• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam praktek perbankan di Indonesia, saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dengan Undang-Undang perbankan No. 10 tahun 1998, yaitu : (Rodoni dan Indoyama, 2007:21)

a. Dilihat dari segi fungsinya terdiri dari :

- Bank Umum : Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Tahun 1998 Bank Umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

18 prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

Fungsi pokok bank umum adalah (Rodoni dan Indoyama, 2007 : 22) :

a. Menyediakan mekanisme alat pembayaran yang lebih efisisen dalam kegiatan ekonomi.

b. Menciptakan uang.

c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.

d. Menawarkan jasa-jasa keuangan.

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah: (Rodoni dan Indoyama, 2006:22)

a. Menghimpun dana dari masyarakat b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri

19 f. Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dalam menggunakan surat, saran telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya.

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berhargadan melakukan perhitungan antara pihak ketiga.

h. Menyediakan tempat untuk barang dan surat berharga. i. Menentukan kegiatan penitipan tempat untuk kepentingan

pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian).

j. Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursaefek.

k. Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

l. Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trustee).

m. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. - Bank Perkreditan Rakyat : BPR adalah bank yang

20 berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut (Rodoni dan Indoyama : 57) kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu :

a. Menerima simpanan berupa giro. b. Mengikuti kliring.

c. Melakukan kegiatan valuta asing. d. Melakukan kegiatan perasuransian.

Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal hal berikut ini ( Rodoni, 2006:55) :

a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.

b. Memberikan pinjamana kepada masyarakat.

c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposit, dan tabunganpada bank lain.

21 b. Dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari :

Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut ( Kasmir, 2003:26):

- Bank milik pemerintah adalah bank dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya : Bank Rakyat Indonesia ( BRI), Bank Mandiri.

- Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukan untuk swasta pula. Contohnya : Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.

- Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

c. Dilihat dari segi statusnya: (Kasmir 2003:26)

Bank devisa (foreign exchange bank) : bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan. Dengan demikian,

22 bank devisa dapat melayani secara langsung transaksi-transaksi dalam skala internasional.

Bank non devisa : Bank umum yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaki- transaksi di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain: volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

- Dilihat dari segi menentukan harga: (Kasmir, 2008:40)

Jenis bank jika dilihat dari segi caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terdiri dari dua kelompok.

- Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional : bank yang berdasarkan prinsip konvesional menggunakan dua metode yaitu menetapkan bunga sebagai harga baik untuk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito dan untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau presentase tersebut.

- Bank Berdasarkan Prinsip Syariah : bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan prinsip hukum

23 islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan danaatau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Menurut Dahlan Siamat (2005 :407) bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam makasudnya adalah bank yang dalam mengikuti ketentuan-ketentuan yariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara islam.

Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah (Kasmir, 2004:24) :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah).

c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh bank pihak lain (ijarah wa iqtina).

24 4. Fungsi dan Kegiatan Bank

Secara umum, fungsi bank adalah menghimpum dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary yaitu sebagai lembaga perantara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, agent of servies. Menurut Sigit, Budisantoso dan Triandaru (2006:9), fungsi bank yang lebih spesifik adalah sebagai berikut :

a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut dan pad saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa pihak debitur tidak akan menyalagunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjamannya dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan

25 untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of development

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kerugian perekonomian di sektor rill. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunan uang. Kelancaran kegiata investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lai adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of servies

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini

26 antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang,penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, da penyelesaian tagihan.

Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai funsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary intituton). 5. Deposito

a. Pengertian Deposito

Sebagaimana halnya badan usaha yang berorientasi pada laba, bank juga berupaya menawarkan berbagai produk/jasa kepada masyarakat semenarik mungkin untuk masyarakat yang ingin menghimpun dananya dalam bentuk produk-produk deposito. Secara umum, deposito daat diartikan sebagai simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 (Kasmir, 2008:85) Tentang Perbankan Indonesia Deposito adalah “simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan baik”

Menurut Lukman Dendawijaya (2001:27) : “ Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan “.

27 Menurut Drs.O.P Simorangkir (2004:80), dalam bukunya “Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank” Deposito adalah Simpanan dalam rupiah milik pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setelah jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara bank dengan si penyimpan.

Disisi bank, sumber dana deposito berjangka ini digolongkan sebagai dana mahal dibandingkan dana lainnya, namun keuntungannya yaitu penyediaan likuiditas untuk kebutuhan penarikan dana ini hampir dapat diprediksi secara aurat (Siamat, 2005:301)

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bila waktu yang ditentukan telah habis maka pihak deposan dapat melakukan :

1. Menarik deposito tersebut

2. Memperpanjang dengan suatu periode yang di inginkan jangkah waktu deposito dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan yaitu : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan.

b. Jenis – Jenis Deposito

Jenis-jenis deposito menurut Kasmir (2008:85) : 1. Deposito Berjangka

Deposito berjangka adalah merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga.

28 Artinya, didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.

a) Deposito Automatic All Over yaitu deposito berjangka yang otomatis diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut telah jatuh tempo meskipun telah dicairkan oleh pemiliknya. Perpanjangannya sama dengan jangka waktu deposito sebelumnya, tetapi dengan tingkat suku bunga atau bersifat floating rate. Sistem ini sangat menguntungkan deposan, karena selama belum dicairkan, deposan selalu mendapat bunga deposito.

b) Deposito Non Automatic All Over yaitu deposito berjangka yang tidak otomatis diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut telah jatuh tempo tetapi belum dicairkan oleh pemiliknya. Jadi, deposan tidak akan mendapat bunga. Deposan macam ini berubah sifatnya menjadi tabungan non produktif ( uang titipan ) bagi bank.

2. Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6, 12 dn 24 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun non tunai.

29 Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah bulat. Dengan demikian, nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama.

3. Deposito on Call

Deposito on call merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).

Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

6. SukuBunga

Menurut Kasmir, (2002:121) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvesional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.

Sadono Sukirno (2006:375) menyatakan suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal. Bunga adalah biaya yang dibayar oleh peminjam atas penggunaan dananya. Perusahaan dan pemerintah meminjam dana dengan meneritkan obligasi, dan mereka membayar bunga kepada perusahaan dan rumah tangga yang membeli obligasi tersebut. Rumahtangga atau perusahaan yang telah

30 meminjam dari sebuah bank harus membayar bunga atau pinjaman tersebut kepada bank ( Case dan Fair, 2004:153).

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu (Sadono Sukirno, 2006:375) : a. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar kepada nasabahnya. Sebagai contoh : jasa giro, bunga tabungan, bunga deposito.

b. Bunga Pinjaman

Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh : bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikelurkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan dana yang diterima dari nasabah. Bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing mempengaruhi satu sama lainnya. Sabagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.

Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk menentukan besar kecilnya tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh

31 keduanya. Artinya baik bunga maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor lainnya. Menurut Kasmir, (2002:122) faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:

a. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara pemohonan simapanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.

b. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing.

32 c. Kebijakan Pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

d. Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. e. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah.

f. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganyapun berbeda dengan nasabah biasa.

Pada prinsipnya, tingkat suku bunga adalah harga atas penggunaan uang yang biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk jangka waktu tertentu.

33 7. Jenis Suku Bunga

Jenis suku bunga atau tingkat bunga dapat berbeda karena tiga hal, yaitu (Mankiw, 2000):

Dokumen terkait