• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Tempat Wisata di Kota Pematangsiantar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Daftar Kecamatan di Kota Pematangsiantar

2.4. Jenis-jenis Tempat Wisata di Kota Pematangsiantar

Selain Vihara Avalokitesvara, di kota Pematangsiantar terdapat beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh masyarakat yang ingin berlibur, diantaranya adalah :

1. Taman Bunga

Taman bunga terletak di Jalan Merdeka. Biasanya kawasan ini paling ramai dikunjungi pada saat jam 13.00 dan pada saat hari libur dan akhir pekan. Kawasan ini paling banyak dikunjungi oleh para kaum muda-mudi sekedar untuk berkumpul maupun berkencan. Alasan orang-orang banyak mengunjungi taman bunga karena memang kawasan ini merupakan paru-paru Kota Pematangsiantar yang terletak di pusat kota dan dipenuhi oleh pepohonan yang rimbun yang membuatnya sangat asri dan sejuk. Selain itu, ditambah banyaknya pedagang-pedagang seperti penjual makanan, jagung bakar, dsb menambah daya tarik tempat ini.

2. Lapangan Adam Malik

Lapangan adam malik merupakan lapangan Kota Pematangsiantar karena di tempat inilah diselanggarakan acara-acara resmi seperti Upacara HUT RI, tempat bazar, dan ditempat inilah dirayakan perayaan keagamaan dan pesta

kembang api tahun baru. Letaknya yang terletak di pusat kota membuat lapangan ini ramai dikunjungi baik itu siang hari maupun malam hari. Di lapangan ini selain sebagai lapangan upacara, merupakan kawasan yang banyak hiburan-hiburan dan pedagang-pedagang seperti kereta-keretaan, mandi bola bagi anak-anak, pedagang-pedagang makanan dan tempat nongkrong yang nyaman. Selain itu, Lapangan Adam Malik pada pagi harinya banyak dikunjungi antara jam 04.30-07.00 untuk berolahraga dan jogging tertuatama pada hari Minggu.

3. Taman Hewan Pematangsiantar (Kebun Binatang Pematangsiantar) Taman Hewan Pematang Siantar (THPS) atau sebelumnya dikenal juga sebagai Kebun Binatang Siantar. Kebun binatang ini resmi dibuka untuk umum pada tanggal 27 November 1936 dengan luas areal sekitar 4.5 hektare. THPS berlokasi di Jl. Kapt. MH. Sitorus No. 10, Kota Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara. Sampai saat ini THPS masih mempertahankan statusnya sebagai kebun binatang yang terlengkap dan terbaik di wilayah Sumatera Utara. Koleksi satwa dan popularitasnya bahkan mengalahkan Kebun Binatang Medan dengan luas yang berpuluh kali lebih besar. Meskipun dengan berbagai keterbatasan seperti sempitnya ruang yang tersedia, kurangnya pendanaan serta pemahaman untuk proyek peremajaan eksibisi hewan, namun melalui usaha perawatan hewan yang cukup baik, THPS cukup berhasil dalam menjalankan peranannya sebagai lembaga konservasi serta dapat digolongkan sebagai salah satu kebun binatang yang terbaik di antara kebun binatang yang ada di Indonesia.

4. Museum Simalungun

Museum ini terletak di jalan Sudirman dan dihapit oleh GKPS Sudirman dan Polresta Pematangsiantar. Museum Simalungun memiliki koleksi etnografi dan arkeologi mencapai 866 buah. Ketika memasukinya kita akan takjub akan keindahan koleksinya Terletak di Jalan Sudirman No. 20, Pematang Siantar, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pembangunan museum ini dimulai pada April 1939 dan selesai pada Desember 1939. Semula museum ini disebut Rumah Pusaka Simalungun, diresmikan pada 30 April 1940.

