• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.2 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan menggunakan observasi dan wawancara langsung di lapangan, seperti harga bahan baku, peralatan, data penerimaan, biaya operasional perusahaan dan lain-lain. Proses wawancara dilakukan dengan Manajer PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) serta penanggung jawab yang membawahi produksi dan pemasaran.

Data sekunder diperoleh untuk mendukung penelitian ini akan berupa pengumpulan informasi tentang industri biodiesel yang terkait dengan permasalahan ini, yaitu : studi pustaka baik melalui buku laporan tahunan yang dikeluarkan oleh pemerintah, peraturan dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi keberadaan usaha biodiesel maupun laporan hasil penelitian yang mendukung , Badan Pusat Statistik, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitan ini. Pengumpulan data sekunder ini bertujuan utnuk mendapatkan gambaran bagaimana keadaan di dalam usaha biodiesel dan bagaimana perkembangannya.

Peneliti menggunakan dua skenario dalam hal penerimaan perusahaan.

Skenario I Penerimaan yang diperoleh oleh PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) adalah dari penjualan Biodiesel dan Gliserin, sedangkan skenario II penerimaan yang diperoleh oleh PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) adalah dari penjualan Biodiesel dan Eco Wash.

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif dilakukan secara deskriptif.

4.4 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran dari aspek-aspek sebagai berikut:

4.4.1 Analisi Aspek Pasar

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui jumlah permintaan pasar terhadap biodiesel dari Minyak Jelantah, bagaimana menempatkan terhadap bauran pemasaran yang ada, yaitu 4P (place, product, promotion, price).

4.4.2 Analisis Aspek Teknis

Aspek ini dilakukan dengan menganalisis proyek harus terus menerus memastikan bahwa pekerjaan secara teknis berjalan dengan lancar dan perkiraan-perkiraan secara teknis cocok dengan kondisi sebenarnya.

4.4.3 Analisis Aspek Manajemen

Analisis ini dilakukan untuk melihat apakah fungsi manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan operasional usaha PT. Bumi Energi Equatorial (BEE).

Jika fungsi manajemen dapat diterapkan, maka usaha dinilai layak dari aspek manajemen operasional.

4.4.4 Analisis Aspek Sosial

Suatu proyek harus tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial masyarakat, seperti penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, dan lain sebagainya. Selain itu, apakah proyek dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya.

4.4.5 Analisis Aspek Lingkungan

Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis ini menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak.

4.5 Analisis Kuantitatif

Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan pendirian PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) terhadap aspek finansial. Analisis Kuantitatif dilakukan dengan perhitungan nilai uang untuk mengkaji kelayakan investasi atau aspek finansial dari perusahaan. Dalam aspek finansial terdapatbeberapa metode, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

4.5.1 Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi. Metode ini dihitung dengan cara, yakni mengurangi nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dengan biaya arus tuanai pada waktu sekarang selama waktu tertentu. Dengan kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah bila NPV > 0, maka proyek tersebut menguntungkan dan layak didirikan.

NPV > 0  maka secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.

NPV < 0  maka secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya atau cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.

NPV = 0  maka secara finansial usaha tidak menguntungkan dan juga tidak rugi, karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

4.5.2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah tingkat besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan berupa perbandingan antara jumlah NPV yang positif (sebagai pembilang) dengan NPV yang negatif (sebagai penyebut). Dengan criteria kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah semakin besar Net B/C, maka usaha tersebut semakin menguntungkan dan layak dijalankan.

4.5.3 Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah kemampuan suatau proyek untuk menghasilkan pengembalian atau dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih yang dapat dicapainya. Dengan kriteria kelayakan investasi berdasrkan nilai IRR adalah bila nilai lebih besar dari diskonto atau sama dengan NPV maka proyek tersebut menguntungkan dan layak dilaksanakan.

