• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAERAH TANPA APLIKASI LCPKS

2. Jenis Makrofauna Tanah

2. Jenis Makrofauna Tanah

Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan jenis makrofauna tanah pada setiap jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 3 dan rataan jenis makrofauna tanah dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini :

Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.

USU Repository © 2009

Tabel 7. Rataan Jenis Makrofauna Tanah Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah

Kedalaman Jarak T J1 (60 cm) J2 (120 cm) J3 (180 cm) J4 (240 cm) --- (spesies)--- K1 (0-5 cm) 1.33 1.33 1.00 1.00 1.00 K2 (5-10 cm) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 K3 (10-15 cm) 1.67 1.67 2.00 1.33 1.00

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jenis makrofauna tanah aplikasi limba cair pabrik kelapa sawit berdasarkan jarak dan kedalaman tanah berkisar antara 1.00 hingga 2.00 spesies. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis makrofauna tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit sama dengan jenis makrofauna tanah tanpa aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit.

Mikroorganisme Tanah 1. Bakteri

Hasil analisis data jumlah bakteri tanah akibat pengaplikasian limbah cair pabrik kelap sawit menunjukkan bahwa jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah serta interaksinya berpengaruh nyata terhadap jumlah bakteri tanah (Lampiran 5). Data jumlah bakteri dalam tanah menurut interaksi antara jarak dan kedalaman tanah serta hasil pengujian dengan uji DMRT disajikan dalam Tabel 8 berikut ini :

Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.

USU Repository © 2009

Tabel 8. Rataan Jumlah Bakteri Tanah Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah Kedalaman Jarak T J1 (60 cm) J2 (120 cm) J3 (180 cm) J4 (240 cm) --- (... x 106 SPK/ml)--- K1 (0-5 cm) 5.97 cdeBC 14.40 aA 8.77 bcABC 9.30 bcABC 10.83 abAB K2 (5-10 cm) 7.20 bcdeBC 5.97 cdeBC 8.20 bcBC 5.97 cdeBC 6.87 bcdeBC

K3 (10-15 cm) 5.50 cdeBC 5.17 cdeBC 4.07 deC 3.73 eC 5.67 cdeBC Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak DMRT 5% dan 1%

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah bakteri pada tanah aplikasi LCPKS menurut interaksi antara jarak dan kedalaman yang tertinggi adalah pada perlakuan J1K1 (jarak 60 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman 0-5 cm) yaitu sebesar 14.40 x 106 SPK/ml dan jumlah bakteri yang terendah pada perlakuan J3K3 (jarak 180 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman 10-15 cm) yaitu sebesar 3.73 x 106 SPK/ml.

2. Jamur

Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan populasi jamur dalam tanah pada setiap jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Lampiran 7 dan rataan jumlah jamur dalam tanah dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Rataan Jumlah Jamur Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah Kedalaman Jarak T J1 (60 cm) J2 (120 cm) J3 (180 cm) J4 (240 cm) --- (... x 106 SPK/ml)--- K1 (0-5 cm) 3.36 3.63 3.87 3.83 3.67 K2 (5-10 cm) 3.30 3.67 4.10 2.20 3.00 K3 (10-15 cm) 2.77 3.63 2.20 3.00 3.20

Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah jamur tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit berdasarkan jarak dan kedalaman tanah hanya berkisar antara 2.20 x 106 SPK/ml hingga 4.10 x 106 SPK/ml. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah jamur tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit sama dengan jumlah jamur tanpa aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit.

3. Actinomycetes

Hasil analisis data jumlah actinomycetes tanah akibat aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit menunjukkan bahwa jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah actinomycetes (Lampiran 9). Data jumlah actinomycetes dalam tanah menurut interaksi antara jarak dan kedalaman tanah serta hasil pengujian dengan uji DMRT disajikan dalam Tabel 10 berikut ini :

Tabel 10. Rataan Jumlah Actinomycetes Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah Kedalaman Jarak T J1 (60 cm) J2 (120 cm) J3 (180 cm) J4 (240 cm) --- (... x 106 SPK/ml)--- K1 (0-5 cm) 4.30 cB 8.97 aA 7.30 abA 4.30 cB 7.30 abA K2 (5-10 cm) 4.63 cB 3.67 dC 3.17 dC 3.97 cdB 5.17 bcB K3 (10-15 cm) 4.97 cB 4.43 cB 3.97 cdB 3.67 dC 6.30 bAB Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak DMRT 5% dan 1%

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah actinomycetes menurut interaksi antara jarak dan kedalaman yang tertinggi pada perlakuan J1K1 (jarak 60 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman 0-5 cm) yaitu sebesar 8.97 x 106 SPK/ml dan

Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.

