• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Metode Penelitian

F. Jenis Data

Data yang dibutuhkan berdasarkan variabel-variabel di atas yaitu data yang dicari sebagai berikut

1. Data Primer

Data primer adalah data-data atau keterangan yang diperoleh langsung dari responden. Sebagai data primernya Penulis menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengambil data. Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak lain. Data tersebut saya peroleh dengan menyalin data dari guru yang berbentuk kuesioner yang telah diisi oleh guru untuk dilakukan perhitungan.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif dan Tabulasi

Dalam penelitian skripsi ini menggunakan teknik tabulasi. Teknik tabulasi ini digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh.

Tabulasi

yaitu teknik penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan evaluasi. Penelitian ini menggunakan Penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk melukiskan variabel atau kondisi ”apa yang ada”(Furchan 1982:425).

2. Penilaian Acuan Patokan 1 atau PAP (Criterion-Referenced Evaluation) PAP 1 yaitu suatu penilaian yang memperbandingkan hasil yang telah dicapai dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian PAP berorientasi pada suatu patokan keberhasilan yang sifatnya pasti, Penilaian ini disebut juga penilaian acuan mutlak (PAM). Dalam PAP 1 ditetapkan suatu batas minimal yang dianggap batas cukup (passing score) yakni 65 % (Masidjo 1995:151).

Nilai-nilai PAP 1 yang diatas dan dibawah cukup diperhitungkan sebagai berikut:

1. Batas A 90% - 100% yaitu tingkat keberhasilan sangat sesuai 2. Batas B 80% - 89% yaitu tingkat keberhasilan sesuai

3. Batas C 65% - 79% yaitu tingkat keberhasilan cukup sesuai 4. Batas D 55% - 64% yaitu tingkat keberhasilan kurang sesuai 5. Batas E Dibawah 55% yaitu tingkat keberhasilan Tidak sesuai

H. Kisi-kisi Kuesioner

kisi kuesioner dibuat sebelum peneliti menghasilkan kuesioner. Kisi-kisi kuesioner merupakan pengembangan dari judul. Judul dari penelitian ini yaitu ”Evaluasi Penerapan Standar Proses. Evaluasi Penerapan Standar Proses ini kemudian dikembangkan menjadi empat variabel. Variabel dalam penelitian ini yaitu: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran.

Langkah membuat kisi-kisi mengadakan identifikasi variabel yang ada di rumusan judul, menjabarkan variabel menjadi sub, mencari indikator setiap sub, menderetkan deskriptor dari setiap indikator, merumuskan setiap deskriptor menjadi buturan-butiran instrumen, melengkapi instrumen. Kisi-kisi di sajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel III.2 Kisi-Kisi Perencanaan Proses Pembelajaran

Indikator No item

1. Silabus acuan pengembangan RPP

2. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasar ISI,.

3. Silabus di kembangkan berdasar SKL

4. Silabus di kembangkan secara mandiri atau kelompok 5. Pengembangan silabus dibawah supervisi dinas propinsi

6. RPP disusun membantu untuk mengarahkan kegiatan belajar dalam upaya mencapai KD

7. RPP disusun secara lengkap dan sistematis

8. RPP disusun memuat RPP dissusun memuat identitas mapel

9. RPP disusun memuat kualifikasi kemampuan minimal peserta didik 10. RPP disusun memuat sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

1

11. RPP disusun mencoba memuat perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian KD

12. RPP disusun membantu mengambarkan proses dan hasil belajar 13. RPP disusun memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur 14. RPP disusun memuat alokasi waktu

