• Tidak ada hasil yang ditemukan

40. Apa saja jenis-jenis sukuk?

Mengacu pada Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), terdapat 14 jenis akad yang dapat digunakan dalam penerbitan sukuk, yaitu antara lain Sukuk Ijarah, Sukuk Murabahah, Sukuk Salam, Sukuk Istishna‟, Sukuk Mudharabah, Sukuk Musyarakah, Sukuk Wakalah, Sukuk Mugharasah, Sukuk Muzara‟ah, Sukuk Musaqah.

41. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Ijarah?

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang atau jasa itu sendiri. Sukuk Ijarah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad Ijarah, dan dapat diklasifikasikan menjadi antara lain:

Sukuk kepemilikan aset berwujud yang disewakan

Yaitu sukuk yang diterbitkan oleh pemilik aset yang disewakan atau yang akan disewakan, dengan tujuan untuk menjual aset tersebut dan mendapatkan dana dari hasil penjualan, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik aset tersebut

Sukuk kepemilikan manfaat

Yaitu sukuk yang diterbitkan oleh pemilik aset atau pemilik manfaat aset, dengan tujuan untuk menyewakan aset/manfaat dari aset dan menerima uang sewa, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik manfaat dari aset.

Sukuk kepemilikan jasa

Yaitu sukuk yang diterbitkan dengan tujuan untuk menyediakan suatu jasa tertentu melalui penyedia jasa (seperti jasa pendidikan pada universitas) dan mendapatkan fee atas penyediaan jasa tersebut, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik jasa.

42. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Salam?

Salam adalah kontrak jual beli suatu barang yang jumlah dan kriterianya telah ditentukan secara jelas, dengan pembayaran dilakukan dimuka sedangkan barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang disepakati bersama.

Sukuk Salam adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan dana untuk modal dalam akad Salam, sehingga barang yang akan disediakan melalui akad Salam menjadi milik pemegang sukuk.

43. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Istishna’?

Istishna‟ adalah akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan antara para pihak dimana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.

Sukuk Istishna‟ adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memproduksi suatu barang, sehingga barang yang akan diproduksi tersebut menjadi milik pemegang sukuk.

44. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Musyarakah?

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya, untuk tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

Sukuk Musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan memperoleh dana untuk menjalankan proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah berjalan, atau untuk membiayai kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan akad musyarakah, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik proyek atau aset kegiatan usaha tersebut, sesuai dengan kontribusi dana yang diberikan. Sukuk musyarakah tersebut dapat dikelola dengan akad musyarakah (partisipasi), mudharabah atau agen investasi (wakalah).

45. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Mudharabah?

Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian. Keuntungan dari hasil kerjasama tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian.

Sukuk Mudharabah adalah sukuk yang merepresentasikan suatu proyek atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad mudharabah, dengan menunjuk salah satu partner atau pihak lain sebagai mudharib (pengelola usaha) dalam melakukan pengelolaan usaha tersebut.

46. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Wakalah?

Wakalah adalah akad pelimpahan kuasa oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal tertentu. Sukuk Wakalah adalah sukuk yang merepresentasikan suatu proyek atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad wakalah, dengan menunjuk Agen (wakil) tertentu untuk mengelola usaha atas nama pemegang sukuk.

47. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Muzara’ah?

Muzara‟ah adalah akad kerjasama di bidang pertanian, dimana pemilik lahan memberi hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (petani). Keuntungan yang diperoleh dari hasil lahan dibagi bersama sesuai kesepakatan.

Sukuk Muzara‟ah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana untuk membiayai kegiatan pertanian berdasarkan akad Muzara‟ah, sehingga pemegang sukuk berhak atas bagian dari hasil panen sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian.

48. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Musaqah?

Musaqah adalah akad kerjasama di bidang irigasi tanaman pertanian, dimana pemilik lahan memberikan hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (penggarap) untuk melakukan penyiraman (irigasi) dan pemeliharaan tanaman.

Keuntungan yang diperoleh dari hasil pertanian dibagi bersama sesuai kesepakatan.

