i
Oleh :
MUCHAMAD ARIEF RAHMAN
NIM: 108093000121
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
MUCHAMAD ARIEF RAHMAN NIM: 108093000121
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
v
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2014
vi
Bogor. Dibawah bimbinganBAKRI LA KATJONGdanERI RUSTAMAJI.
Pariwisata adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang kepariwisataan dan Kabupaten Bogor di wilayah jawa barat yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Berdasarkan Perda No 8 Tahun 2006 tentang ketertiban umum pasal 3 menjelaskan pemerintah daerah memiliki kebijakan untuk mengawasi, mencegah, dan menindak segala bentuk penyalahgunaan sarana sosial. Peningkatan jumlah pengunjung wisatawan disetiap tahunnya di Kabupaten Bogor, ini memungkinkan adanya investor yang ingin berinvestasi dalam membangun pariwisata baru, serta untuk meningkatkan pelayanan terhadap obyek wisata melalui media online. Melihat permasalahan tersebut, dibutuhkan suatu sistem informasi spasial potensi pariwisata yang dinamakan SISPARGOR untuk mempermudah Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam monitoring suatu daerah berpotensi secara online. Sistem SISPARGOR dibangun dengan metode pengembangan sistem RAD (Rapid Aplication Devlopment) dengan notasi UML.
Menggunakan bahasa pemrograman PHP, database MySQL dan OpenGeo Suite serta melakukan pengujianBlack Box. Sistem Informasi Spasial Lokasi Pariwisata di Kabupaten Bogor berbasis web diharapkan mampu membantu Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam memberikan informasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Bogor dan masyarakat mengenai pariwisata dan kesesuaian lahan yang berpotensi untuk dibangun.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Potensi Pariwisata, RAD (Rapid Aplication Devlopment), UML,OpenGeo Suite
V Bab + 184 Halaman + xxv Halaman Romawi + 82 Gambar + 35 Tabel + 4 Daftar Sombol
vii Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya,
semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa’at di akhirat
kelak. Amin .
Adapun judul penulisan skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Persebaran Potensi Pariwisata d Kabupaten Bogor“. Pada penulisan skripsi ini penulis menyadari masih belum sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
viii
4. Bapak Eri Rustamaji, MBA. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu dan memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi.
5. Bapak Didit Nugeraha, MM, M Selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Sistem Informasi yang telah membantu dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi.
6. Pak Diki Wijaya S.Kom Selaku staff bidang sistem informasi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan yang telah mendukung serta membantu dalam pelaksanaan riset.
7. Kedua Orang Tua saya Bapak Waryono dan Ibu Tamiyati yang selalu dan tidak pernah lepasdalam mendo’akan penulis dantidak hanya mendukung penulis untuk bisa menyelesaikan penelitian ini, serta terima kasih untuk segala jasa yang selama ini diberikan hingga akhir dan kepada Kakak saya Dewi R. Dan Adik saya Untari Kusuma N. khususnya yang selalu memberikan semangat dan doanya kepada penulis.
ix
yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penelitian ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Maaf atas segala kekhilafan.
Jakarta, 2014
x
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN ...v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ...xx
DAFTAR SIMBOL ... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ...xxv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Rumusan Masalah...11
1.3 Batasan Masalah ...11
1.4 Tujuan Penelitian ...12
1.5 Manfaat Penulisan ...12
1.5.1 Bagi Penulis ...12
1.5.2 Bagi Universitas ...13
xi
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem...14
1.7 Sistematika Penulisan ...16
BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Rancang Bangun...18
2.2 Konsep Dasar Sistem ...18
2.2.1 Pengertian Sistem ...18
2.2.2 Karakteristik Sistem...19
2.3 Konsep Dasar Informasi ...21
2.3.1 Data dan Informasi ...21
2.3.2 Kualitas Informasi ...22
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ...22
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi ...22
2.4.2 Komponen Sistem Informasi ...23
2.5 Sistem Informasi Geografi...23
2.5.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi ...23
2.5.2 Pengertian Sistem Infromasi Geografi ...24
2.5.3 Subsistem Sistem Informasi Geografi ...25
2.5.4 Komponen Sistem Informasi Geografi ...26
xii
2.6 Konsep Dasar Peta ...35
2.6.1 Pengertian Peta...35
2.6.2 Simbolisasi Peta ...36
2.6.3 Skala Peta...38
2.6.4 Sistem Proyeksi ...39
2.7 Metode Pengembangan Sistem...40
2.7.1 Pengertian RAD ...40
2.7.2 Tahap RAD ...40
2.8 OOA dan OOD ...41
2.8.1 Analisis Berorientasi Objek ...41
2.8.2 Perancangan Berorientasi Objek...42
2.9 Alat Bantu Perancangan ...44
2.9.1 Pengertian UML...44
2.9.2 Diagram-diagram UML ...44
2.9.3 PengujianBlack-box...47
2.10 Pendekatan Dalam MembengunWebGIS ...48
2.11 ArcGIS ...49
2.12 MySQL ...51
2.13 OpenGeo Suite...51
xiii
2.14.1 Pengertian PHP ...58
2.14.2 Tipe Data dalam PHP ...59
2.14.3 Variabel dalam PHP ...59
2.14.4 Operator dalam PHP ...60
2.14.5 Struktur Kontrol dalam PHP ...60
2.14.6 Fungsi dalam PHP ...62
2.15 Pariwisata...62
2.16 Ketentuan Bangunan ...62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ...67
3.1.1 Studi Literatur ...67
3.1.2 Wawancara...69
3.1.3 Observasi...70
3.2 Metode Pengembangan Sistem...70
3.2.1 Requirement Planning...70
3.2.2 Workshop Design ...72
3.2.3 Implementation ...74
3.3 Bahan dan Alat Penelitian ...71
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Syarat ...80
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian...80
4.1.1.1 Profil Kabupaten Bogor ...80
4.1.1.2 Gambaran Umum Dinas Tata Ruang...83
4.1.1.2.1 Tugas Pokok Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor ...83
4.1.1.2.2 Struktur Organisasi ...83
4.1.2 Perencanaan Sistem ...90
4.1.3 Sistem Berjalan ...91
4.1.4 Identifikasi Sistem ...93
4.1.4.1 Identifikasi Kebutuhan...93
4.1.4.2 Identifikasi Masalah...95
4.1.4.3 Tujuan Pengembangan Sistem ...95
4.1.5 Sistem Usulan ...96
4.2 Workshop Design...98
4.2.1 Desain Proses ...98
4.2.1.1 DiagramUse Case...98