15. RPP disusun memuat metode pembelajaran 16. RPP disusun membantu membangkitkan motivasi

17. RPP disusun membantu kegiatan belajar secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, berpartisipasi aktif

18. RPP disusun membantu membuat rangkuman, kesimpulan, penilaian, refleksi, umpan balik dan tindak lanjut

19. RPP disusun memuat memuat proses dan penilaian hasil belajar 20. RPP disusun memuat sumber belajar

21. RPP disusun mencoba memperhatikan perbedaan individu 22. RPP disusun membantu mendorong partisipasi aktif siswa 23. RPP disusun membantu mengembangkan kegemaran membaca 24. RPP disusun membantu mengembangkan kegemaran menulis 25. RPP disusun memberikan umpan balik

26. RPP disusun membantu ketertarikan dan keterpaduan

27. RPP disusun membantu menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tabel III.3 Kisi-Kisi Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Indikator No item

28. Rombongan belajar: jumlah maksimal 32 siswa

29. Kegiatan guru merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing, melatih peserta didik

30. guru mengajar 24 jam tatap muka dalam 1 minggu 31. Buku teks pelajaran dipilih melalui rapat guru

32. Buku teks pelajaran dipilih melalui pertimbangan komite sekolah

28

33. Rasio buku teks pelajaran 1:1

34. Penggunaan buku dan sumber belajar lain selain buku teks pelajaran 35. Penggunaan buku dan sumber belajar lain dari perpustakaan

36. Guru mengatur tempat duduk siswa 37. Volume dan intonasi guru baik 38. Tutur kata guru santun

39. Guru menyesuaikan materi dengan kecepatan siswa 40. Guru menciptakan suasana kondusif: ketertiban dll 41. Guru memberi penguatan, umpan balik

42. Guru menghargai pendapat siswa

43. Guru menyampaikan silabus pada awal semester

44. Guru memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai dengan waktu.

45. Menyiapkan peserta didik

46. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari.

47. Menjelaskan tujuan pembelajarn 48. Menyampaikan cakupan materi

49. Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang tema materi.

50. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media, sumber 51. Memfasilitasi terjadinya interaksi

52. Melibatkan peserta didik secara aktif

53. Memfasilitasi untuk melakukan percobaan lab 54. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis 55. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas

56. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah.

57. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif 58. Memfasilitasi siswa dalam meningkatkan prestasi

59. Memfasilitasi siswa dalam membuat laporan eksplorasi 60. Memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja

61. Memfasilitasi siswa dalam melakukan pameran, turnamaen, festival 36

62. Memfasilitasi siswa dalam menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri

63. Memberi umpan balik positif dan penguatan

64. Memberi konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi 65. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi

66. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman 67. Membuat rangkuman

68. Melalukan penilaian dan refleksi 69. Memberikan umpan balik

70. Merencanakan kegiatan tindak lanjut: remidi, pengayaan 71. Menyampaiakan rencana pembalajaran untuk berikutnya

Tabel III.4 Kisi-Kisi Penilaian Hasil Pembelajaran

Indikator No item

72. Mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa

73. Menyusun laporan kemajuan hasil belajarMemperbaiki proses pembelajaran

74. Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran 75. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, terprogram 76. Penilaian menggunakan tes

77. Penilaian menggunakan non tes

78. Penilaian menggunakan standar penilaian pendidikan

79. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan panduan penilaian kelompok mata pelajaran

72

Tabel III. 5 Kisi-Kisi Pengawasan Proses Pembelajaran

Indikator No item

80. Pemantauan proses pembelajaran 81. Pemantauan dilakukan secara diskusi 82. Pemantauan dilakukan secara pengamatan 83. Pemantauan dilakukan secara pencatatan 84. Pemantauan dilakukan secara perekaman 85. Pemantauan dilakukan secara wawancara 86. Pemantauan dilakukan secara dokumentasi 87. Pemantauan dilaksanakan oleh kepala sekolah

88. Pemantauan dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan

89. Supervisi proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian

90. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh dl

91. Kegiatan supervisi oleh kepsek

92. Kegiatan supervisi oleh pengawas satuan pendidikan

93. Evaluasi proses pembelajaran untuk menentukan kualitas pembelajaran

94. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran dengan standar proses

95. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru

96. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran

97. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi 98. Penguatan

99. Teguran

100. Guru diberi kesempatan mengikuti pelatihan

80

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta 1. Keadaan Geografis Kota Yogyakarta

a. Letak Geografis

Kota Yogyakarta terletak pada 7° 49' 26" − 7° 15' 24" Lintang Selatan dan 110° 24' 19" − 110° 28' 53" Bujur Timur. Kota

Yogyakarta terletak ditengah-tengah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman. Kota Yogyakarta memiliki luas 32,5 km2

b. Iklim dan Keadan Alam

Iklim kota Yogyakarta terdiri dari temperature harian rata-rata yang berkisar antara 27,2oC, Kelembapan udara rata-rata 24,7C.

Sedangkan curah hujan rata-raata 2012 mm/th dengan 119 hari hujan.

Angin pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin Barat Daya dengan arah 2200 bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson

39

tenggara yang agak kering dengan arah ± 90o – 140o dengan rata-rata kecepatan 5 −16 knot/jam.

B. Sejarah Kota Yogyakarta

Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani kompeni Belanda dibawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi perjanjian mataram dibagi menjadi dua: setengah masih menjadi hak kerajaan Surakarta, Setengah lagi menjadi hak Pangeran Mangkubumi.

Dalam perjanjian itu pula Pangeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah “Tanah Jawa”.

Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah mancanegara yaitu: Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan. Setelah selesai perjanjian pembagian daerah itu, Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.

Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang disebut Beringin. Dimana telah ada sebuah desa kecil bernama

Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah Penetapan tersebut diata diumumkan, Sultan Hangku Buwono segera memerintah kepada rakyat membabad hutan tadi untuk didirikan kraton.

Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki istana baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya Negari Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pesanggrahan Ambarketawang Gamyung ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di kraton yang baru. Peresmian kraton baru terjadi pada tanggal 7 Oktober 1756.

Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di hutan Beringin. Suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut nampak strategis menurut segi pertahanan keamanan pada waktu Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan wakil Gubernur DIY dari Presiden RI.

Selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah Kesultanan dan Pakualaman merupakan daerah istimewa yang menjadi bagian Rebuplik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Dan pada tanggal 30 Oktober 1945 beliau mengeluarkan amanat kedua yang menyatakan bahwa pelaksanaan pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional.

Meskipun Kota Yogyakarta yang menjadi bagian dari Kesultanan manupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman. Tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi kota Praja atau kota otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan masih tetap berada di tangan Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal 1 menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul yang sekarang menjadi kecamatan Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan megurus rumah tangganya sendiri. Daerah tersebut dinamakan Haminte Kota Yogyakarta. Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian daerah Kota yogyakarta.

Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap

menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955. Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta. Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain. Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah

menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab.

Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data

Pada bab ini, Peneliti akan menyajikan hasil analisis tabulasi serta PAP 1. Peneliti juga akan membahas data-data yang diperoleh dari penelitian. Data ini diperoleh dari 11 Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta Kota Yogyakarta yang masing-masing diambil 25 guru yang menjadi responden, sehingga total responden yaitu 275 guru yang terdiri dari berbagai bidang studi. Penyajian tabulasi dan PAP 1 untuk mempermudah dalam menjawab permasalahan yang diajukan oleh peneliti.

Analisis data ini dibagi menjadi 4 rumusan masalah yaitu: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, pengawasan proses pembelajaran.

1. Perencanaan Proses Pembelajaran

Pada analisis perencanaan proses pembelajaran menyajikan hasil tabulasi dan PAP 1.