Sukuk Musaqah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan menggunakan dana hasil penerbitan sukuk untuk melakukan kegiatan irigasi atas tanaman berbuah, membayar biaya operasional dan perawatan tanaman tersebut berdasarkan akad musaqah, dengan demikian pemegang sukuk berhak atas bagian dari hasil panen sesuai kesepakatan.

49. Apakah sukuk dapat diterbitkan dengan kombinasi akad tertentu?

Suatu sukuk dapat diterbitkan dengan menggunakan kombinasi dari dua atau lebih akad. Misalnya penerbitan sukuk Istishna‟-Ijarah, yang menggunakan kombinasi akad Istishna‟ dalam rangka membangun suatu proyek/bangunan, untuk kemudian disewakan dengan menggunakan akad Ijarah.

III. SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA / SUKUK NEGARA A. PAPARAN UMUM

50. Apakah yang dimaksud dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara?

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

51. Apakah dasar hukum penerbitan SBSN?

Dasar hukum penerbitan SBSN adalah Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, yang disahkan pada tanggal 7 Mei 2008, yang mengatur tentang Sukuk yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.

Peraturan lainnya yang mendukung pelaksanaan penerbitan SBSN diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

52. Siapakah yang berwenang menerbitkan SBSN menurut Undang-Undang?

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk menerbitkan SBSN dan dilaksanakan oleh Menteri Keuangan.

53. Apakah Tujuan penerbitan SBSN?

Tujuan penerbitan SBSN adalah untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk membiayai pembangunan proyek (seperti proyek infrastruktur dalam sektor energi, telekomunikasi, perhubungan, pertanian, industri manufaktur, dan perumahan rakyat).

54. Jelaskan kenapa Pemerintah perlu menerbitkan SBSN?

Sejalan dengan tujuan utama penerbitan SBSN yaitu untuk membiayai APBN, penerbitan SBSN oleh Pemerintah diperlukan antara lain untuk:

memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara;

mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah di Indonesia;

memperkuat dan meningkatkan peran sistem keuangan berbasis syariah di dalam negeri;

menciptakan benchmark instrumen keuangan syariah baik di pasar keuangan syariah domestik maupun internasional;

memperluas dan mendiversifikasi basis investor;

mengembangkan alternatif instrumen investasi;

membiayai pembangunan proyek infrastruktur;

mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN).

55. Jelaskan perbedaan antara Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan Surat Utang Negara (SUN)?

SBSN/Sukuk Negara Surat Utang Negara Prinsip Dasar Surat Berharga yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti kepemilikan/ penyertaan terhadap Aset SBSN

Surat Berharga yang merupakan surat

pengakuan utang tanpa syarat dari penerbit

Underlying

Sumber pembiayaan APBN, termasuk Pembiayaan proyek pemerintah

Sumber pembiayaan APBN

Return imbalan, bagi hasil, margin, capital gain

Bunga, capital gain Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 19 tahun

2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2001 tentang Surat Utang Negara

56. Jelaskan keuntungan berinvestasi dalam SBSN?

Keuntungan yang diperoleh investor dari berinvestasi dalam SBSN atau Sukuk Negara, antara lain:

merupakan investasi yang aman, karena pembayaran imbalan dan nilai nominal SBSN sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Pemerintah;

berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah, serta aman dan terbebas dari hal-hal yang dilarang syariah, seperti riba, gharar, dan maysir, sehingga selain aman juga menentramkan;

memberikan penghasilan berupa imbalan atau bagi hasil yang kompetitif, dibandingkan dengan instrumen keuangan lain;

dapat diperdagangkan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar, sehingga investor berpotensi mendapatkan capital gain;

turut berpartisipasi serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional.

57. Apakah bukti kepemilikan SBSN oleh investor?

Pencatatan kepemilikan Surat Berharga Syariah Negara tidak dilakukan secara fisik, melainkan dilakukan secara elektronik (scripless). Kepemilikan SBSN oleh investor tercatat di sub-registry yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia selaku agen penatausahan SBSN dalam rangka membantu pelaksanaan penatausahaan tersebut.

B. PERUSAHAAN PENERBIT SBSN ATAU SPECIAL PURPOSE VEHICLE (SPV)

Dokumen terkait