• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Kapel, Biara dan Panti Wredha Kongregasi St. Fransiskus Charitas Palembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Kapel, Biara dan Panti Wredha Kongregasi St. Fransiskus Charitas Palembang."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN INTERIOR KAPEL, BIARA, DAN PANTI

WREDHA KONGREGASI SANTO FRANSISKUS CHARITAS

PALEMBANG

Yovita Maria Pauline

NRP: 1263054

ABSTRAK

Kongregasi Santo Fransiskus Charitas Palembang adalah sebuah kongregasi biarawati yang memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan. Kongregasi ini memiliki fasilitas berupa kapel, biara, dan panti wredha. Biara Katolik umumnya hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan fungsionalnya sehingga diperlukan sebuah biara yang dapat mencerminkan visi misi kongregasi. Sedangkan pada panti wredha di kota Palembang masih belum memenuhi standar keamanan dan kenyamanan bagi para lansia.

Tujuan dari perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk menyediakan fasilitas hunian komunal yang aman, nyaman, serta suasana seperti berada di rumah dengan adanya kehangatan keluarga karena baik biara maupun panti wredha merupakan rumah kedua yang dihuni oleh para biarawati lansia dan lansia setelah mereka keluar dari rumah pertama.

Perancangan Tugas Akhir ini menggunakan konsep “Kehadiran Tuhan Melalui Sesama”. Konsep ini didapatkan dari visi misi Kongregasi Santo Fransiskus Charitas Palembang yang bertujuan untuk membawa terang kasih Allah ke dunia yang gelap. Keyword yang digunakan adalah kebersamaan dan cinta kasih. Para lansia khususnya para lansia terlantar umumnya mengalami perasaan rendah diri. Maka dari itu, peran keluarga bagi lansia terlantar yang dalam kasus ini adalah seorang biarawati harus mampu memberikan rasa aman, dan perhatian yang dibutuhkan oleh lansia tersebut.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

INTERIOR DESIGN OF CHAPEL, CONVENT, AND NURSING

HOME OF ST.FRANCIS OF CHARITAS CONGREGATION

PALEMBANG

Yovita Maria Pauline

NRP: 1263054

ABSTRACT

The Congregation of St. Francis of Charitas Palembang is a congregation of catholic nuns who provide public services in the health sector. This congregation has facilities such as chapel, convent, and nursing home. Convent is generally only designed to fill the functional needs so it is needed a convent that reflects the vision and mission of the congregation. Meanwhile nursing homes in

Palembang is still haven’t fulfilled the standard of safety and comfort for the elderly.

The goal of designing this final project is to provide communal safety residential facilities, comfortable, and the atmosphere is like being at home with their family warmth for both the convent and nursing homes because it’s a second home for the nuns elderly and elderly after they came out of their main house.

The design of this final project is using the concept of "The Presence of God Through Human Beings". The concept is based from the vision and mission of the Congregation of St. Francis of Charitas Palembang which aims to bring the light of God's love into a dark world. Keywords that used in this design are togetherness and love. The elderly, especially the neglected elderly generally experience a feelings of inferiority. Therefore, the role of family for neglected elderly which in this case is a nun should be able to provide security and care needed by the elderly.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Ide/Gagasan Perancangan ... 3

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup Perancangan ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAPEL, BIARA, DAN PANTI WREDHA ... 7

2.1 Pengertian dan Fungsi Kapel ... 7

2.2 Ruang dan Peralatan di Kapel serta Fungsinya ... 8

2.3 Simbol-Simbol Liturgi ... 14

2.4 Pengertian Biara dan Kehidupan Membiara ... 17

2.5 Pengertian Manusia Lanjut Usia ... 18

2.6 Penggolongan Kaum Lansia ... 19

2.7 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia ... 19

2.8 Kebutuhan Psikologis Lansia ... 21

2.9 Masalah Psikologis yang Dialami Lansia ... 22

2.10 Antropometri Pada Lansia ... 23

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.12 Pengertian dan Fungsi Panti Wredha ... 28