Tabel V. 1 Perencanaan Proses Pembelajaran

No Nama Sekolah Jumlah Responden Sangat

10 SMA Taman Madya 10 9 4 2 -

11 SMA ”17” 1 8 10 4 3 -

Jumlah Responden Σ= 113 Σ=117 Σ=36 Σ=9 Σ=0 Dasar pengambilan keputusan kesesuaian berdasarkan standar proses dalam perencanaan proses pembelajaran yaitu, pertama berdasarkan dari sangat sesuai. Untuk menghitung hasil sangat sesuai yaitu responden menjawab pertanyaan dengan jawaban YA antara 25 pertanyaan sampai total 27 pertanyaan. Hasil Interval 25-27 dapat diperoleh dari 90%(nilai PAP1) X 27(total pertanyaan) = 25(pembulatan) dan 100%(nilai PAP 1) X 27(total pertanyaan) = 27. Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 25 pertanyaan sampai 27 pertanyaan, dapat ditarik sangat sesuai dengan standar proses.

Kedua berdasarkan dari sesuai, untuk menghitung hasil sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA antara 22 pertanyaan sampai 24 pertanyaan. Hasil interval dapat diperoleh dari 80%(nilai PAP 1) X 27(total pertanyaan) = 22(pembulatan) dan 89%(nilai PAP 1) X 27(total pertanyaan) = 24(pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 22 pertanyaan sampai 24 pertanyaan, dapat ditarik sesuai dengan standar proses.

Ketiga berdasarkan dari cukup sesuai, untuk menghitung hasil cukup sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA antara 18 pertanyaan sampai 21 pertanyaan. Hasil interval dapat diperoleh dari 65%(nilai PAP 1) X 27(total pertanyaan) = 18(pembulatan) dan 79%(nilai PAP 1) X 27(total pertanyaan) = 21(pembulatan). Maka pertanyaan dengan

jawaban YA antara 18 pertanyaan sampai 21 pertanyaan, dapat ditarik cukup sesuai dengan standar proses.

Keempat berdasarkan kurang sesuai, untuk menghitung hasil kurang sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA antara 15 pertanyaan sampai 17 pertanyaan. Hasil interval dapat diperoleh dari 55%(nilai PAP 1) X 27(total pertanyaan) = 15(pembulatan) dan 64%(nilai PAP 1) X 27 (total pertanyaan) = 17 (pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 15 pertanyaan sampai 17 pertanyaan, dapat ditarik kurang sesuai dengan standar proses.

Kelima berdasarkan tidak sesuai, untuk menghitung hasil tidak sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA kurang dari 14 pertanyaan. Hasil dapat diperoleh dari 55%(nilai PAP 1) X 27(total pertanyaan) = 14 (pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA kurang dari 14, dapat ditarik tidak sesuai dengan standar proses

Tabel V.2 PAP 1 Perencanaan Proses Pembelajaran

No Nama Sekolah % (Persen) Huruf

1 SMA N 1 (23 : 25) x 100% = 92% A

2 SMA N 3 (23 :25) x 100% = 92% A

3 SMA N 9 (21 : 25) x 100% = 84% B

4 SMA N 11 (20 : 25) x 100% = 80% B

5 SMA BOBKRI 2 (21 : 25) x 100% = 84% B

6 SMA Stella Duce 2 (23 : 25) x 100% = 92% A 7 SMA Santa Maria (22 : 25) x 100% = 88% B

8 SMA Piri 1 (21 : 25) x 100% = 80% B

9 SMA Bhineka Tunggal Ika (19 : 25) x 100% = 76% C 10 SMA Taman Madya (19 : 25) x 100% = 76% C

11 SMA ”17”1 (18 : 25) x 100% = 72% C

Berdasarkan PAP 1 penghitungan skornya 4 kualitas nilai A, skor 3 kualitas nilai B, skor 2 kualitas nilai C, skor 1 Kualitas nilai D, skor 0 kualitas nilai E. Jadi skor dari perencanaan proses pembelajaran yaitu (Skor total: Njumlah sekolah) sehinga 33 : 11 = 3. Maka rata-rata tingkat keberhasilan perencanaan proses pembelajaran di SMA N dan SMA Swasta Kota Yogyakarta yaitu B (sesuai dengan standar proses)

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pada analisis pelaksanaan proses pembelajaran menyajikan hasil tabulasi dan PAP 1.

