EVALUASI PENERAPAN
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
Studi Kasus SMA Negeri dan SMA Swasta Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
KIKI SUGIYANTI 051324012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, skripsi ini kupersembahkan kepada:
♥
Kedua Orang Tuaku, Bapak Emanuel Sumarna dan Ibu Barbara Goreti♥
Adikku, F.X Bayu Pramana, Veronika Esti Alvionita♥
My LoVe, Aloysius Herry Istanto♥
Simbah Putri, Rosaliah Mariav
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Kiki Sugiyanti Nim : 051324012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Unversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
EVALUASI PENERAPAN STANDAR PROSES
Studi Kasus SMA N dan SMA Swasta Kota Yogyakarta
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada Unversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pertanyaan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, tanggal ujian
Yang menyatakan,
Kiki Sugiyanti
vii ABSTRAK
EVALUASI PENERAPAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Studi Kasus SMA Negeri dan SMA Swasta
Kota Yoyakarta
Kiki Sugiyanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan perencanaan proses pembelajaran, mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran, mengevaluasi penilaian hasil pembelajaran, mengevaluasi pengawasan proses pembelajaran.
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah evaluatif, dengan subjek penelitian adalah guru. Teknik pengambilan sample adalah simple random sampling, dengan mengambil sample sebanyak 11 sekolah dengan 275 guru. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data mengunakan tabulasi dan Penilaian acuan patokan 1(PAP1), penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Dalam perencanaan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menegah Atas Swasta Kota Yogyakarta terdapat 3 sekolah sangat sesuai dengan standar proses, terdapat 5 sekolah sesuai dengan standar proses, dan 3 sekolah cukup sesuai dengan standar proses.
2. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menegah Atas Swasta Kota Yogyakarta terdapat 2 sekolah sangat sesuai dengan standar proses, terdapat 7 sekolah sesuai dengan standar proses, dan 2 sekolah cukup sesuai dengan standar proses.
3. Dalam penilaian hasil pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menegah Atas Swasta Kota Yogyakarta terdapat 9 sekolah sangat sesuai dengan standar proses, dan 2 sekolah sesuai dengan standar proses.
4. Dalam pengawasan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menegah Atas Swasta Kota Yogyakarta terdapat 5 sekolah sangat sesuai dengan standar proses, terdapat 4 sekolah sesuai dengan standar proses, dan 2 sekolah cukup sesuai dengan standar proses.
viii ABSTRACT
AN EVALUATION ON THE IMPLEMENTATION OF THE LEARNING PROCESS STANDARD
A Case Study On Public And Private Senior High Schools In Yogyakarta
Kiki Sugiyanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The purpose of the research is to evaluate the implementation of the learning process plan, the operation of the learning process, the assessment of the learning result, and the supervision over the learning process.
It is an evaluative research carried out in public and private Senior High Schools in Yogyakarta. The sample taking technique was a simple random sampling, with eleven schools as the samples which cover 275 teachers as research subjects. The data gathering was questionnaire whereas the data analysis was descriptive done by using the Tabulating technique.
The results show that:
1. In learning process plan, among the public and private senior High Schools, there were 3 schools with highly accurate standard process, 5 schools with accurate standard process, and 3 schools with adequate accurate standard process.
2. In learning process, among the public and private senior High Schools, there were 2 schools with highly accurate standard process, 7 schools with accurate standard Process, and 2 other schools with adequate accurate standard process.
3. In learning result, among the public and private senior High Schools, there were 9 schools with highly accurate standard process, and two other schools included in accurate standard process.
4. In learning result, among the public and private senior High Schools, there were 5 schools with highly accurate, 4 schools with accurate standard process, and 2 other schools of adequate accuracy of standard process.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul ”Evaluasi Penerapan Standar Proses Pembelajaran Studi Kasus SMA Negeri dan Swasta Kota Yogyakarta” disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing, memberi saran dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, selaku dosen pembimbing II yang memberi saran dan bantuan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku dosen penguji skripsi.
x
7. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., Ibu Dra. C. Wigati R.A, M.Si, Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd. Segenap dosen PE dan PAK terima kasih atas bantuannya.
8. Mba Titin, petugas sekretariat PE yang telah memberikan pelayanan dan bantuan selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi.
9. Staf perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan pelayanan dan bantuan kepada penulis sehingga mendapatkan referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.
10. Staf humas SMA Negeri dan SMA Swasta Kota Yogyakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi.
11. Guru, SMA Negeri dan SMA Swasta Kota Yogyakarta yang telah bersedia memberikan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi.
12. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak E. Sumarna dan Ibu Barbara Goreti, Terima Kasih atas doa, dukungan, bantuan, biaya sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.