2.13 Tema Persaudaraan dan Konsep Kehadiran Tuhan Melalui Sesama ... 28

BAB III OBJEK STUDI ... 30

3.1 Deskripsi Proyek ... 30

3.2 Deskripsi Kongregasi Santo Fransiskus Charitas ... 31

3.2.1 Sejarah Kongregasi Santo Fransiskus Charitas ... 31

3.2.2 Visi Misi Kongregasi Santo Fransiskus Charitas ... 32

3.2.3 Lambang Kongregasi Santo Fransiskus Charitas ... 33

3.3 Analisis Fisik ... 34

3.3.1 Analisis Tapak dan Lingkungan ... 34

3.3.2 Analisis Bangunan ... 36

3.4 Analisis Fungsi ... 37

3.4.1 Identifikasi User ... 37

3.4.2 Struktur Organisasi ... 38

3.4.3 Flow Activity ... 39

3.4.4 Kebutuhan Ruang ... 44

3.4.5 Bubble Diagram ... 46

3.4.6 Zoning Blocking ... 51

3.5 Studi Banding ... 53

3.5.1 Kapel Hati Kudus Yesus (RS. Borromeus) ... 53

3.5.2 Kapel St. Perawan Maria dari Gunung Karmel ... 56

3.5.3 Kapel Mater Boni Consilii (Biara Ursulin Supratman) ... 59

3.5.4 Biara Suster Santo Fransiskus Charitas Palembang ... 60

3.5.5 Panti Wredha Dharma Bhakti... 62

3.5.6 Panti Tresna Wredha Nazareth ... 70

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR KAPEL, BIARA DAN PANTI WREDHA KONGREGASI SANTO FRANSISKUS CHARITAS PALEMBANG ... 72

4.1 Konsep dan Tema Desain ... 72

4.2 Skema Dasar Pemikiran Konsep ... 74

4.3 Studi Image Konsep ... 75

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.5 Layout Perancangan Ruang ... 78

4.6 Perancangan Kapel ... 81

4.7 Perancangan Sakristi ... 83

4.8 Perancangan Ruang Keterampilan ... 83

4.9 Perancangan Ruang Fisioterapi ... 85

4.10 Perancangan Ruang Makan dan Dapur ... 85

4.11 Perancangan Pantry dan Ruang Duduk ... 87

4.12 Perancangan Ruang Tidur ... 88

4.13 Perancangan Ruang Tidur Biarawati Lansia ... 90

BAB V PENUTUP ... 92

5.1 Simpulan ... 92

5.1 Saran ... 93

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dimensi Altar ... 9

Gambar 2.2 Dimensi Mimbar ... 9

Gambar 2.3 Dimensi Sedilia ... 10

Gambar 2.4 Panti Umat ... 11

Gambar 2.5 Dimensi Panti Umat ... 11

Gambar 2.6 Jarak Panti Umat ... 12

Gambar 2.7 Kamar Pengakuan ... 12

Gambar 2.8 Tempat Air Suci ... 13

Gambar 2.9 Menara Lonceng ... 13

Gambar 2.10 Gambar Jalan Salib... 14

Gambar 2.11 Simbol Alfa dan Omega ... 14

Gambar 2.12 Simbol Anak Domba Allah ... 15

Gambar 2.13 Simbol Merpati ... 15

Gambar 2.14 Simbol Lilin... 16

Gambar 2.15 Simbol Air ... 16

Gambar 2.16 Simbol Roti dan Anggur ... 16

Gambar 2.17 Simbol Salib ... 17

Gambar 2.18 Simbol Ikan ... 17

Gambar 2.19 Antropometri Pemakai Kursi Roda ... 23

Gambar 2.20 Antropometri Lansia dengan Tongkat... 23

Gambar 2.21 Standar Antropometri Pengguna Tongkat ... 24

Gambar 2.22 Standar Antropometri Pengguna Tongkat ... 24

Gambar 2.23 Pegangan pada Kamar Mandi Lansia ... 26

Gambar 2.24 Standar Kloset dan Wastafel Lansia... 28

Gambar 2.25 Standar Kloset dan Wastafel Lansia... 28

Gambar 2.26 Santo Fransiskus Asisi ... 29

Gambar 3.1 Lambang Kongregasi Santo Fransiskus Charitas ... 33

Gambar 3.2 Struktur Organisasi ... 38

Gambar 3.3 Bubble Diagram Lantai 1 ... 47

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.10 Zoning Blocking Lantai 4 ... 52

