• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Assalammu Allaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini, guna memenuhi syarat kelulusan pada mata kuliah Kerja Praktek Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia.

Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah pada Jurusan Teknik Sipil yang bersifat terapan, yaitu langsung terjun ke lapangan pekerjaan. Pada mata kuliah ini Mahasiswa dituntut untuk memperdalam pengetahuan secara praktek di lapangan, dengan teori yang telah didapat di perkuliahan.

Pada kesempatan ini penulis berkesempatan mengikuti praktek pada PT. ARVIRA UTAMANINDO, Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung. Pada saat Kerja Praktek di lapangan ataupun pada saat penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak.

Dari tugas yang telah kami selesaikan, kami menyadari sepenuhnya hasil dari pekerjaan tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami tidak menutup diri terhadap saran-saran dan kritikan yang dapat meningkatkan pengetahuan kami.

Pada kesempatan ini pula kami menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Ukun Sastraprawira, M.Sc, selaku Dekan fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia

2. Bapak Yatna Supriatna, ST., MT., selaku ketua jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia.

(2)

ii

4. Bapak Hervino Febrika S.T dan Bapak Rasnan, Selaku Pembimbing kerja praktek di lapangan

5. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan bantuannya baik berupa moril maupun materil.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat, serta dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi diri masing-masing.

(3)

iii

1.1 Deskripsi Singkat Tentang Proyek 1.2 Riwayat Proses Tender atau Pelelangan 1.3 Sistematika Penulisan Laporan

BAB II DATA PROYEK

2.1 Data Umum Proyek 2.2 Data Teknis Proyek 2.3 Lokasi Proyek

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI

3.1 Pihak-pihak yang terlibat dalam tahap konsetual beserta pola hubungan kerja

(4)

iv

3.3 Pihak-pihak yang terlibat dalam tahap implementasi beserta pola hubungan kerja

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI

4.1 Struktur Organisasi Pemilik 4.2 Struktur Organisasi Konsultan 4.3 Struktur Organisasi Kontraktor 4.4 Posisi peserta KP

4.5 Supplier Proyek

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

5.1 Penjadwalan Kerja

5.2 Laporan Kemajuan Pekerjaan 5.3 Rencana dan Prosedur Pembayaran

BAB VI BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN

6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan

6.2 Tata Cara Penyimpanan Bahan dan Peralatan 6.3 Jenis-jenis peralatan yang digunakan

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

(5)

v 7.4 Pekerjaan Kolom dan Balok 7.4.1 Pekerjaan Kolom

7.4.2 Pekerjaan Balok

BAB VIII PEKERJAAN PRAKTIKAN

8.1 Meninjau dan mengamati pekerjaan di lapangan 8.2 Membantu Pengerjaan Refisi Gambar Struktur

8.3 Membantu membuat saluran air bersih dan kotor pada lantai dasar sesuia gambar struktur

8.4 Menganalisis Perbandingan Pengadaan Scaffolding antara membeli dengan menyewa

8.5 Membantu Pengujian Slump

8.6 Menganalisis Perbandingan Antara Bekisting Kolo menggunakan Kayu dengan Menggunakan Plat Besi

BAB IX PEMBAHASAN MASALAH

9.1 Masalah Akses Transportasi 9.2 Masalah Keselamatan Kerja 9.3 Permasalahan Pengecoran Beton

9.3.1 Ketidak Tepatan Perhitungan Tinggi Coran Kolom dalam Bekisting

(6)

vi

BAB X KESIMPULAN DAN SARAN

10.1 Kesimpulan 10.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)
(8)

viii 7.3.2.2 Penulangan Pondasi Foot Plat 7.3.2.3 Pondasi Foot Plat

7.4.1.1 Penulangan Kolom 7.4.1.2 Denah Kolom 7.4.1.3 Ukuran Kolom

7.4.1.4 Pemasangan Bekisting Kayu dan Plat 7.4.1.5 Pemasangan Bekisting Balok

8.8.3.1 Instalasi Air Bersih dan Kotor Lantai Utama 8.8.5.1 Uji Slump

8.8.6.1 Perbandingan Bekisting Kolom Plat Besi dengan Kayu

9.2.1 Pekerja Tidak Menggunakan Helm Pelindung 9.3.1.1 Pembongkaran Kolom

9.3.2.1 Kerusakan Bekisting Kolom Plat Besi

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

L1 Riwayat Bimbingan

L2 Surat Keterangan berhak KP dari Jurusan (SKP 02)

L3 Surat Pernyataan Diterima Di IKP Kepada Jurusan (SKP 03) L4 Surat Keterangan Telah Selesai KP dari IKP Pada Jurusan (SKP

05)

L5 Gambar Struktur Proyek L6 Data Tiang Pancang L7 Bar Chart

L8 Absensi Peserta KP

L9 Formulir Penilaian Kerja Praktek

L1 – 1 L2 – 1 L3 – 1 L4 – 1

(10)

Laporan Kerja Praktek 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Singkat Tentang Proyek

Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.

Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.

“Pembangunan Pasar Karapitan Bandung” ini dilatar belakangi karena perkembangan kota Bandung saat ini. Seperti diketahui bersama kota Bandung merupakan Ibu Kota dari Jawa Barat. Selain itu Bandung juga merupakan salah satu satu kota terbesar yang terdapat di pulau Jawa setelah kota Jakarta. Salah satu syarat suatu wilayah berhak disebut sebagai suatu Ibu Kota yaitu terdapat pembangunan infrastruktur yang cukup memadai dimana didalamnya terdapat berbagai fasilitas pembangunan seperti perkantoran, kantor pemerintahan, sekolah, rumah sakit dan perdagangan atau pasar.

(11)

Laporan Kerja Praktek 2 ataupun juga untuk pembelian barang-brang kebutuhan pokok. Dengan berbeda-bedanya jenis kebutuhan pokok yang ada pada masyarakat, maka pasar mengelompokan pasar dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis kebutuhan guna mempermudah penanganan dalam proses mendapatkan barang kebutuhan pokok dan lain sebagainya.

Pasar merupakan salah satu tempat fungsional, dimana pasar ini diperuntukan bagi warga masyarakat yang akan menjual dan membeli barang kebutuhan pokok seperti makanan,minuman pakaian dan lain sebagainya. Ada banyak fasilitas lainnya yang ditawarkan Pasar Karapitan Bandung ini, tidak hanya pasar basah dan kering saja yang ada di Pasar Karapitan ini melainkan ada juga fasilitas tempat makan atau food court dan fasilitas sarana berolahraga seperti sepak bola lapangan mini atau futsal.

1.2 Riwayat Proses Pelelangan/Tender

(12)

Laporan Kerja Praktek 3 pada akhirnya pembangunan Pasar Karapitan Bandung dimenangkan oleh PT. Arvira Utamanindo dalam tender tersebut dengan pengajuan perhitungan biaya perencanaan pembangunan mendekati dari perhitungan perencanaan yang direncanakan oleh pemilik melalui konsultan perencana yang ditunjuk.

1.3 Sistematika Penulisan Laporan

Bab I Pendahuluan

Berisikan tentang deskripsi singkat tentang proyek, penjelasan proses tender dan sistematika penulisan laporan

Bab II Data

Berisikan tentang data – data yang di dapat dalam proyek,data umum,data lokasi,data teknis.

Bab III Peserta Proyek Kontruksi

Menjelaskan peserta proyek konstruksi dalam pembangunan proyek, yaitu: Tahap Konseptual, Tahap Definisi, Tahap Pemeliharaan, Praktikan, dan Supplier.

