• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Pengetahuan

Dalam dokumen Filsafat ilmu pengetahuan. (Halaman 58-62)

MENCARI IDENTITAS ILMU PENGETAHUAN

C. Jenis-jenis Pengetahuan

Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam jenis pengetahuan manusia. Setiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan atau persoalan tertentu yang diajukan. Dalam rangka untuk mencari dan menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan atau persoalan yang sering muncul, kita perlu memahami berbagai jenis pengetahuan yang ada, sebagai alamat tempat tersedianya sarana untuk memberikan jawaban atau penyelesaian yang sesuai. Kita diharapkan dapat menemukan jawaban terhadap berbagai persoalan yang sering kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari dengan bantuan berbagai jenis pengetahuan yang tersedia.

Ada berbagai jenis pertanyaan yang muncul dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk yang berakal budi manusia memiliki kecenderungan untuk mempersoalkan berbagai macam hal berkenaan dengan dirinya dalam hubungannya dengan alam lingkungannya, dengan lingkungan sosialnya, maupun lingkungan dunia supra natural (meta-empirik). Berdasar kecenderungan dasar kodrati manusia, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat digolongkan ke dalam berbagai segi atau aspek kehidupan, misalnya: pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan manusia yang memiliki indera, berkenaan dengan penglihatan, dengan pendengaran, dengan penciuaman, dengan perabaan, dan dengan pencecapan; pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan manusia yang memiliki unsur biologis yang terwujud dalam organ tubuh, misalnya berkenaan dengan pernapasan, dengan pencernaan, dengan peredaran darah, dengan syaraf; pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan manusia yang memiliki perasaan dalam batin, misalnya berkenaan dengan rasa kedamaian, dengan rasa kebahagiaan, dengan rasa aman; pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan manusia yang memiliki karsa atau kehendak yang bebas, misalnya pertanyaan yang berkenaan dengan tindakan yang layak dikehendaki untuk dilakukan, yang berkenaan dengan

moralitas tindakan; dan ada pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan manusia merasakan dan mengakui adanya dunia supra-natural atau dunia gaib, yang mendorong manusia untuk mempertanyakan daya-daya kekuatan yang mengatasi daya tangkap manusia, yang bersifat meta-empirik.

Berbagai jenis pertanyaan yang muncul dari kecen- derungan dasar kodrat manusia tersebut ternyata meng- hasilkan berbagai jenis kelompok pengetahuan, sebagai tempat untuk menampung berbagai persoalan beserta jawaban-jawaban yang telah diusahakan dan ditemukan dalam kehidudpan manusia, misalnya: pengetahuan tentang alam (sebagai yang berkaitan dengan indera), pengetahuan tentang kesehatan (sebagai yang terkait dengan berfungsinya organ tubuh), pengetahuan tentang seni (sebagai yang terkait dengan perasaan eksternal maupun internal), pengetahuan tentang moralitas tindakan (sebagai yang terkait dengan kehendak bebas manusia), pengetahuan tentang agama (sebagai yang terkait dengan perasaan keimanan terhadap Tuhan). Dari penjelasan di atas nampak bahwa berbagai kelompok jenis pengetahuan di atas tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia yang mencari jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapi manusia, menurut susunan kodrat dirinya sebagai makhluk jasmani (fisik, inderawi, biologis, dan psikis) serta makhluk rohani (cipta, rasa, dan karsa), menurut kedudukan kodrat dirinya sebagai makhluk yang otonom (mandiri) dan makhluk ciptaan Tuhan (tergantung pada Tuhan), maupun menurut sifat kodrat dirinya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Sebagai makhluk jasmani, manusia memiliki berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan hal-hal fisis, inderawi, biologis maupun psikis, baik yang ada dalam diri- nya sendiri maupun yang berada di luar dirinya. Sehingga pengetahuan yang selaras dengan persoalan kejasmanian manusia tersebut meliputi/mencakup hal-hal jasmaniah yang ada dalam dirinya maupun yang ada di luar dirinya. Hal-hal jasmaniah yang ada dalam dirinya dapat

disebutkan misalnya: unsur-unsur fisis-chemis yang menyusun tubuhnya, bagian-bagian dari tubuh manusia; peranan indera bagi kehidupan manusia misalnya sebagai sarana penglihatan, pendengaran, penciuman; fungsi organ-organ biologis bagi kehidupan manusia; daya-daya emosional yang ada dalam diri manusia. Sedangkan hal-hal jasmaniah yang berada di luar dirinya dapat mencakup antara lain: benda-benda fisik, tumbuh-tumbuhan, bina- tang, bunyi, panas, aroma, bobot, cuaca, lingkungan alam. Berdasar kejasmanian manusia, dapatlah ditemukan bebe- rapa jenis pengetahuan, antara lain: pengetahuan tentang alam, pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan, pengeta- huan tentang binatang, pengetahuan tentang bunyi, pengetahuan tentang panas, pengetahuan tentang cuaca.

