• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Pelayanan Perpustakaan

2.2.2 Jenis-jenis Layanan Pengguna Perpustakaan

Pada dasarnya layanan pengguna perpustakaan merupakan salah satu kegitan utama disetiap perpustakaan dan merupakan ujung tombak dari jasa perpustakaan. Perpustakaan memiliki beberapa jenis pelayanan pengguna, yaitu pelayanan sirkulsi, pelayanan referensi, pelayanan audio visual, dan pelayanan terbitan berseri. Semua jenis pelayanan perpustakaan tersebut akan diuraikan satu persatu di bawah ini.

2.2.2.1 Pelayanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi merupakan tempat masuk dan keluarnya bahan perpustakaan. Pada bagian inilah yang mendominasi semua kegiatan yang terdapat pada perpustakaan. Layanan sirkulasi berperan langsung sebagai sarana peminjaman, pegembalian, perpanjangan serta merupakan ujung tombak dari jasa perpustakaan karena kegiatannya menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna. Menurut Lasa (1994: 1) pelayanan sirkulasi memiliki beberapa tujuan antara lain:

1. Supaya mereka dapat memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin. 2. Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta

kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain akan segera dapat diketahui alamat peminjam atau dinantikan pada waktu pengembalian.

3. Terjadinya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian keamanan bahan pustaka dapat terjaga.

4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.

5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.

Pendapat ahli di atas menjelaskan bahwa layanan sirkulasi memiliki beberapa tujuan pada perpustakaan sehingga koleksinya dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Perpustakaan memiliki beberapa tugas dan pengawasan yang harus dilaksanakan pada kegiatan pelayanannya. Menurut Sulistyo-Basuki tugas yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan.

2. Pendaftaran anggota, perpanjangan anggota, dan pengunduran diri anggota perpustakaan.

3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman.

4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan.

5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang terlambat dikembalikan 6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau

rusak.

7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. 8. Membuat statistik peminjaman.

9. Peminjaman antar perpustakaan.

10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.

11. Tugas lainnya terutama yang berhubungan dengan peminjaman. (Sulistyo-Basuki, 1993: 257).

Dari pendapat ahli di atas dapat di telaah pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan pokok yang berhubungan dengan perpustakaan dan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kegiatan perpustakaan diantaranya diantaranya pengawasan, penadaptaran

sebagai anggota, peminjaman, pengembalian, perpanjangan dan pemberi peringatan pada pengguna.

Banyak kegiatan dalam pelayanan sirkulasi karena bagian ini yang mendominasi pemenuhan kebutuhan pengguna. Menurut pendapat Rahayuningsih menyatakan bahwa:

Pelayanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi. Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya sekadar pekerjaan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi. (Rahayuningsih, 2007: 95).

Pendapat Rahayuningsih berikut terdapat kesamaan dengan pendapat di atas bahwa kegiatan pada layanan sirkulasi merupakan kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi. Kemudian diperjelas dengan keterangan lain yaitu:

Rahayuningsih(2007: 95) bahwa kegiatan pelayanan sirkulasi terdiri diri: 1. Pendaftaran anggota perpustakaan.

2. Peminjaman.

3. Pengembalian dan atau perpanjangan. 4. Penagihan.

5. Pemberian sanksi.

6. Beres administrasi perpustakaan. 7. Statistik.

Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan menyeluruh dari setiap pengguna yang mempergunakan jasa layanan perpustakaan. Kegiatan yang terdapat pada layanan ini meliputi pengwasan, pendaftaran sebagai anggota, peminjaman, pengembalian, penagihan, pemberian sanksi denda atas pelanggaran yang berkenaan dengan koleksi yang terlambat dikembalikan serta bertugas mengawasi para pengguna yang masuk dan keluar dari perpustakaan.

Setelah memperhatikan uraian para ahi di atas, maka jelas terlihat bagaimana pentingnya peraturan perpustakaan. Hal tesebut dibuat demi kelancaran tugas dari pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Yang perlu di cermati, bahwa peraturan perpustakaan tidak bermakksud membatasi kebebasan ataupun menyulitkan pengguna, akan tetapi bertujuan mewujutkan kondisi dan suasana tertib, aman dan nyaman. Peraturan hendaknya sederhana dan mudah dilaksanakan.