Bab IV Struktur Organisasi

(13)

Laporan Kerja Praktek 4

Bab V Penjadwalan dan Evaluasi Proyek

Menjelaskan tentang ; Planing, Orgenaizing, Controlling serta Aktuating, yang didalamnya terdapat Schedulle pelaksanaan (barchart), laporan kemajuan proyek dan prosedur pembayaran proyek.

Bab VI Bahan dan Peralatan

Dijelaskan mengenai bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

Bab VII Tata Laksana Lapangan

Menjelaskan jenis-jenis urutan pekerjaan mulai dari tahap persiapan sampai pada pelaksanaan pekerjaan kelanjutan proyek selama kegiatan praktikan.

Bab VIII Pekerjaan Praktikan

Menjelaskan kegiatan-kegiatan praktikan selama kerja praktek di proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung.

Bab IX Permasalahan Dilapangan

(14)

Laporan Kerja Praktek 5

Bab X Kesimpulan dan Saran

(15)

Laporan Kerja Praktek 6

BAB II

DATA PROYEK

2.1 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Pasar Karapitan Bandung Lokasi Proyek : Jl. Pungkur No. 255 Bandung

Biaya : Rp. 38.000.000.000,00

( Tiga Puluh Delapan Milyar Rupiah ) Luas Bangunan : 6500 m2

Luas Tanah : 2500 m2 Jumlah Tingkat : 4 Lantai

Pemilik : PD.Pasar Bermartabat Bandung-Jabar Kontraktor Pengembang : PT. Arvira Utamanindo

Alamat : Jl. Danau Toba G II/149 Benhil Jakarta Pusat-Indonaesia

Konsultan Perencana : PT. ACCASIA Engineering Inc

Konsultan Pengawas : PT. ACCASIA Engineering Inc Manajemen Konstruksi : PT. Arvira Utamanindo

Alamat : Jl. Danau Toba G II/149 Benhil Jakarta Pusat-Indonaesia

(16)

Laporan Kerja Praktek 7

2.2 Data Teknis

Luas tanah : 2500 m2 Luas bangunan : 6500 m2 Jumlah Lantai : 4 Lantai Spesifikasi Struktur :

Pondasi : - Pondasi Tiang Pancang Mutu Beton : - K – 350

Mutu Baja : -> ø 19 mm 39 ulir -> ø 16 mm 39 ulir -> ø 10 mm 39 ulir -< ø 10 mm polos Selimut Beton : - Pondasi

- Kolom dan Balok - Plat Lantai Kayu Cetakan : Multiplex

(17)

Laporan Kerja Praktek 8

2.3 Data Lokasi Proyek

Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung 4 lantai di Jl. Pungkur no. 255 Bandung, dapat dilihat pada gambar 2.3.1

(18)

Laporan Kerja Praktek 9

BAB III

PESERTA PROYEK KONTRUKSI

3.1. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Tahap Konseptual Beserta Pola

Hubungan Kerja

3.1.1 Tahap Perencanaan

Gambar 3.1.1.1 Diagram Alir Tahap Perencanaan

Untuk lebih mengefektifkan pekerjaan dan perencanaan dalam pembangunan proyek, maka pemilik menunjuk konsultan perencana yaitu PT. ACCASIA Engineering Inc.

Konsultan Perencana ini bertugas sebagai penasihat Pemilik setelah Pemilik menyampaikan tujuan pembangunan dan segala sesuatu yang menyangkut sistem struktur maupun non struktur dari bangunan yang diinginkan, untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

Pemilik (owner)

PD.Pasar Bermartabat Bandung-Jabar

(19)

Laporan Kerja Praktek 10

Tugas pemilik antara lain :

- Bertanggung jawab atas kelancaran pemberian keputusan

- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana, seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.

Tugas Konsultan Perencana meliputi :

- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan - Perencanaan arsitektural bangunan

- Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan gambar kontruksi

- Perencanaan anggaran biaya, RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) Konsultan Perencana bertanggung jawab atas ketepatan fungsi bangunan, konsep bangunan ruang secara fungsional, estetika dan desain secara keseluruhan.

3.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Definisi Beserta Pola

Hubungan Kerja

3.2.1 Tahap Pelaksanaan

Gambar 3.2.1.1 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan

(20)

Laporan Kerja Praktek 11

Tugas pemilik antara lain :

- Bertanggung jawab atas kelancaran pemberian keputusan

- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana, seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.

- Memonitor kegiatan teknis

Kosultan Perencana bertugas menghadiri rapat yang dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas dan membuat gambar-gambar revisi bila terjadi perubahan dalam rangka penggunaan ruang, fungsi estetika, dan desain secara keseluruhan.

Konsultan Pengawas adalah wakil dari Pemilik yang bertanggung jawab kepada Pemilik atas kerja Kontraktor. Tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah Memantau agar proyek selesai pada waktunya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan menciptakan organisasi kerja yang solid.

Secara umum tugas Konsultan Pengawas adalah :

- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya termasuk pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara pelaksanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.

(21)

Laporan Kerja Praktek 12

- Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian-bagian pekerjaan agar sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.

- Mengawasi, meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.

- Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.

- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi, termasuk juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan, serta pengaruh waktu pelaksanaan pekerjaan.

- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan.

- Meneliti dan mengesahkan gambar-gambar sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di lapangan sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi di lapangan sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

(22)

Laporan Kerja Praktek 13

- Mengusulkan kepada Kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai dengan keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat.

- Memberikan saran dan pendapat kepada pemberi tugas sehubungan dengan penyelesaian masalah yang tumbuh dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. - Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan

(Kontraktor Pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara Pekerjaan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima kedua Pekerjaan.

- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan memberikan usulan jalan keluar beserta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan tersebut.

- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa pemeliharaan.

(23)

Laporan Kerja Praktek 14

Kontraktor bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan yang lancar dan memenuhi persyaratan teknik dan administratif.

Tugas Kontraktor adalah :

- Perencanaan alokasi tenaga kerja, peralatan dan material - Perencanaan alokasi biaya

- Koordinasi di lapangan dan pencatatan - Mengikuti rapat-rapat kordinasi

- Mengajukan usulan perubahan atau perbaikan gambar rencana

- Menjamin pelaksanaan perkerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen kontrak

- Membuat analisa anggaran biaya dan penjadwalan waktu kerja - Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan, serta

- Membuatan dokumentasi kemajuan proyek

3.3. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Tahap Implementasi Beserta Pola

Hubungan Kerja

3.3.1 Tahap Pemeliharaan

Gambar 3.3.1 Diagram Alir Tahap Pemeliharaan

(24)

Laporan Kerja Praktek 15

Pada tahap pemeliharaan dimulai dengan penyerahan pertama. Penyerahan pertama ini dilakukan apabila seluruh pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan dokumen kontrak dan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah selesai seluruhnya dengan sempurna, termasuk hasil uji/test untuk tiap jenis pekerjaan seperti yang ditentukan pada syarat-syarat teknis, dan pembersihan proyek.

Setelah serah terima pertama Kontraktor harus memberikan masa pemeliharaan selama 6 bulan untuk seluruh instalasi yang terpasang.

Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor berkewajiban melaksanakan pemeliharaan setiap dua minggu oleh orang yang ahli, berpengalaman dan trampil.

Kontraktor wajib membiayai setiap bagian pekerjaan yang tidak berfungsi dengan baik selama jangka waktu jaminan setelah proyek diserah terimakan pertama kali.