13. Adik-adikku (F. X. Bayu Pramana dan Veronika Esti Alvionita) Terima Kasih atas doa yang telah diberikan.
14. My L
o
Ve (Aloysius Herry Istanto) Terima Kasih atas bantuan, dukungan,semangat, doa dan semua yang telah diberikan.
15. Simbah Putri (Rosaliah Maria) Terima Kasih atas doa yang telah diberikan.
16. Om Suyono Terima Kasih atas bantuan dan doanya yang telah diberikan
xi
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi ABTRAK... vii
ABTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang... 1
B. Batasan Masalah... 6
C. Rumusan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian... 7
Bab II Tinjauan Pustaka A. Standar Nasional Pendidikan... 8
B. Standar Proses ... 10
Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian... 28
B. Tempat dan waktu Penelitian... 28
C. Subjek dan Objek Penelitian…... 29
D. Intrumen Penelitian... 30
E. Teknik Pengumpulan data... 30
F. Jenis Data... 31
H. Teknik Analisis Data... 32
xiii
G. Kisi-kisi Kuesioner... 33 Bab IV Gambaran Umum
A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta... 39 B. Sejarah Kota Yogyakarta... 40 Bab V Analisis dan Pembehasan
A. Analisis Data... 44 B. Pembahasan ... 56 Bab VI Kesimpulan, Keterbatasan penelitian, Saran
A. Kesimpulan... 66 B. Keterbatasan Penelitian... 67 C. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Struktur Standar Proses... 13
Tabel III. 1 Penilaian Acuan Patokan (PAP I)... 33
Tabel III. 2 Kisi-kisi Perencanaan Proses Pembelajaran... 34
Tabel III. 3 Kisi-kisi Pelaksanaan Proses Pembelajaran... 35
Tabel III. 4 Kisi-kisi Penilaian Hasil Pembelajaran... 37
Tabel III. 5 Kisi-kisi Pengawasab Proses Pembelajaran... 37
Tabel V. 1 Perencanaan Proses Pembelajaran... 44
Tabel V. 2 PAP 1 Perencanaan Proses Pembelajaran... 46
Tabel V. 3 Pelaksanaan Proses Pembelajaran... 47
Tabel V. 4 PAP 1 Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 49
Tabel V. 5 Penilaian Hasil Pembelajaran... 50
Tabel V. 6 PAP 1 Penilaian Hasil Pembelajaran ... 52
Tabel V. 7 Pengawasan Proses Pembelajaran... 53
Tabel V. 8 PAP 1 Pengawasan Proses Pembelajaran... 55
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Era globalisasi membawa perubahan amat mendasar diberbagai belahan dunia, ini terkait dalam budaya, peradaban manusia serta pendidikan.
Globalisasi masuk dalam wacana pendidikan serta menjadi perhatian diskusi dalam dunia pendidikan (Anita Lie, 2004:214). Globalisasi membawa berbagai dampak besar bagi dunia pendidikan Indonesia (misal perbaikan terus menerus pada sistem pendidikan) serta mengarah pada tujuan pendidikan selanjutnya. Globalisasi membawa pemerintah Indonesia dalam memajukan Indonesia melalui peningkatan mutu pendidikan serta memperjelas arah tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yaitu melalui peningkatan mutu pendidikan ini untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat Indonesia agar mampu menghadapi tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang datang sehingga diharapkan mampu bersaing dengan Negara-negara lain. Upaya pemerintah dalam memajukan Indonesia yaitu dengan membuat rencana-rencana dalam pendidikan. Upaya pemerintah dalam memajukan pendidikan diawali dengan membuat rencana strategis pendidikan nasional tahun 2005-2009, menuju pembangunan pendidikan nasional jangka panjang 2025 (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:2).
