Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
POPULASI ORGANISME TANAH PADA DAERAH APLIKASI
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT PT. AMAL TANI
KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Oleh :
SRI MELLY POHAN 020303043/ILMU TANAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
POPULASI ORGANISME TANAH PADA DAERAH APLIKASI
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT PT. AMAL TANI
KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Oleh :
SRI MELLY POHAN 020303043/ILMU TANAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. HARDY GUCHI. MP) (Ir. MUKHLIS. MSi)
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The purpose of the research is to observe the population of soil organism around the application ditch. The research is conducted in PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, a private palm oil company while the soil analysis is conducted in Laboratory of Soil Biology, Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan. This research use a Complete Randomized Design (RAL) with two factors and three replications. First factor is distances which consist of five levels (without effluent aplication, 60 cm, 120 cm, 180 cm and 240 cm). Second factor is deepness which consist of three levels (0-5 cm, 5-10 cm, 10-15 cm).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi organisme tanah di sekitar parit aplikasi. Penelitian dilakukan di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat dan analisa tanah dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) denga dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jarak yang terdiri atas 5 taraf (tanpa aplikasi limbah, 60 cm, 120 cm, 180 cm dan 240 cm). Faktor kedua adalah kedalaman yang terdiri atas tiga taraf (0-5 cm, 5-10 cm dan 10-15 cm).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 25 Desember 1983 dari ayah Sahrun Pohan. SH dan ibu Yulinar Harahap. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Tamat tahun 2002 dari SMU Negeri 1 Tebing Tinggi jurusan IPA dan lulus ujian SPMB di Universitas Sumatera Utara Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu Tanah.
Selama mengikuti perkuliahan. penulis aktif mengikuti organisai pengajian AL-BAYAN dan organisasi Ikatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah (IMILTA).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat”
Pada kesempatan ini penullis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ir. Hardy Guchi. MP dan Ir. Mukhlis. MSi selaku komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, November 2007
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal
Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah ... 15
Pengaruh Aplikasi LCPKS Terhadap Sifat Kimia Tanah ... 15
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
Bahan dan Alat Penelitian... 17
Metode Penelitian ... 18
Pelaksanaan Penelitian ... 19
Analisis Makrofauna Tanah ... 19
Analisis Mikroorganisme Tanah ... 19
Pengambilan Contoh Tanah... 20
Isolasi Mikroorganisme Tanah ... 20
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Pengamatan Parameter ... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 22
Makrofauna Tanah ... 22
Mikroorganisme Tanah ... 26
Pembahasan... 29
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 32
Saran ... 32
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cerah. Data di lapangan menunjukkan luas areal tanaman kelapa sawit di Indonesia tahun 2001 mengalami peningkatan sebesar 3.6 juta ha (Subranto dkk., 2003).
Seiring dengan bertambahnya laju pertumbuhan tanaman kelapa sawit maka industri pengolahan kelapa sawit juga mengalami peningkatan. Selain menghasilkan minyak kelapa sawit yang tinggi maka juga menghasilkan limbah yang terdiri atas limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pabrik kelapa sawit berasal dari proses pengolahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, lumpur dan bungkil. Sedangkan limbah cair dari pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan hidrosiklon (Wahyono dkk., 2003).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
6 - 9, dilakukan pada lahan selain lahan gambut, dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam, dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang dari 1,5 cm/jam, tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter, areal pengkajian seluas 10 - 20 persen dari seluruh areal yang digunakan untuk pemanfaatan air limbah dan dibuat sumur pemantau.
Hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit dapat meningkatkan sifat kimia tanah. Untuk itu dalam penelitian kali ini akan dibahas tentang sifat biologi tanah pada daerah limbah cair pabrik kelapa sawit di sekitar parit aplikasi. Adapun daerah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang dipilih adalah PT. Amal Tani Kabupaten Langkat.
Perumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh
limbah cair pabrik kelapa sawit terhadap populasi organisme tanah di sekitar parit aplikasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui banyaknya populasi organisme tanah di sekitar parit aplikasi.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Perbedaan jarak dari parit aplikasi dan tingkat kedalaman tanah akan mempengaruhi populasi organisme tanah.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Industri Kelapa Sawit
Seiring dengan meningkatnya luas areal perkebunan kelapa sawit maka secara otomatis industri pengolahan kelapa sawit juga akan meningkat. Hingga tahun 1998 tercatat lebih dari 84 produsen minyak kelapa sawit sedangkan jumlah pabrik kelapa sawit mencapai 205 dengan kapasitas produksi minyak sawit mencapai 8.074 ton TBS per tahun yang tersebar hampir diseluruh provinsi di Indonesia (Fauzi dkk., 2005).