(25)

Laporan Kerja Praktek 16

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI

4.1 Struktur Organisasi Pemilik

Gambar 4.1.1. Struktur Organisasi Pemilik

4.2 Struktur Organisasi Konsultan Perencana

Kantor Lapangan

Gambar 4.2.1. Struktur Organisasi Konsultan Perencana PT. ACCASIA Engineering Inc

(26)

Laporan Kerja Praktek 17 Tugas Konsultan Perencana meliputi :

- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan - Perencanaan arsitektural bangunan

- Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan gambar kontruksi

- Perencanaan anggaran biaya, RKS

Konsultan Perencana bertanggung jawab atas ketepatan fungsi bangunan, konsep bangunan ruang secara fungsional, estetika dan desain secara keseluruhan.

Tugas dan Tanggung jawab Konsultan Pengawas :

- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya termasuk pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara pelaksanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.

- Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau procurement berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya

di proyek tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan. - Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai

dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.

- Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.

(27)

Laporan Kerja Praktek 18

- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi, termasuk juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan, serta pengaruh waktu pelaksanaan pekerjaan.

- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan.

- Meneliti dan mengesahkan gambar – gambar sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di lapangan sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi di lapangan sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada pemberi tugas.

- Mengusulkan kepada kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai dengan keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat.

(28)

Laporan Kerja Praktek 19

- Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan (kontraktor pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara Pekerjaan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima kedua Pekerjaan.

- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan memberkan usulan jalan keluar beserta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan tersebut

- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa pemeliharaan.

(29)

Laporan Kerja Praktek 20

4.3 Struktur Organisasi Kontraktor

Gambar 4.3.1. Struktur Organisasi Kontraktor Pengembang PT.Arvira Utamanindo

(30)

Laporan Kerja Praktek 21

Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Kontraktor Pengembang / Developer

Contractor:

I.. Project Manager (PM)

Direktur utama telah mengangkat seorang sebagai Project Manager (PM) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur, dan memiliki tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut :

1. Memastikan proses seluruh administrasi dan operasional lapangan perseroan,.telah berjalan dengan baik.

2. Melaporkan kepada Direktur tentang kinerja keseluruhan administrasi,dan operasional lapangan perseroan dan kebutuhan apapun untuk perbaikan secara periodik.

3. Bersama-sama kepala bagian keuangan membuat rencana pengeluaran keuangan rutin yang dilaporkan kepada Direktur secara periodik.

4. Bersama-sama kepala bagian administrasi umum (KBU) menyiapkan dokumen tender.

5. Bertindak sebagai penghubung dengan pihak luar mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan administrasi dan operasional lapangan persero, apabila Direktur behalangan.

6. Dalam melaksanakan tugas, Project Manager (PM) dibantu oleh beberapa staff diantaranya staff administrasi teknik (ST), dan Tenaga ahli (TA).

(31)

Laporan Kerja Praktek 22

8. Secara periodik Project Manager (PM) membuat usulan rencana anggaran biaya berupa rencana operasional project (ROP) pada setiap site kepada Direktur.

9. Berkenaan point 5.8 Project Manager (PM) membuat usulan struktur organisasi site pada setiap site yang berjalan pada Direktur.

10. Dibantu oleh tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh Direktur Berkenaan dengan point 5.8 dan 5.9 membuat usulan metode kerja, metode teknis dan persyaratan-persyaratan teknis lainnya sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang sesuai dengan project yang akan dilaksanakan.

11. Dibantu dengan Tenaga Ahli dan Bagian lainnya yang telah ditunjuk oleh Direktur melakukan kontrol/pengawasan project-project yang berjalan dan dilaporkan pada Direktur.

12. Membuat laporan pertanggung-jawaban project yang berjalan berupa laporan kemajuan pekerjaan dan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan secara periodik.

(32)

Laporan Kerja Praktek 23

II. Site Manager (SM)

Direktur telah mendapat masukan dari Kepala Bagian Administrasi Umum (KBU) dan Project Manager (PM) mengangkat seorang sebagai Site Manager (SM) pada masing-masing Site (Project) yang akan berjalan. Sebagai yang bertanggung jawab langsung kepada Project Manager (PM), dan memiliki tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut :

1. Memastikan proses seluruh Administrasi dan Operasional Site (Project), telah berjalan dengan baik.

2. Melaporkan kepada Kepala Bagian Administrasi Umum (KBU) tentang kinerja keseluruhan administrasi,dan Operasional Site (Project) dan kebutuhan apapun untuk perbaikan secara periodik.

3. Bertindak sebagi penghubung dengan pihak luar mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan administrasi dan Operasional Site (Project), apabila Kepala Bagian Umum (KBU) berhalangan.

4. Site Manager (SM) dapat dibantu oleh beberapa staff yang diangkat oleh Kepala Bagian Administrasi Umum (KBU) atas usulan Site Manager dan bertanggung jawab langsung kepada Site Manager (SM).

5. Karena tugasnya Site Manager (SM) wajib memberikan masukan kepada Project Manager (PM) tentang pengangkatan dan pemberhentian staffnya. 6. Site Manager (SM) wajib membuat usulan rencana anggaran biaya berupa

rencana Operasional Project (ROP) pada Site yang bersangkutan kepada Project Manager (PM).

(33)

Laporan Kerja Praktek 24

8. Site Manager (SM) wajib menjalankan metode kerja, metode teknis dan persyaratan-persyaratan teknis lainnya sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang sesuai dengan project yang akan dilaksanakan.

9. Site Manager (SM) melakukan kontrol/pengawasan pada Siter (project) yang bersangkutan dan dilaporkan kepada Project Manager (PM).

10.Membuat laporan pertanggung-jawaban project yang berjalan berupa laporan kemajuan pekerjaan dan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan secara periodik kepada Project Manager (PM).

11.Membuat usulan perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan kepada Project Manager (PM) untuk segera ditindak lanjuti.

III.Staff Administrasi Teknik (ST)

Direktur telah mendapat masukan dari Kepala Bagian Administrasi Umum (KBU) dan Project Manager (PM) mengangkat seorang sebagai Staff Administrasi Teknik (ST) sebagi yang bertanggung jawab langsung kepada Project Manager (PM), dan memiliki tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut :

1. Memastikan proses seluruh Administrasi dan Opersional Lapangan perseroan, telah berjalan dengan baik.

2. Memastikan kepada Project Manager (PM) tentang kenerja keseluruhan administrasi, dan Operasional Lapangan perseroan dan kebutuhan apapun untuk perbaikan secara periodik.

3. Bersama-sama staff lain membuat rencana pengeluaran keuangan rutin yang dilaporkan kepada Project Manager (PM) secara periodik.

(34)

Laporan Kerja Praktek 25

5. Bertindak sebagai penghubung dengan pihak luar mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan administrasi dan operasional lapangan persero, apabila Project Manager (PM) berhalangan.

6. Secara periodik Staff Administrasi Teknik (ST) membantu membuat usulan recana anggaran biaya berupa Rencana Operasional Project (ROP) pada setiap Site kepada Project Manager (PM).

7. Berkenaan point 5.8 Staff Administrasi Teknik membantu membuat usulan struktur Organisasi Site pada setiap Site yang berjalan kepada Project Manager Lapangan (KBL).

8. Berkenaan dengan point 5.8 dan 5.9 Staff Administrasi Teknik (ST) membantu membuat usulan metode kerja, metode teknis dan persyaratan-persyaratan teknis lainnya sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang sesuai dengan project yang akan dilaksanakan.