5. Kolam Renang Tirta Yudha

Kolam ini diresmikan oleh Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F.Paulus melaksanakan pengguntingan pita dan penanda tanganan prasasti oleh Danrindam I/BB Kol. Inf Teguh Arif Ndratmoko dalam rangka meresmikan Kolam Renang Tirta Wira Yudha Rindam I/BB dijalan Sisingamangaraja P.Siantar, sabtu (23/3/2013). Danrindam I/BB dalam sambutannya mengatakan, kolam renang Tirta Yudha Rindam I/BB mempunyai sejarah dimana pembangunannya dimulai pada tahun 1980 lalu dengan nama kolam renang Bah Sorma. Pada tahun 1999 kolam tersebut tidak beroperasi lagi sehingga mengalami kerusakan yang cukup parah dan tidak dapat beroperasional. Situasi tersebut berjalan hingga kurun waktu 13 (tiga belas) tahun. Atas izin dan dorongan Pangdam I/BB serta donator, maka pada 29 November 2012 lalu dilaksanakan pembangunan kembali sehingga pada sabtu 23 Maret 2012 yakni dalam kurun waktu 4 (empat) bulan secara resmi

kolam renang dapat dioperasionalkan. Kolam renang tersebut merupakan salah satu sarana fasilitas yang dapat memberikan satu kontribusi kepada Pemko Siantar dan Pemkab Simalungun dalam pembinaan atlit renang sekaligus masyarakat Siantar-Simalungun sehingga terbentuk suatu wadah prestasi renang yang bernaung pada Tirta Wira Yudha Club. Dari segi prasarana kolam renang ini merupakan kolam renang terbaik di Pematangsiantar. Kolam ini memiliki 3 kolam. Kedalamannya hampir sama dengan Kolam Detis. Bedanya, Kolam untuk anak-anak memiliki beberapa permainan air yang mengasyikan. Tirta Yudha juga memiliki prasarana yang masih baik, tempat terbuka hijau yang sangat cocok untuk bersantai selepas lelah berenang.

6. Karang Anyar

Dari namanya itu adalah nama sebuah tempat di pulau Jawa sana, tapi di Pematang Siantar, nama Karang Anyar sudah tidak asing lagi karena menjadi nama sebuah tempat wisata Pemandian Alam. Untuk menuju kesana sangatlah mudah. Bila ditempuh dari kota Medan menuju Pemandian Alam Karang Anyar Kec. Gunung Maligas Kabupaten Simalungun sekitar 128 Km atau kira-kira 2 km setelah memasuki Kota Pematangsiantar. Jalan yang dilalui tergolong bagus karena sudah aspal, walau ada sedikit bolong disana-sini dan sedikit sempit namun untuk kendaraan roda empat tidak menjadi masalah berarti. Sampai di gapura atau pos selamat datang kita akan dikenai retribusi masuk Rp 2.500,-/orang. Dari gapura untuk sampai ke lokasi pemandian berjarak sekitar 300 meter dan disana telah disediakan parkiran

sepeda motor dan mobil. Untuk parkiran mobil dikenakan biaya Rp 10.000,- sedangkan untuk sepeda motor Rp3.000,-. Selanjutnya kita tinggal menuruni anak tangga ke bawah dan langsung bisa melihat jernihnya air pemandian Karang Anyar. Disekitar pinggirannya kita bisa melihat deretan gubuk-gubuk yang tersedia sebagai tempat bersantai. Dahulu Karang Anyar masih hutan yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Lalu warga berinisiatif mengelolanya dan kemudian pemerintah mengembangkan tempat itu menjadi lokasi wisata sampai sekarang ini.

7. Kedai Kopi Kok Tong

Kopi Kok Tong berdiri sejak 1925. Orang Siantar lebih mengenal tempat ini dengan nama kopi Kok Tong, kopi paling terkenal di Sumatera Utara. Awalnya Kok Tong merupakan usaha perkopian yang dirintis oleh seorang keturunan Tionghoa bernama Lim Tee Kee pada tahun 1925. Saat itu dinamai kedai kopi Hang Seng. Kemudian diturunkan kepada anaknya (generasi kedua) yang bernama Lim Kok Tong yang mengubah nama kedai ini menjadi Kok Tong pada 1978, dan kini diteruskan kepada A Min. Di tangan generasi ketiga inilah Kopi Kok Tong melebarkan sayapnya dengan membuka cabang hingga ke mal-mal di kota Medan.