xv
4.2.2.3 Spesifikasi Database ...140
4.2.2.4 Skema Database ...146
4.2.2.5 DiagramSequence...147
4.3 Design Interface...163
4.4 Implementasi Sistem ...171
4.4.1 ArsitekturHardware ...171
4.4.2 ArsitekturSoftware ...172
4.4.3 Blackbox Testing ...172
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...180
5.2 Saran ...181
xvi
Gambar 1.1 GrafiklineJumlah Wisatawan Domestik dan Asing ke Kabupaten
Bogor... 2
Gambar 1.2 GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (Rupiah) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor... 3
Gambar 1.3 GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (USD) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor... 3
Gambar 1.4 GrafiklineObjek Wisata Alam, Hiburan, dan Konservasi di Kabupaten Bogor... 4
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Edhi Sutanta, 2003)... 21
Gambar 2.2 Komponen SIG (Sumber : Prahasta, 2009)... 27
Gambar 2.3 Struktur Model Data Raster (Prahasta, 2005)... 28
Gambar 2.4 Tampilan Model Basis Data Hirarki (Prahasta, 2009)... 33
Gambar 2.5 Tampilan Model Basis DataNetwork(Prahasta, 2009)... 34
Gambar 2.6 Entity Titik dengan Asosiasi Infromasinya (Prahasta, 2005).... 37
Gambar 2.7 Entity Garis dengan Asosiasi Infromasinya (Prahasta, 2005)... 37
Gambar 2.8 Entity Poligon (Prahasta, 2009)... 38
Gambar 2.9 Skala Grafis Untuk Skala 1:50.000 (Prahasta, 2005)... 39
Gambar 2.10 Lima Lapisan Analisis Berorientasi Objek (Kendall dan Kendall, 2003)... 42
Gambar 2.11 Use case Diagram... 45
xvii
Gambar 2.16 Arsitektur Standar OpenGeo... 53
Gambar 2.17 Tampilan PostGIS Admin pada OpenGeo Suite... 55
Gambar 2.18 Tampilan Aplikasi Web GeoServer... 56
Gambar 2.19 Tampilan Aplikasi Web Editor... 56
Gambar 2.20 Tampilan Aplikasi Web Styler... 57
Gambar 2.21 Tampilan Aplikasi Web GeoExplorer... 58
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir... 79
Gambar 4.1 Peta Infrastruktur Kabupaten Bogor... 82
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor... 89
Gambar 4.3 Sistem Berjalan Pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor... 91
Gambar 4.4 Sistem Usulan pada Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor... 97
Gambar 4.5 Use case Diagram pada SISPARGOR... 99
Gambar 4.6 DiagramActivity Login... 119
Gambar 4.7 DiagramActivity Logout... 120
Gambar 4.8 DiagramActivity Error Registrasi... 120
Gambar 4.9 DiagramActivityMengelola Peta Spasial... 122
Gambar 4.10 DiagramActivityMengelola Pengguna... 124
xviii
Gambar 4.15 DiagramActivityMelihat Verifikasi Pariwisata... 129
Gambar 4.16 DiagramActivityMelihat Pariwisata... 130
Gambar 4.17 DiagramActivityMelihat Berita... 131
Gambar 4.18 DiagramActivityMelihat Kontak... 132
Gambar 4.19 DiagramActivityMengisi Komentar... 132
Gambar 4.20 DiagramActivityMelihat Pendaftaran... 133
Gambar 4.21 DiagramActivityMelihat Potensi... 134
Gambar 4.22 ClassDiagram SISPARGOR... 139
Gambar 4.23 SkemaDatabase... 146
Gambar 4.24 DiagramSequence Login... 147
Gambar 4.25 DiagramSequence Logout... 148
Gambar 4.26 DiagramSequence ErrorRegistrasi... 149
Gambar 4.27 DiagramSequenceMengelola Peta Spasial... 150
Gambar 4.28 DiagramSequenceMengelola Data Pengguna... 151
Gambar 4.29 DiagramSequenceMengelola Berita... 153
Gambar 4.30 DiagramSequenceMengelola Komentar... 154
Gambar 4.31 DiagramSequenceMengelola Pariwisata... 155
Gambar 4.32 DiagramSequenceMelihat Peta Spasial... 156
Gambar 4.33 DiagramSequenceMelihat Verifikasi Pariwisata... 157
xix
Gambar 4.38 DiagramSequenceMelihat Pendaftaran... 161
Gambar 4.39 DiagramSequenceMemilih Potensi... 162
Gambar 4.41 Login(Admin)... 163
Gambar 4.41 Login(Investor)... 163
Gambar 4.42 Halaman Home (Masyarakat)... 164
Gambar 4.43 Halaman Home (Admin)... 164
Gambar 4.44 Halaman Kelola Pengguna (admin)... 165
Gambar 4.45 Halaman Mengelola Berita (admin)... 165
Gambar 4.46 Halaman Mengelola Komentar (admin)... 166
Gambar 4.47 Halaman Kelola Peta Spasial (survei dan pemetaan)... 166
Gambar 4.48 Halaman Mengelola Pariwisata (teknik pemanfaatan ruang).. 167
Gambar 4.49 Halaman Verifikasi Potensi Pariwisata (bidang pemanfaatan ruang)... 167
Gambar 4.50 Halaman Pendaftaran (masyarakat danmember)... 168
Gambar 4.51 Halaman Potensi (member)... 168
Gambar 4.52 Halaman Pariwisata Potensial (all actor)... 169
Gambar 4.53 Halaman Pariwisata Tedaftar (all actor)... 169
Gambar 4.54 Halaman Berita (masyarakat)... 170
Gambar 4.55 Halaman Kontak (masyarakat)... 170
xx
Tabel 1.1 Lampiran Data Perkembangan Pariwisata di Kabupaten
Bogor... 1
Tabel 1.2 Tahap Penertiban Vila Ilegal Kabupaten Bogor... 8
Tabel 2.1 Beberapa Contoh Tabel Relasional... 34
Tabel 2.2 Spesifikasi Pengguna OpenGeo Suite... 54
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu... 77
Tabel 4.1 IdentifikasiActor... 99
Tabel 4.2 Identifikasi DiagramUsecase... 100
Tabel 4.3 NarasiUse case Login... 103
Tabel 4.4 NarasiUse case Logout... 104
Tabel 4.5 NarasiUse case ErrorRegistrasi... 105
Tabel 4.6 NarasiUse caseMengelola Peta Spasial... 106
Tabel 4.7 NarasiUse caseMengelola Pengguna... 107
Tabel 4.8 NarasiUse caseMengelola Berita... 108
Tabel 4.9 NarasiUse caseMengelola Komentar... 109
Tabel 4.10 NarasiUse caseMengelola Pariwisata... 110
Tabel 4.11 NarasiUse caseMelihat Peta Spasial... 111
Tabel 4.12 NarasiUse caseMelihat Verifikasi Pariwisata... 112
Tabel 4.13 NarasiUse caseMelihat Pariwista... 113
Tabel 4.14 NarasiUse caseMelihat Berita... 114
xxi
xxii (Munawar, 2005)
NO Simbol Keterangan
1 Actor
2 Use Case
3 Association
4 Extend
5 Include
6 Generalization
xxiii
NO Simbol Keterangan
1 Class
2 Association
3 Generalization
SIMBOL SRQUENCE DIAGRAM (Munawar, 2005)
NO Simbol Keterangan
1 LifeLine
2 Activation
3 Message
4 Self-Message
xxiv
Action
1 Control Flow
2 Decision
3 Initial Node
xxv Lampiran 2 Tampilan Web
Lampiran 3 Source Code Program
1
1.1 Latar Belakang
Indonesia disebut sebagai zamrud khatulistiwa karena keindahan panorama, kekayaan alam, serta budayanya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kita patut bangga dan bersyukur, Indonesia memiliki banyak sekali keunikan yang telah dikenal di seluruh dunia, mulai dari bahasa, adat istiadat, flora dan fauna, sampai makanan khas yang tak pernah dilewatkan untuk dicicipi (Kemenbudpar, 2011). Tentunya dengan hal tersebut Indonesia berpotensi menjadi daerah tujuan wisata.