9. Membuat laporan pertnggung jawaban project yang berjalan berupa laporan kemajuan pekerjaan dan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan secara periodik kepada Project Manager (PM).

10.Membantu usulan perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan kepada Project Manager (PM) untuk segera ditindak lanjuti.

IV.Tenaga Ahli (TA)

(35)

Laporan Kerja Praktek 26

1. Memastikan proses seluruh Operasional Lapangan perseroan, baik Administrasi, Manajemen, proses maupun cash flow telah berjalan dengan baik.

2. Melaporkan kepada Direktur tentang masukan kinerja keseluruhan Operasional Lapangan perseroan, baik Administrasi, manajemen, proses mauapun cash flow dan kebutuhan apapun untuk perbaikan secara periodik. 3. Dalam melaksanakan tugas, Tenaga Ahli wajib memberikan

masukan-masukan, saran-saran kepada Project Manager (PM).

4. Karena tugasnya Tenaga Ahli wajib memberikan masukan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian tenaga dan staff.

5. Tenaga Ahli (TA) dibantu Bagian lain yang telah ditunjuk oleh Direktur atau tidak dibantu melakukan kontrol/pengawasan project-project yang berjalan dan dilaporkan kepada Direktur dan memberitahukan kepada Project Manager (PM).

V. Administrasi Project

Project Manager (PM) Setelah mendapat usulan Site Manager mengangkat seorang sebagai Staff Administrasi Project yang bertanggung jawab langsung kepada Site Manager (SM), dan memiliki tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut :

1. Memastikan proses seluruh administrasi project, telah berjalan dengan baik. 2. Melaporkan kepada Site Manager tentang kinerja keseluruhan administrasi,

(36)

Laporan Kerja Praktek 27

3. Bersama-sama Staff lain membuat rencana pengeluaran keuangan rutin yang dilaporkan kepada Site Manager (SM) secara periodik.

4. Bertindak sebagai penghubung dengan pihak luar mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Administrasi dan Operasianal Lapangan project, apabila Site Manager berhalangan.

5. Secara periodik Administrasi Project membantu membuat usulan rencana anggaran biaya berupa Rencana Operasional Project (ROP) pada Site/project damana ia berada.

6. Membuat laporan pertanggung-jawaban project yang berjalan berupa laporan kemajuan pekerjaan dan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan secara periodik kepada Site Manager (SM).

7. Membuat usulan perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan kepada Site Manager untuk segera ditindak lanjuti.

VI. Logistik Project

Project Manager (PM) setelah mendapat usulan Site Manager mengangkat seorang sebagai Staff Logistik Project yang bertanggung jawab langsung kepada Site Manager, dan memiliki tanggung jawab serta wewnang sebagai berikut :

1. Memastikan proses seluruh Administrasi Logistik Project, telah berjalan dengan baik.

2. Melaporkan kepada Site Manager tentang kinerja keseluruhan administrasi, Logistik Project dan kebutuhan apapun untuk perbaikan secara periodik. 3. Membuat rencana kebutuhan bagian logistik project dan dilaporkan secara

(37)

Laporan Kerja Praktek 28

4. Dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu Logistik Project dapat dibantu oleh bebrapa staff lain.

VII. Pelaksana Lapangan (Mandor)

Project Manager (PM) setelah mendapat usulan Site Manager mengangkat beberapa Staff sebagai Pelaksana Lapangan (mandor) yang bertanggung jawab langsung kepada Site Manager (SM), dan memiliki tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut :

1. Memastikan pekerjaan Site (project), telah berjalan denagan baik.

2. Melaporkan kepada Site Manager tentang pekerjaan yang menjadi tanggung-jawabnya di site (project) dan kebutuhan apapun untuk perbaikan secara periodik.

3. Bertindak sebagai kepala regu saat pelaksanaan pekerjaan di site/project. 4. Melakukan absensi tenaga kerja harian dan dilaporkan kepada Site Manager

secara periodik.

5. Melaporkan segala kejadian yang terjadi pada site/project dimana ia berada. 6. Dibantu Administrasi Project membuat daftar gaji tenaga kerja baik tenaga

harian maupun tenaga borong pada project dimana ia berada.

7. Menjalankan instruksi kerja secara langsung pada site/project dimana ia berada.

8. Ikut bertanggung jawab pada bahan/material dan peralatan project pada site / project dimana ia berada.

(38)

Laporan Kerja Praktek 29 4.4 Posisi Peserta KP (Kerja Praktek) Dalam Struktur Organisasi Proyek

Posisi perserta KP (Kerja Praktek) pada pelaksanaan proyek pembangunan Pasar Karapitan Bandung ini sebagaimana terdapat pada gambar 4.3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Pengembang (developer contractor) PT. Arvira Utamanindo , adalah sebagai pembantu pada bagian Teknik dalam hal pengawasan pekerjaan dilapangan. Adapun yang menjadi hak dan kewajiban adalah :

- Praktikan menerima intruksi dari pembimbing tentang pekerjaan yang harus dilakukan setiap harinya, pekerjaan yang harus dilakukan diberikan oleh pembimbing dilapangan

- Praktikan berhak untuk bertanya kepada pembimbing dilapangan tentang keadaan pelaksanaan pekerjaan yang tidak dimengerti

- Praktikan harus membuat laporan dari hasil pekerjaan yang dilakukan

4.5 Supplier Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung

Pada pelaksanaan proyek pembangunan Pasar Karapitan Bandung tidak terlepas dari kerja sama dengan perusahaan / instansi terkait lainnya yang bergerak dalam penyediaan barang dan jasa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.1 Supplier Proyek pembangunan Pasar Karapitan Bandung.

(39)

Laporan Kerja Praktek 30

NO Nama Perusahaan Bidang / Jenis Usaha

1 PT. Jaya Mix Beton ready mixed

2 TB. Pusaka Alam

CV. Arjuna Bangkit Abadi Semen Portland 3 TB. Pusaka Alam

CV. Arjuna Bangkit Abadi Pasir dan Split 4 TB. Pusaka Alam

CV. Arjuna Bangkit Abadi Bata Merah

5. TB. Pusaka Alam Besi (Besi Tulangan,Wire

Mesh,dll)

6. UD. Yoan Mulya Scaffolding Scaffolding

7. PD. Sinar Baru Kayu, Multiplex

(40)

Laporan Kerja Praktek 31

BAB V

PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart

Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat, selain merupakan bagian dari manajemen yang baik juga sebagai salah satu faktor pendukung untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud, dalam hal ini sering disebut dengan istilah Time Schedule. Dan juga sebagai sarana kontrol tahap demi tahap dari pekerjaan yang

akan dilaksanakan oleh Kontraktor Pengembang (Developer Contractor). A. Penjadwalan Kerja (Time Schedulle)

Pengertian dari Time Schedule adalah Time berarti waktu, schedulle berarti memasukan kedalam daftar. Time Schedule atau Schedule Time ialah waktu yang telah ditentukan. Jadi yang dimaksud dengan Time Schedule ialah, mengatur rencana kerja dari satu bagian atau unit pekerjaan (H. Bachtiar Ibrahim 1993). Time Schedule meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut ;

1. Schedule Bahan, ialah jadwal bahan-bahan yang diperlukan pada proyek ini menurut jumlah dan jenisnya persatuan waktu.

2. Schedule Peralatan, ialah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada proyek ini menurut jumlah dan fungsi persatuan waktu.