Rencana strategis departemen pendidikan nasional memuat Pendahuluan, dasarkebijakan pembangunan pendidikan nasional, kebijakan pokok pembangunan pendidikan nasional, rencana pembangunan pendidikan nasional jangka panjang, rencana pembangunan pendidikan nasional jangka
1
menengah, strategi pembiayaan, sistem pemantauan dan evaluasi (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:2-78). Renstra depdiknas membutuhkan waktu yang panjang serta membutuhkan dukungan dari semua pihak, untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Renstra merupakan awal membangun pendidikan nasional dan berjangka panjang karena departemen pendidikan nasional membagi renstra menjadi 4 periode. Periode pertama 2005-2010 diarahkan dalam rangka peningkataan kapasitas dan modernisasi, Periode kedua 2010-2015 penguatan pelayanan pendidikan, Periode ketiga 2015-2020 penguatan daya saing ditingkat regional dan periode keempat 2020-2025 penguatan daya saing pada tingkat internasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:36-38). Pihak yang mendukung untuk tercapainya cita-cita bangsa dimulai dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten atau kota, satuan pendidikan, serta masyarakat Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:2). Satuan pendidikan misalnya guru sebagai tonggak pertama lapangan dalam menjalankan rencana pemerintah, difungsikan untuk mendidik para siswanya menjadi manusia yang utuh serta mempunyai keterampilan. Guru diharapkan mampu memujudkan rencana pemerintah yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Langkah pemerintah selanjutnya dalam meningkatkan mutu pendidikan yakni dengan terus-menerus memperbaiki sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional yaitu keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (UU Sistem Pendidikan Nasional 2003:4). Sistem pendidikan nasional depdiknas dibagi
menjadi beberapa jalur pendidikan yang pertama jalur pendidikan formal, jalur pendidikan non formal dan jalur pendidikan informal serta jalur pendidikan ini menjalankan rencana pemerintah serta mempunyai tujuan yang sama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa (UU Sistem Pendidikan Nasional 2003:5). Jalur pendidikan ini diharapkan mampu bekerjasama dengan baik, mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Pemerintah pusat juga melakukan perbaikan melalui kurikulum pendidikan. Awalnya kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2002-2004, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Setiap kurikulum ini mempunyai perbedaan penekanan pokok dari tujuan pendidikan (Y. Harsoyo, 2006:10-16). Perubahan kurikulum ini merupakan bukti dari pembangunan pendidikan yang terus menerus mengarah pada perbaikan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengamanatkan ditetapkannya peraturan pemerintah tentang standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanan sistem pendidikan nasional yang harus dipenuhi oleh penyelenggara dan atau satuan pendidikan, yang berlaku diseluruh wilayah hukum negara kesatuan RI (Peraturan Pemerintah, 2005:1). Fungsi dari standar nasional yaitu sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu serta adanya dukungan dari guru sebagai pihak yang paling penting
(Peraturan Pemerintah, 2005:4). Dalam kegiatan belajar-mengajar yang akan dilaksanakan hendaknya guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga hal ini agar adanya persiapan dalam pembelajaran. Zaman yang ditandai dengan kemajuan IPTEK menuntut guru bersikap sebagai seorang intelek artinya terus mau berkembang dan belajar seumur hidup, tidak mau puas dengan apa yang dimengerti serta kreatif dan terbuka terhadap segala perubahan dan kemajuan yang ada untuk memajukan siswa. Guru dalam mengembangkan anak didik diperlukan pengahayatan dan mencintai anak didiknya. Penghanyatan guru dalam bidangnya akan membentuk anak didiknya menjadi manusia yang lebih baik dan utuh. Guru merupakan tonggak utama dalam menentukan keberhasilan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya meningkatkan kehidupan bangsa melalui guru sebagai tenaga pendidik.
Pemerintah meningkatkan mutu pendidikan Indonesia melalui guru.
Usaha pemerintah dapat dilihat dari pembuatan rencana-rencana dalam kegiatan belajar mengajar disekolah yang disesuaikan dengan renstra, sistem pendidikan, standar nasional pendidikan, kebutuhan pendidikan serta selanjutnya yang lebih inti yaitu pembelajaran disekolah sesuai dengan standar proses.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efesien (Peraturan Mentri, 2007:7). Standar proses yang dibuat pemerintah digunakan
sebagai landasan dalam pembelajaran disekolah. Guru sebagai tenaga utama dalam pendidikan diharuskan berlandaskan standar proses dalam kegiatan pembelajaran misalnya guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan ini agar kegiatan pembelajaran dilakukan secara sistematis dan terencana dan terarah sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas dapat mengembangkan peserta didik. Standar proses yang dibuat oleh pemerintah harus dilaksanakan oleh guru, dan hasil pembelajaran dinilai serta pembelajaran diawasi oleh pengawas agar sesuai dengan standar proses. Standar proses dalam kegiatan pembelajaran misalnya mencakup silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP)
Mengamati kenyataan yang terjadi disekolah, guru belum maksimal menerapkan standar proses misalnya dalam pembuatan silabus, RPP. Belum maksimalnya guru dalam membuat RPP terlihat adanya guru yang kurang mengembangkan RPP sehingga dalam belajar mengajar di kelas guru kurang kreatif dan inovatif. Silabus dan RPP yang dibuat dari tahun ke tahun pun sama (Kompas, 27 Mei 2008).
Maka sesuai dengan standar proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru harus mengacu pada standar proses agar pembelajaran serta hasil yang diinginkan terwujud. Pemerintah mempunyai harapan besar dalam terlaksananya standar proses disekolah. Oleh sebab itu penulis mengavaluasi apakah standar proses yang dilaksanakan disekolah sudah sesuai dengan harapan pemerintah atau belum.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan peneliti mengambil judul
”Evaluasi penerapan standar proses pembelajaran studi kasus sekolah menengah atas negeri dan swasta Kota Yogyakarta”.