2011 2012 2013 2014
DOMESTIK 2.142.647 2.255.219 4.070.333 4.092.152
ASING 52.842 67.658 54.797 228.913
TOTAL 2.195.489 2.322.877 4.125.130 4.321.065
0
Wisatawan Domestik dan Asing
Gambar 1.1GrafiklineJumlah Wisatawan Domestik dan Asing ke Kabupaten Bogor
(Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor (Disbudpar), 2014)
Berikut adalah grafik anggaran pendapatan daerah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014:
RETRIBUSI PAJAK TOTAL
2011 162.629.000 18.245.682.296 18.408.311.296
2012 189.496.000 18.605.984.755 18.795.480.755
2013 189.496.000 21.307.590.579 21.497.086.579
2014 189.496.000 24.557.676.749 24.747.172.749
0
Anggaran Pendapatan Daerah di Sektor
Wisata
Gambar 1.2GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (Rupiah) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor
RETRIBUSI PAJAK TOTAL
2011 12.572 1.410.579 1.423.151
2012 14.649 1.438.434 1.453.083
2013 14.786 1.647.296 1.662.082
2014 25.215 1.898.561 1.923.776
0
Anggaran Pendapatan Daerah di Sektor
Wisata
Gambar 1.3GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (USD) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor
Berdasarkan gambar 1.2 dan 1.3 grafik tersebut menjelaskan terjadinya peningkatan pendapatan daerah di sektor wisata pada setiap tahunnya baik pendapatan retribusi ataupun pajak berdasarkan tahun 2011 dengan pendapatan sebanyak Rp.18.408.311.296,. atau 1.423.151 USD. sampai dengan tahun 2014 dengan pendapatan Rp.24.747.172.749,. atau 1.923.776 USD. Berdasarkan dengan peningkatan jumlah pengunjung wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Bogor hampir disetiap tahunya disetiap tahunnya, memungkinkan peningkatan yang akan terus bertambah pada anggaran pendapatan daerah terutama di sektor wisata. Begitu pula dengan adanya pertambahan jumlah objek wisata di Kabupaten Bogor yang meliputi objek wisata alam, hiburan, dan konservasi, seperti pada grafik dibaawah ini:
ALAM HIBURAN KONSERVASI TOTAL
2011 18 18 4 40
Objek Wisata Alam, Hiburan, Konservasi
Gambar 1.4GrafiklineObjek Wisata Alam, Hiburan, dan Konservasi di Kabupaten Bogor
Dari gambar 1.4 grafik tersebut menjelaskan peningkatan jumlah objek wisata alam, hiburan, dan konservasi hampir disetiap tahunnya yaitu, dari tahun 2011 dengan jumlah sebanyak 40 objek wisata sampai dengan tahun 2014 berjumlah 46 objek wisata. Pertambahan tersebut karena Kabupaten Bogor merupakan daerah tujuan wisata di Jawa Barat berdasarkan peningkatan jumlah wisatawan yang datang dan pendapatan daerah yang terus meningkat hampir disetiap tahunnya. Apabila dilihat perbandingannya dengan tabel berdasarkan gambaran grafiklinediatas adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1Lampiran Data Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Bogor
DOMESTIK ASING RP USD ALAM HIBURAN KONSERVASI
2011 2.142.647 52.842 18.408.311.296 1.423.151 18 18 4
2012 2.255.219 67.658 18.795.480.755 1.453.083 19 18 4
2013 4.070.333 54.797 21.497.086.579 1.662.082 19 20 4
2014 4.092.152 228.913 24.747.172.749 1.923.776 20 21 5
TOTAL 12.560.351 404.210 83.448.051.379 6.462.092 76 77 17
TAHUNKUNJUNGAN WISATA APBD PERTUMBUHAN OBJEK WISATA
(Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor (Disbudpar), 2014)
Dari tabel 1.1 diatas menunjukkan perbandingan di sektor wisata dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Berdasarkan data yang didapat dari dinas kebudayan dan pariwisata adanya peningkatan dari kunjungan wisatawan domestik dan asing, anggaran pendapatan daerah, dan pertumbuhan objek wisata hampir disetiap tahunnya seperti yang terjadi pada kunjungan wisatawan dengan total sebanyak 12.560.351 pengunjung untuk domestik dan 404.210 pengunjung untuk asing dari tahun 2011-2014.
disetiap tahunnya, sehingga memungkinkan akan adanya investor yang ingin berinvestasi dalam membangun pariwisata baru yang berpotensi, untuk meningkatkan pertumbuhan objek wisata di Kabupaten Bogor. Dari data tersebut dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan pelayanan ataupun promosi terhadap objek wisata, melalui media online maupun offline, dengan memperbaiki sistem yang telah ada ataupun menciptakan sistem baru.
Berdasarkan Perda (peraturan daerah) No 8 Tahun 2006 tentang ketertiban umum Pasal 3. Ketertiban umum yang merupakan kebijakan pemerintah daerah bertujuan untuk mengawasi, mencegah dan menindak segala bentuk kegiatan penyalahgunaan sarana sosial, sarana umum dan fasilitas milik pemerintahan daerah, serta permukiman sebagai upaya menciptakan ketertiban, ketentraman, keteraturan kehidupan pada masyarakat.