Berkembangnya pabrik kelapa sawit disatu sisi mampu meningkatkan devisa negara yaitu minyak nabati yng dihasilkan banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarine), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstil, kosmetik dan sebagai bahan bakar alternatif. Namun disisi lain pabrik kelapa sawit juga akan menghasilkan limbah yang cukup banyak, baik berupa limbah padat maupun limbah cair (Sastrosayono, 2000).
Limbah Pabrik Kelapa Sawit
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
sebesar 10.215 juta ton/tahun dan limbah cair sebesar 31.182 - 37.633 juta ton/tahun. Jumlah ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya produksi TBS di Indonesia (Mahajoeno, 2000).
Menurut Kittikun et al. (2000) dalam satu ton tandan buah sawit (TBS) akan dihasilkan limbah padat yaitu 230 - 250 kg tandan kosong kelapa sawit, 130 - 150 kg serat, 60 - 65 kg cangkang, dan 55 - 60 kg kernel.
Tandan kosong kelapa sawit
Menurut Fauzi dkk. (2005) tandan kosong kelapa sawit memiliki komposisi yaitu 40% selulosa, hemiselulosa 24%, lignin 21%, dan abu 15%. Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang banyak mengandung unsur hara makro antara lain fosfor (P), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan karbon (C). Pembakaran tandan kosong kelapa sawit akan menghasilkan abu tandan yang ternyata memiliki kandungan 30 - 40 % K2O, 7 % P2O5, 9 % CaO, dan 3 % MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 0.12% Fe, 0.1% Mn, 0.04% Zn, serta 0.01% Cu.
Tandan kosong kelapa sawit yang disebar pada areal perkebunan berperan sebagai mulsa dan akan mengalami proses dekomposisi dan merupakan sumber hara bagi tanaman. Selain itu juga berperan untuk mencegah terjadinya erosi,
menekan pertumbuhan gulma dan berkembang biaknya biota tanah ( Anonim, 1996).
Cangkang
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
(pemisahan cangkang dan inti). Menurut Fauzi dkk. (2005) limbah cangkang dapat mencapai 60% dari produksi minyak. Cangkang kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Menurut Anonim (1996) cangkang juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga uap untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik dan juga sebagai bahan pengeras jalan.
Serat
Pabrik kelapa sawit yang menghasilkan 30 ton tandan buah segar per jam mampu menghasilkan serat sebanyak 30 ton per hari. Pada umumnya tandan buah segar mengandung sekitar 14 - 15 % serat. Serat dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, pembuatan kertas dan dan juga sebagai bahan pakan ternak (Anonim, 2006).
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi dan hidrocyclon atau yang lebih dikenal dengan istilah Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan sisa buangan yang tidak memiliki racun tetapi memiliki daya
pencemaran yang tinggi karena kandungan organiknya dengan nilai BOD berkisar 18.000 - 48.000 mg/L dan nilai COD berkisar 45.000 - 65.000 mg/L (Chin et al., 1996).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Limbah cair dalam sistem kolam terdiri dari beberapa tahapan yaitu : - Kolam Pendinginan
Limbah cair pabrik kelapa sawit memiliki temperatur 75 - 900 C. Agar proses dekomposisi secara biologis berlangsung maka temperaturnya diturunkan hingga 370 C dengan mengatur pH antara 7.0 - 7.5 untuk menghindari bau yang menyegat.
- Kolam Pengasaman
Pada kolam pengasaman akan terjadi penurunan pH dan pembentukan karbondioksida. Proses pengasaman ini dibiarkan selama 3 hari.
- Kolam Pembiakan Bakteri
Pada fase ini terjadi pembiakan bakteri, bakteri tersebut berfungsi untuk pembentukan methane, karbondioksida dan kenaikan pH. Proses pembiakan bakteri hingga limbah tersebut dapat diaplikasikan memerlukan waktu 30-40 hari.
(Kittikun et al., 2000).
Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Pasal 3 Tahun 2003 tentang pedoman syarat dan pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit ditetapkan bahwa persyaratan minimal pengkajian air limbah yaitu :
1.BOD tidak boleh melebihi 5000 mg/liter 2.Nilai pH berkisar 6 - 9
3.Dilakukan pada lahan selain gambut
4.Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15cm/jam 5.Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang dari 1.5cm/jam 6.Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari
2 meter
7.Pembuatan sumur pantau
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit ke areal perkebunan terdiri dari beberapa metode. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2003 yaitu metode irigasi dengan Flat Bed System sistem parit datar digunakan pada lahan dengan ketinggian relatif tidak sama, Furrow System digunakan pada lahan dengan kecuraman yang lebih tinggi dan lebih rendah, dan Long Bed System digunakan untuk lahan dengan ketinggian yang sama atau rata dan tanah memiliki permeabilitas rendah.