B. Batasan Masalah
Penulis akan mengevaluasi penerapan standar yang meliputi proses perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta pada berbagai guru bidang studi.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah perencanaan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta sesuai dengan standar proses?
2. Apakah pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta sesuai dengan standar proses?
3. Apakah penilaian hasil pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta sesuai dengan standar proses?
4. Apakah pengawasan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta sesuai dengan standar proses?
D. Tujuan penelitian
1. Mengetahui perencanaan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta 2. Mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas
Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta
3. Mengetahui penilaian hasil pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta
4. Mengetahui pengawasan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta melalui peningkatan proses pembelajaran.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dapat menambah daftar referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi mahasiswa.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan penulis tentang standar nasional pendidikan yang meliputi tentang standar proses dan penerapan standar proses.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Standar Nasional Pendidikan
Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, tentang standar nasional menurut ketentuan umum yaitu, standar nasional adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah ini dibuat karena pemerintah merasa pendidikan Indonesia saat ini kurang mampu manjawab tantangan zaman yang berkembang pesat. Sehingga berdampak kurang mampu pendidikan membawa bangsa Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain. Maka Standar nasional ini merupakan langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki pendidikan Indonesia.
Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat. Standar nasional sebagai penjamin mutu yaitu guru dalam proses belajar mengajar di kelas berpedoman dengan standar nasional. Standar nasional pendidikan meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar ketenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
8
Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Fungsi sebagai pedoman perencanaan disini dimaksudkan pedoman perencanaan dalam proses pembelajaran misalnya mengunakan standar isi. Fungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan yaitu perencanaan yang telah dibuat harus dilaksanakan dan sesuai dengan perencaan dalam pembelajaraan misalnya menggunakan standar proses. Fungsi sebagai pengawasan pengajaran yaitu perencanaan yang telah dilaksanakan oleh guru diperlukan pengawasan dari pihak pengawas misalnya mengunakan standar proses. Hal ini dikarenakan agar pelaksanaan yang telah dilakukan oleh guru sesuai dengan harapan pemerintah. Maka perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilaksanakan harus sesuai dengan standar nasional yang digunakan sebagai pedoman.
Standar nasional merupakan langkah yang harus mendapat dukungan dan perhatian dari berbagai pihak misalnya komite sekolah, guru dll. Hal ini dikarenakan setelah ditetapkannya standar nasional sebagai pedoman, pemerintah membuat peraturan mengenai standar proses. Standar proses ini merupakan tindak lanjut dari standar nasional sebagai wujud cita-cita memajukan pendidikan oleh pemerintah Indonesia.
B. Standar Proses Pendidikan
Standar proses merupakan hal yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam dunia pendidikan, karena standar proses untuk pembaharuan sistem pendidikan nasional. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 Tahun 2007.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan RI. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Standar proses pendidikan mempunyai visi, misi. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu dipersiapkan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efesien.
Fungsi standar proses pendidikan secara umum sebagai standar minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran, ada 4 fungsi standar proses.
1. Fungsi standar proses dalam rangka mencapai standar kompetensi yang harus dicapai. Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yakni, kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtiar pendidikan.
2. Fungsi standar proses bagi guru sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk implementasi/menguraikan program dalam kegiatan nyata di lapangan.
3. Fungsi standar proses bagi kepala sekolah sebagai alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya, sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.
4. Fungsi standar proses bagi para pengawas (supervisor) sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam menetapkan bagian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.
Misi pendidikan nasional yaitu:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Standar proses merupakan cita-cita pemerintah dalam memajukan bangsa Indonesia melalui pendidikan. Cita-cita ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, agar tujuan dari standar peroses terwujud.
Pihak-pihak yang harus mendukung terlaksananya standar proses yaitu terlihat dalam struktur bagan.
Tabel 1.1 Struktur Standar Proses
C. Perencanaan Proses Pembelajaran
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses, yang mengenai perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Jadi landasan perencanaan proses pembelajaran yaitu:
Pemerintah Pusat (Departemen Pendidikan)
Pemerintah Propinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Kepala sekolah
Guru
1. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi dan standar Kompetensi Lulusan.
Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok. Supervisi dinas kabupaten/kota bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan dinas provinsi bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara Sekolah menengah Pertama, Madrasah Aliyah (MA) setara Sekolah Menengah Atas, dan Madrasah Aliyah kejuruan (MAK) setara Sekolah Menengah Kejuruan).