(41)

Laporan Kerja Praktek 32 4. Schedule Biaya, ialah jadwal aliran biaya yang harus dikeluarkan sesuai

schedule bahan, peralatan dan tenaga kerja persatuan waktu.

Dari time Schedule/rencana kerja, kita akan mendapatkan gambaran lama pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan antara satu sama yang lainnya. Keempat hal tersebut harus sesuai pengadaannya sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Tujuan dari pembuatan Time Schedule ini adalah ;

- Untuk menentukan urutan pekerjaan, agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar, dan di capai efisiensi sumber daya dengan mutu pekerjaan yang memenuhi persyaratan teknis.

- Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, bila terjadi keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil kebijakan lain, sehingga tidak terlalu mengganggu kelancaran pekerjaan lain.

Fungsi Time Schedule adalah :

- Untuk memperkirakan jumlah sumber daya (material, manusia, peralatan, dan lain-lain), yang harus disediakan pada waktu-waktu terentu

- Pedoman bagi Kontraktor Pengembang (Developer Contractor) dan Konsultan Pengawas untuk mengatur kecepatan pelaksanaan proyek

- Referensi bagi pemilik, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pengembang (Developer Contractor) untuk mengontrol kemajuan pekerjaan proyek

(42)

Laporan Kerja Praktek 33 - Pedoman bagi Kontraktor Pengembang (Developer Contractor) dan Konsultan Pengawas untuk mengetahui apakah metoda pelaksanaannya cocok diterapkan dalam proyek, atau harus diperbaiki.

Penjadwalan waktu (Time Schedule) dapat dibuat dalam bentuk bagan balok agar mudah dibaca. Bagan balok ini dapat dilihat urutan-urutan pekerjaan yang akan atau sedang dilaksanakan. Dari diagram ini pula dapat diketahui pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara bersamaan (simultan).

Penjadwalan waktu ini merupakan pedoman untuk Kontraktor Pengembang (Developer Contractor) dan Konsultan Pengawas untuk mengontrol apakah pekerjaan sudah sesuai dengan jadwal atau tidak.

B. Bagan Balok (Bar chart)

Bagan balok (bar chart) merupakan salah satu bentuk penjadwalan waktu yang mencantumkan semua unit pekerjaan yang ada, berupa batang horizontal yang menggambar waktu untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan. Dengan bagan tersebut diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang direncanakan.

Bagan balok direncanakan atas dasar kapasitas alat, besarnya pekerjaan, dan rencana waktu penyelesaian. Dari bagan balok ini pula dapat dilihat jenis pekerjaan apa saja yang sedang dilakukan dan pekerjaan yang dapat dikerjakan bersama-sama.

(43)

Laporan Kerja Praktek 34

5.2 Mekanisme Laporan Kemajuan Pekerjaan

Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek tersebut. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

A. Laporan Harian

Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya :

- Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam kerjanya.

- Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut

- Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut - Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan

- Hal–hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik, dan lain lain

- Instruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas

- Catatan hal-hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

B. Laporan Mingguan

(44)

Laporan Kerja Praktek 35 - Jumlah tenaga kerja yang digunakan di lokasi pekerjaan (ada atau tidaknya

penambahan atau pengurangan pada minggu tersebut)

- Jumlah bahan yang terpakai dari yang dipesan pada minggu tersebut.

- Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, peringatan-peringatan, evaluasi dari Konsultan Pengawas terhadap jalannya pembangunan proyek.

- Catatan dari Konsultan Pengawas tentang bobot pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan minggu itu, disertai peringatan jika ada keterlambatan.

Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan selama seminggu waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan laporan harian. Pada laporan ini dapat diketahui :

- Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu - Kemajuan pekerjaan tiap minggu

- Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan, dilaporkan pula kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang dapat dilihat pada Time Schedule, berdasarkan ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan berdasarkan Time Schedule.

C. Laporan Bulanan

(45)

Laporan Kerja Praktek 36 tersebut. Laporan bulanan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari Konsultan Pengawas terhadap kondisi fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan berikut proses-proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan untuk penagihan bulanan. Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek.

5.4 Rencana Dan Prosedur Pembayaran

Rencana dan prosedur pembayaran pada proyek sebagaimana hasil dari keputusan tender bahwa sistem pembayaran adalah dengan cara bagi hasil antara pihak pemilik dengan pihak kontraktor pengembang dari hasil penjualan kios dan sewa sarana pasar yang lain seperti foodcourt dan lapangan futsal. Secara terperincinya adalah sebagai berikut dimana pada awal mulanya pihak pemilik yakni PD. Pasar Bermartabat Bandung ingin mendirikan Pasar Karapitan, namun pihak pemilik tidak memiliki anggaran untuk pembangunan pasar tersebut, dengan demikian pemilik melakukan pelelangan tender dengan meminjam anggaran terlebih dahulu kepada kontraktor pengembang pemenang tender atau dengan istilah lain pemilik meminta kepada kontraktor pengembang untuk menutupi kekurangan anggran tersebut. Adapun prosedur pembayaran yang dilakukan pihak pemilik kepada pihak kontraktor pengembang pemenang tender nantinya adalah dengan cara bagi hasil dari hasil penjualan kios dan sewa sarana pasar lain.

(46)

Laporan Kerja Praktek 37 kepada pihak kontraktor pengembang untuk disewakan kepada konsumen sampai anggaran yang telah dikeluarkan oleh kontraktor pengembang tergantikan secara keseluruhan yang nantinya apabila seluruh anggaran yang telah dikeluarkan pihak kontraktor pengembang tergantikan maka Pasar Karapitan ini akan dikembalikan seutuhnya kepada pihak pemilik yaitu PD. Pasar Bermartabat Bandung. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa kontraktor pengembang melakukan pembangunan pasar, pemasaran pasar dan pengembalian pasar.

(47)

Laporan Kerja Praktek 40

BAB VI

BAHAN DAN PERALATAN

6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan

Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun beberapa jenis dan mutu bahan yang digunakan adalah :

1. Air

Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan berdasarkan (Pedoman Beton Indonesia 1971). Dalam percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel semen + pasir dengan memakai air suling, air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air itu pada 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.

2. Semen

(48)

Laporan Kerja Praktek 41

digunakan pada proyek ini adalah semen portland tipe I merek Holcim dan Semen Gresik.

3. Pasir

Pada umumnya dalam pengerjaan suatu pekerjaan ada juga jenis pasir yang digunakan yaitu pasir pasang dan pasir beton. Pasir pasang berwarna agak kecoklat-coklatan dipergunakan untuk membuat adukan yang berfungsi sebagai bahan perekat, misalnya untuk spesi, pasangan bata merah, plesteran tembok dan memasang lantai keramik. Sedangkan pasir beton warnanya agak keabu-abuan dicampur dengan batu kali, kerikil dan semen untuk membuat campuran beton sebagai pengisi beton kolom, balok, pelat lantai dan pondasi.

Adapun beberapa yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pasir adalah sebagai berikut :

1. Terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan..

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat kering ). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.

3. Tidak boleh mengandung terlalu banyak bahan-bahan organis.

(49)

Laporan Kerja Praktek 42

agregat yang sama tetapi dicuci di dalam lrutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama.

