• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Grid

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 26-32)

2.1.4 Layout dan Grid

2.1.4.2 Jenis Grid

5) Spatial Zone adalah kelompok modules atau columns yang membentuk area spesifik untuk teks, iklan, gambar, maupun informasi lainnya.

6) Modules adalah unit individu yang terpisah oleh dalam jarak yang konsisten secara berulang untuk membentuk grid. Penggabungan modules dapat membentuk ukuran kolom dan baris yang bervariasi.

2.1.4.2 Jenis Grid

Landa (2014) mengklasifikasikan grid dari segi fungsi dan keindahannya. Berdasarkan fungsinya terdapat single-column grids yang ditujukan untuk menyesuaikan letak ibu jari ketika pembaca sedang akan membalikkan halaman buku atau memegang tablet. Sedangkan, berdasarkan keindahannya terdapat symmetrical margins atau asymmetrical margins dan wide atau narrow margins dalam penyajian konten (hlm. 175).

Tondreau (2019) mengklasifikasikan grid ke dalam 5 jenis berdasarkan variasi konfigurasi dasarnya. Berikut merupakan jenis-jenis grid yang dijabarkan oleh Tondreau (hlm. 9-15).

1) Single-Column Grid

Single-Column Grid secara umum digunakan untuk memuat teks yang berkelanjutan yaitu esai, laporan, atau buku. Block of text menjadi ciri khas yang tampil dalam halaman, spread, ataupun layar perangkat.

Gambar 2.42 Single-Column Grid Sumber: Tondreau (2019)

2) Two-Column Grid

Two-Column Grid dapat digunakan untuk menyusun jumlah teks yang banyak serta mampu mempresentasikan informasi yang berbeda pada

33

Perancangan Website Informasi, Christa Bella Evianti, Universitas Multimedia Nusantara

kolom yang terpisah. Jenis grid ini dapat disusun dengan lebar kolom yang terbagi sama rata maupun tidak. Pada proporsi idealnya, kolom terlebar merupakan ukuran dari dua kalinya kolom tersempit.

Gambar 2.43 Two-Column Grid Sumber: Tondreau (2019)

3) Multicolumn Grids

Multicolumn Grids memiliki fleksibilitas yang lebih baik daripada single atau two-column grids karena merupakan jenis grid yang menggabungkan kolom-kolom dengan lebar yang bervariasi dan biasanya berguna untuk majalah, website, video, dan iklan.

Gambar 2.44 Multicolumn Grid Sumber: Tondreau (2019)

4) Modular Grids

Modular Grids menjadi jenis grid terbaik untuk menyusun informasi kompleks yang biasanya termuat di dalam koran, kalender, charts, dan tabel. Jenis grid ini menggabungkan kolom vertikal dan horizontal hingga untuk membentuk ruang yang lebih kecil.

34

Perancangan Website Informasi, Christa Bella Evianti, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.45 Modular Grids Sumber: Tondreau (2019)

5) Hierarchical Grids

Hierarchical Grids membagi halaman menjadi beberapa ruang horizontal. Contoh pengaplikasian jenis grid ini yaitu majalah yang menyusun konten setiap halamannya secara horizontal dan banyak perangkat yang memecah kontennya juga secara horizontal.

Gambar 2.46 Hierarchical Grids Sumber: Tondreau (2019)

Identitas Visual

Menurut Landa (2014), identitas visual adalah artikulasi visual dan verbal dari sebuah merek atau kelompok dalam format desain seperti logo, kop surat, kartu nama, dan website. Identitas visual memiliki tujuan untuk membentuk suatu kehadiran dan posisi secara berbeda serta berkelanjutan di sebuah pasar agar sebuah merek atau kelompok dapat teridentifikasi (hlm.245). Sehingga, keberadaan identitas visual mampu mengkomunikasikan makna sebuah merek atau kelompok secara strategis kepada target audiens. Identitas visual harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Identifiable yaitu nama, bentuk, dan warna dapat dibedakan.

2) Memorable yaitu nama, bentuk, dan warna mudah diingat.

35

Perancangan Website Informasi, Christa Bella Evianti, Universitas Multimedia Nusantara

3) Distinctive yaitu nama, bentuk, dan warna memiliki ciri khas tersendiri yang mebedakannya dari kompetitor.

4) Sustainable yaitu nama, bentuk, dan warna dapat tetap relevan untuk waktu yang lama.

