BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2008: 72) penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Latipun (2010:5) menyatakan bahwa
penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sedangkan menurut Arikunto (2006:3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan sehingga diperoleh informasi mengenai efek variabel suatu dengan variabel yang lain. Penelitian eksperimen dilakukan untuk meneliti pengaruh dari perlakuan yang diberikan, dalam hal ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen. Dengan kata lain, suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap individu yang diamati.
3.1.2. Desain Penelitian
Menurut Nazir (2005:84) “desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan one group pre-test and post-test design. Metode one group
pre-test and post-test design adalah suatu kelompok test diberikan suatu perlakuan
yang sama sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan tertentu. Desain ini, subjek ini dikenakan 2 kali pengukuran. Pengukuran yang pertama dilakukan untuk mengukur kemampuan interaksi sosial siswa sebelum diberikan experiential
learning dengan teknik outbound melalui pre-test dan pengukuran yang kedua
untuk mengukur kemampuan interaksi sosial siswa setelah diberikan experiential
learning dengan teknik outbound melalui post-test. Desain digambarkan sebagai
44
(Pre Test) Perlakuan (Post Tes)
Gambar 3.1 Desain penelitian one group pretest-posttest design Keterangan:
O1= Pengukuran pertama, perlakuan interaksi sosial siswa sebelum
diberikan experiential learning dengan teknik outbound dengan menggunakan skala psikologi interaksi sosial
x = pelaksananan experiential learning dengan teknik outbound pada siswa kelas VII A di SMP Negeri 13 Semarangyang interaksi sosialnya rendah
O2 = Pengukuran kedua, perlakuan interaksi sosial siswa setelah diberikan
experiential learning dengan teknik outbound dengan menggunakan
skala psikologi interaksi sosial yang sama dengan pengukuran yang pertama.
Dengan demikian, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen dengan menggunakan instrumen yang sama yakni skala interaksi sosial. Dalam Penelitian ini digunakan tahap-tahap rancangan eksperimen untuk mengetahui perubahan kemampuan interaksi sosial siswa sebelum dan setelah diberikan experiential learning dengan teknik outbound.
Beberapa hal yang dilakukan dalam pelaksanaan eksperimen adalah sebagai berikut :
3.1.2.1Memberikan pre-test
Pre-test dilakukan dengan menggunakan skala psikologi interaksi
sosial. Tujuan dari pre-test adalah untuk mengetahui tingkat interaksi sosial
siswa sebelum diberikan experiential learning dengan teknik outbound. Hasil dari pre-test ini akan menjadi data pembanding pada post-test.
3.1.2.2Materi Treatment
Materi experiential learning dengan teknik outbound disesuaikan dengan karakteristik individu yang memiliki interaksi sosial dan faktor yang mempengaruhinya. Berikut materi treatment experiential learning dengan teknik
outbound dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Rancangan Materi Experiential learning dengan Teknik Outbound
No Pertemuan Materi Waktu Tempat
1 I Tahap pengamalan konkrit atau nyata (Concrete Experience) “Permainan rangkaian kata dan Permainan holahop berpindah”
40 menit
Lapangan sekolah
2 II Tahap pengamalan konkrit atau nyata (Concrete Experience) “Permainan tebak gerak dan Permainan birthday line up”
40 menit
Lapangan sekolah
3 III Tahap pengalaman aktif dan reflektif (Reflection Observation)
“Permainan menjaga balon”
40 menit
Lapangan sekolah 4 IV Tahap pengalaman aktif dan reflektif
(Reflection Observation)
“Permainan berita berantai dan permainan kapal karam”
40 menit Lapangan sekolah 5 V Tahap Konseptualisasi (Abstract Conseptualization) “Permainan berkarya tanpa bicara”
40 menit Lapangan sekolah 6 VI Tahap Konseptualisasi (Abstract Conseptualization) “Permainan All stand up dan
Permainan kapal karam”
40 menit
Lapangan sekolah
7 VII Tahap Eksperimentasi Aktif
(Active Experimentation)
“Permainan Stepping carpets”
40 menit
Lapangan sekolah 8 VIII Tahap Eksperimentasi Aktif
(Active Experimentation)
“Permainan toxic waste/ memindahkan botol” 40 menit
Lapangan sekolah Materi yang diberikan dalam pelaksaan experiential learning dengan teknik outbound ini sebelumnya telah ditetapkan peneliti. Yaitu materi yang
46
mendukung kearah peningkatan interaksi sosial. Rancangan materi experiential
learning dengan teknik outbound yang terdapat dalam tabel di atas merupakan
pengembangan dari komponen variabel interaksi sosial. 3.1.2.3Perlakuan (Treatment)
Perlakuan atau treatment yang diberikan adalah experiential learning
dengan teknik outbound. Metode ini diberikan untuk meningkatkan interaksi sosial siswa. Frekuensi dan lamanya pertemuan experiential learning dengan teknik outbound rencananya akan dilaksanakan sebanyak 8 kali dengan 40 menit untuk setiap pertemuannya. Metode yang digunakan yaitu menggunakan format kegiatan lapangan. Format kegiatan lapangan adalah suatu format kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan. Tahapan yang dilakukan yaitu :
(1) Berdo’a
(2) Membangun rapport
(3) Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan (4) Menetapkan kesepakatan waktu kegiatan
(5) Memastikan kesiapan anggota untuk megikuti kegiatan
(6) Team building/ membangun tim dalam kegiatan.
(7) Perenunga/ refleksi yang dilakukan untuk memproses pengalaman dari kegiatan yang telah berlangsung
(8) Menyimpulkan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan
(9) Mengajukan beberapa pertanyaan kepada anggota mengenai pemahaman baru yang diperoleh, perasaan, sikap, atau tindakan yang akan dilakukan
(understanding, comfortable and action), pesan dan kesan setelah mengikuti kegiatan
(10)Menutup kegiatan dengan do’a dan mengucapkan terima kasih dengan anggota
Penelitian ini bersifat eksperimen dilaksanakan di lapangan sekolah serta sesuai dengan memperhatikan tahapan proses outbound tersebut dalam
experiential learning.
3.1.2.4Melakukan Post-test
Post-test disini adalah mengadakan pengukuran kembali pada responden
setelah diberikan perlakuan experiential learning dengan teknik outbound. Post- test bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari treatment dan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan interaksi sosial siswa.