Gambar 6.1.1. Pasir

4. Kerikil

Kerikil adalah agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton yang dan harus memenuhi persyaratan seperti, kerikil harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, kerikil yang mengandung butir-butir pipih dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampui 20% dari berat kerikil seluruhnya, butir-butir kerikil harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ( ditentukan terhadap berat kering ). Apabila kadar lumpur lebih dari 1% maka kerikil harus dicuci dulu, tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, sperti zat-zat yang reaktif alkali, Memiliki kekerasan yang lolos uji, Kekerasan kerikil diperiksa dengan bejana penguji dari rudeloff dengan beban penguji 20 ton, atau dengan mesin pengaus Los Angeles dan Kerikil harus bergradasi baik, apabila diayak harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

- Sisa diatas ayakan 31,5 mm,harus 0% berat.

(50)

Laporan Kerja Praktek 43

- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10%.

Selain itu besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat, atau 3/4 jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.

Gambar 6.1.2. Kerikil

5. Besi Tulangan

a. Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan U – 39 (berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana. b. Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya, harus

diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah. c. Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar penggantian

(51)

Laporan Kerja Praktek 44

Gambar 6.1.3. Macam-macam Tulangan

6. Kawat Pengikat Baja Tulangan

Kawat pengikat digunakan untuk mengikat tulangan atau cincin tulangan agar tetap pada tempatnya sebelum dilakukan pengecoran. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak panas dengan diameter minimum 1 mm dan tidak tersepuh seng (Zn).

(52)

Laporan Kerja Praktek 45

7. Kayu

Kayu pada pelaksanaan pembangunan Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung diagunakan sebagai pagar, pembuatan bekisting untuk pengecoran kolom, balok dan pelat. Jenis kayu yang di gunakan untuk pembuatan bekisting dan lain-lain adalah kayu kelapa dan borneo. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kayu khususnya untuk cetakan bekisting seperti kayu harus berkualitas baik, tua tidak bergetah, kering udara, tidak pecah serta lurus, kayu yang digunakan dapat berupa balok, papan tripleks atau multiplex.

Gambar 6.1.5. Kayu Kaso

(53)

Laporan Kerja Praktek 46

8. Pelat Besi

Plat Besi pada pelaksanaan pembangunan Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung diagunakan sebagai pembuatan bekisting untuk pengecoran kolom.. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan plat besi khususnya untuk cetakan bekisting ini adalah pada system pengelasan yang harus benar-benar baik, rapi dan sempurna.

Gambar 6.1.7. Plat Besi Bekisting

6.2 Tata Cara Kontrol dan Pengendalian Mutu Bahan

Pengawas lapangan berhak memeriksa bahan dan pabrikasi semua bahan yang berkenaan dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang memastikan ukuran jumlah dan pabrikasi toleransi. Pemeriksaan dan pengujian pada bahan dan penyelesaian akhir harus sesuai dengan standar yang berlaku untuk bahan-bahan tersebut

(54)

Laporan Kerja Praktek 47

kesinambungan pengadaan bahan bangunan merupakan hal yang penting Untuk mengontrol dan pengendalian pada mutu bahan pada proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung sesuai Sistem dan Prosedur Mutu.

Kualitas bahan-bahan bangunan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas pekerjaan dan produk hasil pembangunan. Oleh karena itu, persyaratan bahan dicantumkan di dalam RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat ) agar didapatkan mutu yang sesuai dengan yang disyaratkan.

6.3 Tata Cara Penyimpanan Bahan dan Peralatan Bangunan

Berdasarkan cara penyimpanan bahan bangunan pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bahan-bahan yang disimpan ditempat pekerjaan/diluar, maksudnya di alam terbuka, tak terlindungi dari pengaruh hujan, panas matahari, kelembaban udara dan angin, seperti : pasir, batu, pecah, bata merah berkisting, dan lain sebagainya.

2. Lahan yang terlindung/gudang penyimpanan, maksudnya tempat yang terlindung dari air hujan, panas matahari dan terlindung dari bahaya pencurian seperti : Scaffolding, paku, kawat pengikat, panel bekisting, baja tulangan, pipa-pipa, semen portland dan lain-lain.

(55)

Laporan Kerja Praktek 48

1. Semen Portland

Penyimpanan semen portland harus disimpan dalam gudang yang kering tidak lembab atau bocor bila hujan, dan ditumpuk diatas lantai yang kering. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Penyimpanan harus selalu terpisah setiap periode.

2. Pasir dan Kerikil

Penyimpanan pasir kerikil dilapangan diletakan tidak berjauhan dengan tempat pengerjaan serta area penyimpanan harus bersih dari sampah atau sisa-sisa bangunan yang masih tersisa.

(56)

Laporan Kerja Praktek 49

3. Tulangan

Semua besi tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung dan bebas lembab, dipisahkan sesuai diameter, mutu baja serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus dibersihkan dari segala macam kotoran, lemak serta karat.

Gambar 6.3.3. Besi Tulangan

4. Scaffolding,

(57)

Laporan Kerja Praktek 50

Gambar 6.3.4. Penyimpanan Scaffolding

Untuk memudahkan pengambilan maksimal penumpukan 2 meter, seperti pada gambar scaffolding ditumpuk dengan rapi selain untuk memudahkan pengerjaan juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih.

5. Panel/Bekisting

Penyimpanan Panel/Bekisting disimpan dilahan kosong yang tidak mengganggu aktivitas kerja. Panel/bekisting harus ditumpuk rapi maksimal penumpukan adalah 2 meter, agar dalam pemakaian tidak terdapat cacat, memudahkan pengerjaan juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.3.3 Penyimpanan Panel/Beksiting

(58)

Laporan Kerja Praktek 51

Gambar 6.3.5. Penyimpanan Beksiting

6. Wire Mesh

Wire Mesh merupakan tulangan langsung jadi atau pabrikasi yang digunakan untuk penulangan pada pengecoran plat lantai dengan bentuk persegi panjang menyerupai jaring net lapangan tenis dengan ukuran tiap kotak 15 cm x 15 cm.

(59)

Laporan Kerja Praktek 52 7. Plat Bondek Baja Ringan

Plat bondek baja ringan adalah plat baja ringan sistem pabrikasi yang digunakan untuk lapisan dasar dalam pengecoran lantai pengganti multiplex yang letaknya di tempelkan pada balok yang fungsinya sebagai penahan coran lantai dan sekaligus berfungsi juga sebagai profil langit-langit dan digunakan pada pengerjaan lantai selanjutnya kecuali lantai dasar.

Gambar 6.3.7 Plat Bondek Baja Ringan

6.4 Jenis-jenis Peralatan Yang Digunakan

(60)

Laporan Kerja Praktek 53

Pada pelaksanaan pembangunan proyek ada beberapa peralatan yang dipergunakan pada perlaksanaannya, yang dapat ditulis dan dijelaskan pada laporan ini diantaranya adalah :

1. Concrete Pump,

Adalah jenis peralatan yang digunakan sebagai alat penyalur coran dari molen kedalam area cetakan bekisting untuk di cetak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.4.1Concrete Pump.

Gambar 6.4.1. Concrete Pump

a. Vibrator

Adalah alat penggetar beton yang dipakai untuk pengecoran, dengan tujuan agar didapat adukan beton yang padat, tidak berongga, sehingga diperoleh kekuatan beton yang diinginkan.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Vibrator :

(61)

Laporan Kerja Praktek 54

- Selama penggetaran belalai tidak boleh digerakan secara horizontal, karena hal ini menyebabkan pemisahan bahan-bahan.

- Harus dijaga agar ujung belalai tidak mengenai bekisting atau bagian beton yang sudah mengeras karena dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada bekisting.