Keterangan: i= Tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV positif i= Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif



NPV- = NPV pada tingkat bunga i NPV+ = NPV pada tingkat bunga i Kriteria yang berlaku :

IRR > i ; maka usaha layak dilanjutkan

IRR < i ; maka usaha tidak layak dilanjutkan atau lebih baik dihentikan

4.5.4 Payback Period (Masa Pembayaran Kembali)

Payback period (masa pembayaran kembali) didefinisikan sebagai jangka waktu kembalinya keseluruhan investasi yang ditanamkan, melalui keuntungan yang diperoleh suatu proyek. Dengan criteria investasi, semakin cepat tingkat pengembalian investasi maka investasi tersebut dinilai semakin baik untuk dilaksanakan.

Ab PP I

Keterangan: PP = Payback Period

I = Jumlah Modal Investasi

Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya

4.5.5 Analisis Switching Value

Analisis Nilai Pengganti merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat peningkatan dan penurunan suatu variabel, sehingga menghasilkan suatu perubahan kriteria investasi yaitu layak atau tidak layak. Analisis ini mencari beberapa perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar proyek masih bisa dilaksanakan dan masih memberikan keuntungan normal. Perubahan-perubahan yang terjadi misalnya, perubahan pada tingkat produksi, harga jual output maupun harga input. Analisis dilakukan pada perubahan biaya variabel yaitu terjadinya peningkatan harga bahan baku, dan penurunan penjualan produk biodiesel.

4.6 Asumsi Dasar

Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tanah dan Bangunan yang digunakan meskipun hak milik tetapi termasuk biaya investasi.

2. Penghitungan umur usaha yang digunakan adalah 10 tahun, hal ini berdasarkan umur ekonomis mesin pembuat biodiesel. Mesin tersebut mempunyai harga Rp 80.000.000

3. Tingkat discount rate yang akan digunakan adalah berdasarkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia 6,5 persen. Hal ini juga berkaitan dengan inflasi yang mungkin terjadi di massa yang akan datang sehingga mempengaruhi nilai pada masa sekarang. Tingkat discount rate nantinya akan mempengaruhi tingkat produktivitas dari investasi yang digunakan dalam usaha biodiesel atau tingkat pengembalian internal.

4. Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian adalah harga tetap (fixed price), hal ini untuk mempermudah perhitungan cashflow. Perubahan yang terjadi diperhitungkan dalam analisis switching value.

5. Harga bahan baku utama yaitu minyak jelantah adalah sebesar Rp 3.000/L 6. Harga jual untuk produk yang dihasilkan yaitu Biodiesel Industri adalah

sebesar Rp 6.500/l

7. Harga jual untuk gliserin adalah Rp 3.000/l

8. Harga jual untuk produk yang dihasilkan yaitu Eco Wash atau sabun pembersih adalah Rp 10.000/l

9. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

10. Dalam penelitian ini digunakan dua skenario dalam analisis finansial, yaitu : a. Skenario I (Pertama) adalah Penerimaan PT. Bumi Energi

Equatorial (BEE) dari penjualan Biodiesel dan Gliserin.

b. Skenario I (Pertama) adalah Penerimaan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) dari penjualan Biodiesel dan Eco Wash.

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Sejarah Perusahaan

PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) merupakan suatu usaha yang membuat dan mengembangkan pembaharuan energi, khusunya energi yang dibutuhkan untuk industri. PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) memanfaatkan minyak nabati yang salah satunya adalah minyak jelantah yang merupakan produk turunan dari kelapa sawit dan dengan teknologi yang ada, minyak jelantah dapat diolah menjadi biodiesel. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2006 berawal dari kerjasama antara dua orang yaitu Hasan Hambali dan Ir. Ngawiyat.

PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) didirikan di atas tanah seluas 550 m2 dan bangunan seluas 350 m2 yang terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama sebagai tempat produksi, dibagian ini terdapat alat pengolahan biodiesel dan eco wash serta ada tempat penyimpanan sementara dari hasil pengelohan, sedangkan dibagian kedua terdapat ruangan yang dijadikan untuk ruang karyawan, laboratrium percobaan serta kantor administrasi.

PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) merupakan satu-satunya perusahaan di kota Bogor yang mengolah minyak jelantah (Waste Cooking Oil) menjadi biodiesel dan sudah bersifat komersil.

5.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

 Visi

PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) akan menjadi perusahaan yang mempunyai keunggulan dalam Operasional dan Pertumbuhan serta memberikan nilai lebih kepada pemegang saham, pelanggan, karyawan dan masyarakat.

 Misi

1. Pada Perkembangan Industri Global, PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) akan menambah nilai dengan penyediaan produk, layanan dan solusi dalam memenuhi kebutuhan customer atau pelanggan.

2. PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) yang merupakan pelaku usaha nasional senantiasa akan mengunakan sumberdaya lokal.

3. PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) menjadi pemain yang akan tumbuh besar dalam dunia bisnis.

4. Memberikan manfaat dan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan masyarakat.

5. Berusaha menjadi yang terbaik.

Agar visi dan misi perusahaan tercapai, maka PT. Bumi Energi Equatorial (PT.

BEE) mempunyai langkah – langkah kunci sukses tersebut, yaitu :

1. Menjaga kepercayaan terhadap relasi maupun customer atau pelanggan.

2. Integritas yang tinggi dalam etika maupun perilaku.

3. Komitmen dalam menepati janji.

4. Mengedepankan kualitas.

5. Melindungi asset, karyawan dan lingkungan perusahaan.

5.2 Lokasi

PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) beralamat di Office Complex 3rd Floor, Hotel Salak The Heritage, Jl. Ir. H. Juanda No.8 Bogor 16121 Indonesia.

Phone : +62 251 8330 153 | Fax : +62251 8346 940. Pemilihan lokasi ini karena PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) merupakan salah satu unit usaha dari Group Salak yang juga mengelola Hotel Salak The Heritage. Sedangkan untuk tempat produksi terletak di Jl. Curug Mekar No 6 Bogor, lokasi ini dipilih dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut dekat jalan raya sehingga memudahkan dalam proses bongkar muat,

5.3 Struktur Organisasi

PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) menggunakan struktur organisasi yang cukup sederhana. Komisaris Utama selaku pemilik perusahaan adalah Ibu Erliza Hambali. Direktur Utama yang bertugas untuk menjalankan perusahaan adalah Bapak Nasar Sarkis, sedangkan untuk bagian marketing dan purchasing adalah saudara Edo, dan untuk yang bertanggung jawab dalam proses produksi atau operasional ditempat produksi adalah saudara Usman yang mempunyai anggota yaitu saudara Jarkasih dan Ika Kartika.

Gambar 3. Struktur Organisai Garis Pada PT. Bumi Energi Equatorial Sumber : PT. Bumi Energi Equatorial.

Struktur organisasi garis memiliki keuntungan; yaitu memudahkan pengendalian kegiatan-kegiatan perusahaan, sedangkan kekurangan dari struktur organisasi ini adalah sangat tergantung pada pimpinan perusahaan, sehingga pimpinan menanggung beban pekerjaan yang cukup besar.

5.4 Kegiatan Perusahaan

PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) memproduksi biodiesel yang berasal dari pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil), selain memproduksi biodiesel perusahaan juga memproduksi eco wash yaitu : sabun pembersih peralatan memasak atau mesin, yang bahan bakunya merupakan limbah dari olahan biodiesel.

Kapasitas mesin pengolahan biodiesel yang ada di PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) mencapai 1 Ton setiap harinya, akan tetapi karena kurangnya ketersediaan bahan baku utama yaitu minyak jelantah yang tidak memenuhi target maka perusahaan rata-rata tiap bulan hanya mampu

memproduksi 2 Ton. Hal ini sangat merugikan perusahaan karena biaya produksi yang dikeluarkan cukup besar, misalnya untuk gaji karyawan.