Gubernur DKI Jokowi dan Wakil Gubernur DKI Ahok selama ini sering mengatakan bahwa banjir yang menggenangi Jakarta, sebagian karena kiriman dari Bogor. Karena itu kemudian Jokowi mewacanakan membentuk waduk di Ciawi sebagai penampung air hujan. Sementara Ahok mengajak pengusaha membeli vila ilegal di Puncak dengan dana Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial Perusahaan), kemudian menyerahkannya ke Pemprov DKI untuk dibongkar, agar lahannya kembali berfungsi sebagai daerah resapan air.
Bogor, Bekasi, dan Jakarta. Sekitar 250 vila yang berdiri kokoh akan dirobohkan. Masih ada ribuan bangunan yang terdiri atas vila, rumah tinggal, restoran, dan penginapan yang menunggu giliran untuk diratatanahkan karena melanggar peruntukan lahan. Luasan bangunan yang menyalahi aturan tidak seluas perkebunan yang menyalahi peruntukan atau salah fungsi hutan konservasi. Hasil penelitian sebuah lembaga pengembangan wilayah menyebutkan bahwa 34 persen perkebunan yang ada di kawasan Puncak menyalahi Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah.
Keberadaan bangunan tidak sesuai izin itu telah membuat fungsi Puncak sebagai daerah resapan, berkurang. Selain telah merubah vegetasi pepohonan menjadi beton, beberapa bangunan menjadikan lebar kali semakin sempit. Rusaknya tata ruang di kawasan Bogor, Puncak, Cianjur ini merupakan salah satu penyebab banjir Jakarta. Air limpasan di kawasan hulu tidak terserap tanah, langsung mengalir ke sungai kemudian berubah menjadi petaka yang disebut banjir kiriman. Dampak banjir kiriman ini lebih besar dan lebih luas dibandingkan banjir biasa karena tingginya curah hujan atau karena air pasang di Jakarta.
Berdasarakan berita tersebut penertiban vila ilegal dikampung sukatani, puncak terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
Tabel 1.2 Tahap Penertiban Vila Ilegal Kabupaten Bogor
Tahap
Jumlah Pemilik
Jumlah
Bangunan Pelaksanaan
Pertama 10 orang 21 20/11/2013
Kedua 16 orang 41 25-26/11/2013
Ketiga 5 orang 13 28/11/203
Jumlah 31 orang 75 20-28/11/2013
Sumber, Satpol PP Kabupaten Bogor
Berdasarkan tabel 1.2 Tahap Penertiban Vila Ilegal melalui 3 tahap dengan diperoleh jumlah pemilik sebanyak 31 orang, jumlah bangunan sebanyak 75, dan pelaksanaan dari tanggal 20-28/11/2013. Data tersebut berdasarkan daftar bangunan yang akan ditertibkan dan sebelumnya sudah diberikan surat kepada pemilik bangunan tersebut, Kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah.
akan dirancang dapat membantu Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam mengelola potensi kesesuaian lahan pariwisata yang telah mendapatkan izin membangun di Kabupaten Bogor.
Perbandingan jurnal terkait dengan penelitian ini berdasarkan kelebihan atau kekurangannya yaitu. Pertama, Aulia Hanisa dengan judul sistem informasi objek wisata di Kabupaten Magelang (2011). Metode yang digunakan secara terstruktur dengantoolsdata flow diagram, sedangkan metode yang saya gunakan dengan object oriented metode rapid aplication devlopmentdan unifed modeling language sebagai tools. Kedua, Mantofani Rochmat et all dengan judul sistem informasi geografis objek wisata kepulauan Bangka Belitung berbasisweb(2007). Hasil penelitian tersebut hanya menampilkan lokasi wisata, sedangkan penelitian saya menampilkan lokasi wisata yang sudah ada dan lokasi potensi wisata. Ketiga, Erawati Luh Joni dengan judul pencarian rute terpendek tempat wisata di Bali dengan menggunakan algoritma djikstra (2010). Pada penelitian tersebut menampilkan peta spasial berdasarkan point untuk menunjukkan lokasi, sedangkan penelitian saya menampilkan peta spasial berdasarkan polygon untuk menunjukkan lokasi wisata.
1.2 Rumusan Masalah
Penulisan tugas akhir ini menitik beratkan pada pembuatan dan perancangan sistem yang memberikan informasi seputar pariwisata di Kabupaten Bogor. Dalam hal ini penulis ingin membuat pemetaan secara terkomputerisasi atau bebasis web yaitu sistem yang menggunakan aplikasi elektronik sebagai pendukung mediainternet, jaringan komputer, maupun komputerstandlone, yang dapat memudahkan Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam memonitoring, mengontrol dan memberikan informasi kepada Pemerintah Kabupaten Bogor dan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang ditimbulkan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah :
- Bagaimana merancang dan membangun Sistem Informasi Spasial berbasisweb potensi pariwisata di Kabupaten Bogor.
1.3 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini ada beberapa hal yang membatasi pembuatnya antara lain :
a. Penelitian ini hanya mencakup wilayah Kabupaten Bogor
b. Pariwisata yang terkait dalam penelitian ini adalah wisata alam, wisata hiburan, dan wisata konservasi.
d. Kesesuaian lahan potensi pembangunan pariwisata yang ditampilkan dalam aplikasi berdasarkan data yang didapat dari Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.
e. Sistem ini dikelola oleh Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.
f. Tahapan pembangunan sistem hanya sampai pada tahap pengujian sistem dan tidak sampai pada tahap opersional dan pemeliharaan sistem.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah aplikasi Sistem Informasi spasial berbasis web, yang dapat membantu Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor dalam menginformasikan data kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, masyarakat dan pihak yang berkepentingan mengenai lokasi pariwisata di Kabupaten Bogor dan potensi lahan untuk lokasi pariwisata yang baru.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam sistem informasi spasial pariwisata berbasiswebdi Kabupaten Bogor ini adalah:
1.5.1 Bagi Penulis
b. Menerapkan dan mengembangkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
1.5.2 Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
1.5.3 Bagi Instansi
a. Sistem informasi berbasisweb ini, diharapkan dapat membantu Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam memberikan informasi spasial pariwisata dalam menentukan pembangunan lokasi pariwisata baru. b. Sebagai bahan tinjauan kembali aktifitas-aktifitas yang penting untuk
dilakukan secara berkala dalam proses pemetaan dan kesesuaian lahan dalam penentuan lokasi baru pariwisata secara legal.
