BAB V : ANALISIS DATA
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon
2.5.2 Jenis-Jenis Kemiskinan
Banyak referensi tentang jenis-jenis kemiskinan menurut para ahli, akan tetapi jenis-jenis kemiskinan yang saya paparkan disini adalah konsep-konsep dari buku (Siagian, 2012: 45). Adapun jenis-jenis kemiskinan tersebut adalah sebagai berikut :
Tinjauan konsep kemiskinan dari sudut bagaimana kita memandang atau mengkaji kemiskinan tersebut akan mengenalkan kita pada dua jenis kemiskinan, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang tersebut memiliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.
2. Kemiskinan Relatif
Kajian kemiskinan didasarkan pada komparasi kondisi kehidupan antara seseorang dengan orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain. Analisis komparatif tentang kondisi hidup manusia dilakukan karena kondisi taraf hidup di suatu lingkungan atau daerah tertentu kemungkinan besar berbeda dibandingkan dengan daerah lainnya. Misalnya, gaya hidup maupun taraf hidup masyarakat kota akan berbeda dengan masyarakat desa.
3. Kemiskinan Massa
Secara sederhana kemiskinan massa dapat diartikan sebagai kemiskinan yang dialami secara massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah. Hal ini berarti, terdapat demikian banyak orang yang secara faktual tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimumnya sehingga terpaksa hidup serba kekurangan, serta mengalami kondisi hidup yang tidak layak jika dilihat dari segi harkat dan martabat manusia.
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kemiskinan non massa adalah kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang. Memang asal muasal konsep kemiskinan non massa itu adalah terdapatnya segelintir atau sebagian kecil dari penduduk suatu wilayah yang menghadapi dan mengalami hidup serba kekurangan, kondisi mana megakibatkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara layal sebagaimana seharusnya manusia yang mempunyai harkat dan martabat.
5. Kemiskinan Alamiah
Kemiskinan alamiah ditemukan jika kajian tentang kemiskinan itu didasarkan atas faktor-faktor penyebab kemiskinan itu terjadi. Dalam hal ini kemiskinan alamiah diidentifikasi sebagai kemiskinan yang terjadi sebagai konsekwensi dari kondisi alam seseorang atau sekelompok orang itu bermukim. Sebagai contoh, daerah mereka tinggal adalah daerah yang lahannya tandus, berbatu-batu, tidak memiliki bahan-bahan mineral atau bahan tambang, tidak luas dan tidak memiliki perairan yang menjadi tempat hidupnya berbagai jenis ikan. Dalam kondisi seperti ini dapatlah dikemukakan bahwa alam tempat mereka bermukim sesungguhnya tidak memiliki potensi yang memadai, tidak memiliki daya dukung yang cukup, tidak cukup ramah dan tidak memberikan peluang bagi seseorang atau sekelompok orang tersebut untuk mencapai hidup yang wajar atau hidup yang lebih baik.
6. Kemiskinan Kultural
Dalam kasus ini, budaya diidentifikasikan sebagai faktor penyebab terjadinya kemiskinan tersebut. Sangat banyak pendapat yang berkenan dengan kemiskinan budaya. Seperti misalnya, terlihat dari etos kerja yang rendah, yang
pada gilirannya menghambat manusia itu mengembangkan kehidupannya. Budaya justru dapat menjadi beban bagi mereka, sehingga mereka sering melakukan kegiatan yang nengidentifikasikan bahwa mereka justru menjadi hamba dari budaya itu sendiri.
7. Kemiskinan Terinvolusi
Kemiskinan terinvolusi tergolong kemiskinan kultural yang sudah sedemikian parah. Oleh karena itu kemiskinan terinvolusi sangat sulit untuk diselesaikan. Mengapa demikian? Setidakya ada dua kondisi yang menyebabkan demikian sulitnya memecahkan masalah kemiskinan terinvolusi, yaitu:
1) Seseorang atau sekelompok orang yang diidentifikasi miskin itu sendiri sepertinya dapat menerima kemiskinan itu. Bagi mereka kemiskinan bukanlah masalah yang esensial, dan merekapun tidak mempersalahkan kondisi hidup mereka yang jauh dari standar. Justru orang lain yang memandang kondisi kehidupan mereka tidak layak dan mempermasalahkannya.
2) Sesungguhnya seseorang atau sekelompok orang yang dikategorikan miskin itu menyadari kondisi kehidupan mereka sebagai suatu yang tidak layak. Namun mereka juga menyadari bahwa tidak ada jalan bagi mereka untuk keluar dari kondisi tersebut. Mereka menganggap bahwa kemiskinan itu bagaikan takdir. Akibatnya mereka tidak pernah berikhtiar untuk menata hidup dan keluar dari kondisi kehidupan yang tidak layak.
Seperti halnya kemiskinan alamiah, kultur dan terinvolusi, kemiskinan struktural juga ditemukan jika masalah kemiskinan dikaji dari segi faktor-faktor kemiskinan itu. Sehubungan dengan hal tersebut, konsep kemiskinan struktural antara lain mendeskripsikan bahwa struktural sosial masyarakat itu sedemikian rupa, sehingga menghambat masyarakat tersebut mengembangkan kehidupannya.
Sebagai contoh, analisis tentang struktur sosial dari suatu masyarakat tertentu ynag sangat paternalistik sehingga kurang mengembangkan kreatifitas masyarakat dalam lapisan bawah. Disamping itu, masyarakat tidak memiliki akses terhadap berbagai fasilitas dan instansi ekonomi. Dengan demikian, struktur sosial dianggap sebagai penyebab kurang kondusifnya peluang untuk terjadinya mobilitas vertikal dalam bidang ekonomi di tengah-tengah masyarakat itu. Kondisi ini mengakibatkan tidak signifikannya sistem sosial dengan kesadaran akan perlunya dari semua elemen masyarakat tersebut.
9. Kemiskinan Situasional
Istilah kemiskinan situasional juga dikemukakan jika kajian kemiskinan menjadi penyebab sebagai titik fokus. Secara umum dapat dikemukakan bahwa kemiskinan situasional adalah kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak yang disebabkan oleh situasi yang ada. Lebih tegasnya, situasi yang ada dilingkungan mana dan saat mana seseorang atau sekelompok orang itu hidup sedemikian rupa sehingga tidak kondusif bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan. Akibatnya mereka menghadapi dan mengalami kondisi hidup yang tidak layak.
Kemiskinan buatan juga merupakan konsep yang ditemukan jika kajian kemiskinan ditekankan pada aspek penyebab. Kemiskinan buatan dipertentangkan dengan kemiskinan alamiah. Kemiskinan buatan terjadi karena kelembagaan-kelembagaan yang ada mengakibatkan anggota atau sekelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata. Dengan demikian kemiskinan buatan identik dengan kemiskinan struktural.