- Jarak antara pemasukan belalai harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

- Slump dari adukan beton tidak boleh melebihi 12.5 cm agar tidak terjadi segregasi pada waktu digetarkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.4.2 Vibrator

Gambar 6.4.2Vibrator

b. Water Pump

(62)

Laporan Kerja Praktek 55

pompa bahan bakar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.4.3 Water Pump.

Gambar 6.4.3 Water Pump

c. Scaffolding

Adalah alat yang biasa digunakan untuk membantu pembuatan / menahan cetakan bekisting pada saat pengecoran biasanya jumlahnya sangat banyak dan beragam yang disesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan sesuai ukuran. Scaffolding tidak boleh dibongkar apabila keadaan beton masih basah atau belum

kering dan biasanya waktu untuk pembongkaran telah ditentukan sesuai dengan syarat beton sudah dianggap cukup mengeras.dapat dilihat pada gambar 6.4.4

(63)

Laporan Kerja Praktek 56

d. Gerobak Dorong (lori)

Dapat berfungsi sebagai alat pengangkut material maupun adukan beton ketempat yang agak jauh dari beton molen. Kadang-kadang alat itu digunakan untuk membawa sejumlah alat-alat atau bahan-bahan misalnya; pasir, kerikil, bata merah dan lain-lain, dari suatu tempat ketempat lain dalam proyek. Alat ini didorong oleh tenaga manusia.

Gambar 6.4.5. Gerobak lori

e. Alat Pembesian

Alat pembesian ini terdiri dari :

1. Alat pemotong besi tulangan, yang berfungsi untuk memotong besi tulangan agar sesuai dengan panjang yang dikehendaki.

2. Alat pembengkok tulangan yang berfungsi untuk membengkokan atau membentuk besi tulangan sesuai dengan bentuk yang telah di tentukan. 3. Tang, yang berfungsi untuk mengikat kawat tulangan pada besi tulangan.

(64)

Laporan Kerja Praktek 57

Gambar 6.4.6. Pemotong Besi

f. Alat Las Elektroda (Listrik)

Las Listrik Elektroda pada Proyek Pembangunan Pasar Karapitan ini digunakan untuk mengelas pembuatan bekisting dengan plat besi.

Gambar 6.4.7. Las Elektroda

g. Molen

Pengunaaan molen pada suatu proyek sangat besar manfaatnya, karena dapat diperoleh campuran yang lebih merata dan homogen, sehingga didapatkan mutu yang lebih baik. Selain itu dapat juga mempersingkat waktu pengadukan.

Ada dua macam molen, yaitu :

(65)

Laporan Kerja Praktek 58

Gambar 6.4.6 Molen Biasa

2. Molen yang dipasang pada truk yaitu digunakan untuk membawa adukan ready mixed concrete dari perusahaan pembuat dilokasi proyek. Molen jenis ini berfungsi untuk menjaga supaya beton tidak mengeras selama perjalanan ke lokasi proyek. Kapasitasnya ± 5 m3.

(66)

Laporan Kerja Praktek 59

BAB VII

TATA LAKSANA LAPANGAN

7.1 Pekerjaan Persiapan

Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi : 1. Pekerjaan Pemagaran

Pekerjaan pemagaran adalah pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang akan dibangun terhadap lahan yang lain. Bahan yang digunakan untuk pagar kayu secukupnya seperti, kaso, balok dan sejenisnya yang memungkinkan untuk pembuatannya yang berfungsi sebagai penguat dan untuk penempelan seng pembatas tersebut/pagar.

2. Pekerjaan Pembersihan

(67)

Laporan Kerja Praktek 60

3. Pekerjaan sementara dan fasilitas kantor

Kontraktor diminta menyediakan lokasi yang akan digunakan untuk menyediakan kantor, penginapan, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan atas persetujuan Direksi.

Dalam waktu 7 hari setelah kontraktor menerima surat penyerahan lapangan (SPL), kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar situasi yang menunjukan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas bekerja seperti kantor, bengkel; gudang, tempat untuk peralatan-peralatan, penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitas-fasilitas air kerja, jaringan listrik dan jaringan sanitasi

Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia atau dinas-dinas lain yang berhubungan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas kontraktor termasuk tenaga kerja, dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atas tuntutan sebagai akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang di perlukan untuk misalnya kantor kerjanya, perumahan dan makan serta akomodasi untuk para pekerja.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum dan air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

(68)

fasilitas-Laporan Kerja Praktek 61

fasilitas mandi dan cuci bagi para pekerjanya dimana pekerjaan sedang dilaksanakan.

Kontraktor harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk semua penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus menaggung semua biaya yang diperlukan untuk maksud tersebut diatas. Kontraktor harus melengkapi fasilitas alat-alat pertolongan pertama (P3K) ditempat pekerjaan.

4. Jalan masuk dan kontruksi jalan pencapaian

Jalan masuk kedalam halaman komplek ini, harus diadakan oleh kontraktor menurut petunjuk pada gambar atau petunjuk konsultan pengawas. Kontraktor harus membangun dan memliharanya selama pekerjaan berlangsung, semua jalan-jalan sementara dan jalan-jalan kontruksi untuk kesemua tempat bagian pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai harus dibongkar dan diperbaiki sesuai petunjuk konsultan pengawas, seluruh biaya tersebut diatas menjadi tanggung jawab kontraktor.

5. Membuat direksi keet

Paling lambat dalam tujuh hari setelah dikeluarkannya surat perintah mulai pekerjaan (SPMK), kontraktor harus membuat untuk Direksi (direksi keet). direksi keet seluas 18 m 2 berikut perlengkapannya selama pekerjaan berjalan:

4 buah meja tulis lengkap dengan laci 1 set kursi tamu

2 buah papan tulis

(69)

Laporan Kerja Praktek 62

1 buah lemari 12 buah kursi lipat 6. Pekerjaan pengukuran

Pekerjaan ini dibagi 3 tahap :

Tahap sebelum pelaksanaan dimulai

Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran, pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan.

Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan dilaksanakan pertama (100 %), kontraktor harus melakukan pengukuran terhadap apabila pekerjaannya telah selesai 100 %

7. Menyediakan air kerja dan fasilitas listrik

Untuk kebutuhan air bersih dan listrik kerja, berkoordinasi dengan pihak bagian umum dari kontraktor.

7.2 Pekerjaan Tanah

Yang dimaksudkan pekerjaan tanah disini adalah pekerjaan penggalian tanah untuk pemasangan pondasi. Adapun pekerjaannya adalah :

Galian Pondasi Tiang Pancang

(70)

Laporan Kerja Praktek 63

Gambar 7.2.1. Denah dan Letak Galian Pondasi Tiang pancang

Alat-alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :

1. Balincong 2. Cangkul 3. Sekop 4. Katrol 5. Sondir

6. Water Pump + Selang 7. Ember

(71)

Laporan Kerja Praktek 64

Adapun untuk detail dari pondasi tiang pancang dapat dilihat dari Gambar 7.2.2. Detail Tiang Pancang

Gambar 7.2.2. Detail Tiang Pancang

(72)

Laporan Kerja Praktek 65 Pelaksanaan pekerjaan galian pondasi tiang pancang sebagai berikut :

1. Sebelum pekerjaan galian pondasi tiang pancang dimulai, lokasi galian pondasi tiang pancang ditentukan terlebih dahulu dan penentuan letak dari titik-titik galian pondasi dilakukan dengan menggunakan theodolit / water pass dengan mengacu pada gambar kerja yang telah disetujui.

Gambar 7.2.3. Theodolit.

2. Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat.