2.2.2.2 Pelayanan Referensi

Pada dasarnya pelayanan referensi merupakan pemberi bantuan oleh petugas referensi kepada pemakai perpustakaan dalam menelusur, merujuk informasi dalam berbagai subjek. Dengan adanya pelayanan ini memungkinkan pengguna lebih mudah mendapatkan informsi secara optimal dan relefan sesuai dengan kebutuhannya. Adapun uraian Sumardji (1992: 111) menyatakan bahwa layanan referensi sebagai berikut:

1. Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai perpustakaan.

2. Suatu kegiatan layanan untuk membantu para pemakai/pengunjung perpustakaan menemukan informasi dengan cara :

a. Menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai perpustakaan dan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi

b. Memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi yang diperlukan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai c. Memberikan bimbingan kepada pemakai perpustakaan bagaimana

menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi.

Dari pendapat ahli di atas dapat dicermati bahwa pelayanan referensi merupakan suatu kegiatan pemberi bimbingan kepada pengguna, adapun kegiatannya yaitu: menerima pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan yang terdapat pada perpustakaan.

Adapun makna layanan referensi berikut dijelaskan oleh Rahayuningsih dalam pendapatnya bahwa:

Layanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi (Rahayuningsih, 2007: 103).

Keterangan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi merupakan kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan dengan cara membimbing dan membantu para pengguna dalam menggunakan bahan pustaka koleksi referensi. Menurut Rahayuningsih (2007: 104) pelayanan referensi mempunyai tujuan, fungsi dan penunjang, pemaparan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan layanan referensi

1. Memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat. 2. Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang

lebih luas.

3. Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

2. Fungsi layanan referensi a. Informasi

Memberikan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan atau kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi.

Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan pustaka yang tepat sesuai dengan minat pengguna.

c. Pengarahan/instruksi

Memberikan pengarahan dan bantuan pada pengguna mengenai cara menggunakan perpustakaan maupun koleksi referensi.

3. Penunjang

Untuk menunjang tujuan dan fungsi layanan referensi, diperlukan: a. Petugas perpustakaan yang cakap.

b. Koleksi referensi yang memadai dan disajikan dalama rak terbuka serta mudah dicapai.

c. Kerja sama antar perpustakaan.

Merujuk pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi memiliki beberapa tujun, fungsi dan penunjang dalam tercapainya kegiatan layanan referensi yaitu sebagai pemberi pengarahan dan bantuan menggunakan perpustakaan maupun koleksi referensi. Menurut Sumardji setiap bahan pustaka koleksi referensi. Berdasarkan macam dan isi informasinya uraian berikut merupakan bentuk dari jenis koleksi referensi, yaitu :

1. Almanak 2. Buku pegangan 3. Buku tahunan 4. Direktori 5. Ensiklopedi 6. Kamus 7. Sumber biografi 8. Sumber geografi 9. Bibliografi

10. Indeks dan abstrak

11. Lain-lainnya seperti : terbitan pemerintah pusat, penerbitan pemerintah daerah, karya-karya ilmiah/penelitian, kliping atau guntingan artikel tentang berbagai bidang berita/informasi/pengetahuan tertentu dari surat-surat kabar, brosur-brosur, pamflet, press release, dan lain-lain. (Sumardji, 1992: 28).

Dari uraian beberapa para ahli di atas dapat dinyatakan banyak ragam terdapat jenis koleksi referensi dan kesemuanya itu hanya sebagai bahan rujukan yang dapat dibaca ditempat dan tidak dapat dipinjam atau dibawa keluar dari perpustakaan.

2.2.2.3 Pelayanan Audio Visual

Sebagai pusat sumber informsi, perpustakaan tidak hanya memiliki pelayananan sirkulasi dan referensi akan tetapi, juga menyediakan layanan audio visual. Koleksi pada layanan ini memerlukan sarana pendukung dalam penyajian informasi yang dikandungnya. Berkenaan dengan audio visual dapat diuraikan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994: 71) dinyatakan bahwa, “pelayanan audio visual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka audio visual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan”.

