• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

H. Prosedur Perencanaan Layout Fasilitas Produksi

I. Jenis-jenis Layout

Terdapat empat dasar tipe layout yang secara umum dipakai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik menurut Franklin G. Moore dan Thomas Hendrick (1989:311), yaitu :

1. Layout Proses

Menurut Pangestu Subagyo (2000:82), layout proses (functional layout atau job lot) adalah pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada.

Dalam layout proses ini, tipe dan karakteristik dari peralatan adalah faktor yang paling dominan dalam pengaturan letak fasilitas pabrik. Produk diproses dengan menggerakkannya dari satu bagian ke bagian lain menurut urutan operasi yang harus dilakukan. Layout proses dapat digambarkan sebagai suatu tipe yang menyediakan keluwesan yang besar dalam output, desain produk dan metode- metode proses pabrikasinya (Zulian Yamit, 2003:134).

Menurut Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo (2000:129-130) layout proses biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang memenuhi pesanan di mana banyak terdapat pesanan-pesanan yang berbeda baik bentuk, kualitas maupun jumlahnya. Contoh gambar dari layout proses dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Layout Proses

Sifat-sifat, kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan layout proses menurut Pangestu Subagyo (2000:83-84) seperti berikut ini :

a. Sifat-sifat layout proses

1) Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah- ubah dan jumlah yang dibuat setiap macam sedikit.

2) Mesin yang digunakan biasanya bersifat serba guna. Artinya, dapat dipakai untuk mengerjakan beberapa macam. Apabila macam barang dan cara mengerjakannya berubah, maka mesin dapat disetel sesuai dengan kebutuhan.

3) Routing atau penentuan urut-urutan proses pembuatan barang biasanya selalu berubah- ubah. Hal ini tergantung dari macam barang yang akan dibuat. Oleh karena itu, perencanaan layout biasanya dilakukan terlebih dahulu berdasarkan prakiraan kebutuhan penggunaannya tanpa berdasarkan pada routing.

Pabrik A Bagian III

Barang Jadi Masukan

Pabrik B Bagian II Bagian IV Bagian I

4) Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel. Artinya, karyawan yang bekerja dapat mengerjakan beberapa macam barang sesuai dengan kebutuhan.

5) Banyak memerlukan instruksi kerja serta instruksi kerja harus jelas.

6) Kualitas barang hasil produksi sangat tergantung pada keahlian karyawan yang mengerjakan.

b. Kebaikan-kebaikan layout proses

1) Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.

2) Investasi pada mesin- mesin dan fasilitas produksi yang lain lebih murah daripada layout garis sebab menggunakan mesin serba guna. c. Kelemahan-kelemahan layout proses

1) Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang yang dikerjakan selalu berganti- ganti.

2) Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan karena macam barang yang dikerjakan berganti- ganti dan urutan prosesnya berubah-ubah.

3) Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih sulit dan simpang-siur karena arus pekerjaan selalu berubah- ubah.

2. Layout Produk

Menurut Pangestu Subagyo (2000:80) layout produk atau sering disebut sebagai layout garis (line layout) adalah pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urut-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap hari juga sama seolah-olah menyerupai garis (meskipun tidak selalu garis lurus) sehingga dikatakan sebagai layout produk karena pada zaman dahulu setiap produk memiliki layout tersendiri, yang tidak dapat digunakan untuk mengerjakan produk yang lain.

Tata letak berdasarkan aliran produk ini merupakan layout yang paling populer dan sering digunakan untuk pabrik yang menghasilkan produk secara masal (mass-production) dengan tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama. Caranya adalah mengatur penempatan mesin tanpa memandang tipe mesin yang digunakan atau diatur dengan prinsip “mechine after mechine”, dengan urutan operasi dari satu bagian ke bagian yang lain atau dari satu sub rakitan yang lain hingga produk selesai diproses. Dengan demikian, setiap pos kerja apakah mesin atau meja kerja melakukan setiap operasi dari pos sebelumnya, kemudian meneruskan produk ke pos berikutnya di dalam garis dimana operasi selanjutnya akan dilakukan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.3 (Zulian Yamit, 2003:135-136).

Gambar 2.3 Layout Produk

Tujuan utama dari tata letak seperti ini adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi.

Sifat-sifat, kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan layout produk menurut Pangestu Subagyo (2000:80-82) adalah sebagai berikut : a. Sifat-sifat layout produk

Sifat-sifat yang dimiliki layout produk ini sangat berbeda, bahkan berlawanan dengan layout proses.

1) Macam produk yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap macam banyak.

2) Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus, yang hanya dapat mengerjakan satu macam pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pada urutan penempatan mesin itu.

3) Perencanaan layout biasanya didasarkan pada routing.

4) Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga kerja khusus, yang sesuai dengan kebutuhan mesin yang dilayani.

Masukan Barang

Jadi Mesin Mesin Mesin Mesin

5) Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan.

6) Memiliki keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu dengan yang lain harus sama.

b. Kebaikan-kebaikan layout produk 1) Biaya produksi lebih murah. 2) Pengawasan lebih mudah.

3) Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih mudah. c. Kelemahan-kelemahan layout produk

1) Apabila terjadi kemacetan pada salah satu mesin, akan menyebabkan kemacetan seluruh kegiatan pabrik.

2) Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak sekali serta biasanya menggunakan mesin khusus.

3) Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja dalam jangka waktu tidak berganti.

4) Untuk dapat bekerja secara efisien biasanya volume produksi harus banyak sehingga penggunaan layout produk hanya terbatas untuk produksi beberapa macam barang saja.

3. Layout Kelompok

Menurut Hani Handoko (2000:110), layout kelompok (group layout) adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik dengan memisah- misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok mesin bagi pembuatan “keluarga” komponen-komponen yang memerlukan pemrosesan yang sejenis. Pada

Sol Bagian Atas Assembling Finishing

Potong Jahit Finishing Bungkus

Ikat Pinggang

Sepatu

Jahit PerlengkapanPasang Finising Tas dan Koper layout ini mesin atau komponen-komponen dikelompokkan pada ruangan-ruangan/departemen-departemen yang memerlukan pemprosesan yang sejenis.

Menurut Pangestu Subagyo (2000:85), biasanya pabrik yang menggunakan layout kelompok memiliki produk yang bermacam- macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa kelompok yang sama. Untuk setiap kelompok produk dibuat layout tersendiri.

Sebagai contoh dari penggunaan layout ini adalah pada perusahaan pemrosesan kulit. Perusahaan itu menghasilkan sepatu, sendal, sepatu sendal, baik untuk pria maupun wanita, berbagai dompet, berbagai tas dan berbagai macam ikat pinggang. Proses untuk mengerjakan setiap macam barang tidak sama, tetapi pada dasarnya produk dapat dikelompokkan dalam beberapa marga atau kelompok produk yang garis besar urutan proses pembuatannya hampir sama.

Layout kelompok menurut Pangestu Subagyo (2000:86) dapat digambarkan sebagai berikut :

Sifat-sifat, kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kele mahan layout kelompok menurut Pangestu Subagyo (2000:85-86) adalah sebagai berikut:

a. Sifat-sifat layout kelompok

1) Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam kelompok yang memiliki garis besar urutan proses yang sama.

2) Mesin yang digunakan bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan ukuran serta model barang yang dikerjakan.

3) Memerlukan karyawan yang keahliannya fleksibel, artinya dapat menyesuaikan dengan macam dan ukuran pekerjaan yang dibuat. b. Kebaikan-kebaikan layout kelompok

1) Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang.

2) Meskipun barang yang dikerjakan bermacam- macam, arus barang tidak selalu simpang-siur.

3) Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi dapat lebih murah dibanding denga n layout proses.

c. Kelemaha n-kelemahan layout kelompok

1) Untuk dapat menggunakan layout semacam ini kelompok produk yang memiliki kesamaan urutan proses harus jelas.

2) Instruksi kerja harus jelas.

Produk

Proses C

Proses D Proses A

Proses B

Masukan Barang Jadi

4. Layout Posisi Tetap

Menurut Ba rry Render dan Jay Heizer (2001:274), layout posisi tetap (fixed position layout) merupakan tata letak di mana proyek yang bersangkutan mempertahankan posisinya dan mengharuskan karyawan dan fasilitas produksi dalam satu wilayah kerja.

Dalam layout posisi tetap sering dipakai untuk memproses produk-produk besar dan komplek seperti yang terdapat pada pabrik mesin berat, turbin listrik lokomotif, kapal terbang dan kapal laut. Dalam hal ini produk berada pada satu tempat selama periode perakitan dan kemudian dipindah ke tempat lain. Fasilitas untuk perakitan tertentu sampai selesai berada di satu tempat. Secara skematis layout posisi tetap dapat dilihat pada gambar 2.5 (Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo, 2000:134).

Gambar 2.5 Layout Posisi Tetap

Sifat-sifat, kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan layout posisi tetap menurut Pangestu Subagyo (2000:88-87) adalah sebagai berikut :

a. Sifat-sifat layout posisi tetap

1) Barang yang dikerjakan biasanya berat atau tidak mungkin dipindah-pindah.

2) Volume pekerjaan biasanya besar. Setiap kegiatan biasanya memerlukan urutan dan hubungan kerja yang kompleks.

3) Biasanya pekerjaan berupa proyek, yang harus diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan.

4) Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah-pindah.

5) Komponen produk atau bagian produk yang dikerjakan di lokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain.

b. Kebaikan-kebaikan layout posisi tetap

1) Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-beda.

2) Dapat diletakan di mana saja sesuai dengan kebutuhan.

3) Tidak memerlukan bangunan pabrik. Apabila ada bangunan biasanya hanya untuk menyimpan, kantor atau kegiatan-kegiatan pembantu.

c. Kelemahan-kelemahan layout posisi tetap

1) Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layout-nya.

3) Biasanya keamanan barang-barang di sekitar tempat pembuatan barang harus dijaga dengan baik karena rawan pencurian.

Dokumen terkait