• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERCAPAINYA TUJUAN MEMENANGKAN PEMILU 2014

III. METODE PENELITIAN

3.4 Jenis Data Penelitian .1Data Primer .1Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan cara menggali dari sumber informasi (informan) dan dari catatan di lapangan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, informan-informan dipilih dengan mendasarkan pada subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data serta bersedia memberikan informasi data.

Dalam hal ini data primer dapat diperoleh dari orang yang memenuhi kriteria yaitu:

1. Calon Legislatif perempuan Partai Golkar

2. Calon Legislatif perempuan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 3. Calon Legislatif perempuan Partai Persatuan Pembangunan

3. 4. 2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan mencari fakta yang sebenarnya hasil dari wawancara mendalam yang telah dilakukan maupun mengecek kembali data yang sudah ada sebelumnya. Data-data tersebut bisa

50 bersumber dari dokumentasi berupa majalah, surat kabar, buku, arsip, televisi, radio, situs, dan sumber-sumber lain yang bisa diterima.

3. 5. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian berupa: 1. Orientasi

Orientasi dilakukan melalui studi pustaka dan pengamatan awal dengan tujuan mencari berbagai informasi yang mendukung.

2. Eksplorasi

Dalam hal ini, peneliti secara terfokus mencari data di lapanangan dengan menggunakan wawancara serta dilengkapi oleh dokumentasi.

3. Member Check

Dilakukan setelah seluruh hasil wawancara dan pengamatan diperoleh, yang kemudian dianalisis dan dituangkan dalam bentuk laporan serta disinkronkan lagi dengan informasi yang didapat dari informan tertentu.

3. 5. 1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi dan data yang valid dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan: 1. Wawancara mendalam (indepth interview)

Yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan keterangan pribadi dan untuk memperoleh informasi lengkap dengan informan dengan lisan maupun tulisan secara langsung dengan bertatap muka dengan informan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan dari sumber-sumber data dokumentasi

51 yang belum dipahami oleh peneliti, serta untuk memperoleh pengertian maupun penjelasan yang lebih mendalam tentang realita dan obyek yang akan diteliti tersebut.

2. Dokumentasi

Dokumentasi diartikan sebagai pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

3. 5. 2 Teknik Pengolahan Data

Data primer dan data sekunder yang telah terkumpul selanjutnya diolah melalui tahapan berikut ini:

1. Tahapan editing, merupakan kegiatan dalam menentukan kembali data yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin validitasnya serta dapat segera diproses lebih lanjut.

2. Tahapan interpretasi, data-data yang telah dideskripsikan baik melalui narasi maupun tabel, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989 : 263).

3. 5. 3 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara seseorang peneliti dalam mengelola data yang telah terkumpul sehingga mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitiannya, karena data yang diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat digunakan begitu saja, analisis data menjadi bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat lebih berarti dan bermakna dalam memecahkan masalah penelitian.

52 Menurut Mathew B. Miles dan Huberman (1992 : 16-19), analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, meliputi:

1. Reduksi Data

Yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Yaitu usaha menampilkan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian data maka akan dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

3. Penarikan Data/Verifikasi

Merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh, dimana makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yang merupakan vailiditas.

V. SIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai strategi calon legislatif perempuan untuk DPRD Provinsi Lampung dalam pemenangan pemilu 2014, studi pada Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P , dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) maka simpulan pada penelitian ini adalah :

Strategi yang digunakan para calon legislatif perempuan menggunakan analisis SWOT dan strategi pemasaran politik :

1. Calon Legislatif perempuan memililiki kekuatan dari dukungan suami, keluarga, persiapan finansial yang matang dan dukungan tim sukses yang solid, serta popularitas di mata masyarakat daerahnya yang sudah sejak lama dibangun. membutuhkan proses dan waktu yang panjang, tidak bisa dibangun sesaat atau hanya pada saat kampanye menjelang pemilu saja.

2. Kelemahan bagi caleg perempuan yaitu waktu yang terbatas calon legislatif perempuan merupakan ibu rumah tangga yang secara otomatis memiliki peran ganda sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai aktivis politik.

3. Peluang bagi caleg perempuan adalah Convention on the elimination of all forms of discrimination against women (CEDAW) merekomendasikan

116 agar semua pemerintah di dunia untuk memberlakukan kuota sebagai langkah khusus yang bersifat sementara untuk meningkatkan jumlah perempuan di dalam jabatan-jabatan pada tingkat lokal maupun nasional. Undang-undang No 8 Tahun 2012 memberikan peluang 30% kepada kaum perempuan untuk memperoleh kesempatan besar untuk masuk dalam arena politik karena selama ini keterwakilan perempuan di legislatif belum memenuhi kuota 30%. Serta dukungan partai bagi caleg perempuan juga merupakan peluang dan ada alasan ideologi partai dalam penempatan calon legislatif perempuan di Daerah Pemilihan (DP) untuk memenangkan pemilu.

