• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan

Dalam dokumen Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung (Halaman 47-53)

BAHAN DAN PERALATAN

6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan

Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun beberapa jenis dan mutu bahan yang digunakan adalah :

1. Air

Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan berdasarkan (Pedoman Beton Indonesia 1971). Dalam percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel semen + pasir dengan memakai air suling, air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air itu pada 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.

2. Semen

Untuk mendapatkan mutu semen yang optimal sebelum digunakan, maka semen harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan didalam NI-8 ( Normalisasi Semen Portland Indoneia ). Salah satu sifat semen yang dapat dilihat dan layak dipakai adalah warna semen abu kehijauan. Mutu beton yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Pasar Karapitan ini adalah K-350. Adapun semen yang

Laporan Kerja Praktek 41

digunakan pada proyek ini adalah semen portland tipe I merek Holcim dan Semen Gresik.

3. Pasir

Pada umumnya dalam pengerjaan suatu pekerjaan ada juga jenis pasir yang digunakan yaitu pasir pasang dan pasir beton. Pasir pasang berwarna agak kecoklat-coklatan dipergunakan untuk membuat adukan yang berfungsi sebagai bahan perekat, misalnya untuk spesi, pasangan bata merah, plesteran tembok dan memasang lantai keramik. Sedangkan pasir beton warnanya agak keabu-abuan dicampur dengan batu kali, kerikil dan semen untuk membuat campuran beton sebagai pengisi beton kolom, balok, pelat lantai dan pondasi.

Adapun beberapa yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pasir adalah sebagai berikut :

1. Terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan..

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat kering ). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.

3. Tidak boleh mengandung terlalu banyak bahan-bahan organis.

Hal ini harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan menggunakan dengan larutan NaOH (Abrams-Harder). Pasir yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan

Laporan Kerja Praktek 42

agregat yang sama tetapi dicuci di dalam lrutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama.

Gambar 6.1.1. Pasir

4. Kerikil

Kerikil adalah agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton yang dan harus memenuhi persyaratan seperti, kerikil harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, kerikil yang mengandung butir-butir pipih dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampui 20% dari berat kerikil seluruhnya, butir-butir kerikil harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ( ditentukan terhadap berat kering ). Apabila kadar lumpur lebih dari 1% maka kerikil harus dicuci dulu, tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, sperti zat-zat yang reaktif alkali, Memiliki kekerasan yang lolos uji, Kekerasan kerikil diperiksa dengan bejana penguji dari rudeloff dengan beban penguji 20 ton, atau dengan mesin pengaus Los Angeles dan Kerikil harus bergradasi baik, apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

- Sisa diatas ayakan 31,5 mm,harus 0% berat.

Laporan Kerja Praktek 43

- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10%.

Selain itu besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat, atau 3/4 jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.

Gambar 6.1.2. Kerikil

5. Besi Tulangan

a. Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan U – 39 (berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana. b. Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya, harus

diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah. c. Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar penggantian

dengan diameter lain hannya diperkenankan atas persetujuan tertulis konsultan pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut dalam gambar atau perhitungan.

Laporan Kerja Praktek 44

Gambar 6.1.3. Macam-macam Tulangan

6. Kawat Pengikat Baja Tulangan

Kawat pengikat digunakan untuk mengikat tulangan atau cincin tulangan agar tetap pada tempatnya sebelum dilakukan pengecoran. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak panas dengan diameter minimum 1 mm dan tidak tersepuh seng (Zn).

Laporan Kerja Praktek 45

7. Kayu

Kayu pada pelaksanaan pembangunan Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung diagunakan sebagai pagar, pembuatan bekisting untuk pengecoran kolom, balok dan pelat. Jenis kayu yang di gunakan untuk pembuatan bekisting dan lain-lain adalah kayu kelapa dan borneo. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kayu khususnya untuk cetakan bekisting seperti kayu harus berkualitas baik, tua tidak bergetah, kering udara, tidak pecah serta lurus, kayu yang digunakan dapat berupa balok, papan tripleks atau multiplex.

Gambar 6.1.5. Kayu Kaso

Laporan Kerja Praktek 46

8. Pelat Besi

Plat Besi pada pelaksanaan pembangunan Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung diagunakan sebagai pembuatan bekisting untuk pengecoran kolom.. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan plat besi khususnya untuk cetakan bekisting ini adalah pada system pengelasan yang harus benar-benar baik, rapi dan sempurna.

Gambar 6.1.7. Plat Besi Bekisting

Dalam dokumen Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung (Halaman 47-53)

Dokumen terkait