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) a. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
b. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
c. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
d. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar (KD) dan beban belajar.
h. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ- asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
i. Kegiatan pembelajaran 1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
j. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
k. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
3. Prinsip penyusunan RPP
Memperhatikan perbedaan individu perserta didik: RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, emosi, gaya belajar latar belakang budaya, norma, nilai, atau lingkungan peserta didik
a. Mendorong partisipasi aktif peserta didik: proses pembelajaran dirancang dengan mendorong motivasi, minat, kretifitas, insisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.
b. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekpresi berbagai bentuk tulisan.
c. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut: RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remidi.
d. Ketertarikan dan keterpaduan: RPP disusun dengan memperhatikan SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajarantematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar dan keragaman budaya.
e. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi: RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi, secara terintegrasi, sistematis dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi
D. Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang pelaksanaan proses pembelajaran yaitu meliputi:
adanya persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran
2. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah 28 siswa, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah 32 siswa, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 32, siswa Sekolah Menengah kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan 32 siswa
a. Beban kerja minimal guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam 1 minggu.
b. Buku teks pelajaran
Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri, rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran, selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya, guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.
c. Pengelolaan kelas
Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik, tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik, guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik, guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, guru menghargai pendapat peserta didik, guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya, guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
3. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi: dalam kegiatan eksplorasi, guru
a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
2) Elaborasi; dalam kegiatan elaborasi guru
a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif.
e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.
h) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik 3) Konfirmasi; dalam kegiatan konfirmasi guru
a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar membantu menyelesaikan masalah, memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
4) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a) Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman pelajaran. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
E. Penilaian Hasil Pembelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yaitu penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik. Pengukuran ini untuk melihat sampai sejauh mana pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan standar nilai. Penilaian ini juga digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik dan terprogram dengan mengunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran mengunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran.
Penilaian ini dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan untuk penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Dengan adanya penilaian hasil belajar guru dapat mengetahui kemajuan dan perkembangan siswa dalam proses belajar-mengajar di kelas.
Penilaian hasil belajar ini berbentuk hasil ulangan yang dibagikan atau juga bisa berbentuk raport yang dibagikan setelah akhir semester. Bila hasil yang diperoleh sebagian besar siswa memuaskan maka dapat dikatakan pembelajaran yang telah dilakukan berhasil. Namun bila sebagian besar siswa mendapatkan hasil yang kurang memuaskan maka dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan kurang berhasil. Pembelajaran yang kurang berhasil diperlukan perbaikan oleh guru, misalnya dapat memperbaiki metode mengajar atau dapat menggunakan penilaian kembali. Penilaian kembali ini
dapat dilakukan jika soal-soal yang diujikan kepada siswa dirasa sulit oleh siswa. Maka penilaian hasil pembelajaran menjadi sangat penting karena untuk mengukur hasil belajar siswa.
F. Pengawasan Proses Pembelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses yang mengenai pengawasan proses pembelajaran kegiatannya meliputi pemantauan, sepervisi, evaluasi, pelaporan, tindak lanjut.
1. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran; Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi; Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
2. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran; Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi; Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
3. Evaluasi
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses.
b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
4. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
5. Tindak lanjut
Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar; Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian evaluatif.
Penelitian evaluatif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan yang dilakukan tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan titik tolak Kriteria proses yaitu memaparkan kejadian atau hal-hal yang dijadikan objek penelitian apa adanya tanpa menambah atau menguranginya (Muhajir, 2003). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah standar proses di Sekolah menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta Kota Yogyakarta sudah diterapkan dan berjalan sesuai dengan sandar proses yang terapkan Menteri Pendidikan Nasional.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. SMA N 1 Yogyakarta 2. SMA N 3 Yogyakarta 3. SMA N 9 Yogyakarta 4. SMA N 11 Yogyakarta 5. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 6. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta 7. SMA Santa Maria Yogyakarta 8. SMA PIRI 1 Yogyakarta
9. SMA Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta 10. SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta
28
11. SMA ”17” 1 Yogyakarta
Pengambilan tempat penelitian di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Yogyakarta berdasarkan Krejie 5%. Sekolah Menengah Atas Negeri ada 11 sekolah, maka berdasarkan Krejie yang harus diambil yaitu 10 sekolah. Pengambilan tempat penelitian di Sekolah Menegah Atas Swasta Kota Yogyakarta ada 37 sekolah, maka berdasarkan Krejie yang harus diambil yaitu 36 sekolah. Namun peneliti hanya mengambil 4 dari SMA Negeri dan 7 SMA Swasta Kota Yogyakarta, hal ini karena adanya kemiripan atau homogenitas antara SMA Negeri dan SMA Swasta mengenai standar proses yang wajib berlaku di sekolah seluruh wilayah RI, sehingga peneliti mengurangi jumlah sekolah yang diteliti.
Waktu penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Agustus – November tahun 2009.
C. Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang mempunyai kompetensi untuk dimintai data atau keterangan yang berkaitan dengan objek penelitian (Winarsunu 2002:2). Subjek penelitian ini adalah guru, sekolah sebagai tempat yang diamati untuk kepentingan penelitian.
Objek yang akan diteliti adalah perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan pembelajaran yang menjadi pokok pembicaraan dalam standar proses (Winarsunu 2002:2)
D. Intrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu kuesioner.
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden sebenarnya.
Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Sugiyono, 2005:55). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Sekolah Menengah Atas Swasta.
2. Sampel Penelitian
Sampel atau sampling merupakan sekumpulan objek atau unsur dalam populasi untuk digunakan sebagai sampel yang akan diteliti sifat-sifatnya. Sampel yang diambil merupakan bagian dari populasi yang harus dapat mewakili polulasinya sehingga dapat mengambarkan karakteristik atau sifat-sifat populasi yang bersangkutan (Nurastuti, 2006), jadi pengambilan sampel dipandang sebagai cermin mengambarkan sudah terlaksananya standar proses di sekolah
menengah atas. Sampel yang digunakan berjumlah 275 dari 25 masing-masing guru yang ada di 11 sekolah tempat penelitian.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling yaitu pengambilan anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Hal ini dilakukan karena populasi dianggap homogen atau adanya kemiripan antara SMA Negeri dan SMA Swasta. Homogen atau kemiripan mengenai standar proses yang di buat oleh PERMEN No 41 tahun 2007 yang berlaku diseluruh wilayah RI. Sehingga setiap subjek mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
F. Jenis Data
Data yang dibutuhkan berdasarkan variabel-variabel di atas yaitu data yang dicari sebagai berikut
1. Data Primer
Data primer adalah data-data atau keterangan yang diperoleh langsung dari responden. Sebagai data primernya Penulis menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengambil data. Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak lain. Data tersebut saya peroleh dengan menyalin data dari guru yang berbentuk kuesioner yang telah diisi oleh guru untuk dilakukan perhitungan.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif dan Tabulasi
Dalam penelitian skripsi ini menggunakan teknik tabulasi. Teknik tabulasi ini digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh.
Tabulasi
yaitu teknik penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan evaluasi. Penelitian ini menggunakan Penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk melukiskan variabel atau kondisi ”apa yang ada”(Furchan 1982:425).
2. Penilaian Acuan Patokan 1 atau PAP (Criterion-Referenced Evaluation) PAP 1 yaitu suatu penilaian yang memperbandingkan hasil yang telah dicapai dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian PAP berorientasi pada suatu patokan keberhasilan yang sifatnya pasti, Penilaian ini disebut juga penilaian acuan mutlak (PAM). Dalam PAP 1 ditetapkan suatu batas minimal yang dianggap batas cukup (passing score) yakni 65 % (Masidjo 1995:151).
Nilai-nilai PAP 1 yang diatas dan dibawah cukup diperhitungkan sebagai berikut:
Tabel III.1 PAP 1
Tingkat keberhasilan
Nilai Huruf
Skor item (Ya)
perencanaan proses pembelajaran
Skor item (Ya)
pelaksanaan proses pembelajaran
Skor item (Ya)
penilaian hasil
pembelajaran
Skor item (Ya)
pengawasan proses pembelajaran 90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
Dibawah 55%
A B C D E
25 – 27 22 – 24 18 – 21 15 – 17
< 14
39 – 44 36 – 38 29 – 35 24 – 28
< 23
7 – 8 6 5 4
< 3
19 – 21 17 – 18 14 – 16 11 – 13
< 10
1. Batas A 90% - 100% yaitu tingkat keberhasilan sangat sesuai 2. Batas B 80% - 89% yaitu tingkat keberhasilan sesuai
3. Batas C 65% - 79% yaitu tingkat keberhasilan cukup sesuai 4. Batas D 55% - 64% yaitu tingkat keberhasilan kurang sesuai 5. Batas E Dibawah 55% yaitu tingkat keberhasilan Tidak sesuai
H. Kisi-kisi Kuesioner
Kisi-kisi kuesioner dibuat sebelum peneliti menghasilkan kuesioner. Kisi- kisi kuesioner merupakan pengembangan dari judul. Judul dari penelitian ini yaitu ”Evaluasi Penerapan Standar Proses. Evaluasi Penerapan Standar Proses ini kemudian dikembangkan menjadi empat variabel. Variabel dalam penelitian ini yaitu: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran.
Langkah membuat kisi-kisi mengadakan identifikasi variabel yang ada di rumusan judul, menjabarkan variabel menjadi sub, mencari indikator setiap sub, menderetkan deskriptor dari setiap indikator, merumuskan setiap deskriptor menjadi buturan-butiran instrumen, melengkapi instrumen. Kisi- kisi di sajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.2 Kisi-Kisi Perencanaan Proses Pembelajaran
Indikator No item
1. Silabus acuan pengembangan RPP
2. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasar ISI,.
