• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ORNAMEN RUMAH TRADISIONAL KARO

4.4 Jenis dan Bentuk Ornamen Rumah Tradisional Karo

Jenis dan makna ornamen rumah tradisional Karo akan di jabarkan sebagai berikut:

4.4.1 Ornamen Pengeret-eret

Ornamen ini berbentuk hewan yang menyerupai cecak dengan pola geometrik berulang-ulang dan bentuk susunan wajid. Bahan dasar ornamen ini adalah tali ijuk yang dipilin dan diikat ke dinding rumah (derpih), dengan membuat lubang dan diatur terlebih dahulu sesuai dengan gambar, Fungsinya guna memperkuat tiap lembar papan, karena rumah tradisional Karo sama sekali tidak menggunakan paku. Setiap papan yang diletakkan dengan posisi berdiri selalu diikat dengan tali yang berbentuk cecak dengan dua kepala, Tali ret-ret yang menyerupai cecak dengan tiga jari menggambarkan bahwa adanya ikatan anak beru,senina dan kalimbubu ( sistem kekerabatan yang ada pada masyarakat Karo ). Ornamen ini melambangkan suatu kekuatan , penangkal setan, dan kesatuan keluarga bagi masyarakat Karo.

4.4.2 Ornamen Tapak Raja Sulaiman

Ornamen ini bermotif geometris berupa garis yang menyimpul dan membentuk jalinan motif bunga dan membentuk segi empat. Nama ornamen ini diambil dari nama raja yakni Raja Sulaiman yang dianggap sakti dan ditakuti oleh makhluk jahat, mulai dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar dengan status sebagai raja yang tinggi kedudukannya. Selaian penggunaannya sebagai ornamen yang diterakan pada rumah tradisional Karo. Ornamen Tapak Raja Sulaiman disembah juga guna untuk meminta rezeki. Permintaan rezeki ini dilaksanakan dengan perantaraan dan petunjuk dukun yang mempunyai ilmu tinggi.

Setiap bangunan rumah tradisional Karo selalu diterakan ornamen Tapak Raja Sulaiman, bahkan bukan di melmelen rumah saja, tetapi pada benda pakai juga seperti gantang beru-beru ( wadah), cimba lau ( tempat air yang terbuat dari seruas bambu ) dan sebagainya. Karena masyarakat Karo percaya bahwa ornamen Tapak Raja Sulaiman dapat menolong mereka agar terhindar dari ancaman niat jahat, baik yang datang secara nyata maupun tidak nyata.

4.4.3 Ornamen Tupak Salah Silima-lima

Ornamen ini bermotif alam atau geometris berupa garis menyilang yang membentuk gambar bintang di langit yang menerangi bumi di malam hari. Ornamen ini Melambangkan kesatuan/kekeluargaan merga silima (lima marga) sebagai sistem sosial masyarakat Karo yang utuh, dihormati, dan disegani. Kesatuan dimaknai sebagai kekuatan, karena kekuatan masyarakat Karo pada hakikatnya terletak pada kebersamaan yang dibangun. Kelima merga tersebut adalah merga induk yang terdiri dari Ginting, Sembiring, Karo-karo, Tarigan, dan Perangin-angin yang diikat oleh struktur sosial dan tak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

4.4.4 Ornamen Ipen-ipen

Ornamen ipen-ipen dalam bahasa Indonesia adalah gigi. Ornamen ini berbentuk geometris yang mengandung makna sebagai kesehatan gigi, supaya pertumbuhan gigi anak-anak jangan tergangu. Manusia tanpa gigi sangat kurang menarik, begitu jugalah ornamen yang terdapat di rumah tradisional Karo, tanpa adanya ipen-ipen sangat kurang keindahan dan keharmonisannya. Biasanya ornamen ipen-ipen ini lebarnya antara dua sampai tiga sentimeter dipinggir papan dengan kata lain sebagai hiasan tepi yang cukup menarik.

Selain di terakan di rumah tradisional Karo, ornamen ini juga tedapat pada abal-abal ( tempat garam, dan temapat makanan anak-anak ), karena dengan menempatkan ornamen ipen-ipen pada abal-abal maka apabila ada orang yang ingin berniat jahat dengan membuat racun atau sejenisnya ke makanan, maka ornamen ipen-ipen ini dipercaya dapat menghalangi atau menolak racun tersebut. Sehingga racun yang masuk kedalam makan tidak berfungsi lagi.

4.4.5 Oramen Desa Siwaluh

Ornamen ini menggambarkan gambar mata angin. Ornamen ini berbentuk Geometris/alam. Masyarakat Karo pada jaman dahulu sudah mengetahui atau mengenal mata angin yang terdiri dari :

Utara : Utara

Daksina : Selatan Purba : Timur Putima : Barat Iresen : Timur laut Nariti : Barat Daya Mangabia : Barat Laut Aguni : Tenggara

Mata angin ini mempunyai kaitan erat dengan aktivitas-aktivitas ritual adat masyarakat Karo . Ornamen ini dibuat sebagai pencerminan perasaan akan pentingnya mata angin pada

suku Karo, maka dibuat dan diwujudkan dalam bentuk Oramen. Ornamen ini biasanya tedapat pada bagian ujung dinding depan sebelah kanan dan kiri.

4.4.6 Ornamen Para-para /Gundur Mangalata

Ornamen ini diambil dari bentuk pucuk daun labu yang subur/tegar terkait ke kiri dan ke kanan. Gundur Mangalata berarti Buah Labu Gundur yang tumbuh subur. Tangkai dan pucuknya dijadikan hiasan ikat. Ornamen ini melambangkan kemakmuran, kesuburan dan tangkal binatang berbisa. Biasanya ornamen ini diukir pada jerajak jendela rumah adat.