8. Toko Ganda

Biasanya wisatawan yang datang berkunjung ke Pematangsiantar, pasti membeli Roti Ganda yang sudah khas di kalangan masyarakat. Bukan hanya kelezatannya, roti ini terkenal dengan lembut nya. Banyak orang yang mengira, Roti Ganda itu adalah Roti yang di oleskan selai srikaya tersebut.

Namun bukan, Roti Ganda adalah Kue Bolu yang di lapisi cream atau coklat. Namun masyarakat sudah mengenal Roti Ganda sebagai Roti yang di olesi dengan selai srikaya. Sebenarnya sama saja kelezatan nya. Namun, kebanyakan orang menganggap Roti Ganda adalah Roti Srikaya. Karena Harga nya yang cukup murah. Cukup mengeluarkan uang Rp. 17.000,- untuk satu bungkus besar roti ganda yang sudah di potong-potong.

9. Maha Vihara Vidya Maitreya

Vihara ini merupakan tempat bagi umat Buddha. Vihara ini terletak di jalan Ade Irma Suryani Pematangsiantar. Vihara ini juga di kunjungi oleh wisatawan, karena Vihara ini memiliki lokasi yang bagus, bersih dan patung Buddha Julai yang unik berwarna keemasan dan juga memiliki ukuran yang cukup besar yaitu ± 225cm yang menjadi daya tarik wisatawan.

2.5. Sejarah Avalokitesvara dan Patung Dewi Kwan Im 2.5.1. Sejarah Berdirinya Vihara Avalokitesvara

Dalam catatan sejarah, keberadaan Vihara Avalokitesvara ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Syarif Hidayatullah (1450-1568 M), atau yang lebih populer dengan nama Sunan Gunung Djati, salah seorang wali dari Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Beliau terpantik mendirikan sebuah vihara di Serang karena melihat banyaknya perantau dari Tiongkok beragama Buddha yang membutuhkan tempat ibadah.

Menurut versi lain, ide mendirikan vihara muncul setelah beliau menikah dengan salah seorang putri Tiongkok bernama Putri Ong Tien. Karena banyak di antara pengikut putri tersebut yang masuk Islam, Sunan Gunung Djati kemudian

membangun sebuah masjid bernama Masjid Pecinan, yang kini tinggal puingnya saja. Sedangkan bagi mereka yang tetap bertahan dengan keyakinannya semula, dibuatkan sebuah vihara.

Vihara yang termasuk dalam Kawasan Situs Banten Lama dan konon dibangun sekitar tahun 1652 M ini diberi nama Vihara Avalokitesvara. Nama vihara tersebut diambil dari nama salah seorang penganut Buddha, yaitu Bodhisattva Avalokitesvara, yang artinya “mendengar suara dunia.”

2.5.2. Vihara Avalokitesvara di Kota Pematangsiantar

Vihara Avalokitesvara di Kota Pematangsiantar ini berdiri sudah hampir 100 tahun dan sudah dipimpin empat generasi. Generasi pertama bernama Bhiksu Batama, kedua Bhiksu Kau Chan, ketiga Bhiksu Dhyanavira, dan generasi keempat Bhiksu Dhityadaya yang saat ini sedang memimpin di Vihara Avalokitesvara. Pembangunan Vihara Avalokitesvara ini masih dalam proses perkembangan. Pada saat generasi pertama dan kedua memimpin, Vihara Avalokitesvara ini masih kecil. Ketika generasi ketiga memimpin pembangunan Vihara Avalokitesvara mulai di lakukan hingga saat ini.

Pimpinan Vihara Avalokitesvara mengungkapkan bahwa biaya pengelolaan Vihara tidak ada dari pemerintah. Biaya pengelolaan Vihara dari para umat. Biaya pengelolaan tidak di tetapkan, para umat sukarela memberikan sumbangan untuk biaya pengelolaan Vihara Avalokitesvara.

Dokumen terkait