Sebagai makhluk rohani, manusia memiliki berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan hal-hal yang terkait dengan cipta, rasa maupun karsa, baik yang berada dalam dirinya sendiri maupun yang berada di luar dirinya. Sehingga pengetahuan yang selaras dengan persoalan kerohanian manusia tersebut meliputi/mencakup hal-hal rohaniah yang ada dalam dirinya maupun yang ada di luar dirinya. Hal-hal rohaniah yang berada di dalam dirinya dapat disebutkan beberapa sebagai berikut: berbagai pemikiran yang sedang berlangsung, berbagai perasaan yang dirasakan dalam hati orang, dan berbagai pilihan dan keputusan kehendak untuk berbuat. Sedangkan hal-hal rohaniah yang berada di luar diri manusia dapat disebut- kan beberapa hal sebagai berikut: rancangan pemikiran, situasi tidak aman, situasi damai, suatu lukisan yang indah, suatu penampilan seni tari, tindakan moral yang baik, tindakan jahat. Dari segi rohaniah ini, dapatlah kita sebutkan beberapa jenis pengetahuan, antara lain: pengetahuan tentang perencanaan, pengetahuan tentang ideologi, pengetahuan tentang seni, pengetahuan tentang moral.

Sebagai makhluk religius, manusia memiliki berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan Tuhan sebagai penciptaan alam semesta ini. Sehingga pengetahuan yang

selaras dengan persoalan religiusitas manusia tersebut meliputi hal-hal yang berada dalam dirinya maupun yang di luar dirinya. Hal-hal religius yang berada dalam diri manusia dapat meliputi beberapa hal, antara lain: keimanan pada Tuhan, pemahaman akan Tuhan, ketaatan dan ketakwaan pada Tuhan, perasaan hormat pada Tuhan, perasaan kedekatan dengan Tuhan. Sedangkan hal-hal religius yang berada di luar diri manusia dapat disebutkan beberapa hal, antara lain: lembaga keagamaan, tempat- tempat dan sarana untuk beribadat pada Tuhan, kitab suci sebagai wahyu dari Tuhan, serta berbagai gejala yang menunjukkan adanya Tuhan. Dari aspek religius ini dapatlah kita sebutkan beberapa pengetahuan, antara lain: pengetahuan tentang keimanan akan Tuhan, pengetahuan tentang sabda Tuhan, pengetahuan tentang kehendak Tuhan, pengetahuan tentang sifat-sifat Tuhan, penge- tahuan tentang agama, pengetahuan tetang peribadatan.

Selain pengelompokan pengetahuan berdasarkan berbagai aspek kodrat manusia serta berbagai bidang atau lingkup realitas yang terkait, kiranya kita perlu menge- lompokkan pengetahuan berdasarkan tingkat kualitas pengetahuan yang diharapkan manusia. Dalam hidupnya manusia memiliki berbagai jenis persoalan berdasarkan kualitas jawaban yang diharapkan: pertama, ada persoalan praktis yang segera ingin dipenuhi dan demi kepentingan praktis sesaat; kedua, ada persoalan yang tidak begitu mendesak, namun memerlukan pemikiran lebih serius, hati-hati dan teliti karena demi kepentingan lebih vital, lebih luas, lebih mendalam, serta memiliki jangkauan masa depan lebih lama, dan demi mencapai hasil kebenaran lebih baik yang semakin memberi manfaat bagi kehidupan manusia; ketiga, ada persoalan mendasar, yang perlu pemikiran lebih serius, lebih menyeluruh, dan lebih mendasar, demi menentukan dasar, pegangan serta arah hidup yang dapat diandalkan. Dari ketiga persoalan tersebut tentunya juga menghasilkan tiga jenis kelompok pengetahuan. Dari persoalan pertama akan menghasilkan

kedua menghasilkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), sedangkan persoalan ketiga menghasilkan

pengetahuan filsafati (philosophical knowledge). Baik

pengetahuan sehari-hari, pengetahuan ilmiah, maupun pengetahuan filsafati boleh dikatakan memiliki obyek atau lingkup wilayah pemikiran sama, karena ketiga jenis pengetahuan tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya berusaha untuk mempersoalkan dan memikirkan segala hal yang ada yang dihadapinya. Sesuai dengan hasil jawaban yang diharapkan dapatlah dibedakan ketiga jenis pengetahuan tersebut: pengetahuan sehari-hari akan dapat begitu mudah diperoleh, hasil segera dapat digunakan secara praktis, namun kualitas hasil tentu saja tidak selalu memuaskan (sering mengecewakan); pengetahuan ilmiah diharapkan menghasilkan kebenaran pengetahuan yang lebih dapat dipercaya, karena telah diusahakan lebih serius (kritis, logis, sistematis, obyektif, metodis), dan meskipun hasil tidak langsung dapat diperoleh, namun hasil pengetahuan lebih dapat diandalkan, dapat digunakan dalam lingkup lebih luas dan dalam jangka waktu lebih lama; pengetahuan filsafati diharapkan menghasilkan pengetahuan yang dapat dijadidkan dasar dan arah bagi kegiatan pokok dalam berbagai bidang kehidupan manusia, karena telah dipikirkan secara serius (kritis, logis, sistematis, obyektif, metodis), menyeluruh, dan mendalam.

Dalam dokumen Filsafat ilmu pengetahuan. (Halaman 58-62)