5) Flexible/Extendible yaitu nama, bentuk, dan warna secara fleksibel dapat diaplikasikan pada berbagai media serta mampu beradaptasi dengan perpanjangan merek dan submerek.

2.2.1 Logo

Menurut Landa (2014), logo adalah simbol yang mampu merepresentasikan suatu hal secara unik. Dalam sekali pandang, logo seharusnya dapat membantu seseorang untuk mengenali dan menilai sebuah merek atau kelompok. Keberadaan logo tidak hanya berfungsi sebagai label, melainkan mampu menyampaikan pesan tentang citra dan kualitas merek yang turut diperkuat melalui pemasaran dan periklanan, desain kemasan, komunitas yang mengadopsinya, serta manajemen hubungan dengan pelanggan dan kinerja produk itu sendiri. Sebuah logo dapat membawakan sebuah cerita visual yang kompres ke dalam satu unit desain (hlm.246). Unit desain ini terbagi ke dalam beberapa kategori bentuk antara lain (hlm.247-251):

1) Logotype dikenal pula dengan istilah wordmark yaitu nama merek yang disusun atas tipografi yang unik.

Gambar 2.47 Logotype

Sumber: https://about.netflix.com/id/company-assets

2) Lettermark merupakan sebuah logo yang dibentuk berdasarkan inisial dari nama merek.

36

Perancangan Website Informasi, Christa Bella Evianti, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.48 Lettermark

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Procter_%26_Gamble

3) Symbol terdiri atas visual berupa pictorial, abstract, dan nonrepresentational atau letterform yang memungkinkan untuk berpasangan dengan nama merek maupun tidak.

a) Pictorial symbol merupakan sebuah visual representasional yang menyerupai maupun mengacu pada seseorang, tempat, aktivitas, atau objek sehingga dapat dengan mudah diidentifikasi.

Gambar 2.49 Pictorial Symbol Sumber: https://macstore.id/apple-logo-black/

b) Abstract symbol merupakan sebuah visual yang terbentuk melalui penataan ulang secara sederhana maupun kompleks dengan cara melakukan distorsi terhadap tampilan awal suatu bentuk. Hal ini ditujukan untuk menghasilkan sebuah perbedaan gaya ataupun untuk keperluan komunikasi.

37

Perancangan Website Informasi, Christa Bella Evianti, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.50 Abstract Symbol

Sumber: https://icon-icons.com/id/icon/pepsi-logo/168910

c) Nonrepresentational atau nonobjective symbol merupakan sebuah visual yang secara murni diciptakan tanpa merujuk pada suatu hal apapun.

Gambar 2.51 Nonrepresentational Symbol

Sumber:https://www.nikon.com/about/corporate/brand/brand_symbol/im g/logo.svg

d) Letterform merupakan sebuah visual yang berasal dari bentuk sebuah huruf pada nama merek sehingga membentuk simbol tertentu.

Gambar 2.52 Letterform Sumber:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/36/McDonald%27s_

Golden_Arches.svg

e) Character Icon, merupakan trademark dalam wujud karakter yang menampilkan kepribadian suatu merek atau kelompok.

Contohnya adalah emblem, yaitu kombinasi antara tulisan dan

38

Perancangan Website Informasi, Christa Bella Evianti, Universitas Multimedia Nusantara

visual yang selalu ditampilkan dalam satu kesatuan, tidak terpisah.

Gambar 2.53 Emblem Sumber:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Burger_King_logo_(1999).svg

Ilustrasi

Menurut Arntston (2011), ilustrasi adalah bidang seni khusus yang menggunakan gambar sebagai representatif dari pernyataan visual. Ilustrasi biasanya bersifat ekspresionis dan diproduksi sebagai karya komersial dalam media cetak maupun media digital. Selain itu, ilustrasi juga mencakup gambar dan lukisan yang berfungsi sebagai seni rupa untuk ditampilkan dalam pameran (hlm. 151).

Pemilihan ilustrasi oleh seorang desainer didasari oleh kemampuannya untuk menampilkan karakteristik suatu subyek yang tidak dapat diperoleh melalui fotografi. Oleh karena fleksiblitasnya, ilustrasi menjadi sebuah medium yang efektif dalam mempresentasikan emosi, narasi, dan material bersifat fantasi. Wujud dari karya ilustrasi dapat berupa 2 dimensi maupun 3 dimensi yang dapat diperoleh melalui gambar, lukisan, kolase berbagai media, hingga bahkan diproses secara digital (hlm. 152).

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 26-32)

Dokumen terkait