1.5.4 Bagi Masyarakat/ Investor
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam sistem informasi spasial pariwisata berbasis webdi Kabupaten Bogor ini dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
a. Observasi b. Studi Literatur c. Wawancara
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan Sistem yang saya rancang adalah adalah Rapid Application Development (RAD)merupakan salah satu metodeprototyping yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Kendall, 2008) :
1. Perencanaan Syarat-syarat
sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan
2. Workshop Design
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selamaworkshop design RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisa, memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna.
3. Fase Implementasi
Analis bekerja secara intens dengan pengguna selama workshop designuntuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari proses bisnis yang ada. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem dibangun dan di-sharing, sub-sub sistem di ujicoba dan diperkenalkan kepadastakeholder.
Menurut Kendall & Kendall (2003), model RAD memiliki keuntungan sebagai berikut :
1. Dapat mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam SHPS (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) tradisional antara perancangan dan penerapan sistem informasi.
pengembangan sistem ini menggunakan notasi UML. Diagram yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Use case Diagram, Activity Diagram,Class DiagramdanSequence Diagram.
1.7 Sistematika Penulisan
Sebagai acuan bagi penulis agar penulisan laporan ini dapat terarah sesuai dengan yang penulis harapkan, maka akan disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap bab.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Kawasan Strategis Pariwisata di Kabupaten Bogor
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun
Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang lebih luas (Jogiyanto, 2005).
objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional (Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo, 1984).
2.2.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang meliputi : (Sutanta, 2003)
1. Mempunyai komponen (Components). Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem.komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak komponen sistem disebut sebagai subsistem.
2. Mempunyai batas (Boundary). Batas sistem diperlukan untuk membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain, tanpa adanya batas sistem maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem, batas sistem akan memberikan batasanscopetinjauan terhadap sistem.
3. Mempunyai lingkungan (Environments). Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin bahkan jika mungkin di tiadakan.
saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan masing-masing komponen.
5. Mempunyai masukan (Input). Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan kedalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
6. Mempunyai pengolahan (processing). Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya. 7. Keluaran (Output). Keluaran merupakan komponen sistem yang
berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.
8. Mempunyai sasaran (Objectives) dan tujuan (Goal). Setiap komponen dalam sistem perlu di jaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem
9. Mempunyai kendali (Control). Setiap komponen dalam system perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Edhi Sutanta, 2003)
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.13.1 Data dan Informasi
Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005).
2.13.2 Kualitas Informasi
Berdasarkan pengertian informasi yang telah dikemukakan, agar informasi dapat menunjukkan nilai gunanya, menurut Jogiyanto (2001) informasi tersebut harus memiliki kualitas informasi seperti dibawah ini:
1.1 Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan yang jelas dalam mencerminkan maksudnya.
2.1 Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Karena keterlambatan penerimaan informasi akan mengurangi nilai dari informasi tersebut atau bahkan dapat pula merugikan pihak yang memerlukan informasi tersebut.
3.1 Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh si penerima informasi tersebut.
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebagai sekelompok elemen-elemen dalam suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan masukan, proses dan keluaran dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat (Whittenet al,2004).
software, brainware, jaringan komunikasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan spesifik dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat dalam suatu organisasi.
2.4.2 Komponen Sistem Informasi
Komponen dasar sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):
1. HardwaredanSoftwareyang berfungsi sebagai mesin.
2. People dan Procedure yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan mesin.
3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.
2.5 Sistem Informasi Geografi
2.5.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi
Bila dibandingkan dengan peta, SIG memiliki keunggulan yang melekat karena penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan. Dengan demikian, data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk. Berbeda dengan sistem informasi lainnya, SIG membantu pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Salah satu keuntungan teknologi SIG adalah kemampuannya dalam menyediakan data atau informasi berkaitan dengan keruangan (spasial). Hasil analisis data geografi dapat disajikan dalam media peta, laporan atau keduanya. Peta dipakai untuk menampilkan hubungan geografi suatu data, sementara itu laporan sangat tepat untuk merangkum data tabular dan mendokumentasikan suatu nilai hasil perhitungan atau analisis. Secara singkat, SIG mampu mengolah gambar visual sekaligus mengolah basisdata
2.5.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Menurut Aronoff dalam Prahasta (2009:116), sistem informasi geografi (SIG) adalah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
secara spasial atau koordinat-koordinat geografis. SIG adalah sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus terkait data yang tereferensi secara geografis berikut sekumpulan operasi-operasi (fungsionalitas) yang terkait dengan pengelolaan data tersebut.
2.5.3 Subsistem Sistem Informasi Geografi
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut (Prahasta, 2005):
1. DataInput
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format-format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. DataOutput
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopyseperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3. DataManagement
4. DataManipulation & Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.5.4 Komponen Sistem Informasi Geografi
Menurut Prahasta (2009:120), SIG merupakan salah satu sistem yang kompleks dan pada umumnya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer lainnya di tingkat fungsional dan jaringan. Komponen SIG dapat diuraikan menjadi sebagai berikut :
1. Perangkat Keras
SIG tersedia bagi berbagai platform perangkat keras yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (hardisk) besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) besar. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG adalah komputer, mouse, monitor beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
2. Perangkat Lunak
ratusan modul program yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri-sendiri.
3. Data dan Informasi Geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari format-format perangkat lunak SIG lain maupun secara langsung dengan cara melakukan digitasi spasial dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari tabel-tabel atau laporan dengan menggunakankeyboard.
4.1 Manajemen
Suatu Proyak SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
2.5.5 Jenis Data Sistem Informasi Geografi
Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yakni: data spasial (keruangan) dan data non spasial (atribut).
1. Data Spasial
Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang). Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang atau spasial (Prahasta, 2009). Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secararasteratau vektor. a. Model DataRaster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2005).
Piksel
Baris
Xmax
Ymax
Kolom Titik Asal
(origin)
(0,0)
Gambar 2.3 Struktur Model Data Raster (Prahasta, 2005)
unsur-unsur petanya. Beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra dijital satelit (misalnya NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan lain sejenisnya), citra dijital radar dan model ketinggian dijital (DTM atau DEM dalam model data raster) (Prahasta, 2009).
b. Model Data Vektor
Model data vektor menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atributnya (Prahasta, 2005).
1) Entity titik: meliputi semua objek grafis ataupun geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y).
2) Entity garis: didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih.
3) Entity poligon (area): bertujuan untuk mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dari suatu area (bentuk, hubungan ketetanggaan dan hirarki) sedemikian rupa hingga properties yang dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai data peta tematik.
2. Data Non-Spasial
ini mencakupitems atau propertiesdari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data atribut (non-spasial) banyak digunakan oleh sistem-sistem manajemen basis data (DBMS-database management system).
