• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Jenis-Jenis Multiple Intelligence

mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu mengenali dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan mewujudkan segala potensi yang ada pada diri mereka.

Selain pengertian di atas Gardner (dalam Lutfitati, 2008:26-27) juga menyebutkan bahwa kecerdasan majemuk mempunyai karakteristik konsep sebagai berikut:

a. Semua intelligensi itu berbeda-beda.

b. Semua kecerdasan dalam manusia dalam kadar yang berbeda.

c. Adanya indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.

d. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki.

e. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan

dikembangkan secara optimal.

f. Semua kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerjasama mewujudkan

aktivitas yang dilakukan individu.

g. Semua jenis kecerdasan ditemukan di semua lintas kebudayaan di dunia dan kelompok usia.

h. Kecerdasan dapat diekspresikan melalui profesi dan hobi.

2. Jenis-Jenis Multiple Intelligence

Berikut adalah delapan jenis kecerdasan yang dimaksudkan oleh Howard Gardner (Maksum, 2014:27-37) dan (Semiawan, 2010:78-79):

21 a. Kecerdasan matematika dan logika

Kecerdasan matematika dan logika, yaitu kemampuan untuk berfikir logis, sistematis, menghitungan, melakukan penalaran yang benar, dan menggunakan angka dengan baik. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan abstraksi-abstraksi lainnya. Inilah kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang anak berfikir secara induktif dan deduktif. Anak-anak dengan kecerdasan matematika dan logika yang tinggi cenderung menyenangi kegiatan analisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.

Kecerdasan seperti ini biasanya menggeluti profesi, seperti insinyur, ahli ekonomi, ilmuwan, akuntan, detektif, ahli teknik, ahli statistika, dan pekerjaan-pekerjaan yang banyak melibatkan angka. Contoh orang yang memiliki kemampuan ini adalah Albert Einstein, John Dewey, Sediatmo, dan Wishnu Prasetya (anak berbakat yang meraih gelar Doktor dengan predikat Cum Laude pada tahun 1995 di negeri Belanda dalam bidang matematika dan informatika).

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan matematika dan logis sebagai berikut:

1) Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.

2) Menikmati penggunaan bahasa komputer atau program software

22

3) Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis, misalnya mengapa hujan turun? Di mana ujung langit? Dan sebagainya. 4) Ahli dalam permainan-permainan strategi, seperti catur, halma, dan

sebagainya.

5) Mampu menjelaskan masalah secara logis.

6) Suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu.

7) Menghabiskan waktu dengan permainan logika, seperti teka-teki. 8) Suka menyusun dalam kategori atau hierarki.

9) Mudah memahami hukum sebab dan akibat

10) Berprestasi dalam pelajaran berhitung, seperti pelajaran

matematika dan IPA.

b. Kecerdasan bahasa atau linguistik

Kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan untuk membaca, menulis,

berkomuniksi, berkemampuan untuk menggunakan bahasa dan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasannya. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa, semantik atau makna bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, dimensi pragmatik atau penggunaan praktis bahasa, menemonik atau hafalan, eksplansi dan metabahasa.

Menurut Thomas Amstrong (Afra, 2007:145), dalam kehidupan sekolah, kecerdasan linguistik menempati proporsi hingga 2/3 bagian. Tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan seperti ini adalah Charles

23

Dicken, Abraham Lincoln, Winston Churchill, dan Sutan Takdir Alisyahbana.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik sebagai berikut:

1) Suka menulis kreatif.

2) Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon. 3) Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil.

4) Suka membaca di waktu senggang.

5) Mengeja kata dengan tepat dan mudah.

6) Menyukai pantun lucu dan permainan kata.

7) Suka mengisi teka-teki silang.

8) Menikmati dengan cara mendengarkan.

9) Memiliki kosakata yang luas.

10)Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan berkomunikasi).

c. Kecerdasan musikal

Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan untukmengkomposisikan musik, menyanyi dan menghargai musik, memiliki kepekaan terhadap suara nonverbal yang berada di sekelilingnya (nada dan birama). Selain itu juga berkemampuan mengapresiasikan berbagai bentuk musikal, membedakan, mengubah, dan mengekspresikannya. Contoh tokoh yang memiliki kemempuan ini adalah Mozart, Leonard Bernstein, Mochtar Embut, Irawati Soediarso, dan Rudi Laban.

24

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal sebagai berikut:

1) Suka memainkan alat musik.

2) Mudah mengingat melodi suatu lagu.

3) Lebih mudah belajar dengan iringan musik. 4) Suka mengoleksi kaset-kaset atau CD lagu-lagu. 5) Suka bernyanyi untuk diri sendiri dan orang lain.

6) Mudah mengikuti irama musik.