4.4.7 Ornamen Tanduk Kerbo Payung

Ornamen tanduk Kerbo Payung diambil dari motif hewan yaitu Kerbau, sebagai lambang keberanian dan kejujuran. Masyarakat Karo menganggap bahwa kerbau merupakan hewan kurban yang memiliki nilai paling tinggi dibandingkan hewan lainnya. Hal itulah yang menyebabkan pada beberapa suku, tanduk kerbau diletakkan pada rumah adat yang melambangkan tingginya kedudukan sosial (prestise) dan kekuasaan/kepemimpinan pemiliknya. Dan biasanya apabila tanduk kerbau tersebut belum dipasang pada rumah adat maka mereka mengganggap rumah adat tersebut belum lengkap. Pemasangan tanduk pada rumah tradisional Karo menyatakan kesucian dari masyarakat Karo. Serta keuletan dalam berjuang melawan orang yang beniat jahat yang ingin menggangu kampung atau rumah adat ini. Tanduk kerbau yang terdapat pada ujung bubungan rumah tradisional Karo menandakan simbol untuk selalu menghormati orang yang datang ke rumah atau ke kampung

4.4.8 Ornamen Bendi-bendi ( Pengalo-ngalo )

Ornamen bendi-bendi berbentuk geometris. Ornamen ini diletakkan pada sebelah kiri dan kanan pintu. Ornamen ini memiliki fungsi sebagai pegangan para ibu pada saat melahirkan. Ornamen ini mempunyai makna bahwa di dalam masyarakat Karo harus selalu siap menerima kedatangan tamu yang ingin memasuki rumah rumah tradisional Karo ,dan juga harus memberi kenyamanan bagi mereka yang memasuki rumah tradisional Karo

4.4.9 Ornamen Tampuk-Tampuk Pinang

Tampuk-tampuk pinang bermotif tumbuh-tumbuhan, dan ornamen Tampuk-tampuk Pinang biasanya terdapat pada ayo-ayo rumah adat atau diatas singgap ( kubah depan ruman ). Akan tetapi tidak ada makna yang terkandung didalamnya. Para pengukir membuatnya dikarenakan tampuk pinang mempunyai bentuk yang dianggap indah.

4.4.10 Ornamen Pucuk merbung

Ornamen ini bermotif tumbuhhan nama ornamen ini diambil dari nama tumbuh-tumbuhan. Tunas merbung ini biasanya tumbuh dekat dengan induknya. Sehingga semakin lama semakin bertambah. Hal ini dapat diartikan bahwa orang Karo bersifat rendah hati, tidak merusak yang telah ada atau menjauhkan diri dari lingkungan yang tidak baik. Biasanya ornamen ini digunakan pada rumah adat dan benda pakai seperti pisau dan alat rumah tangga lainnya.

4.4.11 Ornamen Tulak Paku Petundal

Ornamen Tulak Paku diambil dari motif tumbuh-tumbuhan. Ornamen Tulak Paku Petundal dengan pola dasar adalah sejenis daun pakis yang tersusun sejajar. Ragam Hias ini dibuat pada tiang rumah adat. Makna yang terkandung dari ornamen ini adalah lambang persatuan di segala arah. Jadi dengan membuat ornamen ini diharapkan agar seisi rumah dapat hidup rukun dan hidup lanjut usia .

4.4.12 Ornamen Tutup Dadu dan Cimba Lau

Ornamen tutup dadu pada hiasan melmelen rumah adat mempunyai makna sindiran terhadap orang Karo yang suka berjudi. Karena tutup dadu adalah benda yang di pakai pada permainan judi. Ornamen ini diterakan supaya masyarakat Karo sadar bahwa judi merupakan pekerjaan yang tidak baik. Ornamen tutup dadu dan cimba lau ini selalu di letakkan pada pinggiran ukiran dapur-dapur motif cimba lau ini selalu ditutup dengan tutup dadu. Ini menambahkan keindahan dari pinggiran ukiran dapur-dapur atau melmelen. Demikianlah ragam hias yang digunakan pada bangunan tradisional masyarakat Karo selalu digabungkan dengan ornamen lain namun dalam fungsinya satu sama lain itu berkaitan yaitu sebagai pelindung dari roh-roh jahat atau sebagai penolak bala . Hal ini sebenarnya untuk memperindah ornamen atau ragam hias pada rumah adat.

4.4.13 Ornamen Bindu Matoguh

Motif ornamen berupa garis yang menyilang diagonal dan membentuk persegi, melambangkan keteguhan hati masyarakat Karo untuk bertindak baik, adil, tidak melanggar norma, dan tidak merugikan orang (encikep si mehuli). encikep si mehuli di percaya adalah sebagai penolak bala yang tidak akan datang melanda bila manusia berbuat baik dan jujur terhadap siapapun.

4.4.14 Ornamen Embun Sikawiten

Ornamen dengan motif alam ini merupakan tiruan dari rangkaian awan yang beriringan dibuat menyerupai gambar bunga yang menjalar berbentuk segitiga. Bayangan awan di bawah akan bergerak mengikuti iringan gumpalan awan tebal di atasnya. Ornamen ini mepunyai makna bahwa kedudukan kalimbubu pada masyarakat karo harus selalu sebagai pelindung terhadap anak beru

Dokumen terkait