• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Sistem Perekonomian Indonesia

2.3 Teori Kredit .1 Defenisi Kredit .1 Defenisi Kredit

2.3.2 Jenis – jenis Kredit

Jenis – jenis kredit atau pinjaman yang diberikan oleh perbankan beragam karena harus disesuaikan dengan kebutuhan dari pemohon pinjaman, jenis – jenis kredit tersebut antara lain :

18

1. Kredit menurut tujuan penggunaanya : a. Kredit konsumtif

Merupakan kredit atau pinjaman yang diberikan kepada nasabah (debitur) untuk keperluan konsumsi, untuk memenuhi tuntutan perkembangan atau kebutuhan hidup.

b. Kredit produktif/ investasi

Merupakan kredit atau pinjaman yang digunakan untuk keperluan produksi guna memperlancar jalannya produksi. Dengan melalui kredit produktif ini, daya guna uang dan barang akan bertambah karena pinjaman yang diterima digunakan sebagai modal untuk meningkatkan usaha produksi atau investasi.

c. Kredit perdagangan

Merupakan kredit atau pinjaman yang diberikan kepada supplier dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagang yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut

Kredit ini disediakan khusus untuk usaha kecil dan menengah. Kredit semacam ini sangat meringankan bagi pengusaha namun tahapan seleksi pencairannya sangat ketat, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

19

2. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun, biasanya untuk investasi jangka panjang.

3. Dilihat dari macam sistem kredit yang diberikan perbankan kepada nasabahnya: a. Pemberian kredit dengan sistem Flat

Pemberian kredit yang ditawarkan perbankan dengan sistem flat (datar) adalah dimana bunga pinjaman yang telah disepakati kedua belah pihak berlaku hingga pelunasan kredit tsb kepada bank.

b. Pemberian kredit dengan sistem Slidiing

Penawaran kredit dengan sistem ini dilakukan dengan cara menurun, maksudnya adalah pembayaran angsuran kredit yang akan dibayarkan kreditur menurun jumlahnya, karena nilai pembayaran pokok dan bunga yang di tetapkan pada sistem ini selalu menurun setiap pembayarannya. c. Pemberian kredit dengan sistem Floating (mengambang)

Penawaran kredit dengan sistem ini jarang terjadi, cara kerja sistem penawaran kredit ini adalah dengan meningkatkan bunga pinjaman setiap

20

pembayarannya dan otomatis juga akan meningkatkan angsuran pokok sehingga kreditur akan membayar lebih besar pada setiap pembayarannya. 2.4 Persaingan Pasar Kredit

Di Indonesia saat ini pasar kredit yang pelaku didalamnya adalah para perbankan menjadikan peran perbankan menjadi sangat penting bagi perekonomian Indonesia mengingat Indonesia yang masih berstatus sebagai negara sedang berkembang yang memerlukan modal untuk berinvestasi dan sebagai suatu sistem kelancaran pembayaran. Banyak perbankan di Indonesia yang keberadaannya dapat dikaitkan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi, terakhir tercatat pada data bank Indonesia, terdapat 239 unit bank umum dan syariah begitu juga jumlah BPR pada akhir tahun 2012 tercatat 1.653 unit dan pada bulan bulan desember 2013 hanya tersisa 1.634 unit yang tersebar diseluruh wilayah kepulauan Indonesia. Dalam persaingan pasar kredit di Indonesia, bank dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian : Bank umum konvensional, bank umum syariah, bank asing, bank campuran, bank pemerintah daerah, bank umum swasta devisa dan non devisa, bank persero dan bank perkreditan rakyat.

Pasar kredit tidak berwujud dan bukan suatu lembaga yang langsung berinteraksi dengan masyarakat secara nyata, pasar kredit merupakan istilah dari pertemuan banyaknya penawaran akan kredit yang diikuti dengan permintaan akan kredit. Pasar kredit merupakan pasar yang sangat dinamis, interaksi kedua kekuatan tersebut tentunya memerlukan proses waktu yang tidak cepat, karena sangat terkait dengan keberadaan informasi yang berada diantara kedua belah

21

pihak. Ketika informasi yang tersedia bagi para pelaku pasar adalah sempurna maka proses penyesuaian akan berjalan cepat menuju keseimbangan, akan tetapi jika informasi yang terjadi tidak sempurna (asimetris) maka proses penyesuaian akan sangat lambat dan dapat terjadi ketidakseimbangan, ataupun keseimbangan yang terjadi diikuti dengan penjatahan kuantitas kredit (credit rationing equilibrium).