2.5.6 Kemampuan Sistem Informasi Geografi
Ada berbagai macam kemampuan SIG, salah satunya dapat dilihat dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis atribut (basis data atribut) dan fungsi. analisis spasial (Prahasta, 2005).
1. Fungsi analisis atribut, yaitu: a. Operasi dasar basis data:
1) Membuat basis data baru (create database). 2) Menghapus basis data (drop database). 3) Membuat tabel basis data (create table). 4) Menghapus tabel basis data (drop table).
5) Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert). 6) Membaca dan mencari data (field ataurecord) dari tabel basis
data (seek,find,search,retrieve).
7) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis data (update,edit).
b. Perluasan operasi basis data:
1) Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain (exportdanimport).
2) Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain (misalkan dengan menggunakandriverODBC).
3) Dapat menggunakan bahasa basis data standard SQL (structured query language).
4) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data.
2. Fungsi analisis spasial, berikut ini hanya beberapa fungsi dari analisis spasial:
a. Klasifikasi (reclassify): fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.
b. Jaringan (network): fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.
c. Overlay: fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.
2.5.7 Sistem Informasi Geografi BerbasisWeb
Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan media LAN dan atau intenet; khususnya dengan layanan web-nya. Dengan demikian, para pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks danfilegambar dengan format HTML (Prahasta, 2009).
2.5.8 Basis Data Sistem Informasi Geografi
SIG tidak dapat dilepaskan dengan basis data, sebab SIG sendiri memerlukan basis data (spasial dan atribut) yang disimpan di dalam basis data spasial (dimana data atribut terdapat di dalamnya) (Prahasta, 2009). Sistem manajemen basis data merupakan bagian penting di dalam SIG. Dalam Prahasta (2009), menurut Elmasri (2000), yang dimaksud dengan sistem manajemen basis data adalah paket perangkat lunak (software) atau sistem yang digunakan untuk memudahkan pembuatan dan pemeliharaan basis data yang terkomputerisasi. Masih dalam sumber yang sama, menurut Kadir (1999), DBMS merupakan suatu program komputer yang digunakan untuk menghapus, memanipulasi dan memperoleh data dan informasi dengan praktis dan efisien.
Berikut ini adalah model basis data di dalam DBMS (Prahasta, 2009):
tabel yang berukuran relatif panjang tunggal (tidak terdapat kaitan antara tabel suatu dengan tabel-tabel lainnya seperti halnya dokumen ataufilelembar kerja atauspreadsheets).
b. Hierarchical: model ini sering disebut dengan model pohon atau hirarki karena mirip dengan struktur pohon (tetapi) terbalik. Model ini menggunakan pola hubunganparent-child.
Gambar 2.4 Tampilan Model Basis Data Hirarki (Prahasta, 2009)
Gambar 2.5 Tampilan Model Basis DataNetwork (Prahasta, 2009)
d. Relational: model ini terdiri dari tabel-tabel (dimana data direpresentasikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom) yang ternormalisasi dengan field-field kunci sebagai penghubung relasional antar tabel-tabelnya.
Tabel “Murid”
NIM Nama Alamat
1510913 R. Setiawan Jl. Otista 167
1510907 Maulida P. Jl. Benda Timur 126 1510901 Toni M. Jl. Pamulang Permai 167 1510909 Rizki Jl. Pondok Petir VI/26
Tabel "Pelajaran"
KodeP Nama Bobot Hari Jam KodeRu KodeGu
GD202 Astro 2 Senin 07-Sep GD3101 GD8013
GD203 MatGD 2 Rabu Nov-13 GD3101 GD8013
GD305 Geodesi Satelit 2 Kamis 09-Nov GD3102 GD7603
GD306 Remote Sensing 3 Selasa 09-Des GD3103 GD7603
GD307 Fotogrametri I 2 Jum'at 07-Sep GD3104 GD7603
Tabel 2.1 Beberapa Contoh Tabel Relasional (Prahasta, 2009)
digunakan di dalam sistem perangkat lunak SIG. Beberapa diantara DBMS yang menggunakan model basis data relasional adalah:
1) Dbase (*.dbf): digunakan oleh ArcView GIS beserta beberapa perangkat lunak SIG lainnya yang berbasiskan data spasial format shapefile.
2) Dbase (*.dbf): digunakan oleh PC Arc/Info dan SIG lain yang masih berbasiskan PC.
3) INFO: digunakan di dalam Arc/Info.
4) Oracle: digunakan oleh Arc/Info, Geovision, dan lainnya. 5) Empress: digunakan oleh System/9.
2.6 Konsep Dasar Peta
2.6.1 Pengertian Peta
Menurut Prahasta (2005), peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur (features) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu.
Sedangkan menurut Mutiara (2004), peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil pada bidang datar. Suatu peta idealnya harus dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai berikut:
a. Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan
b. Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai
dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
c. Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta
harus sesuai dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi.
d. Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk
yang sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
Pada daerah yang relatif kecil (30 km x 30 km) permukaan bumi diasumsikan sebagai bidang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat dilakukan tanpa proyeksi peta dan tetap memenuhi semua persyaratan geometrik. Namun karena permukaan bumi secara keseluruhan merupakan permukaan yang melengkung, maka pemetaan pada bidang datar tidak dapat dilakukan dengan sempurna tanpa terjadi perubahan (distorsi) dari bentuk yang sebenarnya sehingga tidak semua persyaratan geometrik peta yang ideal dapat dipenuhi.
2.6.2 Simbolisasi Peta
Berikut ini adalah simbolisasi peta berdasarkan bentuk dan kenampakan geografis dan juga berdasarkan wujudnya.
1. Simbol Titik
Kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi (0 D) seperti lokasi kota, lokasi pelabuhan dan lokasi objek lainnya.
Gambar 2.6EntityTitik dengan Asosiasi Informasinya (Prahasta, 2005)
2. Simbol Garis
Kenampakan geografis berdimensi 1 (1 D) seperti jalan, sungai dan lain-lain.
Gambar 2.7EntityGaris dengan Asosiasi Informasinya (Prahasta, 2005)
3. Simbol Area/Poligon
Gambar 2.8EntityPoligon (Prahasta, 2005) b. Berdasarkan wujudnya, di antaranya:
1. Simbol Piktoral
Suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud dan unsur yang diwakilinya. Contoh: objek masjid digambarkan dengan bentuk rumah.
2. Simbol Geometrik
Suatu simbol yang dalam kenampakan wujud tidak ada kemiripan dengan wujud unsur yang diwakilinya. Contoh: objek masjid digambarkan dengan segitiga.
3. Simbol Huruf
Simbol huruf yang dalam kenampakan wujudnya berbentuk huruf atau angka, biasanya diambil dari huruf pertama dan atau kedua dari nama unsur yang digambarkan. Contoh: objek masjid digambarkan dengan huruf M.