Gambar 3.11 Fasad Depan Kapel Hati Kudus Yesus Bandung ... 53

Gambar 3.12 Fasad Depan Kapel Hati Kudus Yesus Bandung ... 53

Gambar 3.13 Interior Kapel Hati Kudus Yesus ... 53

Gambar 3.14 Bejana Air Suci ... 53

Gambar 3.15 Balkon Kapel Hati Kudus Yesus ... 54

Gambar 3.16 Material Kayu dan Keramik di Kapel Hati Kudus Yesus ... 54

Gambar 3.17 Kaca Patri di Kapel Hati Kudus Yesus ... 55

Gambar 3.18 Pintu Ruang Pengakuan Dosa ... 55

Gambar 3.19 Interior Ruang Pengakuan Dosa ... 55

Gambar 3.20 Fasad Depan Kapel St. Perawan Maria dari Gunung Karmel ... 56

Gambar 3.21 Suasana Interior Kapel St. Perawan Maria dari Gunung Karmel .... 56

Gambar 3.22 Engsel Hidrolik di Tempat Berlutut ... 57

Gambar 3.23 Pencahayaan Alami di Kapel St. Perawan Maria dari Gunung Karmel ... 57

Gambar 3.24 Panti Imam di Kapel St. Perawan Maria dari Gunung Karmel ... 58

Gambar 3.25 Tempat Suster dan Imam... 59

Gambar 3.26 Ruang Pengakuan Dosa ... 59

Gambar 3.27 Ruang Pengakuan Dosa ... 59

Gambar 3.28 Kapel Mater Boni Consilii ... 60

Gambar 3.29 Kapel Mater Boni Consilii ... 60

Gambar 3.30 Patung Santo Fransiskus... 60

Gambar 3.31 Lingkungan Biara ... 60

Gambar 3.32 Interior Biara ... 61

Gambar 3.33 Interior Biara ... 61

Gambar 3.34 Kamar Biarawati ... 61

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.36 Ruang Rekreasi ... 62

Gambar 3.37 Struktur Organisasi Yayasan Dharma Bhakti Kasih ... 64

Gambar 3.38 Ruang Rapat Pengurus ... 66

Gambar 3.39 Ruang Fisioterapi ... 67

Gambar 3.40 Ruang Ketrampilan ... 67

Gambar 3.41 Toilet ... 67

Gambar 3.42 Kamar Tidur Lansia ... 68

Gambar 3.43 Kapel Sementara ... 68

Gambar 3.44 Ruang Makan Lansia ... 68

Gambar 3.45 Ruang Doa ... 69

Gambar 3.46 Pantry ... 69

Gambar 3.47 Kantor Pimpinan Yayasan ... 69

Gambar 3.48 Kantor Operasional ... 70

Gambar 3.49 Kantor Administrasi ... 70

Gambar 3.50 Suasana di Panti Tresna Wredha Nazareth ... 71

Gambar 3.51 Suasana di Panti Tresna Wredha Nazareth ... 71

Gambar 4.1 Studi Image Persaudaraan ... 73

Gambar 4.2 Penerapan Keyword Kebersamaan dan Cinta Kasih ... 74

Gambar 4.3 Mind Mapping Konsep ... 74

Gambar 4.4 Studi Image ... 75

Gambar 4.5 Palet Warna ... 76

Gambar 4.6 Konsep Material ... 76

Gambar 4.7 Tekstur Lembut ... 77

Gambar 4.8 Konsep Pencahayaan ... 77

Gambar 4.9 Layout Lantai 1... 78

Gambar 4.10 Layout Lantai 2... 79

Gambar 4.11 Layout Lantai 3... 80

Gambar 4.12 Layout Lantai 4... 80

Gambar 4.13 Layout Furniture Kapel ... 81

Gambar 4.14 Perspektif Kapel ... 82

Gambar 4.15 Layout Furniture Sakristi ... 83

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.17 Perspektif Ruang Keterampilan ... 84

Gambar 4.18 Layout Ruang Fisioterapi ... 85

Gambar 4.19 Layout Ruang Makan dan Dapur ... 86

Gambar 4.20 Perspektif Ruang Makan ... 86

Gambar 4.21 Layout Pantry dan Ruang Duduk ... 87

Gambar 4.22 Perspektif Pantry dan Ruang Duduk ... 88

Gambar 4.23 Layout Ruang Tidur ... 89

Gambar 4.24 Perspektif Ruang Tidur ... 89

Gambar 4.25 Layout Ruang Tidur Biarawati Lansia ... 90

Gambar 4.26 Potongan A-A’ Ruang Tidur Biarawati Lansia ... 90

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Kemunduran Fisiologis Lansia dan Antisipasinya

