BAB II Landasan Teori
2.5 Sistem Informasi Geografi
2.5.5 Jenis Data Sistem Informasi Geografi
Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yakni: data spasial (keruangan) dan data non spasial (atribut).
1. Data Spasial
Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang). Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang atau spasial (Prahasta, 2009). Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secararasteratau vektor. a. Model DataRaster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2005).
Piksel Baris Xmax Ymax Kolom Titik Asal (origin) (0,0)
Gambar 2.3 Struktur Model Data Raster (Prahasta, 2005)
Entitas-entitas spasial model raster juga dapat disimpan di dalam sejumlah layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan
unsur-unsur petanya. Beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra dijital satelit (misalnya NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan lain sejenisnya), citra dijital radar dan model ketinggian dijital (DTM atau DEM dalam model data raster) (Prahasta, 2009).
b. Model Data Vektor
Model data vektor menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atributnya (Prahasta, 2005).
1) Entity titik: meliputi semua objek grafis ataupun geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y).
2) Entity garis: didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih.
3) Entity poligon (area): bertujuan untuk mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dari suatu area (bentuk, hubungan ketetanggaan dan hirarki) sedemikian rupa hingga properties yang dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai data peta tematik.
2. Data Non-Spasial
Merupakan jenis data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya (Prahasta, 2009). Aspek deskriptif
ini mencakupitems atau propertiesdari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data atribut (non-spasial) banyak digunakan oleh sistem-sistem manajemen basis data (DBMS-database
management system).
2.5.6 Kemampuan Sistem Informasi Geografi
Ada berbagai macam kemampuan SIG, salah satunya dapat dilihat dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis atribut (basis data atribut) dan fungsi. analisis spasial (Prahasta, 2005).
1. Fungsi analisis atribut, yaitu: a. Operasi dasar basis data:
1) Membuat basis data baru (create database). 2) Menghapus basis data (drop database). 3) Membuat tabel basis data (create table). 4) Menghapus tabel basis data (drop table).
5) Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert). 6) Membaca dan mencari data (field ataurecord) dari tabel basis
data (seek,find,search,retrieve).
7) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis data (update,edit).
8) Menghapus data dari tabel basis data (delete,zap,pack). 9) Membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
b. Perluasan operasi basis data:
1) Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain (exportdanimport).
2) Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain (misalkan dengan menggunakandriverODBC).
3) Dapat menggunakan bahasa basis data standard SQL (structured query language).
4) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data.
2. Fungsi analisis spasial, berikut ini hanya beberapa fungsi dari analisis spasial:
a. Klasifikasi (reclassify): fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.
b. Jaringan (network): fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.
c. Overlay: fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari
minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.
d. Buffering: fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.
2.5.7 Sistem Informasi Geografi BerbasisWeb
Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan media LAN dan atau intenet; khususnya dengan layanan web-nya. Dengan demikian, para pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks danfilegambar dengan format HTML (Prahasta, 2009).
2.5.8 Basis Data Sistem Informasi Geografi
SIG tidak dapat dilepaskan dengan basis data, sebab SIG sendiri memerlukan basis data (spasial dan atribut) yang disimpan di dalam basis data spasial (dimana data atribut terdapat di dalamnya) (Prahasta, 2009). Sistem manajemen basis data merupakan bagian penting di dalam SIG. Dalam Prahasta (2009), menurut Elmasri (2000), yang dimaksud dengan sistem manajemen basis data adalah paket perangkat lunak (software) atau sistem yang digunakan untuk memudahkan pembuatan dan pemeliharaan basis data yang terkomputerisasi. Masih dalam sumber yang sama, menurut Kadir (1999), DBMS merupakan suatu program komputer yang digunakan untuk menghapus, memanipulasi dan memperoleh data dan informasi dengan praktis dan efisien.
Berikut ini adalah model basis data di dalam DBMS (Prahasta, 2009): a. Flat file (tabular): data (properties objek spasial) dituliskan dengan
tabel yang berukuran relatif panjang tunggal (tidak terdapat kaitan antara tabel suatu dengan tabel-tabel lainnya seperti halnya dokumen ataufilelembar kerja atauspreadsheets).
b. Hierarchical: model ini sering disebut dengan model pohon atau hirarki karena mirip dengan struktur pohon (tetapi) terbalik. Model ini menggunakan pola hubunganparent-child.
Gambar 2.4 Tampilan Model Basis Data Hirarki (Prahasta, 2009)
c. Network: model basis data ini sering disebut juga sebagai model DBTG (database task group) atau CODASYL (conference on data systems languages) karena model ini telah distandarisasikan oleh institusi DBTG (yang merupakan bagian dari CODASYL) pada tahun 1971. Model ini sebenarnya sangat mirip dengan model hierarchical, tetapi pada model network ini, setiap child dapat memiliki lebih dari satuparent.
Gambar 2.5 Tampilan Model Basis DataNetwork
(Prahasta, 2009)
d. Relational: model ini terdiri dari tabel-tabel (dimana data
direpresentasikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom) yang ternormalisasi dengan field-field kunci sebagai penghubung relasional antar tabel-tabelnya.
Tabel “Murid”
NIM Nama Alamat
1510913 R. Setiawan Jl. Otista 167
1510907 Maulida P. Jl. Benda Timur 126 1510901 Toni M. Jl. Pamulang Permai 167 1510909 Rizki Jl. Pondok Petir VI/26
Tabel "Pelajaran"
KodeP Nama Bobot Hari Jam KodeRu KodeGu
GD202 Astro 2 Senin 07-Sep GD3101 GD8013
GD203 MatGD 2 Rabu Nov-13 GD3101 GD8013
GD305 Geodesi Satelit 2 Kamis 09-Nov GD3102 GD7603
GD306 Remote Sensing 3 Selasa 09-Des GD3103 GD7603
GD307 Fotogrametri I 2 Jum'at 07-Sep GD3104 GD7603
Tabel 2.1 Beberapa Contoh Tabel Relasional (Prahasta, 2009)
Sebagai model basis data yang paling terkenal dan sering diimplementasiakan di dalam DBMS, model relasional sangat banyak
digunakan di dalam sistem perangkat lunak SIG. Beberapa diantara DBMS yang menggunakan model basis data relasional adalah:
1) Dbase (*.dbf): digunakan oleh ArcView GIS beserta beberapa perangkat lunak SIG lainnya yang berbasiskan data spasial format
shapefile.
2) Dbase (*.dbf): digunakan oleh PC Arc/Info dan SIG lain yang masih berbasiskan PC.
3) INFO: digunakan di dalam Arc/Info.
4) Oracle: digunakan oleh Arc/Info, Geovision, dan lainnya. 5) Empress: digunakan oleh System/9.
2.6 Konsep Dasar Peta