USU Repository © 2009

jumlah actinomycetes yang terendah pada perlakuan J2K2 (jarak 120 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman 5-10 cm) yaitu sebesar 3.17 x 106 SPK/ml.

Pembahasan

Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit dapat meningkatkan jumlah bakteri di dalam tanah. Jumlah bakteri tanah meningkat pada kedalaman 0 – 5 cm dari 5.97 x 106 SPK/ml (areal tanpa aplikasi limbah) hingga 14.40 x 106 SPK/ml (60 cm dari parit aplikasi). Pada jarak 120 cm dan 180 cm jumlah bakteri tanah mengalami penurunan dan pada jarak 240 cm jumlah bakteri tanah kembali meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan pada jarak tersebut dekat dengan daerah perakaran tanaman yang banyak menghasilkan eksudat akar yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah dalam meningkatkan populasinya di dalam tanah.

Bakteri tanah meningkat pada jarak 60 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman tanah 0 – 5 cm, semakin dalam tanah maka jumlah bakteri tanah menurun. Pada jarak dan kedalaman tersebut limbah cair telah mengalami penyebaran secara merata sehingga meningkatkan ketersediaan bahan organik yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah berupa nitrogen. Disamping itu pula bakteri tanah cenderung tumbuh pada horizon permukaan karena pada daerah tersebut sumber makanan lebih tersedia. Berdasarkan penelitian Askrindayani (2006) bahwa aplikasi limbah cair kelapa sawit dapat meningkatkan ketersediaan N – Total tanah pada jarak 60 cm dari parit aplikasi.

Derajat keasaman (pH) tanah pada daerah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit berada pada kisaran netral. Berdasarkan hasil penelitian Askrindayani (2006) menunjukkan bahwa aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit

Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.

USU Repository © 2009

dapat meningkatkan pH tanah dari 6.09 (areal tanpa aplikasi limbah) hingga 7.30 (60 cm dari parit aplikasi).

Diperoleh hasil data jumlah jamur berdaasarkan jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah berkisar antara 2.20 x 106 SPK/ml hingga 4.10 x 106 SPK/ml. Hal ini dikarenakan jamur lebih cenderung hidup pada kondisi tanah asam atau memiliki pH rendah. Sesuai dengan pernyataan Buckman dan Brady (1982) bahwa jamur akan berkembang di dalam tanah dalam kisaran pH yang rendah sehingga pada tanah-tanah asam jumlah jamur akan menjadi sangat besar.

Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit dapat meningkatkan jumlah actinomycetes di dalam tanah. Jumlah actinomycetes tanah meningkat pada kedalaman 0 – 5 cm dari 4.30 x 106 SPK/ml (areal tanpa aplikasi limbah) hingga 8.97 x 106 SPK/ml (60 cm dari parit aplikasi)

Berdasarkan kedalaman tanah terjadi peningkatan jumlah actinomycetes dari kedalaman 5 – 10 cm menuju kedalaman 10 – 15 cm dengan kisaran nilai antara 0.67 x 106 SPK/ml hingga 1.13 x 106 SPK/ml . Hal ini dikarenakan pada kedalaman tanah 10 – 15 cm bahan organik limbah cair dalam bentuk senyawa lignin sehingga mikroorganisme yang mampu berperan aktif mengurai bahan organik adalah actinomycetes. Sesuai dengan pernyataan Buckman dan Brady (1982) bahwa actinomycetes dapat mengubah bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan senyawa yang lebih tahan seperti lignin.

Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit tidak meningkatkan total makrofauna tanah. Berdasarkan jarak dari parit aplikasi limbah dan kedalaman tanah total makrofauna tanah hanya berkisar antara 1.00 hingga 4.67 individu. Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit juga tidak meningkatkan jenis

Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.

USU Repository © 2009

makrofauna tanah. Berdasarkan jarak dari parit aplikasi limbah dan kedalaman tanah jenis makrofauna tanah hanya berkisar antara 1.00 hingga 2.00 spesies.

Hal ini kemungkinan dikarenakan waktu pemasangan perangkap yang singkat yaitu selama 3 jam dan dilaksanakan pada siang hari (pukul 12.00 wib s.d 15.00 wib) sehingga makrofauna tanah yang aktifitasnya pada malam hari tidak ikut terperangkap. Jarak pemasangan perangkap jebak dari parit aplikasi limbah yang baik adalah minimal dipasang pada jarak 5 m dari parit aplikasi limbah.

Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.

USU Repository © 2009

Dokumen terkait