah Swt yang hendaknya kita cari melalui usaha kita.

Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu.”

Salah satu motto Pondok Modern Darussalam Gontor ini mengingatkan kita kembali tentang dasar keterpanggilan kita dalam dalam menjalankan tugas. Setiap

dari kita pastilah memiliki tujuan yang ingin kita raih, segala usaha kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Gontor, dengan segala nilai dan pendidikannya telah membekali para santrinya untuk memiliki modal utama yang terpenting. Berpegang teguh pada nilai yang berlandaskan al-Quran dan Sunnah adalah modal utama untuk menghadapi tantangan. Bukan hanya

Syi’aruna

(31)

d a r i s i s i s p i r i t u a l s a j a , n a m u n intelektualitas serta mental yang kuat.

Syaikh al-Baquri, Menteri Urusan W a k a f M e s i r b a h k a n p e r n a h menyampaikan, “Saya tidak ta’ajub dengan gedung-gedung yang megah di pondok ini, tidak pula dengan santrinya yang banyak dan berasal dari seluruh wilayah Indonesia bahkan negara tetangga. Tetapi saya terkesan dengan nilai dan jiwa yang dimiliki oleh pondok ini, jiwa inilah yang akan menjamin masa depannya.” Meskipun demikian, Gontor tidak berpuas diri. Kyai Hasan Abdullah Sahal mewanti-wanti dalam banyak kesempatan bahwa Gontor belum mencapai apa yang dicita-citakan. Ibarat mau ke Jakarta, Gontor masih di

Madiun, dan ibarat mau ke Makkah, Gontor baru sampai Jakarta. Hal inilah yang membuat para santri tidak mudah puas dalam berjuang.

Kesungguhan dalam hal ini, adalah hal penting yang harus dimiliki. Jiddiyah menjadi karakter para santri. Kesungguhan a k a n m e n d e k a t k a n y a n g j a u h , memudahkan yang sulit dan meringankan segala yang berat. Pondok, dalam hal ini menamkan nilai-nilai perjuangan higga ke dalam sanubari setiap santrinya. Bukan

memberi ikan, namun Gontor memberikan kail. Dalam hal ini, pondok memberikan modal yang bisa dipakai di manapun ranah santrinya berjuang, tanpa melupakan hakikat perjuangan sendiri. Bukan hanya tingginya jabatan, banyaknya santri, melainkan esensi dari perjuangan itu sendiri. Kemuliaan bukan terletak pada kesuksesan yang terlihat oleh mata, namun hikmah dan ‘ibrahdibalik itu semua.

Hal ini sejalan dengan prinsip Gontor yang mendidik santri bukan hanya untuk ijazah, namun bagaimana memaknai perjuangan dari proses dan usaha. Even the

best can be improved. Meskipun sudah

menjadi “yang terbaik” tidak berarti macet dan enggan meningkatkan diri, tetap bisa

di-upgrade karena orientasi kita dalam kehidupan bagaimana hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Maka dengan nilai-nilai yang telah Pondok ajarkan, semoga kita bisa istiqomah untuk melakukannya. Wallaahu

a’lam bis shawab

Oleh: Nur Ikma Chasanah

Syi’aruna

Kemuliaan bukan terletak pada

kesuksesan yang terlihat oleh mata,

namun hikmah dan ‘ibrah dibalik itu semua.

(32)

ekam perseteruan para pejuang

R

ideologi nasionalisme Arab masih terus dapat dirasakan hingga kini. Sejarah yang meliputi masa kejayaan, hingga masa terpuruk menjadi catatan dan pelajaran tersendiri bagi para penerus. Pan Arabisme, sebuah ideologi nasionalisme Arab yang begitu fluktuatif, fokusnya bercabang dan jalurnya kerap ternoda oleh ego dan kepentingan. Setelah lebih dari seabad mengalami jatuh bangun, ideologi Pan Arabisme belum juga bersua dengan titik tengahnya, yang mampu melerai pertikaian dan mengabadikan bangsa Arab dalam tentram.

Sejak awal berkembangnya pada

kuartal pertama abad 19, Pan Arabisme m e m a n d a n g b a n g s a A r a b y a n g mayoritasnya muslim sebagai sebuah bangsa dan kebangsaan tersebut merupakan dasar dari politik. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pemikiran sekuler yang merambahi dunia Arab yang kemudian implikasinya adalah tersekulerisasinya ideologi Pan Arabisme. Sehingga, walaupun Arab masih identik dengan islam, namun yang ditekankan adalah rasa kebangsaan dan bukan ikatan agama.

Albert Hourani dalam bukunya

Arabic Thought in the Liberal Age, 1798-1 9 3 9 y a n g t e r b i t p a d a 1798-1 9 6 2

mengklasifikasikan empat generasi

Jatuh Bangun Kohesi Bangsa Arab

Referensi

Dokumen terkait

Sampel sidik jari tangan kanan dengan ukuran 200x250 pixel menggunakan teknik pengolahan citra yaitu deteksi tepi menggunakan operator Prewitt dan Sobel karena memiliki

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah / Penulisan Hukum / Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

Walaupun dengan beberapa kelebihan seperti diatas setiap teknik pemodelan tentunya juga memiliki beberapa kekurangan, dan dalam teknik inipun juga terdapat beberapa kekurangan

Jika dibandingkan dengan kain kapas yang belum disempurnakan resin, terjadi perbaikan ketahanan kusut clan kenampakan yang cukup tinggi dengan derajat putih yang relatif tetap,

Untuk mengurangi emisi polutan di sektor transportasi dipergunakan teknologi katalitik konverter pada kendaraan berbahan bakar bensin dan penggunaan mesin diesel yang

Berdasarkan hasil analisis tersebut keempat sumur yaitu KTB-6,KTB-9, KTB-10 dan KTB -11 menunjukkan kadar TOC yang baik, tingkat kematangan relatif tinggi dari Sumur KTB-6

 Menyatakan diri sebagai bagian dari NII Kartosuwiryo  Diselesaikan dengan Musyawarah Kerukukan Rakyat Aceh C..

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) lembar validasi untuk ahli materi; (2) lembar validasi untuk ahli desain; (3) lembar tanggapan guru, (4) lembar tanggapan