2.6.3 Skala Peta
(dengan suatu ukuran yang sama). Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menggambarkan skala pada peta, yaitu:
1. Skala Numeris
1:50.000 atau 1/50.000 artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan panjang di lapangan. 1 cm di peta=50.000 cm di lapangan.
2. Skala dengan Kalimat
1 inch to 1 mile (1:63.660). Biasanya digunakan pada peta buatan Inggris.
3. Skala Grafis
Gambar 2.9 Skala Grafis Untuk Skala 1:50.000
(Prahasta, 2005).
2.6.4 Sistem Proyeksi
2.7 Metode Pengembangan Sistem
2.7.1 Pengertian RAD
RAD (Rapid Application Development) atau pengembangan aplikasi cepat adalah suatu pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2003).
a. RAD merupakan alat digunakan untuk menghasilkan layar dan menunjukkan aliran keseluruhan aplikasi.
b. Pengguna menyetujui rancangan dan menandatangani model visual.
c. Implementasi kurang karena pengguna membantu untuk merancang aspek bisnis dari sistem.
2.7.2 Tahapan RAD
RAD terdapat 3 fase, yaitu:
a. Requirements planning(Perencanaan Persyaratan), yaitu: 1. Pengguna dan analis bertemu untuk mengidentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem.
2. Berorientasi pada pemecahan masalah bisnis. b. Workshop design, yaitu:
1. Fase desain dan menyempurnakan.
3. Programmer dan analis dapat membangun dan menunjukkan representasi visual dari desain dan alur kerja pengguna.
4. Pengguna menanggapiprototipekerja aktual.
5. Analis menyempurnakan modul dirancang berdasarkan tanggapan pengguna.
c. Implementation(Penerapan), yaitu:
1. Sebagai sistem yang dibangun, sistem baru atau sistem parsial diuji dan diperkenalkan kepada organisasi.
2. Ketika membuat sistem baru, tidak perlu untuk menjalankan sistem yang lama secara paralel.
2.8 OOA dan OOD
2.8.1 Analisis Berorientasi Objek (Object-oriented Analysis)
Object-oriented analysis (OOA) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mempelajari objek-objek yang sudah ada untuk digunakan kembali dan disesuaikan untuk penggunaannya yang baru. Selain itu, OOA juga dapat digunakan untuk membuat objek baru atau bisa juga untuk merubah objek yang sudah ada untuk dipadukan dengan objek-objek lainnya sehingga membentuk suatu aplikasi bisnis yang berdaya guna tinggi (Whittenet al. 2004).
1) Lapisan kelas dan objek, dari analisa dan perancangan menunjukkan kelas dan objek.
2) Lapisan struktur, menangkap berbagai struktur dari kelas dan objek (pelayanan atau metode).
3) Lapisan atribut, memperinci atribut-atribut kelas.
4) Lapisan subjek, membagi perancangan ke dalam unit-unit implementasi atau penugasan kelompok.
Lapisan Kelas dan Objek
Lapisan Struktur
Lapisan Layanan
Lapisan Atribut
Lapisan Subjek
Gambar 2.10 Lima Lapisan Analisis Berorientasi Objek (Kendall dan Kendall, 2003)
2.8.2 Perancangan Berorientasi Objek (Object-Oriented Design)
Object-oriented design (OOD) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi terbaik bagi piranti lunak dalam hal perpaduan objek (objects), atribut (attributes) dan metode (methods).
Perancangan suatu piranti lunak berorientasi objek membutuhkan penggunaan arsitektur piranti lunak berlapis (multilayered software architecture), juga membutuhkan spesifikasi dari subsistem yang menyediakan fungsi-fungsi (functions) yang dibutuhkan. Selain itu, gambaran tentang penggunaan objek yang membentuk sistem dan gambaran mekanisme komunikasi yang memungkinkan aliran data mengalir melalui lapisan (layers), subsistem dan objek juga dibutuhkan. Semua itu dilakukan dan diselesaikan dengan menggunakan pendekatan OOD (Whittenet al. 2004).
Analisis dan Desain Berbasis Objek atau OOAD adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa atau pengembangan perangkat lunak yang memodelkan sebuah sistem sebagai kumpulan dari banyak objek yang saling berinteraksi. Setiap objek merupakan representasi dari entitas-entitas yang ada pada sistem tersebut dan dapat dibedakan berdasarkan atribut (elemen data) dan perilaku entitasnya.
2.9 Alat Bantu Perancangan
2.9.1 Pengertian UML
Unified Modeling Language (UML) adalah adalah bahasa grafis yang mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun sistem perangkat lunak (Hariyanto, 2004). UML merupakan notasi yang membantu pemodelan sistem menggunakan konsep berorientasi objek.
Sebagai bahasa pemodelan UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
2.9.2 Diagram-diagram UML
UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai berbagai aspek dalam sistem UML. Berikut ini akan dipaparkan diagram-diagram yang digunakan dalam UML.
1. Use case Diagram
sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem di pakai (Munawar, 2005).
Gambar 2.11Use case Diagram
2. Activity Diagram
Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya denganflowchart adalahactivity diagramdapat mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa (Munawar, 2005).
3. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario (Munawar, 2005). Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek actor dan message (pesan) yang diletakkan di antara objek-objek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segi empat bernama. Pesan diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan denganprogress vertical.
Gambar 2.13Sequence Diagram
4. Class Diagram
pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute.Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau class yang lain dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan dicapai oleh attribute dan operation.
Gambar 2.14Class Diagram
Diagram-diagram tersebut tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan.
2.9.3 PengujianBlack-box
Black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori (Pressman, 2002) sebagai berikut:
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2. Kesalahaninterface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses Databaseeksternal.
4. Kesalahan kinerja.
5. Inisiasi dan kesalahan informasi.
2.10 Pendekatan Dalam MembangunWebGIS
Pada pengembangannya, arsitektur aplikasi pemetaan di web di bagi menjadi dua pendekatan, yaitu:
1. PendekatanThin Client
Pendekatan yang memfokuskan diri pada sisiserver. Hampir semua proses dan analisis data hasil request atau permintaan dari client dilakukan pada sisi server. Data hasil pemrosesan kemudian dikirim ke client dalam format standar HTML, yang didalamnya terdapat file gambar dalam file format standar sehingga dapat dilihat menggunakan sembarang web browser. Kelemahan utama pendekatan ini menyangkut keterbatasan opsi interaksi denganuseryang kurang fleksibel.