Terhadap Elemen Kamar Mandi... 26

Tabel 3.1 Jadwal Harian Biarawati Kongregasi Santo Fransiskus Charitas ... 39

Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang Kapel ... 44

Tabel 3.3 Kebutuhan Ruang Biara ... 44

Tabel 3.4 Kebutuhan Ruang Panti Wredha ... 45

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Flow Activity Biarawati Lansia (Senin-Minggu) ... 40

Diagram 3.2 Flow Activity Lansia (Senin-Minggu) ... 41

Diagram 3.3 Flow Activity Karyawan Biara (Senin-Minggu) ... 41

Diagram 3.4 Flow Activity Karyawan Panti Wredha (Senin-Minggu) ... 42

Diagram 3.5 Flow Activity Tamu Panti Wredha ... 42

Diagram 3.6 Flow Activity Tamu Biarawati Lansia ... 43

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki jiwa, raga serta budi yang mempengaruhi kehidupan mereka di dunia. Ketika manusia menjalani masa kecilnya, kehidupan mereka sepenuhnya berada di pengawasan orang tua. Namun ketika mereka beranjak dewasa, manusia mampu mengambil keputusan atas jalan hidupnya sendiri. Setiap manusia memiliki jalan hidup mereka masing-masing. Jalan hidup tersebut didasari oleh kata hati mereka masing-masing.

(13)

2 Universitas Kristen Maranatha Biara Katolik merupakan sebuah tempat yang ditujukan sebagai tempat berdoa sekaligus tempat tinggal. Biasanya di dalam biara tersebut juga terdapat kapel yang berfungsi untuk tempat berdoa baik untuk warga Katolik maupun komunitas biarawan/biarawati tertentu. Pada umumnya, biara tidak dirancang sedemikian rupa namun hanya mementingkan dari segi fungsi ruang. Namun, bila dilihat dari segi makna biara, sebaiknya biara dirancang dengan tujuan lebih mendekatkan biarawan/biarawati kepada Tuhan. Selain itu, biara juga berfungsi sebagai tempat berkarya bagi para anggota dari sebuah lembaga religius seperti ordo, kongregasi atau tarekat sehingga biara harus dapat memenuhi kriteria yang diperlukan oleh biarawan/biarawati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kongregasi adalah perkumpulan para biarawan, biarawati, rohaniwan, atau rohaniwati Katolik dari satu kesatuan khusus.

Kongregasi Santo Fransiskus Charitas Palembang merupakan sebuah kongregasi biarawati yang memberikan pelayanan berupa pelayanan sosial dan pemberdayaan, pelayanan di bidang pendidikan umum dan kejuruan, di bidang pastoral paroki dan kategorial, serta di bidang kesehatan. Di bidang kesehatan, kongregasi ini memiliki dua perawatan yaitu perawatan orang sakit dan perawatan lansia. Kongregasi ini mempunyai fasilitas seperti rumah sakit dan panti werdha bagi para lansia. Fasilitas panti wredha ini bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi para lansia yang terlantar dan ditelantarkan. Panti wredha ini ditujukan bagi para lansia tanpa memandang suku, ras, agama dan antar golongan. Menurut tribunnews.com, tahun 2015 Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia dengan jumlah lansia terbanyak di dunia dan sekitar 2,8 juta lansia di Indonesia berada dalam kondisi terlantar sehingga perawatan lansia menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Selain itu, kondisi panti wredha di Indonesia, terutama di kota Palembang jauh dari kata layak. Kurangnya pemahaman tentang standarisasi bangunan panti werdha ataupun keterbatasan dana membuat beberapa faktor seperti keamanan dan kenyamanan para lansia menjadi terabaikan.

(14)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka identifikasi masalah yang diajukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Terdapat dua kelompok pengguna yang berbeda yang harus difasilitasi program kebutuhannya, yaitu :

 Biarawati yang memiliki kebutuhan khusus seperti hidup dalam biara yang mencerminkan identitas ordo dan nilai-nilai kehidupan yang dianutnya dengan aktivitas harian berupa doa dan melayani sesama sehingga membutuhkan tempat yang lebih bersifat privasi serta dapat membuat biarawati menghayati panggilan hidupnya.