3. Setelah pengukuran dengan alat theodolit selesai, maka proses pemasangan bowplank serta penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As yang berbeda, sehingga didapat titik As untuk galian pondasi.

(73)

Laporan Kerja Praktek 66

Urugan dan Timbunan

a. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pekerjaan urugan/timbunan telah disetujui pengawas lapangan. b. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pekerjaan pengurugan sebelum

pengerjaan terdahulu disetujui pengawas lapangan.

c. Bahan galian yang sesuai dengan bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh kontraktor ditempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pengerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi pengurugan harus disetujui pengawas lapangan.

Pemadatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan yang memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk memadatkan tanah kohesif digunakan Self Propelled Tamping Roller atau Towed Sheep Roller. Smoot Wheel

Vibratory Roller digunakan untuk mamadatkan tanah berbutir. Pemadatan

dengan menyiram atau menyemprot tidak dizinkan.

(74)

Laporan Kerja Praktek 67

Gambar 7.2.4 Alat Pemadatan

7.3.1 Pekerjaan Pondasi

7.3.1 Pondasi Foot Plat

Pondasi Foot Plat ini adalah sejenis pondasi telapak atau pondasi setempat. Pada Pondasi Foot Plat ini tidak dilakukan penggalian, karena pondasi ini berdiri diatas pondasi tiang pancang. Pondasi telapak (Foot Plat) direncanakan menggunakan pondasi telapak beton setempat. Pondasi telapak beton diletakkan pada permukaan pondasi tiang pancang, dengan kedalaman seperti yang ditunjukan pada gambar rencana.. Dalam menetukan kedalaman dasar pondasi di lapangan, kontraktor harus meminta persetujuan pihak Pengawas/Konsultan Perencana. Proses pelaksanaan pondasi foot plat ini dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan sloop. Pada pondasi setempat (Foot Plat) menggunakan mutu beton K-350 dan mutu baja tulangan D-16.

(75)

Laporan Kerja Praktek 68

Pondasi Foot Plat type I sebanyak 12 titik dengan ukuran 80 cm x 80 cm yang berfungsi sebagai penyangga kolom utama.

Pondasi Foot Plat type II sebanyak 44 titik dengan ukuran 130 cm x 50 cm yang berfungsi sebagai penyangga kolom biasa.

Pondasi Foot Plat type III sebanyak 4 titik dengan ukuran 130 cm x 119 cm yang berfungsi sebagai penyangga kolom tumpuan.

Pondasi Foot Plat type IV sebanyak 4 titik dengan ukuran 130 cm x 130 cm yang berfungsi sebagai penyangga kolom utama.

(76)

Laporan Kerja Praktek 69

Alat-alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi Foot Plat adalah sebagai berikut :

1. Unting – unting atau bandul. 2. Kakak tua (Gegep).

3. Vibrator Concrete. 4. Mesin Kompresor.

5. Roskam atau Bilah perata. 6. Lori.

Pelaksanaan pekerjaan pondasi foot plat adalah sebagai berikut :

1. pada pelaksanaan pekerjaan pondasi foot plat ini dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan sloop, Dan sebelum dilakukan pemasangan bekisting terlebih dahulu dasar atau alasnya diratakan dulu dengan menggunakan adukan dengan campuran 1Pc : 4 Ps supaya permukaanya rata.

2. setelah permukaannya rata, baru dipasang bekisting (papan cetakan dari bahan multiplek) dengan ketebalan ± 1 cm, supaya tidak terjadi perubahan pada waktu pengecoran.

3. Lalu dilakukan pembesian atau pemasangan besi tulangan untuk pondasi foot plat yang dilakukan secara bersamaan dengan pembesian sloop dan kolom dengan ukuran besi tulangan D-16 (diameter 16 mm).

(77)

Laporan Kerja Praktek 70

Gambar 7.3.2.2 Penulangan Pondasi Foot Plat.

4. Setelah proses pembesian selesai, baru dilakukan pembersihan bekisting yang sudah dipasang tulangan dengan menggunakan compressor, supaya tidak ada bahan-bahan yang dapat mengganggu pada proses pengecoran.

5. Kemudian dilakukan pengecoran dengan menggunakan coran beton ready mixed K-350 yang penyuplaiannya dilakukan secara manual dengan menggunakan roda angkut atau lori lalu coran diratakan dengan menggunakan roskam/bilah perata supaya didapat hasil permukaan coran yang baik dan rata.

(78)

Laporan Kerja Praktek 71 7.4 Pekerjaan Kolom dan Balok

Fungsi utama kolom dalam struktur adalah sebagai penyalur beban vertikal yang akan dilanjutkan ke masing-masing pondasi. Dan besar beban yang harus disalurkan inilah yang dapat mempengaruhi besar kecilnya ukuran kolom dan banyaknya tulangan yang akan dipakai.

7.4.1 Pekerjaan Kolom

Sebelum proses pengecoran terlebih dahulu dilakukan pembesian. Pada pekerjaan kolom lantai 1, proses pembesian kolom digabungkan dengan pembesian pondasi telapak (Foot Plat) dengan cara dari kedua ujung besi antara tulangan pokok pondasi dengan tulangan kolom dilengkungkan sehingga saling terkait antara tulangan satu dengan yang lainnya. Lihat gambar.7.4.1.1 Pekerjaan Penulangan Kolom.

(79)

Laporan Kerja Praktek 72

Adapun data-data kolom yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Jenis beton yang digunakan adalah beton ready mixed dengan mutu K-350. Tinggi kolom 300 cm.

Jenis tulangan pokok yang digunakan adalah D-Φ 19 mm (baja ulir). Jenis tulangan sengkang yang digunakan D-Φ 10 mm (baja ulir).

Pada pekerjaan ini panjang besi untuk kolom diusahakan tidak memiliki sambungan, mulai dari pondasi sampai plat lantai dua dan ditambah dengan panjang penyaluran sebesar ± 90 cm yang berfungsi sebagai panjang penyaluran pada kolom berikutnya, serta dengan jarak sengkang ± 15 cm. Untuk denah pemasangan kolom dapat dilihat pada Gambar 7.4.1.2. Denah Kolom

Gambar

Tabel. 4.4.1 Supplier Developer Contractor  Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung
Gambar 6.1.1. Pasir
Gambar 6.1.2. Kerikil
Gambar 6.1.3. Macam-macam Tulangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan proyek, sering terjadi adanya beberapa material yang disiapkan oleh pemilik.Masalah akan terjadi apabila pemilik terlambat menyediakan material

Bila sebuah proyek pembangunan mengalami permasalahan tentang kesalahan teknis dalam pekerjaan maka hal yang perlu dilakukan adalah pihak kontraktor meminta toleransi kepada pihak

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya

Sehingga dalam hal ini, penelitian ini akan mengimplementasikan konsep Last Planner System (LPS) pada proyek konstruksi dan evaluasi progress pekerjaan pada proyek

Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dilaksanakan oleh PT. Adhi Persada Gedung, selaku kontraktor pada proyek pembangunan Gedung Pasar Legi Ponorogo. Prinsip pekerjaan

 Manajer proyek akan mengubah jadwal proyek atau rencana kerja untuk mengakomodasi perubahan yang telah disetujui dan mempresentasikannya dalam meeting kemajuan proyek

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek Ketika kita melakukan langkah perencanaan, salah satu hal yang penting adalah memahami apa tujuan yang akan dicapai

Salah satu hasil dari perencanaan yaitu penjadwalan proyek, yang dapat memberikan informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya,