• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Jabatan Aparatur Sipil Negara

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI APARATUR SIPIL NEGARA

2.4 Jabatan Kepegawaian

2.4.2 Jenis-jenis Jabatan Aparatur Sipil Negara

Jabatan ASN pada UU No. 5 tahun 2014 berbeda jauh dengan jabatan PNS yang berdasarkan pada sistem birokrasi baik itu dari segi istilah dan fungsi pokoknya. Kedudukan jabatan PNS pada sistem birokrasi indonesia yang berlaku sebelum diundangkannya UU No. 5 tahun 2014 dianggap belum sempurna menjadi satu pertimbangan pelaksanaan reformasi birokrasi. Pada sistem birokrasi pemerintah sebelum diundangkannya UU No. 5 tahun 2014 dikenal adanya jabatan karier, yaitu sebuah jabatan dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dimaksud dapat dibedakan menjadi dua macam jabatan yaitu sebagai berikut:

1) Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh jabatan struktural di PNS Pusat adalah: Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh jabatan struktural di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor,

22

kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris camat, lurah, dan sekretaris lurah.

2) Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor.

Berdasarkan pada UU No. 5 tahun 2014 dalam hal jabatan ASN diatur pada pasal 13. Dimana jenis jabatan ASN terdiri dari jabatan administrasi, jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan tinggi. Jabatan administrasi pada ASN seperti yang ada pada pasal 13 tersebut adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik, dan administrasi pemerintahan serta pembangunan. Pejabat administrasi adalah pegawai ASN yang menduduki jabatan administrasi pada instansi pemerintah. Jabatan administrasi dibagi lagi menjadi tiga dan diatur dalam pasal 14, dimana jenis jabatan administrasi terdiri atas: a. Jabatan administrator, dimana merupakan jabatan yang bertanggung jawab

memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.

b. Jabatan pengawas, dimana merupakan jabatan yang sebagaimana bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana.

c. Jabatan pelaksana, dimana merupakan jabatan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Jabatan fungsional pada ASN seperti yang ada pada pasal 13 tersebut adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. Jabatan fungsional dibagi lagi menjadi dua jenis jabatan fungsional sebagaimana yang diatur dalam pasal 18 yang menyatakan bahwa:

Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan.

(2) Jabatan fungsional keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. ahli utama;

b. ahli madya; c. ahli muda; dan d. ahli pertama.

(3) Jabatan fungsional keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. penyelia; b. mahir; c. terampil; dan d. pemula.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Jabatan pimpinan tinggi seperti yang ada pada pasal 13 tersebut adalah sekelompok jabatan tertinggi pada instansi dan perwakilan. Jabatan pimpinan tinggi dibagi lagi menjadi tiga jenis jabatan pimpinan tinggi sebagaimana yang diatur dalam pasal 19 yang menyatakan bahwa:

(1) Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas: a. jabatan pimpinan tinggi utama; b. jabatan pimpinan tinggi madya; dan c. jabatan pimpinan tinggi pratama.

(2) Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi Pemerintah melalui:

a. kepeloporan dalam bidang: 1. keahlian profesional;

2. analisis dan rekomendasi kebijakan; dan 3. kepemimpinan manajemen.

b. pengembangan kerja sama dengan instansi lain; dan

c. keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku ASN.

(3) Untuk setiap Jabatan Pimpinan Tinggi ditetapkan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2.5 Disiplin Pegawai Negeri Sipil

2.5.1 Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Sebelum membahas mengenai displin PNS secara lebih mendalam, ada baiknya terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti atau makna dari displin itu sendiri. Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.23 Selain itu yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat yang berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku

23

dalam masyarakat.24 Menurut Sutopo Yuwono diungkapkan bahwa disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan.25 Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine juga telah memberikan definisi dari disiplin, dimana disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.26

Jadi Disiplin PNS adalah kesanggupan dari PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan serta peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin. Peraturan disiplin adalah suatu peraturan yang memuat keharusan, larangan, dan penjatuhan sanksi apabila keharusan tidak dilaksanakan dan larangan itu dilanggar. Bentuk lain dari disiplin bagi PNS adalah ketepatan dalam melaksanakan tugas kerjanya atau lebih menekankan pada output (hasil). Seorang PNS dituntut untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas sesuai dengan aturan dan jadwal yang telah ditentukan.

Pada lingkungan pegawai negeri dalam rangka menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas dan pekerjaan, telah dibuat suatu ketentuan peraturan disiplin bagi PNS. Mengenai ketentuan peraturan disiplin PNS yang dimaksud telah diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2010 nomor 74 dan tambahan

24

Wirjo Surachmad, 1993, Wawasan Kerja Aparatur Negara, Pustaka Jaya, Jakarta, hlm.24.