Pasar kredit merupakan suatu kegiatan ekonomi yang bertemunya penawaran dan permintaan akan kredit. Permintaan akan kredit diwakili oleh para peminjam (borrowers), sedangkan penawaran akan kredit diwakili oleh pemberi pinjaman (lenders). Peminjam yang direpresentasikan oleh kurva permintaan termasuk peminjam dari sektor rumah tangga yang identik dengan kredit konsumsi, seperti : kartu kredit, kredit mobil, perumahan, bisnis (perusahaan, perdagangan, dan lainnya), dan pemerintah. Dari sisi permintaan akan kredit, umumnya terdiri dari dua komponen: 1. permintaan akan kredit langsung melalui pengisian aplikasi, dan 2. dengan menjual interest-bearing aset keuangan untuk raising money. Sisi pemberi pinjaman direpresentasikan oleh kurva penawaran akan kredit termasuk pemberi pinjaman langsung (bank, perusahaan kartu kredit, dan lainnya) dan penjual aset keuangan seperti obligasi. Penawaran akan kredit terdiri atas tiga komponen, yaitu 1. kredit langsung dari bank, 2. pembeli aset keuangan dari konsumen, dan 3. kredit baru yang diciptakan oleh bank sentral melalui mekanisme pasar terbuka.

Pada saat komponen-komponen pada sisi permintaan dan penawaran akan kredit dijelaskan lebih terperinci, maka terdapat beberapa faktor yang

22

mempengaruhinya. Pada sisi permintaan dan penawaran akan kredit dipengaruhi oleh tingkat bunga, defisit anggaran pemerintah, kepercayaan konsumen, tingkat keuntungan perusahaan, variabel demografi, kekayaan dan tingkat pertumbuhan pendapatan, nilai tukar, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat pula beberapa faktor yang juga berpengaruh pada sisi penawaran akan kredit seperti kredit yang diciptakan oleh perbakan lewat operasi pasar terbuka, tersedianya Capital Adequacy Ratio (CAR) dari dana pihak ketiga yang berasal dari penabung baik sektor rumah tangga maupun bisnis, dan tingkat kehati-hatian perbankan dalam pemberian kredit.

Pasar kredit tidak hanya memberikan jenis kredit konsumtif tetapi juga memberikan kredit koperasi, modal kerja, investasi dan lainnya. Pasar kredit yang pelaku di dalamnya merupakan perbankan berlomba-lomba menciptakan inovasi dan kreativitas produk yang dapat menguasai pangsa pasar dan tidak terlepas kaitannya dengan inovasi pada produk kredit. Supaya bank tetap berkembang, kredit harus tetap mengalir lancar, dengan menyalurkan kredit bank bisa meraih pendapatan bunga (interest income).

Macam-macam kredit yang umum dipasarkan untuk kredit konsumtif dari bank-bank yang beroperasi di Indonesia antara lain : kredit tanpa agunan (KTA), kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kepemilikan mobil (KPM), kredit multiguna, dan kartu kredit. Persaingan pasar kredit semakin ketat dan menarik dikarenakan banyaknya bank-bank yang berdiri, baik bank yang berbentuk persero, swasta, campuran, daerah dan syariah. Persaingan tidak hanya sampai

23

diantara sesama bank untuk mendapatkan pinjaman karena lembaga non perbankan pun ikut berpartisipasi dalam persaingan pasar kredit.

Sumber : OJK, diolah kembali oleh penulis

Gambar 2.1 Pertumbuhan DPK, Kredit dan Laba Bank Umun Per Desember 2010 - Maret 2015

Pada grafik 2.1 diatas memperlihatkan kinerja pasar kredit pada bank umum mengalami penurunan pada triwilan 2015 hal ini terjadi karena kondisi ekonomi di Indonesia tidak stabil, nilai tukar rupiah anjlok dan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sehingga gairah ekonomi dalam negeri menjadi lesu, maka akan berdampak pada daya beli masyarakat dan kehati-hatian perbankan dalam penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada kondisi ekonomi yang tidak stabil akan membuat nilai NPL (Non Performing Loan) suatu bank menjadi tinggi karena penyaluran kredit ditengah kondisi ekonomi yang seperti itu akan meningkatkan resiko kredit macet. Hal ini terbukti tahun 2014 pertumbuhan kredit 11,65% meningkatkan resiko kredit macet sebesar 0,39% menjadi 2,16%. Per Maret 2015 pertumbuhan kredit yang hanya sebesar 11,28% menaikan NPL

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan DPK 18,54 19,07 15,81 13,6 12,29 16,04 Pertumbuhan Kredit 22,81 25,52 23,89 21,8 11,65 11,38 Pertumbuhan Laba 26,75 31 23,65 14,95 5,16 4,25 0 5 10 15 20 25 30 35 P e rt um buha n ( %)

Dokumen terkait