7) Mempunyai suaran yang bagus untukbernyanyi.

8) Peka terhadap suara-suara atau bunyi-bunyi di lingkungannya. 9) Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai jenis musik. 10)Berprestasi atau menyukai pelajaran musik.

d. Kecerdasan visual spasial

Kecerdasan visual spasial, yaitu kemampuan untuk berpikir melalui gambar, memvisualisasikan hasilmasadepan, mengimajinasikan sesuatu dengan penglihatan, kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur. Profesi yang biasa digeluti orang yang memiliki kecerdasan ini adalah arsitek, artis, pemahat, pemotret, perencana strategik, dll. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Picasso dan Columbus.

25

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan visual spasial, antara lain:

1) Memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan

sesuatu.

2) Mudah membaca peta, grafik, dan diagram.

3) Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya.

4) Senang melihat film, slide, foto-foto, atau karya seni lainnya.

5) Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki jigsaw, maze atau sejenisnya.

6) Suka melamun atau berfantasi.

7) Membangun kontruksi tiga dimensi, seperti bangunan lego. 8) Mencoret-coret di atas kertas .

9) Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian.

10)Menonjol dalam mata pelajaran seni. e. Kecerdasan kinestetik

Kecerdasan kinestetik, yaitu suatu kecerdasan di mana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti, berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni, dan hasta karya (Amstrong, 2002:3). Contoh tokoh yang memiliki kecerdasan ini adalah Charlie Chaplin, Michael Jordan, dan Yayuk Basuki.

26

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:

1) Banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu.

2) Aktif dalam kegiatan fisik, seperti berenang, bersepeda, hiking, skateboard.

3) Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajari.

4) Menikmati kegiatan melompat, lari, gulat, atau kegiatan fisik lainnya.

5) Memperlihatkan ketrampilan dalam bidang kerajinan tangan, seperti kerajinan kayu, menjahit, mengukir, dll.

6) Pandai menirukan gerakan, kebiasaan, atau perilaku orang lain. 7) Bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya. 8) Menikmati kegiatan dengan tanah liat,melukis dengan jari atau

kegiatan kotor lainnya.

9) Suka bongkar pasang benda.

10)Berprestasi dalam mata pelajaran olah raga, mekanik atau hal yang bersifat kompetitif.

f. Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memiliki empatidan pengertian, menghayati motivasi dan tujuan seseorang. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh guru, politisi, dan pemimpin agama. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Gandhi, Ronald, dan Reagan.

27

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:

1) Mempunyai banyak teman baik di sekolah maupun di

lingkungannya.

2) Suka bersosialisasi dimanapun berada.

3) Sangat mengenal lingkungannya.

4) Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah. 5) Berperan sebagai penengah ketika terjadi pertikaian atau konflik di

antara teman.

6) Menikmati berbagai permainan kelompok.

7) Berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain. 8) Sering dijadikan penasehat.

9) Sangat menikmati pekerjaan orang lain.

10)Berbakat menjadi pemimpin dan unggul dalam mata pelajaran ilmu

sosial.

g. Kecerdasan intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk melakukan analisis diri, refleksi, menilai keberhasilan orang lain, dan memahami diri, seperti ahli filsafat, psikolog, dan konselor. Contoh tokoh yang memiliki kecerdasan ini adalah Plato dan Mrs. Roosevelt.

Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal adalah:

1) Memperlihatkan sikap independen dan kemauan yang kuat.

28

3) Memberikan reaksi keras terhadap topik-topik kontroversial

terhadap dirinya.

4) Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri. 5) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

6) Kecenderungan mempunyai pandangan yang lain dari pandangan umum.

7) Banyak belajar kesalahan masa lalu.

8) Dengan tepat mengekspresikan perasaannya.

9) Berpikirfokus dan terarah pada pencapaian tujuan.

10)Banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri. h. Kecerdasan naturalis

Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan mengenal flora dan fauna serta mencintai alam, seperti dalam ilmu biologi. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Darwin dan Mendel.

Berikut ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis: 1) Suka dan akrab dengan hewan peliharaan.

2) Suka berjalan-jalan dialam terbuka.

3) Menunjukkan kepekaan terhadappanorama alam.

4) Suka berkebun.

5) Memperlihatkan kesadaran ekologis yang tinggi. 6) Meyakini makhluk lain perlu dilindungi.

29

8) Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.

i. Kecerdasan Emosional Spiritual

Di samping konsep kecerdasan yang lebih terfokus pada kemampuan kognitif, berkembang pula konsep kecerdasan yang lebih terarah pada segi emosional dan spiritual, “emotional intelligence” dan “spiritual intelligence”. Konsep ini muncul, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan orang menuju sukses. (Sukmadinata, 2007:260)

Dalam bahasa latin, emosi berasal dari kata movere yang berarti “menggerakkan atau bergerak”. Kata tersebut kemudian ditambah awala “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh” (Goleman, 1997:7). Maksud bergerak menjauh di sini setiap emosi mempunyai kecenderungan untuk bertindak atau memberikan reaksi.

Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kapasitas dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi-emosi dengan baik dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain (Waryanti, 2011:33). Muallifah (2010:118) menuturkan bahwa kecerdasan emosional merupakan reaksi kompleks yang saling ada keterkaitan secara mendalam dan dibarengi perasaan. Kecerdasan ini merupakan representasi dari beberapa kemampuan yang dimiliki individu untuk mengendalikan potensi diri sendiri termasuk emosinya dan berusaha

30

mengekspresikan emosi diri sendiri secara tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.

Goleman mengkategorikan ciri-ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional ini menjadi lima, yaitu:

1) Mampu mengenali wilayah emosi diri sendiri

2) Mampu mengelola emosi

3) Mampu memotivasi diri sendiri

4) Mampu mengenali emosi orang lain

5) Mampu membina hubungan dengan orang lain. (Goleman,

1997:58-59 dan Muallifah, 2010:118)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:

1) Emosi merupakan pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental.

2) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk

mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental.

3) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

4) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk membina

hubungan dan menjalin kerjasama dengan orang lain.

Dari beberapa poin di atas, penulis menyimpulkan tentang definisi dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan yang dimiliki seorang

31

individu untuk mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental guna kaitannya untuk menyesuaikan diri dengan orang lain serta untuk membina hubungan dan menjalin kerjasama dengan orang lain. Membina hubungan dengan orang lain ini diantaranya yaitu mampu memahami perasaan orang lain.

Kecerdasan emosional ini memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan. Beberapa manfaat dari memiliki kecerdasan ini antara lain sebagai berikut:

1) Kecerdasan emosi membuat seseorang tidak terjebak dalam

kecemasan dan depresi.

2) Kecerdasan emosi memunculkan perilaku altruisme atau empati.

3) Kecerdasan emosi menumbuhkan optimisme.

Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kejadian tertentu. (Muhaimin, 2010:31)

Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual mempunyai ciri-ciri berikut:

1) Memiliki kesadaran yang tinggi.

2) Memiliki kualitas hidup yang bersumber pada visi masa depan dan

pedoman nilai-nilai kebenaran yang kokoh.

3) Memiliki kemampuan untuk menghindari hal-hal yang tidak

penting.

32 hidup.

5) Memiliki kemampuan untuk mendorong atau berbuat baik kepada

orang lain. (Syarbini, 2010:81)

Kecerdasan spiritual ini memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan. Beberapa manfaat ketika seseorang memiliki kecerdasan ini antara lain sebagai berikut:

1) Menjadikan diri tidak dipenjara oleh egoisme yaitu suatu kekeliruan yang membuat kita egois, cinta materi, serba aku.

2) Membuat seseorang berbaik sangka kepada orang lain.

3) Membantu seseorang meyakini lebih dalam ajaran agamanya.

4) Membantu seseorang menghadapi masalah, baik dan jahat, hidup dan mati, serta asal usul sejati dari penderitaan dan keputusaan. (Nasution, 2009:6)

Kecerdasan emosional spiritual adalah gabungan dari dua kecerdasan diri, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sementara Ary Ginanjar menuliskan tentang kecerdasan emosional spiritual adalah bagaimana bisa mengatur tiga komponen, yaitu iman, islam, dan ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. (Agustian, 2010:xv)

Ciri-ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional spiritual adalah adanya sebuah konsistensi (istiqamah), kerendahan hati (tawadhu’), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan atau

33

keikhlasan (sincerity), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan). (Agustian, 2010:276)

Dari penjelasan tersebut, penulis merumuskan beberapa indikator untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional spiritual. Indikator tersebut antara lain yaitu:

1) Berlaku rendah hati di hadapan orang lain: a) Bertegur sapa ketika bertemu orang lain.

b) Mendengarkan dan menghargai orang lain yang sedang

berbicara atau berpendapat.

2) Bertawakkal kepada Allah dalam menyelesaikan masalah:

a) Menambah amal ibadah, doa, dan usaha ketika ada masalah.

b) Menyerahkan hasil usaha kepada Allah SWT.

3) Melakukan kebaikan dengan tulus:

a) Tidak mengharapkan imbalan atau pujian dalam melakukan

sesuatu.

b) Membantu orang tua meskipun tidak diminta.

4) Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh:

a) Belajar dengan serius meskipun tidak dalam masa ujian.

b) Membantu orang lain dengan maksimal, tidak

Dokumen terkait