• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

SELESAI M ULA

C. JENIS BAHAN BAKU

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan ban dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan baku utama dan bahan pembantu (bahan pelengkap). Bahan baku utama yang digunakan oleh PT Goodyear Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut :

1. Karet

Karet merupakan bahan baku utama dalam proses produksi ban dan karet yang digunakan terdiri dari :

a. Karet Alam (Natural Rubber)

Karet alam yang digunakan berasal dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet termasuk ke dalam divisi Spermatophyta,

subdivisi Angiospermae, kelas Dycotyledone, ordo Euphorbiales, famili Euphorbiaceae dan genus Hevea. Tanaman tersebut tumbuh baik di daerah yang berada pada iklim tropis dengan rentang astronomis 15°LU- 10°LS, suhu harian 25-30°C, ketinggian 1-600m dpl, curah hujan 2.000-2.500 mm/tahun, intensitas matahari 5-7 jam/hari, dan pH tanah 5-6 (Paimin dan Nazaruddin, 1998).

Karet dikelompokkan menjadi dua macam berdasarkan cara mendapatkannya, yaitu karet alam dan karet sintetik. Karet alam adalah polimer karet yang didapatkan dari getah tanaman penghasil karet. Karet alam jika dibandingkan dengan karet sintetik, memiliki sifat mekanis yang lebih baik tetapi ketahanan yang kurang terhadap panas, gesekan, dan oksidasi (Santosa, 2002). Karet alam merupakan partikel yang ukurannya berkisar antara 0.005 μm – 3 μm serta dilapisi oleh dua buah lapisan yang terdiri dari protein dan fosfolipid. Lapisan protein dan fosfolipid membentuk sistem kestabilan pada karet (Tangpakdee, 1998).

Ketebalan seluruh lapisan protein dan fosfolipid lebih dari 40Å. Sebanyak 15 Å dari ketebalan keseluruhan lapisan tersebut merupakan lapisan protein. Lapisan dalam merupakan lapisan hidrofobik dan lapisan luar merupakan lapisan hidrofilik. Lapisan hidrofilik terdiri dari protein dan sabun. Rantai polipeptida protein memiliki konfigurasi memanjang dengan sisi non polar yang menghadap ke partikel karet dan sisi polarnya menghadap ke fase cair (Tangpakdee, 1998).

Karet alam adalah polimer berbobobt molekul tinggi dari poliisopren (C5H8)n, yang mempunyai konfigurasi cis-1,4 isopren (Billmeyer, 1994). Karet alam mempunyai berat molekul antara 200.000- 400.000. Struktur monomer karet alam dapat dilihat pada Gambar 16 berikut ini

CH2 C CH CH2 CH

Keutamaan sifat fisik karet alam telah lama diketahui, menurut Blow dan Hepburn (1982), karet alam memiliki sifat keliatan, kelekatan, elastisitas, kuat tarik, dan kepegasan yang tinggi. Keteraturan geometri yang tinggi menambah kuat tarik pada saat diregangkan karena sifat kristal. Sifat-sifat yang unggul ini menyebabkan karet alam dapat digunakan untuk pembuatan barang industri dan perekayasaan terutama dalam pembuatan produk ban, akan tetapi ketidakpolaran karet alam dan kandungan ikatan tidak jenuh yang tinggi di dalam molekul karet menyebabkan karet alam tidak tahan terhadap oksidasi, panas, dan pemuaian di dalam minyak atau pelarut organik.

Untuk mengimbangi kelemahan sifat karet alam dan untuk mendapatkan sifat-sifat khusus dalam pembuatan ban maupun bukan ban, upaya yang dapat dilakukan adalah memodifikasi molekul karet alam secara mekanik maupun kimia (Honggokusumo, 1994). Modifikasi karet alam secara kimia dapat dilakukan dengan reaksi kimia dengan atau tanpa melibatkan pembentukan grup lain, penempelan grup senyawa lain dan pencangkokan rantai polimer lain pada struktur molekul karet alam (Barnard, 1984).

Peningkatan nilai tambah dapat dicapai dengan cara mengolah karet alam menjadi barang jadi. Alfa (2002) mengelompokkan barang jadi karet alam ke dalam dua jenis yaitu barang jadi karet padat dan barang jadi lateks. Barang jadi lateks mudah untuk diaplikasikan karena ketersediaan bahan baku yang banyak di dalam negeri (Cook, 1956). Barang jadi karet padat menggunakan bahan baku dalam bentuk krep yaitu lembaran karet dari lateks yang telah digumpalkan, digiling, dan dikeringkan sedangkan barang jadi lateks menggunakan bahan baku dalam bentuk lateks yang dipekatkan (Alfa, 2002).

