BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN/OPERASI
C. Jenis-jenis Perjanjian
1. Perjanjian Menurut Sumbernya:
a. Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga. Misalnya , perkawinan. b. Perjanjian yang bersumber dari hukum kebendaan, adalah perjanjian
yangberhubungan dengan peralihan hukum benda.
c. Perjanjian obligatoir, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban. d. Perjanjian yang bersumber dari hukum acara.
e.Perjanjian yang bersumber dari hukum publik.20
20
Sudikno Mertokusumo, Rangkuman Kuliah Hukum Perdata, Fakultas Pascasarjana UGM
2. Perjanjian Menurut Hak dan Kewajiban Para Pihak
a.Perjanjian timbal-balik, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajibanpokok bagi kedua belah pihak. Perjanjian ini ada dua macam yaitu timbalbalik yang sempurna dan tidak sempurna.Misalnya, perjanjian jual beli.”
b. Perjanjian sepihak, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada satupihak saja, sedangkan pada pihak yang lain hanya ada hak. Contoh : hibah(Pasal 1666 KUHPerdata) dan perjanjian pemberian kuasa (Pasal 1792KUHPerdata)
3. Perjanjian Menurut Keuntungan Salah Satu Pihak dan Adanya Prestasi Pada Pihak yang Lain
a.Perjanjian Cuma-cuma, adalah perjanjian yang hanya memberikankeuntungan pada salah satu pihak. Contoh, perjanjian hibah. b.Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadap prestasi dari
pihakyang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak yang lain dan antara keduaprestasi itu ada hubungannya menurut hukum, contoh, perjanjian jual beli,sewa-menyewa dan lain-lain.
Perjanjian menurut namanya dibedakan menjadi perjanjian khusus/ bernama/nominaat dan perjanjian umum/ tidak bernama/ innominaat/ perjanjian jenis baru(Pasal 1319 KUHPerdata).
a. Perjanjian khusus/bernama/nominaat adalah perjanjian yang memiliki namadan diatur dalam KUHPerdata”. Contoh, perjanjian-perjanjian yang terdapatdalam buku III Bab V-XVIII KUHPerdata, antara lain perjanjian jual beli,perjanjian tukar-menukar, perjanjian sewa-menyewa, perjanjian penitipanbarang, perjanjian hibah, perjanjian pinjam-memimjam, perjanjian pinjampakai, perjanjian pemberian kuasa, perjanjian perdamaian dan lain-lain.
b. Perjanjian umum/tidak bernama/innominaat/perjanjian jenis baru, adalahperjanjian yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyarakat karena asaskebebasan berkontrak dan perjanjian ini belum dikenal pada saat KUHPerdatadiundangkan.
Dilihat dari aspek pengaturannya perjanjian innominaat dibedakan menjadi:
1) Perjanjian innominaat yang diatur secara khusus dan dituangkan dalambentuk undang-undang dan atau telah diatur dalam pasal-pasal tersendiri.Misalnya, kontrak production sharing yang diatur dalam Undang-UndangNomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi.Karena perjanjian innominaat didasarkan pada asaskebebasan berkontrak maka sistem pengaturan hukum perjanjian innominaatadalah sistem terbuka/open system.
2) Perjanjian innominaat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah, misalnyatentang waralaba/franchise yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 tentang waralaba.
3) Perjanjian innominaat yang belum diatur atau belum ada undangundangnyadi Indonesia, misalnya kontrak rahim atau surrogate mother.Perjanjian innominaat bersifat khusus sebagaimana tercantum dalam peraturanperundang-undangan yang berlaku sedangkan perjanjian nominaat bersifat umumsehingga disini asas lex spesialis derogat legi generale berlaku meskipun ketentuanumum mengenai perjanjian sendiri tetap mengacu atau tunduk pada KUHPerdatasebagaimana tertuang dalam Pasal 1319 KUHPerdata yang menyatakan bahwa“semua perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidakterkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-peraturan umum, yangtermuat didalam bab ini dan bab yang lalu”.