Waktu operasional PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) di tempat produksi terbagi dalam 2 (dua) shift, yaitu shift 1 (pertama) pukul 07.00 sampai dengan 16.00, sedangkan shift 2 (kedua) pukul 09.00 sampai dengan 18.00, dengan pembagian dua karyawan pada shift 1 (pertama ) dan satu karyawan pada shift 2 (kedua). Pengaturan Shift ini tidak berlaku pada hari minggu karena pada hari minggu karyawan hanya berjumlah dua orang dan jam masuk dari pukul 07.00 sampai dengan 16.00. Karyawan di tempat produksi mendapat jatah libur seminggu sekali sesuai aturan yang sudah dibuat perusahaan sehingga pada hari minggu dapat bergiliran untuk masuk kerja, sedangkan untuk Direktur Utama dan Marketing serta Purchasing berada di Office Complex 3rd Floor, Hotel Salak The Heritage yang mempunyai jam kerja hari senin sampai jumat pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 sedangkan hari sabtu pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00.

Gaji yang diberikan oleh perusahaan pada Direktur Utama adalah sebesar Rp 2.500.000,00/bulan. Gaji yang diberikan pada bagian produksi dan pemasaran adalah sebesar Rp 1.800.000,00/bulan. Sedangkan gaji karyawan adalah sebesar Rp 1.500.000,00/bulan.

Tabel 5. Gaji yang diterima di PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) 2010.

No Keterangan Jumlah

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp/Tahun)

1 Gaji Pimpinan 1 3.000.000 36.000.000

2 Direktur 1 2.500.000 30.000.000

3 Bagian Produksi & Pemasaran 2 1.800.000 43.200.000

4 Karyawan 2 1.500.000 36.000.000

Jumlah 145.200.000

Sumber : PT. Bumi Energi Equatorial (2010)

5.5 Fasilitas Produksi

Fasilitas merupakan hal yang penting dalam kegiatan produksi. Fasilitas produksi yang digunakan dalam usaha biodiesel dan eco wash antara lain : mesin produksi biodiesel atau eco wash, banker penyimpanan, tabung gas dan drum penyimpanan.

5.5.1 Peralatan Produksi 1. Mesin Produksi

Mesin produksi merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan beroperasi atau tidaknya perusahaan ini. Mesin produksi ini mampu memproduksi biodiesel sebanyak 1 Ton/hari. Harga dari mesin itu sendiri Rp. 80.000.000 dan mempunyai umur ekonomis 10 tahun.

Gambar 4. Rangkaian Mesin Produksi Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE) 2. Tabung Gas Elpiji

Tabung gas digunakan untuk untuk pembakaran selama proses produksi, harga tabung oksigen dengan harga Rp 1.500.000,00 per unit, dengan umur ekonomis 10 tahun.

Gambar 5. Tabung Gas Elpiji Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

3. Banker Penyimpanan Bahan Baku

Banker ini merupakan tempat penyimpanan bahan baku minyak jelantah yang telah melalui proses penyaringan atau dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan biodiesel. Bunker ini mempunyai kapasitas penyimpanan sebanyak 5 Ton.

Gambar 6. Banker Penyimpanan Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

4. Drum penyimpanan

Drum ini digunakan untuk penyimpanan sementara dari biodiesel atau eco wash yang telah diproses dan siap untuk dijual.

5. Drum Penyaringan Bahan Baku

Drum ini berfungsi untuk menyaring bahan baku utama yaitu minyak jelantah. Proses ini dilakukan setelah bahan baku datang dan setelah proses penyaringan maka bahan baku akan di simpan dalam banker penyimpanan.

Gambar 7. Drum Penyaringan Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

6. Drum Penampungan Gliserin

Drum ini digunakan untuk menampung sementara gliserin yang dihasilkan selama proses pengolahan biodiesel.

