• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Landasan Teori

B. Perkembangan Sosial

4. Jenis-jenis Kegiatan Bermain

Menurut Tedjasaputra (2001) kegiatan bermain dibagi menjadi kegiatan bermain aktif dan kegiatan bermain yang hanya sekedar hiburan. Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri.

Sedangkan kegiatan bermain yang hanya bersifat hiburan tidak membutuhkan gerak aktivitas, karena untuk memperoleh kesenangan bukan berdasarkan pada kegiatan yang dilakukannya sendiri. Sebagai contoh, anak menonton film di TV anak tinggal duduk untuk menikmati film tersebut. Pada permainan ini kepuasan bermain bukan terletak pada gerak jasmani tetapi lebih bersifat hiburan yang dapat memberi kepuasan dan kegembiraan pada batiniahnya.

Macam-macam kegiatan bermain aktif adalah : a. Bermain bebas dan spontan

Ciri dari kegiatan bermain ini dilakukan di mana saja, dengan cara apa saja dan berdasarkan apa saja yang dilakukan. Tidak ada aturan permainan yang harus dipatuhi oleh anak.

Jenis kegiatan bermain ini yang nantinya akan digunakan dalam penelitian. Diasumsikan dalam permainan bebas tanpa ada aturan yang mengikat anak dapat menunjukkan aspek perkembangan yang sesungguhnya ia miliki.

b. Bermain konstruktif

Permainan konstruktif adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan benda yang ada untuk menciptakan hasil karya tertentu. c. Bermain khayal/ peran

Dalam kegiatan bermain ini anak mempunyai peran yang penting karena ia melakukan identifikasi terhadap tokoh yang ia kagumi.

d. Mengumpulkan benda-benda

Kegiatan mengumpulkan benda-benda termasuk juga jenis bermain aktif karena dilakukan atas inisiatif sendiri.

e. Melakukan penjelajahan (eksplorasi)

Sejak bayi anak melakukan penjelajahan yang kita kenal dengan bermain bebas dan spontan. Pada anak usia lebih besar, eksplorasi dilakukan secara terencana dan ada pengaturan karena biasanya melibatkan sekelompok teman.

f. Permainan dan olah raga

Permainan dan olah raga adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan-persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan permainan adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kesenangan dan belajar keterampilan sosial dengan mengandung aturan tertentu dan metode yng sesuai. Dalam penelitian ini jenis permainan yang digunakan adalah permainan bebas. Bermain bebas dapat dilakukan di mana saja, dengan cara apa saja dan berdasarkan apa saja yang dilakukan. Tidak ada aturan yang mengikat dalam permainan ini. Bermain bebas tanpa adanya aturan yang mengikat namun tetap berinteraksi dengan teman-temannya dapat

memperlihatkan kondisi perkembangan sosial anak taman kanak-kanak yang sesungguhnya.

D . Kondisi Perkembangan Sosial Anak TK Yogya Kidsdilihat melalui Perilaku Bermain

Anak-anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai tahap perkembangan dan usianya, cenderung menjadi anak yang mudah bergaul, lebih hangat dan terbuka menghadapi orang lain, serta lebih mudah menerima kelemahan-kelemahan orang lain (Wibowo dalam Gunarsa, 1983). Dengan demikian sangatlah penting untuk menerapkan kemampuan sosialisasi pada anak supaya terbentuk perkembangan sosial yang baik.

Hurlock mengatakan bahwa bilamana seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap orang lain secara umum ataupun terhadap kelompoknya, dan ia memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan, maka ia akan diterima oleh kelompok atau lingkungannya. Berdasarkan pendapat Hurlock tersebut maka sangat jelas betapa pentingnya interaksi sosial yang baik mulai dibentuk semenjak anak-anak. Menurut ahli pendidikan anak, Bloom (1964) & Saks (1980) dalam Hurlock (1978), usia anak taman kanak-kanak merupakan usia yang sangat perlu diperhatikan agar kelak anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik. Pendidikan bagi anak usia ini sangatlah penting karena dapat membantu meningkatkan seluruh aspek perkembangan anak di luar daripada lingkungan keluarga untuk dapat

mempersiapkan mereka ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Dasar. Aktivitas yang paling dekat dengan anak usia tersebut adalah bermain.

Bermain merupakan tindakan atau kesibukan sukarela yang dilakukan dalam batas-batas tempat dan waktu, berdasarkan aturan-aturan yang mengikat tetapi diakui secara sukarela dengan tujuan yang ada dalam dirinya sendiri disertai dengan perasaan tegang dan senang dan dengan pengertian bahwa bermain merupakan sesuatu “yang lain” daripada kehidupan biasa (Huizinga, 1940). Bermain yang merupakan kegiatan menyenangkan bagi anak-anak selalu menjadikan anak-anak santai dan dapat menunjukkan bagaimana mereka menentukan sikapnya dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bermain selain dapat memperkuat fisik, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kreativitas dan masih banyak hal lainnya, bermain juga dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial pada anak.

Tampak jelas bahwa bermain merupakan salah satu kegiatan yang penting dan berpengaruh bagi perkembangan seorang anak baik kepribadian, kreativitas maupun sosialnya. Sepert dikatakan oleh Buytendjik dalam Mönks (1987) tentang ciri-ciri bermain salah satunya adalah adanya sifat timbal balik dan interaksi dalam kelompok bermain. Hal ini didukung juga oleh Hartini (2004) bahwa sebagian besar waktu anak pada usia di bawah lima tahun lebih banyak dihabiskan untuk bermain. Melalui bermain anak mendapatkan banyak manfaat yang berguna dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, psikologis atau emosi dan sosialnya.

Dari berbagai jenis kegiatan bermain yang ada pada umumnya anak akan lebih bisa bereksplorasi tentang dirinya adalah saat ia bermain bebas. Bermain bebas berarti tidak ada aturan yang mengikat di dalamnya sehingga anak dapat bermain sepuasnya. Ciri dari kegiatan bermain ini dapat dilakukan di mana saja, dengan cara apa saja dan berdasarkan apa saja yang dilakukan. Tidak ada aturan dalam bermain yang harus dipatuhi oleh anak (Tedjasaputra, 2001).

Berdasarkan pada hal tersebut di atas, maka jenis kegiatan bermain yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah bermain bebas. Dengan demikian diharapkan kegiatan bermain dapat digunakan untuk melihat kondisi perkembangan sosial anak Taman Kanak-kanak Yogya Kids.

Bab III

Metodologi Penelitian

Dokumen terkait