Tabel V.3 Pelaksanaan Proses Pembelajaran

No Nama Sekolah Jumlah Responden Sangat Dasar pengambilan keputusan kesesuaian berdasarkan standar proses dalam pelaksanaan proses pembelajaran yaitu, pertama berdasarkan dari sangat sesuai. Untuk menghitung hasil sangat sesuai yaitu responden menjawab pertanyaan dengan jawaban YA antara 39 pertanyaan sampai

total 44 pertanyaan. Hasil Interval 39 - 44 dapat diperoleh dari 90%(nilai PAP1) X 44(total pertanyaan) = 39(pembulatan) dan 100%(nilai PAP 1) X 44(total pertanyaan) = 44. Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 39 pertanyaan sampai 44 pertanyaan, dapat ditarik sangat sesuai dengan standar proses.

Kedua berdasarkan dari sesuai, untuk menghitung hasil sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA antara 36 pertanyaan sampai 38 pertanyaan. Hasil interval dapat diperoleh dari 80%(nilai PAP 1) X 44(total pertanyaan) = 36(pembulatan) dan 89%(nilai PAP 1) X 44(total pertanyaan) = 38(pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 36 pertanyaan sampai 38 pertanyaan, dapat ditarik sesuai dengan standar proses.

Ketiga berdasarkan dari cukup sesuai, untuk menghitung hasil cukup sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA antara 29 pertanyaan sampai 35 pertanyaan. Hasil interval dapat diperoleh dari 65%(nilai PAP 1) X 44(total pertanyaan) = 29(pembulatan) dan 79%(nilai PAP 1) X 44(total pertanyaan) = 35(pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 29 pertanyaan sampai 35 pertanyaan, dapat ditarik cukup sesuai dengan standar proses.

Keempat berdasarkan kurang sesuai, untuk menghitung hasil kurang sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA antara 24 pertanyaan sampai 28 pertanyaan. Hasil interval dapat diperoleh dari 55%(nilai PAP 1) X 44(total pertanyaan) = 24(pembulatan) dan 64%(nilai

PAP 1) X 44 (total pertanyaan) = 28 (pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 24 pertanyaan sampai 28 pertanyaan, dapat ditarik kurang sesuai dengan standar proses.

Kelima berdasarkan tidak sesuai, untuk menghitung hasil tidak sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA kurang dari 23 pertanyaan. Hasil dapat diperoleh dari 55%(nilai PAP 1) X 44(total pertanyaan) = 23(pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA kurang dari 23, dapat ditarik tidak sesuai dengan standar proses.

Tabel V.4 PAP 1 Pelaksanaan Proses Pembelajaran

No Nama Sekolah % (Persen) Huruf

1 SMA N 1 (23 : 25) x 100% = 96% A

2 SMA N 3 ( 23 : 25) x 100% = 92% A

3 SMA N 9 (22 : 25) x 100% = 88% B

4 SMA N 11 (21 : 25) x 100% = 84% B

5 SMA BOBKRI 2 (20 : 25) x 100% = 80% B

6 SMA Stella Duce 2 (22 : 25) x 100% = 88% B 7 SMA Santa Maria (21 : 25) x 100% = 84% B

8 SMA Piri 1 (20 : 25) x 100% = 80% B

9 SMA Bhineka Tunggal Ika (19 : 25) x 100% = 76% C 10 SMA Taman Madya (20: 25) x 100% = 76% B

11 SMA ”17”1 (17 : 25) x 100% = 68% C

Berdasarkan PAP 1 penghitungan skornya yaitu penghitungan skornya 4 kualitas nilai A, skor 3 kualitas nilai B, skor 2 kualitas nilai C, skor 1 Kualitas nilai D, skor 0 kualitas nilai E. Jadi skor dari perencanaan proses pembelajaran yaitu (Skor total: Njumlah sekolah), sehinga 33 : 11 = 3.