Gambar 8. Drum Penampungan Gliserin Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

5.5.2 Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung yang terdapat di tempa produksi PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) antara lain : bak penampungan limbah, kantor atau ruang karyawan, laboratrium, gudang, tempat cuci peralatan.

5.6 Proses Produksi

a. SOP Produksi Biodiesel PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE)

Prosedur Untuk Tiap Kali Proses Adalah Penggunaan Minyak Jelantah Sebanyak 150lt.

1. Proses Pertama Minyak Jelantah Dimasukkan Kedalam Tangki Penyaringan Sampai 150lt.

2. Minyak Jelantah Selanjutnya Dialirkan Kedalam Drum Pencampuran.

3. Proses Berikutnya Di Campur Dengan Metanol 21lt Dan 1,7kg KOH.

4. Selanjutnya Diproses Melalui Pengadukan Dan Pemanasan Selama 1 Jam Atau Sampai Mencapai Suhu 600C .

Gambar 9. Proses dan Pemanasan Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

5. Proses Berikutnya Minyak Yang Telah Diolah Dipompa Kedalam Tangki Pengendapan Selama 2 Jam. Hasil Dari Pengendapan Itu Berupa Gliserin Yang Dikeluarkan Kedalam Tangki Penyimpanan Gliserin.

6. Setelah Proses Pengeluaran Pengendapan Berupa Gliserin, Minyak Biodiesel Dicuci Dengan Air Selama 5 Menit Sembari Di Aduk.

Selanjutnya Di Endapkan Dan Dibuang Air Cucianya.

Gambar 10. Proses Pencucian Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

7. Proses Pencucian Ini Sebanyak 3 Kali.

Gambar 11. Limbah Air Yang Dibuang Setelah Proses Pencucian Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

8. Setelah Proses Pencucian Minyak Biodiesel Dipanaskan Kembali Selama 3 Jam Atau Sampai Mencapai Suhu 1200C Untuk Menghilangkan Air Yang Tersisa Dari Proses Pencucian.

9. Proses Terakhir Adalah Pendinginan, Setelah Proses Pendinginan Maka Biodiesel Dapat Digunakan atau Dijual.

b. SOP Produksi Eco Wash PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) Prosedur Untuk Tiap Kali Proses Adalah Penggunaan Gliserin Sebanyak 100lt.

1. Proses Pertama Gliserin Dimasukkan Kedalam Drum Pengolahan Sampai 100lt.

Gambar 12. Drum Pengolahan Eco Wash Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE)

2. Proses Berikutnya Di Campur Dengan Air sebanyak 20lt, 3kg KOH dan 250ml Pewangi.

Gambar 13. Proses Pencampuran Sumber : PT. Bumi Energi Equatoeial (PT.BEE) 3. Selanjutnya Melalui Pengadukan selama ± 5 menit.

4. Setelah Itu Proses Selanjutnya Adalah Pemanasan Selama 1 Jam Atau Sampai Mencapai Suhu 700C .

5. Proses Terakhir Adalah Pendinginan, Setelah Proses Pendinginan Maka Eco Wash Dapat Digunakan atau Dijual.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil) menjadi biodiesel (Kasus: PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) Bogor) dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial.

6.1. Analisis Aspek Non Finansial

Analisis aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, serta aspek lingkungan.

6.1.1. Aspek Pasar

Sebelum melakukan produksi dalam kegiatan usaha ini PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar. Bila kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian. Suatu bisnis yang dinyatakan layak dari teknis dan aspek finansial, tidak akan berarti apabila pasarnya tidak ada, maka rencana bisnis akan dianggap tidak layak untuk dijalankan.

1. Potensi Pasar (Market Potential)

Jumlah permintaan biodiesel yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mencapai lebih dari 80 Ton/bulannya sedangkan perusahaan sendiri hanya dapat memenuhi permintaan sebesar 2 Ton/bulannya. Tingginya permintaan ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan sehingga potensi pasar yang ada dapat di serap oleh perusahaan dengan maksimal.