 Lansia yang memiliki kebutuhan khusus seperti hidup dalam panti wredha dengan aktivitas harian berupa doa bersama, olahraga bersama, serta bermain bersama sehingga membutuhkan tempat yang lebih terbuka agar lansia dapat berinteraksi dengan lansia lainnya.

1.3 Ide/Gagasan Perancangan

(15)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan

1.4.1 Tujuan Perancangan

Menyediakan fasilitas hunian komunal yang aman, nyaman, serta suasana seperti berada di rumah dengan adanya kehangatan keluarga. Baik biara maupun panti wredha merupakan "rumah kedua" yang dihuni baik oleh biarawati maupun lansia setelah mereka keluar dari "rumah pertama", yakni tempat tinggal yang dihuni bersama keluarga sedarah (baik nuclear maupun extended family).

1.4.2 Manfaat Perancangan

Manfaat yang diharapkan penulis dari perancangan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah agar lebih memperhatikan para lansia di Indonesia sehingga mereka mendapatkan tempat yang layak untuk menghabiskan masa tua mereka.

2. Bagi Kongregasi Santo Fransiskus Charitas Palembang agar dapat terus berkembang menjadi lebih baik sehingga dapat melanjutkan pelayanannya dengan lebih maksimal.

3. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha agar perancangan ini dapat menjadi sumbangan wawasan keilmuan bagi segenap lingkungan civitas akademik di kemudian hari.

4. Bagi penulis agar mengetahui cara merancang interior biara yang dapat membuat biarawati semakin dekat dengan Tuhan dan sesama serta mengetahui cara merancang panti wredha yang nyaman dan aman bagi para lansia.

(16)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.5 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup perancangan ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam perancangan ini, penulis akan merancang interior kapel dimana biarawati Kongregasi Santo Fransiskus Charitas Palembang melakukan kegiatan ibadah sehari-harinya, interior biara yang mendukung tercapainya rasa persaudaraan meliputi kamar tidur biarawati, ruang makan biarawati, ruang rekreasi, ruang fisioterapi, perpustakaan, ruang pertemuan, kantor, dan toilet.

2. Dalam perancangan ini pula, penulis akan merancang panti wredha dengan fasilitas sebagai berikut :

a. Kamar tidur lansia yang menyediakan tempat tidur, kamar mandi, lemari, serta meja.

b. Ruang keterampilan dimana para lansia dapat melakukan hobinya dan bersosialisasi pula dengan lansia lainnya.

c. Ruang fisioterapi dimana para lansia dapat melatih gerakan motoriknya sehingga dapat berfungsi dengan baik.

d. Ruang duduk dimana para lansia dapat berkomunikasi dengan lansia lainnya.

e. Kantor, dimana terdapat kantor yayasan, kantor administrasi, serta kantor operasional yang bertanggungjawab atas panti wredha ini. f. Ruang rapat dimana para pengurus panti werdha melakukan

pertemuan/rapat.

g. Nurse station yang menyediakan pertolongan pertama jika terjadi

kecelakaan.

h. Ruang pertemuan dimana para pengunjung dalam jumlah besar dapat melakukan interaksi dengan lansia di ruang ini.

1.6 Sistematika Penulisan

(17)

6 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah yang ditemukan, ide dan gagasan perancangan, tujuan dan manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, serta sistematika penulisan.

BAB II KAPEL, BIARA, DAN PANTI WREDHA

Bab ini berisi tentang tinjauan literatur mengenai dasar teori yang diperoleh dari studi literatur. Teori yang dipilih menguraikan tentang pengertian kapel, biara, dan panti wredha, ruang dan peralatan yang terdapat di dalam kapel, dan teori mengenai kebutuhan psikologis maupun antropometri lansia.

BAB III OBJEK STUDI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi umum proyek perancangan, deskripsi Kongregasi Santo Fransiskus Charitas Palembang, analisis tapak dan bangunan, analisis fungsi proyek perancangan, dan studi banding.

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR KAPEL, BIARA, DAN PANTI

WREDHA KONGREGASI SANTO FRANSISKUS CHARITAS

PALEMBANG

Bab ini berisi tentang konsep dan tema perancangan, skema pemikiran konsep,

studi image konsep, serta penjelasan implementasi konsep pada proyek

perancangan.