4. Ancaman bagi caleg perempuan adalah faktor kultural dalam kerangka budaya patriarki. Ada kontruksi sosial yang menempatkan perempuan seolah-olah hanya boleh mengurus soal-soal domestik saja. Kontruksi sosial ini sudah tertanam lama pada masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Lampung ini menjadi ancaman bagi caleg perempuan. Ancaman berikutnya adalah kecurangan dari calon legislatif lainnya.

5. Segmentasi pemilih merupakan tahap pertama strategi pemasaran politik yang paling penting Perolehan suara hasil pemilu 2014 Mega Putri (Caleg Golkar) memperoleh 10.222 suara. Ririn Kuswantari (Caleg Golkar) memperoleh 31.112 suara. Apriliati (Caleg PDIP) memperoleh 7.005 suara. Eva Dwiana memperoleh 19.818 suara. Zeldayatie (Caleg PPP) memperoleh 6.358 suara. Hasil perolehan suara menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan hal ini karena target segmennya berbeda, yang

117 mendapat suara tertinggi Ririn Kuswantari (Caleg Golkar) memperoleh 31.112 suara, selanjutnya menyusul Eva Dwiana memperoleh 19.818 suara keduanya memfocuskan target segmennya adalah ibu-ibu, yang notabenenya jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari laki-laki.

6. Strategi caleg perempuan Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama daerah setempat untuk menjadi tim sukses yang akan mengawal sosialisasi calon legislatif perempuan saat turun ke masyarakat. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat, silaturahmi yang terjaga jangan datang ketika kita hanya butuh saja tetapi bangun komunikasi dan keakraban dengan masyarakat. Hadir pada undangan-undangan masyarakat baik pribadi ataupun agenda desa, kecamata, dan partai. Hadir pada acara-acara pengajian, masuk pada

komunitas pengajian atau menjadi pengurus atau pembina Majlis Ta’lim sehingga dapat merangkul banyak jama’ah (banyak massa).

7. Dengan menjadi istri kepala daerah (Walikota ataupun Bupati) secara otomatis publik mengenal dan sebagai ibu Walikota ataupun ibu Bupati, secara otomatis dapat menjadi ketua ataupun Pembina organisasi-organisasi yang ada pada daerah tersebut dengan demikian secara otomatis dapat memberikan pengaruh pada komunitas dalam organisasi-organisasi tersebut. Maka jika istri kepala daerah maju menjadi calon legislatif di daerah tersebut sudah dipastikan akan menang, didukung kuat oleh pengaruh suami pada daerah tersebut.

118 Hambatan yang dihadapi :

1. Hambatan struktural : Ketua partai yang menentukan Penempatan Daerah Pemilihan berdasarkan ketokohan (popularitas) didaerah pemilihan. Pemberian nomor urut 1 diprioritaskan untuk pengurus struktural partai. 2. Hambatan kultural yaitu waktu yang terbatas untuk kaum perempuan,

kalau laki-laki aktivitas diluar rumah penuh waktu sampai larut malam bahkan sampai dini haripun tidak masalah tidak menimbulkan citra buruk. Tetapi bagi kaum perempuan waktu untuk keluar rumah biasanya pagi hingga sore, dan jika wanita keluar rumah pada malam hari bahkan sampai larut dapat merusak citra diri perempuan itu sendiri dimata masyarakat. Namun luar biasa dari kelima caleg yang diwawancarai mereka semua dapat menutupi hambatan tersebut dengan bantuan keluarga dan tim suksesnya, misalnya jika diharuskan keluar malam kesemua caleg bepergian dengan menggunakan sopir dan ada keluarga ataupun tim sukses yang mengawal. Begitu juga untuk mengurus soal-soal domestic sebagai ibu rumah tangga kesemua caleg perempuan sangat terbantu dengan para asisten rumah tangga.

5. 2 Saran

1. Perempuan yang mau maju ke dunia politik, haruslah mapan secara finansial, keluarga harus mendukung, anak-anak harus sudah mandiri (jika anak masih kecil, untuk urusan tehnis harus ada asisten rumah tangga yang dapat mempersiapkan segala kebutuhan anak), suami harus mendukung dan mengerti dengan aktifitas yang padat, dan hubungan dengan orang

119 banyak. Keterbukaan dan komunikasi harus terjaga baik, agar tidak ada dugaan-dugaan negatif terhadap anggota legislatif perempuan.

2. Untuk mendapatkan dukungan dari perempuan maka harus memainkan issu mengenai gender. Untuk dapat menyuarakan suara perempuan maka perempuan harus memiliki wakil dari perempuan itu sendiri. Perempuan itu memiliki keluesan yang lebih besar untuk masuk di tengah-tengah masyarakat dan cendrung seorang suami itu bisa dipengaruhi pilihannya oleh seorang isteri.

Dokumen terkait