25

Nurlita Witarsa, 1988, Dasar-Dasar Produksi, Karunika, Jakarta, hlm. 102.

26

I.S. Livine, 1980, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, terjemahan oleh Iral Soedjono, Cemerlang, Jakarta, hlm. 71.

lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5135), yang selanjutnya disebut PP No. 53 tahun 2010 ini mengatur hal-hal seperti kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran. Bagi PNS yang dijatuhi hukuman disiplin diberikan hak untuk membela diri melalui upaya administratif, sehingga dapat dihindari terjadinya kesewenang-wenangan dalam penjatuhan hukuman disiplin.

2.5.2 Macam-macam Larangan bagi Pegawai Negeri Sipil

PNS sebagai unsur dari aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat selain mempunyai hak dan kewajiban terdapat juga larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar oleh PNS dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya untuk negara, dimana seorang PNS dilarang untuk hal-hal seperti yang telah diatur dalam pasal 4 PP No. 53 tahun 2010 yaitu sebagai berikut :

1. Menyalahgunakan wewenang;

2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun untuk pihak lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain atau pada lembaga atau organisasi internasional;

4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau menjadi bagian lembaga swadaya masyarakat asing;

5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik itu barang yang bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;

6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara;

7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;

8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

10.Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

11.Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

12.Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:

a) Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;

b) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;

c) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau d) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara 13.Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:

a) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau b) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;

14.memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan 15.memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,

dengan cara:

a) terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;

b) menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;

c) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau d) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

2.5.3 Jenis-jenis Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. PNS yang melakukan

pelanggaran disiplin dapat dijatuhi hukuman displin oleh pejabat yang berwenang untuk menghukum.27 Berdasarkan pada PP No. 53 Tahun 2010 Jenis-Jenis Pelanggaran Disiplin PNS dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut : 1. Pelanggaran terahadap kewajiban PNS,

2. Pelanggaran terhadap terhadap larangan bagi PNS.

Mengenai pelanggaran terhadap kewajiban diatur dalam pasal 8, pasal 9, dan pasal 10. Sedangkan Pelanggaran terhadap terhadap larangan bagi PNS diatur dalam pasal 11, pasal 12, dan pasal 13 PP No. 53 Tahun 2010.

2.5.4 Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil A. Tingkat Hukuman Disiplin

Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena telah melanggar peraturan disiplin PNS. Pelanggaran itu bisa berupa pelanggaran terhadap kewajiban PNS dan pelanggaran terhadap larangan bagi PNS. Berbicara tentang Disiplin PNS, maka harus mengetahui juga mengenai tingkat dan jenis hukuman Disiplin bagi seorang PNS apabila terjadi suatu pelanggaran terhadap aturan disiplin itu sendiri. Tingkat dan jenis hukuman disiplin bagi PNS diatur dalam pasal 7 PP No. 53 tahun 2010. Tingkat hukuman disiplin bagi PNS itu dibagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut :

1) Tingkat Hukuman Disiplin Ringan 2) Tingkat Hukuman Disiplin Sedang 3) Tingkat Hukuman Disiplin Berat

27

Miftah Thoha MPA, 2008, Manajemen Kepegawaian Sipil Di Indonesia, Kencana, Jakarta, hlm. 76-77.

B. Tingkat Hukuman Disiplin PNS

Jenis hukuman disiplin bagi PNS itu dibagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut :

1. Jenis hukuman disiplin ringan biasanya berupa : a. Teguran Lisan

Teguran lisan adalah hukuman disiplin yang berupa teguran yang dinyatakan dan disampaikan secara langsung oleh pejabat yang berwenang untuk menghukum kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.

b. Teguran Tertulis

Teguran Tertulis adalah hukuman disiplin yang berupa teguran yang dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang untuk menghukum PNS yang melakukan pelanggaran.

c. Penyataan Rasa Ketidakpuasan atas Kinerja Secara Tertulis.

Pernyataan rasa tidak puas secara tertulis adalah hukuman disiplin yang berupa pernyataan rasa tidak puas yang dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang untuk menghukum PNS yang melakukan pelanggaran.

2. Jenis hukuman disiplin sedang biasanya berupa :

a) penundaan kenaikan gaji berkala selama satu tahun, b) penundaan kenaikan pangkat selama satu tahun,

c) penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama satu tahun. 3. Jenis hukuman disiplin berat biasanya berupa :

b) pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, c) pembebasan dari jabatan,

d) pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, e) pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

Dokumen terkait