BAB 4 : HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi dan Analisa Data
1. Jenis-Jenis Pengembangan Sumber Daya Guru
Pengembangan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya guru baik baru maupun lama yang dibutuhkan baik untuk saat ini atau untuk masa yang akan datang. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan dan kemampuan kerja yang dimiliki oleh guru dengan cara menambahkan pengetahuan dan keterampilan serta merubah karakter dan sikap guru sehingga dapat sesuai dengan yang dibutuhkan.
Dalam pelaksanaan progam pengembangan, guru lah yang secara langsung bersentuhan dengan manajemen dan pengelolaan madrasah serta sampai menentukan maju tidaknya kegiatan pendidikan yang dijalankan di dalamnya. Oleh karena itu, “untuk mengembangkan manajemen mutu pendidikan di Madrasah perlu diselenggarakan kegiatan Pelatihan pengembangan sumber daya guru Madrasah karena menyangkut kelancaran administrasi dan tata usaha yang dijalankan di Madrasah.”1
Menyadari pentingnya hal tersebut, Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa melaksanakan upaya pengembangan sebagai berikut:
a. Workshop Metodologi Pengajaran
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. “Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang
11
Wawancara dengan RR. Qodir Rais Bidadara, kepala sekolah pada 07 Maret 2014, pukul 10.00 WIB, di Ruang Kepala Sekolah MA Miftaahul Hudaa Depok
menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.”2
Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya adalah metodologi mengajar.
Disadari bahwa pendidikan ke depan sangat kompleks seiring dengan kemajuan dan tuntutan zaman, “Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa merupakan Madrasah Aliyah yang mengemban amanat terhadap kualitas pendidikan juga bertanggung jawab terhadap profesionalisme tenaga pendidiknya. Oleh karenanya, untuk menanggapi semua itu, pelatihan ini merupakan syarat bagi guru untuk menguasai metodologi pengajaran dan meningkatkan profesionalisme. Diharapan para peserta secara disiplin dan tekun mengikuti acara penting tersebut hingga akhir.”3
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh tiap pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.
“Metodologi mengajar banyak ragamnya, kita sebagai pendidik tentu harus memiliki metode mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan hanya satu metode saja, tetapi harus divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta
2
Wawancara kepada kepala sekolah
3
situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai.”4
Atas dasar inilah, kepala sekolah Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa mengadakan workshop metodologi pengajaran sebagai salah satu upaya pengembangan sumber daya guru Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran para guru dan kemampuan siswa Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa.
Untuk lebih mengembangkan potensinya, para guru Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa tidak hanya mengikuti dan mengandalkan kegiatan pengembangan yang difasilitasi oleh sekolah. Namun, para guru juga dituntut untuk melakukan pembelajaran secara mandiri, seperti mengembangkan teknik mengajar yang kreatif dan inovatif, membaca buku yang dapat mengembangkan wawasan bidang keahlian mereka, mencari informasi yang up to date baik dari media cetak, elektronik, maupun hanya sekedar sharing dengan para guru baik dengan guru yang berada di lingkungan sekolah maupun guru yang berasal dari sekolah lain. b. Diskusi dan Stadium General
“Dalam stadium general yang diadakan oleh Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa ini, para guru diharapkan mampu memiliki kompetensi kunci yang dibutuhkan di dunia pendidikan, yaitu knowledge untuk pemenuhan kapasitas personal dan kebersatuan secara sosial dan untuk pekerja. Kompetensi merupakan kombinasi antara keterampilan, pengetahuan, pola perilaku dan sikap. Selanjutnya, hal yang krusial dalam kehidupan ada pada 3 aspek; (1)Pemenuhan pribadin dan untuk
4
pengembangan sepanjang kehidupan (cultural capital), (2)Warga yang aktif dan menyatu (social capital), (3)Kapasitas bekerja (human capital).”5 Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan terus dilakukan demi meratanya usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Dengan adanya diskusi dan stadium general ini, diharapkan para guru dan karyawan Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh Madrasah.
