• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOJONGSARI DEPOK”

G. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1. Untuk Penulis:

4. Jenis-Jenis Konflik

Jenis Konflik dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah orang yang terlibat konflik, yaitu konflik personal dan konflik intrapersonal. a. Konflik Personal (Perorangan)

Menurut Wirawan konflik personal adalah “konflik yang terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari sejumlah alternatif pillihan yang ada atau karena mempunyai kepribadian ganda”.47 Kemudian Winardi mengemukakan bahwa “konflik di dalam individu sendiri terjadi karena kelebihan beban peran-peran (Role Overloads) dan ketidak mampuan peranan orang yang bersangkutan (Person-Role Incompatibilities)”.48 Konflik ini terdiri atas, antara lain sebagai berikut :

1) Konflik Pendekatan-pendekatan (Approach to aproach Conflict) Menurut Wirawan konflik pendekatan-pendekatan yakni “konflik yang terjadi karena harus memilih dua alternatif yang berbeda, tetapi sama-sama menarik atau sama baik

47Wirawan,Op. Cit., h. 55.

kualitasnya”.49 Dan pendapat ini selaras dengan Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku Organisasi yang menyatakan bahwa “konflik ini terjadi apabila seseorang mempunyai pilihan antara dua macam alternatif atau lebih, dengan hasil-hasil positif”.50 Lebih lanjut dijelaskan oleh

Winardi dalam bukunya yang berjudulMotivasi & Pemotivasian dalam Manajemen, ia menjelaskan “konflik demikian meliputi situasi dimana seseorang harus memilih dua alternatif positif, dan yang sama-sama memiliki daya tarik yang sama”.51 dan

apabila diambil contoh adalah seperti apabila kita mendapat tawaran pekerjaan yang sangat membanggakan keluarga dengan melanjutkan kuliah disebuah universitas baik yang ditawarkan oleh keluaga.

2) Konflik menghindar ke menghindar (avoidance to avoidance conflict)

Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku Organisasi, ia menjelaskan konflik menghindar ke menghindar terjadi apabila seseorang harus memilih dua macam alternatif atau lebih yang memiliki dampak negatif. 52 Selaras dengan pendapat Winardi, Wirawan mengatakan bahwa“konflik menghindar ke menghindar adalah konflik yang terjadi karena harus memilih alternatif yang sama-sama harus di hidari”.53 Sedangkan Sebagai contoh, seseorang harus menjual mobil untuk melanjutkan sekolah, atau tidak menjual mobil dan tidak bisa melanjutkan sekolah.

49Wirawan.Loc. Cit.

50Winardi,Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 392.

51Winardi,Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), Cet. 2. h. 167.

52Winardi,Manajemen Perilaku Organisasi. Loc. Cit. 53Wirawan,Konflik dan Manajemen Konflik., Op. Cit., h. 55.

3) Konflik pendekatan ke menghindar (approach to avoidance conflict)

Konflik yang terjadi karena seseorang mempunyai perasaan positif dan negatif terhadap sesuatu yang sama.54 dan sebagai contoh, seorang yang ingin melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan, dan ia menyiapkan berkas-berkas untuk dikirim kepada perusahaan tempat ia akan mengirim lamaran pekerjaan tersebut, namun ia takut ia di tolak oleh perusahaan tersebut dan akan membuatnya sia-sia, oleh karena itu ia mengurungkan niatnya dan tidak jadi mengirim lamaran kerja tersebut.

b. Konflik Interpersonal

Menurut Wirawan, “konflik interpersonal adalah konflik pada suatu organisasi di antara pihak-pihak yang terlibat konflik dan saling tergantung dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi”.55 Konflik interpersonal dapat terjadi dalam tujuh bentuk, yakni :

1) Konflik antar manajer, Bentuk Konflik di antara manajer atau birokrat organisasi dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi.

2) Konflik antar manajer dan pegawainya, Konflik ini terjadi antara manajer kerja dan karyawan bawahannya. Objek yang menjadi konflik sangt bervariasi tergantung dari aktivitas organisasinya.

3) Konflik hubungan industrial, Konflik ini terjadi antara organisasi atau perusahaan dan para karyawannya dengan serikat pekerja.

4) Konflik antar kelompok kerja, Dalam organisasi, terdapat sejumlah kelompok kerja yang melaksanakan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan organisasi yang sama.

5) Konflik antara anggota kelompok kerja dan kelompok kerjanya, Suatu kelompok kerja mempunyai anggota yang memiliki keragaman pendidikan, agama, latar belakang budaya, pengalaman, kepribadian. Dan semua perbedaan ini bisa

54Ibid. 55Ibid.

menimbulkan konflik dalam melaksanakan tugas dan fungsi tim kerjanya.