Karet alam diolah menjadi karet Standard Indonesia Rubber (SIR) 20, 10, dan Ribbed Smoked Sheet (RSS) 1. Jenis-jenis karet alam yang digunakan dalam pembuatan ban oleh PT Goodyear Indonesia, Tbk yaitu Nolo, Nevo/Nimbo, Nivco, dan Kinjo. Karet-karet ini diperoleh dari

supplier yang berada di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jambi, Kalimantan Barat dan Jawa Barat.

b. Karet Sintetis (Synthetic Rubber)

Karet sintetis merupakan polimer karet yang didapatkan dengan melakukan polimerisasi. Penggunaan karet sintetis diketahui jauh lebih tinggi dibanding jumlah penggunaan karet alam. Hal ini disebabkan oleh modifikasi karakter, baik secara fisik maupun kimia, yang dapat dilakukan dengan mudah pada karet sintetis. Menurut data dari International Rubber Study Group (IRSG) pada tahun 2002, volume konsumsi karet alam ternyata jauh di bawah volume konsumsi karet sintetis. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Konsumsi Karet Alam dan Karet Sintetis di Indonesia

Tahun Konsumsi Karet Alam (* 1000 ton) Konsumsi Karet Sintetis (*1000 ton) 1999 6670 10170 2000 7330 10810 2001 7000 10460 Sumber : IRSG (2002)

Proses pembuatan ban selain memerlukan karet alam juga memerlukan karet sintetis. Karet sintetis yang digunakan untuk pembuatan ban adalah Buclic, Edbrisic, Chrisic, Irmgic, Lunaric, Rionic, Stovic, BUD 1208, BUD 1207, Galwic, Sun, Jasanic, dan Binic serta Rockic sebagai pengganti atau substitutor dari Stovic dan Lunaric. Kebutuhan karet sintetis PT Goodyear Indonesia, Tbk. di impor dari Inggris, Polandia, Malaysia, Belanda, dan Amerika Serikat.

2. Benang (Wire)

Benang yang digunakan dalam produksi ban berbahan baku nylon, rayon, polyester, polyglass, flexten, dan steel. Benang-benang ini ditenun menjadi lawon kemudian dibuat lapisan-lapisan lawon yang digunakan

pada pembentukkan carcass (badan) ban, belt, breaker, chaffer, dan flipper. Contoh dari jenis benang yang digunakan antara lain LC 16, LF 29, ID 25, ID 20, PIG 1171, dan lain-lain.

3. Minyak (Crude Oil)

Minyak yang digunakan untuk proses produksi ditujukan sebagai softening agent agar campuran karet yang dihasilkan lebih lunak sekaligus memberikan sifat lengket pada karet. Contoh minyak yang digunakan di antaranya adalah Cymic, Lucine,dan lain-lain.

4. Filler

Filler merupakan bahan pengisi yang memiliki fungsi memperbaiki sifat fisik karet dan sebagai pewarna. Bahan pengisi yang digunakan terbagi ke dalam dua jenis yaitu reinforcing filler dan non reinforcing filler. Reinfoecing Filler adalah filler yang mampu merubah sifat compound contohnya adalah carbon black. Jenis carbon black yang digunakan adalah Code 288 Bulk, Code 267, Code 405 Bulk, Code 510 Bag, Code 599, Code 630 Bag, dan Code 841. Jenis carbon black yang digunakan kebanyakan didatangkan dari dalam negeri (lokal) dan sebagian diimpor dari luar Indonesia seperti Jerman, Amerika Serikat dan negara lainnya. Sedangkan Non Reinforcing Filler adalah suatu bahan yang digunakan hanya untuk merendahkan biaya produksi, misalnya silica.

5. Pigmen

Pigmen merupakan bahan kimia yang berperan besar dalam proses pembuatan ban. Pigmen terdiri dari berbagai macam bahan kimia yaitu retarder, antiozonant, antioxydant, activator, accelerator, dan vulcanisator. Jenis pigmen yang digunakan antara lain Zonflax, Grogic, Leibax dan lain- lain.

6. Kawat Baja (Bead Wire)

Kawat baja berfungsi untuk komponen pembuatan bead (kawat baja berlapis karet) untuk menahan ban pada velg. Kawat baja yang digunakan oleh PT Goodyear Indonesia, Tbk berasal dari luar Indonesia seperti diimpor dari Korea, Malaysia, dan negara lainnya.

7. Bahan Cair

Bahan cair yang digunakan adalah Sardine, Urbonine, Texine, dan Lucine.

Bahan baku yang tergolong ke dalam bahan baku impor terdiri dari 5 jenis yaitu Karet Sintetis (Synthetics Rubber), Benang dan Kawat Baja (Wire and Steel Cord), Pigmen dan Bahan Kimia (Pigment and Chemical), Fabrics, dan Carbon Black. Untuk lebih jelasnya, bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan ban serta bahan baku yang tergolong ke dalam bahan baku impor dapat dilihat pada Lampiran 6.

Dokumen terkait