2. Target Pasar

Target pasar yang dituju oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah industri atau pabrik yang menggunakan solar sebagai bahan bakar, yang berada di Bogor maupun disekitar Bogor misalnya Sukabumi atau Banten, untuk permintaan didaerah sukabumi umumnya digunakan oleh industri pengolahan

batu bata. Berdasarkan jumlah permintaan biodiesel yang mencapai lebih dari 80 Ton/bulannya, perusahaan menargetkan dapat memenuhi pasar sekitar 40 persen, hal ini didasarkan oleh kapasitas mesin produksi biodiesel yang dipunyai oleh PT.

Bumi Energi Equatorial (BEE).

3. Pemasaran a. Produk

Produk yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah biodiesel yang berbahan baku dari minyak jelantah (waste cooking oil). Produk biodiesel ini tergolong baru sehingga produk yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) ini sangat diperhatikan kualitasnya, misalnya dari segi warna diusahakan mempunya warna yang jernih sehingga dapat meyakinkan konsumen bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus, sehingga dapat bersaing dengan sesama produk biodiesel atau dapat bersaing dengan solar industri yang dihasilkan oleh pertamina maupun solar industri import.

b. Harga

Perusahaan akan mengetahui pendapatan yang diterima dengan melakukan penetapan harga jual. PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) menetapkan harga jual untuk biodiesel dengan harga Rp 6.500 per liter. Harga ini didapat dari biaya produksi biodiesel per liter + margin keuntungan 10 persen. Penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) merupakan harga yang relatif murah dan dapat bersaing misalnya dengan harga solar non-subsidi dari pertamina yang mencapai harga Rp. 9000 per liternya.

c. Promosi

Promosi yang dilakukan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain mengikuti pameran PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) juga mempunyai program promosi yang disebut Sales Call, yaitu perusahaan secara langsung menawarakan produk ke perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar kota Bogor maupun yang berada di Jakarta. Perusahaan-perusahaan tersebut sebelumnya telah ditentukan

oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE), kegiatan ini dilakukan satu minggu dua kali.

d. Distribusi

Sejauh ini PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) menjual hasil produksinya kepada konsumen secara langsung serta menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lainnya, yaitu : Bee Research Center Jl. Indramayu Raya Indramayu.

PT. Petrotek Migasindo S. Widjojo Building 9th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 71 Jakarta. Genesis Eurasia Corp. Ltd 908 Town & Country Blvd, Suite 390 Houston Texas 77024.

4. Hasil Analisis Aspek Pasar

Berdasarkan dari analisis potensi pasar jumlah permintaan tidak sebanding dengan jumlah produksi terhadap biodiesel yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE). Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk biodiesel masih terbuka lebar, sehingga dapat disimpulkan aspek pasar usaha biodiesel di perusahaan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) layak dijalankan.

6.1.2 Aspek Teknis

Analisis dalam aspek teknis di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mencakup ketersediaan input, lokasi perusahaan, besarnya skala operasi perusahaan, kriteria pemilihan mesin, dan ketepatan teknologi yang digunakan.

Berikut adalah hasil analisis aspek teknis.

1. Ketersediaan Input

PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mengalami kesulitan untuk memenuhi ketersediaan input (minyak goreng) dalam proses produksi. Hal ini berdampak pada perusahaan yang tidak dapat menggunakan mesin produksinya secara maksimal. Mesin yang ada dapat berproduksi 30 ton setiap bulannya akan tetapi perusahaan hanya dapat berproduksi 2 ton setiap bulannya, sehingga hal ini mempengaruhi jumlah penjualan produk biodiesel yang diakukan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE).

2. Lokasi Bisnis atau Lokasi Perusahaan

Alasan pemilihan lokasi produksi untuk pengolahan minyak jelantah

Alasan pemilihan lokasi produksi untuk pengolahan minyak jelantah

Dokumen terkait