2. PendekatanThick Client
Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakukan di sisi client sehingga memungkin web browser menangani format data yang standar. Dengan begitu transfer data antara client danserver akan berkurang. Tidak seperti pada pendekatan thin client, pada pendekatan ini data akan dikirim ke client dalam bentuk vector yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan di sisi client. Dengan begini pengembangan aplikasi dapat lebih fleksibel dalam menentukan prosedur interaksi aplikasi denganuser.
2.11 ArcGIS
digunakan adalah data raster dan data vektor. Data grafis yang disimpan dalam rangkaian bujursangkar yang disimpan sebagai pasangan angka menyatakan baris dan kolom dalam suatu matriks. Resolusi dari data raster ditentukan oleh ukuran grid-cell. Data digital yang disimpan dalam rangkaian koordinat (x,y). Resolusi data vektor tergantung dari jumlah titik yang membentuk garis. Format data atau file yang dapat digunakan yaitu SHP sebagai file utama, SHX sebagai file index, dan DBF sebagai file table atributte. Fasilitas pada software inti (core) yaitu masukan danediting,prosesing, dan keluaran (layout). Masukan berupaon screen digitizing yaitu proses pengubahan data grafis digital, dalam struktur data vektor yang disimpan dalam bentuk point, garis dan area.Editingdari hasil konversi data analog menjadi data digital masih merupakan data mentah yang belum dapat dilakukan pemprosesan lebih lanjut. Selain itu, hasil digitasi tidak terbebas dari kesalahan kenampakan (error feature), sehingga perlu dilakukan koreksi atau editing. Prosesing meliputi query yaitu kemampuan SIG untuk menjawab pertanyaan spasial maupun non-spasial atau pertanyaan yang harus dijawab oleh SIG dengan bantuan basis datanya maupun atributnya., mengelompokkan dan mengagregasikan data-data, bekerja dengan grafik, bekerja dengan HotLinks, bekerja dengan citra digital, buffer, overlay dan skoring. Keluaran (layout) merupakan fungsi untuk membuat komposisi peta untuk dicetak.
satelit dengan format BSQ, BIL, BIP, datarasterdengan format BMP, JPG, TIFF, data ERDAS, dan data ArcInfo.
ArcGIS menyediakan sebuah kerangka kerja bertingkat bagi satu atau lebih pengguna pada dekstop, server, Web, dan untuk di lapangan. ArcGIS merupakan integrasi dari produk-produk software GIS untuk membangun sebuah Sistem Informasi Geografis yang lengkap, terdiri dari 4 lingkungan kerja utama untuk pengembangan GIS yaitu ArcGIS Desktop, ArcView, ArcEditor, ArcInfo.
2.12 MySQL
MySQL adalah multi user databaseyang menggunakan bahasaStructured Query Language (SQL). SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database server. Dengan SQL proses akses database menjadi lebih user-friendly dibandingkan dengan menggunakandBase atauClipper yang masih menggunakan perintah-perintah pemrograman (Sidik, 2005).
2.13 OpenGeo Suite
Gambar 2.15Tampilan Dashboard dari OpenGeo Suite
2.13.1 OpenGeo Arsitektur
Gambar 2.16Arsitektur Standar OpenGeo
Di bagian bawah arsitektur OpenGeo terdapat database (PostGIS) atau file berbasis sistem penyimpanan, di tengahnya terdapat (GeoServer dan GeoWebCache), dan ada lapisan user interface di bagian atas (OpenLayers dan GeoExt).
2.13.2 OpenGeo Suite Enterprise Edition dan Community Edition
Tabel 2.2Spesifikasi Pengguna OpenGeo Suite
OpenGeo Suite Enterprise Edition OpenGeo Suite Comminity Edition
Direkomendasikan bagi organisasi yang mencari jaminan perangkat lunak open source komersial dengan kemampuan yang terjamin dengan harga yang terjangkau.
Direkomendasikan bagi organisasi yang membutuhkan kontak langsung dengan ahli perangkat lunak, pelatihan, dan konsultasi.
Direkomendasikan bagi pengguna yang menginginkan kenyamanan dengan paket installer yang mudah. Direkomendasikan bagi organisasi yang membutuhkan waktu respon tercepat pada saat terdapat laporan bug.
Direkomendasikan bagi Pengembang dan pengguna dengan keahlian teknis. Direkomendasikan bagi mereka yang nyaman bekerja langsung dengan komunitas open source.
Direkomendasikan bagi mereka yang nyaman dengan segala hal yang baru, dengan fitur tidak didukung, atau belum teruji.
Bagus untuk pengguna yang memiliki waktu yang cukup dan keahlian untuk mengeksplorasi segala kemungkinan yang bisa didapat dengan OpenGeo Suite.
2.13.3 Komponen OpenGeo Suite
1. PostGIS
PostGIS adalah perluasan ke sistem object-relational database PostgreSQL yang memungkinkan obyek GIS (Sistem Informasi Geografis) untuk disimpan dalam database. PostGIS didukung dengan indeks keruangan GiST-based R-Tree yang berfungsi menganalisis dan pengolahan objek GIS.
Gambar 2.17Tampilan PostGIS Admin pada OpenGeo Suite
2. GeoServer
Gambar 2.18Tampilan Aplikasi Web GeoServer
3. GeoEditor
GeoEditor adalah aplikasi JavaScript berbasis web untuk mengedit fitur geografis.Toolset GeoEdito rmeminimalkan biaya pengembangan data dan pemeliharaan tanpa mengorbankan integritas data. Dengan aplikasi ini, Anda dapat mengedit semua jenis data vektor, termasuk atribut, ketika disajikan melalui Layanan Fitur Web (WFS) protokol.
4. Styler
Styler memberikan kemudahan dalam Proses styling GIS untuk web Styler memungkinkan pengguna untuk membuat peta dengan tampilan dan nuansa aplikasi yang dibutuhkan. Pengguna diberikan kemudahan karena pada prosesnya tidak lagi harus berhubungan dengan kode XML secara langsung. Dibangun sepenuhnya dengan JavaScript dan memanfaatkan Open Layers dan GeoExt, penekanan Styler pada standar terbuka dan desain fleksibel membuat proses perancangan peta yang Anda inginkan terasa lebih mudah dan efisien.
Gambar 2.20Tampilan Aplikasi WebStyler
5. GeoExplorer
Gambar 2.21Tampilan Aplikasi Web GeoExplorer
2.14 Bahasa Pemrograman PHP
2.14.1 Pengertian PHP
PHP merupakan kependekan dari kata Hypertext Preprocessor. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam aturangeneral purpose licences(GPL). PHP dilekatkan padascriptHTML atau sebaliknya dan PHP dikhususkan untuk pengembangan web dinamis (Suprianto, 2008).