3. Silabus di kembangkan berdasar SKL
4. Silabus di kembangkan secara mandiri atau kelompok 5. Pengembangan silabus dibawah supervisi dinas propinsi
6. RPP disusun membantu untuk mengarahkan kegiatan belajar dalam upaya mencapai KD
7. RPP disusun secara lengkap dan sistematis
8. RPP disusun memuat RPP dissusun memuat identitas mapel
9. RPP disusun memuat kualifikasi kemampuan minimal peserta didik 10. RPP disusun memuat sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10
11. RPP disusun mencoba memuat perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian KD
12. RPP disusun membantu mengambarkan proses dan hasil belajar 13. RPP disusun memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur 14. RPP disusun memuat alokasi waktu
15. RPP disusun memuat metode pembelajaran 16. RPP disusun membantu membangkitkan motivasi
17. RPP disusun membantu kegiatan belajar secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, berpartisipasi aktif
18. RPP disusun membantu membuat rangkuman, kesimpulan, penilaian, refleksi, umpan balik dan tindak lanjut
19. RPP disusun memuat memuat proses dan penilaian hasil belajar 20. RPP disusun memuat sumber belajar
21. RPP disusun mencoba memperhatikan perbedaan individu 22. RPP disusun membantu mendorong partisipasi aktif siswa 23. RPP disusun membantu mengembangkan kegemaran membaca 24. RPP disusun membantu mengembangkan kegemaran menulis 25. RPP disusun memberikan umpan balik
26. RPP disusun membantu ketertarikan dan keterpaduan
27. RPP disusun membantu menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
11
12 13 14 15 16
17
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Tabel III.3 Kisi-Kisi Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Indikator No item
28. Rombongan belajar: jumlah maksimal 32 siswa
29. Kegiatan guru merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing, melatih peserta didik
30. guru mengajar 24 jam tatap muka dalam 1 minggu 31. Buku teks pelajaran dipilih melalui rapat guru
32. Buku teks pelajaran dipilih melalui pertimbangan komite sekolah
28 29 30 31 32 33 34 35
33. Rasio buku teks pelajaran 1:1
34. Penggunaan buku dan sumber belajar lain selain buku teks pelajaran 35. Penggunaan buku dan sumber belajar lain dari perpustakaan
36. Guru mengatur tempat duduk siswa 37. Volume dan intonasi guru baik 38. Tutur kata guru santun
39. Guru menyesuaikan materi dengan kecepatan siswa 40. Guru menciptakan suasana kondusif: ketertiban dll 41. Guru memberi penguatan, umpan balik
42. Guru menghargai pendapat siswa
43. Guru menyampaikan silabus pada awal semester
44. Guru memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai dengan waktu.
45. Menyiapkan peserta didik
46. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari.
47. Menjelaskan tujuan pembelajarn 48. Menyampaikan cakupan materi
49. Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang tema materi.
50. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media, sumber 51. Memfasilitasi terjadinya interaksi
52. Melibatkan peserta didik secara aktif
53. Memfasilitasi untuk melakukan percobaan lab 54. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis 55. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas
56. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah.
57. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif 58. Memfasilitasi siswa dalam meningkatkan prestasi
59. Memfasilitasi siswa dalam membuat laporan eksplorasi 60. Memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja
61. Memfasilitasi siswa dalam melakukan pameran, turnamaen, festival 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
62. Memfasilitasi siswa dalam menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri
63. Memberi umpan balik positif dan penguatan
64. Memberi konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi 65. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
66. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman 67. Membuat rangkuman
68. Melalukan penilaian dan refleksi 69. Memberikan umpan balik
70. Merencanakan kegiatan tindak lanjut: remidi, pengayaan 71. Menyampaiakan rencana pembalajaran untuk berikutnya
Tabel III.4 Kisi-Kisi Penilaian Hasil Pembelajaran
Indikator No item
72. Mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa
73. Menyusun laporan kemajuan hasil belajarMemperbaiki proses pembelajaran
74. Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran 75. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, terprogram 76. Penilaian menggunakan tes
77. Penilaian menggunakan non tes
78. Penilaian menggunakan standar penilaian pendidikan
79. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan panduan penilaian kelompok mata pelajaran
72 73 74 75 76 77 78 79
Tabel III. 5 Kisi-Kisi Pengawasan Proses Pembelajaran
Indikator No item
80. Pemantauan proses pembelajaran 81. Pemantauan dilakukan secara diskusi 82. Pemantauan dilakukan secara pengamatan 83. Pemantauan dilakukan secara pencatatan 84. Pemantauan dilakukan secara perekaman 85. Pemantauan dilakukan secara wawancara 86. Pemantauan dilakukan secara dokumentasi 87. Pemantauan dilaksanakan oleh kepala sekolah
88. Pemantauan dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan
89. Supervisi proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian
90. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh dl
91. Kegiatan supervisi oleh kepsek
92. Kegiatan supervisi oleh pengawas satuan pendidikan
93. Evaluasi proses pembelajaran untuk menentukan kualitas pembelajaran
94. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran dengan standar proses
95. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru
96. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran
97. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi 98. Penguatan
99. Teguran
100. Guru diberi kesempatan mengikuti pelatihan
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
96 97 98 99 100
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta 1. Keadaan Geografis Kota Yogyakarta
a. Letak Geografis
Kota Yogyakarta terletak pada 7° 49' 26" − 7° 15' 24" Lintang Selatan dan 110° 24' 19" − 110° 28' 53" Bujur Timur. Kota
Yogyakarta terletak ditengah-tengah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman. Kota Yogyakarta memiliki luas 32,5 km2
b. Iklim dan Keadan Alam
Iklim kota Yogyakarta terdiri dari temperature harian rata-rata yang berkisar antara 27,2oC, Kelembapan udara rata-rata 24,7C.