“Kegiatan Diskusi dan Stadium General ini dilakukan satu kali dalam satu semester dengan narasumber yang berasal dari LPSDM Bina Insani. Adapun kegiatannya dilakukan di dalam gedung Madrasah sendiri dengan memanfaatkan kelas-kelas yang ada. Para guru sangat antusias dalam mengikuti kegiatan Diskusi dan Stadium General ini karena mereka dapat menceritakan dan mendiskusikan masalah-masalah yang muncul dalam proses belajar dan mengajar. Selain mereka dapat mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi, mereka pun dapat memecahkan masalah mereka, baik dibantu oleh sesama guru, maupun oleh tutor.”6
Hal ini membuat komunikasi dengan para guru dapat terjaga dan bertukar pikiran dalam pengajaran ataupun mengambil jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah dalam pengajaran.
c. Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan sebagai acuan
5
Hasil Wawancara Kepala Sekolah
6
dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu indikator mutu pendidikan. Di Indonesia tercatat telah lima kali revisi kurikulum pendidikan dasar dan menengah, yaitu pada tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994 dan ujicoba kurikulum tahun 2004. Revisi kurikulum tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan jaman, serta untuk memberikan guideline atau acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran di satuan pendidikan.
Berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan yang disusun oleh BSNP, maka Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diharapkan dapat mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
“Mengingat bahwa SI, SKL dan KTSP ini harus sudah dilaksanakan oleh semua satuan pendidikan dasar dan menengah, maka kegiatan sosialisasi dan pelatihan SI, SKL dan pengembangan KTSP bagi para pendidik, tenaga kependidikan dan para pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan lainnya harus dilakukan kordinasi dan sinergi dengan semua pihak yang terkait, dan segera dilaksanakan secara terencana, terpadu dan berkelanjutan. Untuk itulah maka disusun bahan sosialisasi dan pelatihan SI, SKL dan Pengembangan KTSP yang telah disinkronkan bersama dengan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. Selanjutnya semua kegiatan sosialisasi dan pelatihan SI, SKL dan Pengembangan KTSP tersebut supaya menggunakan bahan yang telah
disiapkan ini, sehingga dapat memperlancar dalam mengembangkan KTSP di masing-masing satuan pendidikan dengan baik.”7
Oleh karena itu, semua lapisan masyarakat yang terkait dengan pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik sebagai pengambil kebijakan, pelaksana, maupun masyarakat umum hendaknya memiliki pemahaman yang baik terhadap perubahan kebijakan tentang kurikulum tersebut. Dengan kesetaraan pemahaman tersebut seluruh upaya peningkatan mutu pendidikan nasional akan mendapatkan dukungan dari segala penjuru dan hal ini akan menjamin keberhasilannya.
Atas dasar inilah Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa mengadakan Program pelatihan Kurikulum KTSP. Hal ini dilaksanakan tidak lain untuk meningkatkan kemampuan sumber daya guru Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa itu sendiri. Program Pelatihan Kurikulum KTSP ini merupakan jenis pelatihan pekerjaan teknis, yang memungkinkan para guru untuk melakukan pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab mereka dengan baik dalam menyusun program-program pembelajaran, diantaranya menyusun silabus, membuat RPP, menentukan KKM, Analisis SK dan KD, menyusun program tahunan, dan menyusun program semester.
Dalam kaitannya dengan Kurikulum yang sedang berjalan ini, kepala sekolah Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa berpendapat bahwa sebenarnya para pelaksana di lapangan terutama guru, belum begitu memahami apa itu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, karena mereka-mereka (guru) selama ini tahunya bahwa Kurikulum itu sudah ada dan di buat oleh pemerintah dan mereka tinggal melaksanakannya saja.
7
“Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para guru bisa memahami sedikit, walaupun tidak seratus persen tentang apa itu KTSP dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan (Sekolah). Dalam proses pelatihan ini, para peserta pelatihan sangatlah antusias dalam mengikuti pelatihan ini, karena para narasumber memaparkan materi-materi terkait dengan cara yang sangat menarik dan sangat mudah dimengerti, diiringi dengan contoh-contoh yang gamblang dan applicable, sehingga para peserta sangat antusias dan semangat duduk berjam-jam untuk mengikuti pelatihan-pelatihan ini.”8
Kegiatan yang dilakukan selain meningkatkan kualitas guru juga manjadikan guru belajar tentang metode pengajaran.