Maka rata-rata tingkat keberhasilan perencanaan proses pembelajaran di SMA N dan SMA Swasta Kota Yogyakarta yaitu B (sesuai dengan standar proses)

3. Penilaian Hasil Pembelajaran

Pada analisis penilaian hasil pembelajaran menyajikan hasil tabulasi dan PAP 1.

Tabel V. 5 Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama Sekolah Jumlah Responden Sangat

Dasar pengambilan keputusan kesesuaian berdasarkan standar proses dalam penilaian hasil pembelajaran yaitu, pertama berdasarkan dari sangat sesuai. Untuk menghitung hasil sangat sesuai yaitu responden menjawab pertanyaan dengan jawaban YA antara 7 pertanyaan sampai total 8 pertanyaan. Hasil Interval 7 - 8 dapat diperoleh dari 90%(nilai PAP1) X 8(total pertanyaan) = 7(pembulatan) dan 100%(nilai PAP 1) X 8(total pertanyaan) = 8. Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 7 pertanyaan sampai 8 pertanyaan, dapat ditarik sangat sesuai dengan standar proses.

Kedua berdasarkan dari sesuai, untuk menghitung hasil sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA 6 pertanyaan dapat diperoleh dari 80%(nilai PAP 1) X 8(total pertanyaan) = 6(pembulatan).

Maka pertanyaan dengan jawaban YA antara 6 pertanyaan dapat ditarik sesuai dengan standar proses.

Ketiga berdasarkan dari cukup sesuai, untuk menghitung hasil cukup sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA yaitu 5 pertanyaan. Hasil dapat diperoleh dari 65%(nilai PAP 1) X 8(total pertanyaan) = 5(pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA yaitu 5, dapat ditarik cukup sesuai dengan standar proses.

Keempat berdasarkan kurang sesuai, untuk menghitung hasil kurang sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA 4 pertanyaan.

Hasil dapat diperoleh dari 55%(nilai PAP 1) X 8(total pertanyaan) = 4(pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA yaitu 4 pertanyaan, dapat ditarik kurang sesuai dengan standar proses.

Kelima berdasarkan tidak sesuai, untuk menghitung hasil tidak sesuai yaitu responden menjawab dengan jawaban YA kurang dari 3 pertanyaan. Hasil dapat diperoleh dari 55%(nilai PAP 1) X 8(total pertanyaan) = 3 (pembulatan). Maka pertanyaan dengan jawaban YA kurang dari 3, dapat ditarik tidak sesuai dengan standar proses.

Tabel V.6 PAP 1 Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama Sekolah % (Persen) Huruf

1 SMA N 1 (24 : 25) x 100% = 96% A

2 SMA N 3 (23 : 25) x 100% = 92% A

3 SMA N 9 (23 : 25) x 100% = 92% A

4 SMA N 11 (23 : 25) x 100% = 92% A

5 SMA BOBKRI 2 (22 : 25) x 100% = 88% A

6 SMA Stella Duce 2 (23 : 25) x 100% = 92% A

7 SMA Santa Maria (23 : 25) x 100% = 92% A

8 SMA Piri 1 (23 : 25) x 100% = 92% A

9 SMA Bhineka Tunggal Ika (20: 25) x 100% = 80% B 10 SMA Taman Madya (23 : 25) x 100% = 92% A

11 SMA ”17”1 (20 : 25) x 100% = 80% B

Berdasarkan PAP 1 penghitungan skornya yaitu penghitungan skornya 4 kualitas nilai A, skor 3 kualitas nilai B, skor 2 kualitas nilai C, skor 1 Kualitas

Berdasarkan PAP 1 penghitungan skornya yaitu penghitungan skornya 4 kualitas nilai A, skor 3 kualitas nilai B, skor 2 kualitas nilai C, skor 1 Kualitas

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 45-0)

Dokumen terkait