Sedangkan curah hujan rata-raata 2012 mm/th dengan 119 hari hujan.
Angin pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin Barat Daya dengan arah 2200 bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson
39
tenggara yang agak kering dengan arah ± 90o – 140o dengan rata-rata kecepatan 5 −16 knot/jam.
B. Sejarah Kota Yogyakarta
Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani kompeni Belanda dibawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi perjanjian mataram dibagi menjadi dua: setengah masih menjadi hak kerajaan Surakarta, Setengah lagi menjadi hak Pangeran Mangkubumi.
Dalam perjanjian itu pula Pangeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah “Tanah Jawa”.
Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah mancanegara yaitu: Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan. Setelah selesai perjanjian pembagian daerah itu, Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.
Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang disebut Beringin. Dimana telah ada sebuah desa kecil bernama
Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah Penetapan tersebut diata diumumkan, Sultan Hangku Buwono segera memerintah kepada rakyat membabad hutan tadi untuk didirikan kraton.
Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki istana baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya Negari Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pesanggrahan Ambarketawang Gamyung ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di kraton yang baru. Peresmian kraton baru terjadi pada tanggal 7 Oktober 1756.
Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di hutan Beringin. Suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut nampak strategis menurut segi pertahanan keamanan pada waktu Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan wakil Gubernur DIY dari Presiden RI.
Selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah Kesultanan dan Pakualaman merupakan daerah istimewa yang menjadi bagian Rebuplik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Dan pada tanggal 30 Oktober 1945 beliau mengeluarkan amanat kedua yang menyatakan bahwa pelaksanaan pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional.
Meskipun Kota Yogyakarta yang menjadi bagian dari Kesultanan manupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman. Tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi kota Praja atau kota otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan masih tetap berada di tangan Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal 1 menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul yang sekarang menjadi kecamatan Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan megurus rumah tangganya sendiri. Daerah tersebut dinamakan Haminte Kota Yogyakarta. Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang- undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian daerah Kota yogyakarta.
Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap
menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955. Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta. Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang- undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain. Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah
menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab.
Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data
Pada bab ini, Peneliti akan menyajikan hasil analisis tabulasi serta PAP 1. Peneliti juga akan membahas data-data yang diperoleh dari penelitian. Data ini diperoleh dari 11 Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta Kota Yogyakarta yang masing-masing diambil 25 guru yang menjadi responden, sehingga total responden yaitu 275 guru yang terdiri dari berbagai bidang studi. Penyajian tabulasi dan PAP 1 untuk mempermudah dalam menjawab permasalahan yang diajukan oleh peneliti.
Analisis data ini dibagi menjadi 4 rumusan masalah yaitu: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, pengawasan proses pembelajaran.
1. Perencanaan Proses Pembelajaran
Pada analisis perencanaan proses pembelajaran menyajikan hasil tabulasi dan PAP 1.
Tabel V. 1 Perencanaan Proses Pembelajaran
No Nama Sekolah Jumlah Responden Sangat
Sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
Kurang sesuai
Tidak Sesuai
1 SMA N 1 12 11 2 - -
2 SMA N 3 10 13 2 - -
3 SMA N 9 10 11 4 - -
4 SMA N 11 8 12 5 - -
5 SMA BOBKRI 2 10 11 4 - -
6 SMA Stella Duce 2 13 10 2 - -
7 SMA Santa Maria 12 10 3 - -
8 SMA Piri 1 11 10 4 - -
9 SMA Bhineka Tunggal Ika 9 10 2 4 -
45