5. Perjanjian Menurut Bentuknya
Ada 2 macam, yaitu perjanjian lisan/tidak tertulis dan perjanjian tertulis. Termasuk perjanjian tidak tertulis/ lisan adalah:
a. Perjanjian konsensual, adalah perjanjian dimana adanya kata sepakat antarapara pihak saja sudah cukup untuk timbulnya perjanjian yangbersangkutan21
21
J. Satrio, Hukum Perikata Perikatan yang Lahir dari Perjanjian. Buku I, Citra Aditya Bakti,
b. Perjanjian riil, adalah perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadinyapenyerahan barang atau kata sepakat bersamaan dengan penyerahanbarangnya. Misalnya, perjanjian penitipan barang dan perjanjian pinjampakai22
Sedangkan yang termasuk perjanjian tertulis, yaitu :
1) Perjanjian standar atau baku adalah perjanjian yang berbentuk tertulisberupa formulir yang isinya telah distandarisasi (dibakukan) terlebihdahulu secara sepihak oleh produsen, serta bersifat masal, tanpamempertimbangkan perbedaan kondisi yang dimiliki konsumen23
2) Perjanjian formal adalah perjanjian yang telah ditetapkan denganformalitas tertentu24
6. Perjanjian-Perjanjian yang Istimewa Sifatnya
Perjanjian-perjanjian yang istimewa sifatnyaYang termasuk dalam perjanjian inimenurut Mariam Darus Badrulzaman : Misalnya, perjanjian perdamaian yang harus secaratertulis (Pasal 1851 KUHPerdata), perjanjian hibah dengan akta notaris. Perjanjian- perjanjian yang sifatnya istimewa yaitu:
a. Perjanjian liberatoir adalah perjanjian dimana para pihak membebaskan diridari kewajiban yang ada. Misalnya, pembebasan hutang (Pasal 1438KUHPerdata).
22
Mariam Darus Badrulzaman,Op.Cit., Hal. 92-93.
23
Djaja S. Meliala, Op.Cit., Hal. 90.
24
b. Perjanjian pembuktian, yaitu perjanjian dimana para pihak menentukanpembuktian apakah yang berlaku diantara mereka.
c. Perjanjian untung-untungan, misalnya perjanjian asuransi (Pasal 1774KUHPerdata).
d. Perjanjian publik, adalah perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasaioleh hukum publik, karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa(pemerintah), misalnya perjanjian ikatan dinas25
7. Perjanjian campuran/contractus sui generis (Pasal 1601 C KUHPerdata).
Di dalam perjanjian ini terdapat unsur-unsur dari beberapa perjanjian bernamayang terjalin menjadi satu sedemikian rupa sehingga tidak dapat dipisah-pisahkansebagai perjanjian yang berdiri sendiri-sendiri.Contoh, perjanjian antara pemilikhotel dengan tamu.
8. Perjanjian penanggungan (borgtocht).
Adalah suatu persetujuan dimana pihak ketiga demi kepentingan krediturmengikatkan dirinya untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur tidak memenuhiperikatannya (Pasal 1820 KUHPerdata).
9. Perjanjian garansi (Pasal 1316 KUHPerdata) dan Derden Beding (Pasal 1317KUHPerdata)
a. Perjanjian garansi adalah suatu perjanjian dimana seorang menjamin pihaklain (lawan janjinya) bahwa seorang pihak ketiga yang ada di luar
25
perjanjian(bukan pihak dalam perjanjian yang bersangkutan) akan melakukan sesuatu(atau tidak akan melakukan sesuatu) dan kalau sampai terjadi pihak ketigatidak memenuhi kewajibannya, maka ia akan bertanggung jawab untuk itu.
b. Derden Beding (janji pihak ketiga) berdasarkan asas pribadi suatu perjanjianberlaku bagi pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri (Pasal 1315 joPasal 1340 KUHPerdata) dan para pihak tidak dapat mengadakan perjanjianyang mengikat pihak ketiga, kecuali dalam apa yang disebut janji guna pihakketiga (Pasal 1317 KUHPerdata).Dengan kata lain, perjanjian garansi adalah perjanjian dimana seorang berjanji kepada pihak bahwa orang lain akan melaksanakan/memenuhiprestasi. 10. Perjanjian Menurut Sifatnya
a. Perjanjian pokok, yaitu perjanjian yang utama
b. Perjanjian accesoir adalah perjanjian tambahan yang mengikuti perjanjianutama/pokok, misalnya perjanjian pembebanan hak tanggungan atau fidusia26
c. Perjanjianobligatoir adalah perjanjian yang hanya (baru) meletakkan hak dankewajiban kepada masing-masing pihak dan belum memindahkan hak milik.
Sedangkan penggolongan yang lain adalah didasarkan pada hak kebendaan dankewajiban yang ditimbulkan dari adanya kewajiban tersebut
26
d. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian dengan mana seseorang menyerahkanhaknya atas sesuatu kepada pihak lain, misalnya peralihan hak milik27
6. Tujuan perjanjian telah dicapai dengan kata lain dilaksanakannya objek perjanjian atau prestasi.