6) Konflik interes, Konflik yang bersifat individual dan interpersonal. Konflik jenis ini terjadi dalam diri seorang pegawai yang terlibat konflik, yaitu antara keharusan melaksanakan ketertarikan organisasi dan ketertarikan individunya.

7) Konflik antara organisasi dan pihak luar organisasi, Konflik ini terjadi antara suatu organisasi atau perusahaan dan pemerintah; perusahaan dan perusahaan lainnya; perusahaan dan pelanggan; perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat; serta perusahaan dan masyarakat.56

c. Konflik Antar Organisasi

Menurut Winardi dalam bukunya Manajemen Konflik, ia menyatakan bahwa“konflik yang terjadi antara organisasi-organisasi pada umumnya dipandang dari sudut persaingan yang mencirikan perusahaan-perusahaan swasta”.57 Lebih lanjut dijelaskan oleh

Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku Organisasi, biasanya konflik macam ini dinamakan persaingan (Competition). Konflik demikian dianggap sebagai faktor yang menyebabkan timbulnya produk-produk baru, teknologi-teknologi baru, dan jasa-jasa baru, harga-harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber-sumber daya secara lebih efisien.58

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa konflik antar organisasi terjadi karena adanya persaingan antar organisasi, namun konflik tersebut dianggap baik karena dapat menciptakan hal baru seperti teknologi, jasa, dan sebagainya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Winardi.

d. Konflik Destruktif dan Konflik Konstruktif

Jenis konflik juga dapat dikelompokkan menjadi konflik destruktif (konflik kontraproduktif) konstruktif (konflik produktif) dan juga konflik

56Ibid.,h. 56.

57Winardi,Manajemen Konflik,Op, Cit., h. 11.

1) Konflik Destruktif

Menurut Hendayat Soetopo dalam bukunyaPerilaku Organisasi

konflik destruktif adalah “konflik yang memiliki nilai negatif bagi organisasi. Dengan konflik justru mendatangkan kerusakan bagi organisasi”.59 Sedangkan menurut Wirawan konflik

destruktif adalah “pihak-pihak yang terlibat konflik tidak fleksibel atau terkesan kaku karena tujuan konflik didefinisikan secara sempit yaitu untuk mengalahkan satu sama lain”.60 dan

inilah gambaran siklus dari konflik destruktif yang terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4.Sikluskonflik destruktif.61

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik destruktif adalah konflik yang bersifat negatif dan pihak-pihak yang terlibat konflik terkesan saling mengalahkan satu sama lain. Hal tersebut jelas hanya akan merusak sebuah organisasi apabila tidak cepat ditangani dengan baik.

59Hendayat Soetopo,Perilaku Organisasi,Op. Cit., h. 274. 60Wirawan,Konflik dan Manajemen Konflik, Op. Cit., h. 62. 61Ibid. Konflik Kesehatan organisasi menurun Kompetisi dan agresi Respon Negatif Win & lose solution

2) Konflik Konstruktif

Menurut Wirawan, “Konflik konstruktif adalah konflik yang prosesnya mengarah kepada mencari sebuah solusi mengenai substansi konflik”.62 Sedangkan menurut Hendayat Soetopo “konflik konstruktif adalah konflik yang mengandung nilai positif bagi pengembangan organisasi”.63 Dan lebih lanjut di

jelaskan oleh Abi Sujak dalam bukunya Kepemimpinan Manajer, manajer yang memandang konflik sebagai sesuatu yang konstruktif akan menghadapi suatu konflik dengan sikap yang positif, dan memandang konflik sebagai suatu kejutan baru yang mengunggah minat untuk mengetahui lebih jauh dan sebagai suatu tantangan.64

Dalam konflik konstuktif terjadi siklus konflik konstuktif, dan dapat terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5.Siklus Konflik Konstruktif.65

62Ibid.,h. 59.

63Hendayat Soetopo.Loc. Cit.

64Abi Sujak,Kepemimpinan Manajer,(Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1, h. 152. 65Wirawan,Op. Cit., h. 61.

Organisasi Lebih sehat Kompromi atau kolaborasi Give and take Respon positif Konflik

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik konstruktif adalah konflik yang prosesnya lebih ke dalam mencari inti dari konflik dan memiliki nilai positif bagi perkembangan organisasi, serta konflik konstruktif di anggap sebagai kejutan baru dalam konflik. Dan dapat dilihat pada siklus konflik konstruktif di atas, disana dijelaskan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah konflik tersebut sadar akan terjadinya konflik dan pihak-pihak tersebut mencoba untuk meresponnya secara positif, ketika mereka telah merespon secara positif untuk menyelesaikan konflik tersebut secara give and take, setelah itu kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik berupaya berkompromi dan berkolaborasi atau bekerjasama hingga terciptalah solusi-solusi yang memuaskan kedua belah pihak yang terlibat konflik.

Dokumen terkait