Adapun tujuan penyelenggaraan layanan audio visual dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 90) adalah :

1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan rekreasi

2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan

3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.

4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual disamping bahan bacaan.

Pada layanan audio visual juga memiliki bahan dan perlengkapan sebagai sarana pendukung dalam sistem operasinya dan memiliki kriteria yang dapat dibedakan atas tiga kelompok:

1. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra, misalnya slaid, beningan (transparancy), dan bahan perpustakaan renik. 2. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan

bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optik.

3. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya menampilkan citra disertai bunyi, misalnya, kaset/cakram video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film.(Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004: 90).

Dari pemaparan para ahli di atas memberi makna bahwa layanan audio visual adalah salah satu pelayanan yang terdapat pada perustakaan berujuan sebagai sarana dalam memotivasi pengguna memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan. Koleksi audio visual harus memiliki sarana pendukung dalam sistem operasinya dan memiliki criteria dalam menampilkannya.

2.2.2.4 Pelayanan Terbitan Berseri

Salah satu jenis layanan yang terdapat pada perpustakaan yaitu pelayanan terbitan berseri. Menurut Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 40), pelayanan terbitan berseri adalah “Kegiatan melayankan terbitan berseri kepada pengguna perpustakaan misalnya jurnal, surat kabar, majalah, dan terbitan lain yang mempunyai kala terbit tertentu”.

Dalam pelayanan terbitan berseri, baik surat kabar, tabloid, jurnal ataupun majalah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tata ruang

Perpustakaan perlu menentukan ruang untuk koleksi terbitan berseri. Ruang tersebut dapat bergabung dengan ruang koleksi buku atau dipisahkan antara ruangan untuk koleksi buku dan terbitan berseri.

2. Akses pengguna terhadap koleksi

Koleksi hendaknya hendaknya diusahakan agar ditempatkan pada tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh pengguna, misalnya dengan menempatkan koleksi terbitan berseri didekat pintu masuk perpustakaan. 3. Informasi susunan koleksi

Perpustakaan hendaknya membuat informasi tentang susunan koleksi atau berupa petunjuk nomor klasifikasi atau abjad.

4. Promosi terbitan berseri

Informasi yang ada pada terbitan berseri hendaknya dipromosikan agar informasi terkini dapat tersampaikan kepada pengguna dengan cepat. Promosi dapat dilakukan dengan display/pemanjangan terbitan berseri, fotokopi daftar isi jurnal atau majalah, atau fotokopi artikel manari. (Rahayuningsih, 2007: 122).

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menempatkan terbitan berseri pada perpustakaan perlu memperhatikan tata ruang dalam penempatannya serta perlu pengolahan dalam penyajian koleksinya agar dapat dimanfaatkan dengan cepat. akses pemakai terhadap koleksi, informasi susunan koleksi, dan mengadakan promosi terhadap koleksi tersebut demi tercapainya tujuan ahir dari perpustakaan itu sendiri.

Terbitan berseri dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian. Pengelompokkan terbitan berseri tergantung pada informasi yang terdapat di dalamnya. Pengelompokkan tersebut antara lain:

1. Majalah komersial 2. Majalah ilmiah

3. Majalah lokal atau lingkungan sendiri 4. Advances in…Year’s work in

5. Surat kabar 6. Buku tahunan 7. Seri monograf. 8. Proseding.

9. Transaction dan memoar. (Saleh, 1996: 9).

Berdasarkan penggolongan terbitan berseri menurut para ahli, maka dapat diketahui layanan terbitan berseri sangat perlu dimiliki perpustakaan karena terbitan berseri lazimnya memuat informasi yang cepat dan peristiwa yang aktual dan mutahir. Selain hal tersebut frekuensi terbitan berseri umumnya lebih cepat dari pada buku, sehingga pengguna dapat mengetahui jenis dari terbitan berseri yang cocok dan sesuai kebutuhannya.

Sintesis

Dari uraian di atas yang dimaksud dengan layanan pengguna adalahalur kegiatan yang disediakan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, antara lain pelayanan siskulasi, pelayanan referensi, pelayanan audio visual, dan pelayanan terbitan berseri.

Dokumen terkait