BAB V PENUTUP

(18)

92 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Perancangan interior dengan konsep kehadiran Tuhan melalui sesama didapatkan melalui penjabaran visi misi kongregasi Santo Fransiskus Charitas. Pada kapel, keyword kebersamaan dari ditunjukkan melalui kegiatan liturgi di mana seluruh umat bersatu untuk memuji Allah. Keyword kebersamaan juga ditunjukkan melalui elemen-elemen interior yang saling menyatu antara kolom dan ceiling pada kapel.

(19)

93 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

(20)

94 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pembinaan Mental Emosional Bagi Lansia. Jakarta : Direktorat Bina Ketahanan Keluarga dan Rentan (BkkbN).

Anonim. 2012. “Pengertian Lanjut Usia”.

http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut usia.html. Diakses : 5 Oktober 2015.

Anonim. Code on Accessibility in The Built Environment 2007. Singapore :

Building and Construction Authority.

De Chiara, Joseph. 1983. Time Saver Standards for Building Types. Singapore : McGraw-Hill.

Dharmawan, Michelle. 2012. Perencanaan Interior Panti Werdha Untuk Lansia Terlantar di Jakarta. dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/.../9/024200800 32_Chapter2.pdf. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Harijadi, Yts. 2010. "Hidup Persaudaraan Fransiskan". https://catatanseorangofs.wordpress.com/2010/01/19/hidup-persaudaraan-fransiskan/. Diakses : 9 Desember 2015.

Jacobs, Tom. 1987. Hidup Membiara, Makna, dan Tantangannya. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Malino, W. 2012. Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. e-journal.uajy.ac.id/1077/4/2TA12762.pdf. Skripsi. Tidak

diterbitkan.

(21)

95 Universitas Kristen Maranatha Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga

Pengertian Biara. http://kbbi.web.id/biara. Diakses : 5 Oktober 2015.

Pengertian Kapel. http://kbbi.web.id/kapel. Diakses : 4 Oktober 2015.

Pengertian Kongregasi. http://kbbi.web.id/kongregasi. Diakses : 3 Oktober 2015.

Pile, John. 1988. Interior Design. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Prasteya, L. 2006. Panduan Menjadi Katolik. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Sutriyanto, Eko. 2015. “Tahun 2025, Indonesia Diprediksi Memiliki Jumlah Lansia Terbesar di Dunia”. http://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/05/ 27/tahun-2025-indonesia-diprediksi-memiliki-jumlah-lansia-terbesar-di dunia. Diakses : 3 Oktober 2015.

Rachman, Taufan Brata. 2008. Selibat dalam Gereja Roma Katolik. repository.uinjkt.ac.id/.../TAUFAN%20BRATA%20RACHMAN-FUF.pdf. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Trocchio, Julie. 1981. Home Care for The Elderly. United States of America : CBI Publishing Company, Inc

Windhu, I. Marsana. 1997. Mengenal Ruangan, Perlengkapan, dan Petugas

(22)

96 Universitas Kristen Maranatha Wulandari, Irene dkk. 2007. Persekutuan Murid-Murid Yesus. Yogyakarta :

Penerbit Kanisius.

Zein, Anastasha Oktavia Sati. “Kemunduran Fisiologis Lansia dan Pengaruhnya

Terhadap Keselamatan di Kamar Mandi”.

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Harian Biarawati Kongregasi Santo Fransiskus Charitas .......... 39 Terhadap Elemen Kamar Mandi...........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Mann-whitney test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur dari CAR, ROA,

Dalam mengatasi persoalan yang sulit, individu yang memiliki self efficacy tinggi akan menganggap kegagalan terjadi karena kurangnya usaha yang dilakukan, sedang yang memiliki

Over the past 30 years the economic history of Indonesia has become a buoyant ield of research, engaging historians from Indonesia, Australia, the Netherlands, and Great Britain..

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa simpulan, kaitannya dengan pemakaian gaya bahasa pada iklan produk kecantikan

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Di Lingkup

Keadaan selama ini anak-anak hanya menghabiskan waktu di pengungsian tanpa kegiatan yang bemakna, anak-anak hanya bermain dan tidak terkondisikan dengan baik untuk

penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5

Berdasarkan perancangan, pengujian, serta hasil telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa mekanisme mekanik dari platform pulmonary rehabilitation robot ini terdiri dari