Organisme Tanah
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
adalah organisme yang hidup di tanah baik makrofauna dan mikroorganisme tanah (Rao, 1994).
Salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat populasi, keanekaragaman dan aktivitas organisme tanah dalah ketersediaan bahan organik di dalam tanah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon (C) merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon berada dalam bentuk senyawa - senyawa polisakarida seperti sellulosa, hemiselulosa dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang paling penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Ketersediaan bahan organik dan nitrogen tanah dipengaruhi oleh faktor kedalaman tanah. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan pada lapisan atas tanah. Semakin ke bawah kadar bahan organik dan nitroen semakin berkurang. Hal ii disebabkan akumulasi bahan organik terkonsentrasi dilapisan tanah bagian atas (Anonim, 2007).
Makrofauna tanah berperan dalam dekomposisi bahan organik dengan cara menghancurkan jaringan secara fisik dan meningkatkan ketersediaan daerah bagi aktivitas mikroorganime tanah, mengubah sisa tumbuhan menjadi humus, menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas, serta membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah (Barnes dkk, 1997).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
ukuran panjang tubuh > 10.5 mm. Contohnya adalah Insekta, Crustaceae, Chilopoda dan Diplopoda.
Penelitian yang dilakukan Widhiastuti (1995) menyatakan bahwa pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit dapat menurunkan kehadiran gulma dan dan menurunkan keanekaragaman tumbuhan penutup tanah, tetapi meningkatkan keanekaragaman makrofauna tanah sebagai organisme pendekomposer.
Makrofauna tanah yang dominan ditemukan di alam adalah insekta. Dalam hal jumlah, insekta melebihi semua hewan melata darat lainnya dan terdapat dimana-mana. Lebih dari seribu jenis terdapat pada satu lapangan yang sedang ukurannya, dan populasinya mencapai jutaan pada tanah seluas satu acre (4047 m2) (Borror dkk, 1997).
Banyak insekta yang melakukan aktivitas hidupnya di tanah baik di permukaan maupun di dalam tanah. Tanah tersebut memberikan suatu pemukiman atau sarang dimana tanah tersebut diterobos sedemikian rupa sehingga tanah menjadi lebih mengandung udara dan tanah akan diperkaya oleh hasil ekskresi dari tubuh-tubuh insekta yang mati. Insekta pemakan bahan organik yang membusuk juga membantu mengubah zat-zat yang membusuk itu menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Secara tidak langsung insekta tanah telah membantu memperbaiki sifat fisik tanah dan menambah kandungan bahan organik pada tanah. (Borror dkk, 1997).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
hewan tanah lainnya. Semut juga mampu bertahan pada kondisi alam yang sulit (Yahya, 2007).
Mikroorganisme tanah adalah kelompok organisme yang hidup di dalam tanah yang mempunyai ukuran panjang tubuh < 0.15 mm. Contohnya adalah bakteri, jamur dan actinomyetes (Suhardjono dan Adisoemarto, 1997).
Hanafiah (1995) dalam pidato Pengukuhan Guru Besar tentang “Peranan Bioteknologi Tanah dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan” menerangkan bahwa populasi, keragaman dan aktivitas mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh ketersediaan sumber energi dan kondisi lingkungan tanah.
Bakteri merupakan kelompok paling dominan yang meliputi separuh dari biomassa mikroba dalam tanah. Bakteri terdapat dalam segala macam tipe tanah tetapi populasinya akan menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah (Rao, 1994).
Bakteri merupakan jasad bersel tunggal, memperbanyak diri dengan cara memperpanjang dan membagi diri menjadi dua bagian. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena banyak persyaratan yang sangat mempengaruhi perkembangan mereka. Pada umumnya populasi bakteri terbanyak terdapat pada horizon permukaan karena syarat-syarat berupa aerasi dan sumber makanan disini lebih baik (Buckman dan Brady, 1982).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Bakteri tumbuh dengan adanya oksigen (aerobik) atau tanpa adanya oksigen (anaerobik) tetapi ada juga bakteri yang hidup diantara kondisi keduanya (fakultatif). Selain itu faktor kelembaban optimum juga baik bagi pertumbuhan bakteri (Buckman dan Brady, 1982).
Jamur memiliki miselium berbenang yang tersusun dari hifa individual. Hifa tersebut mungkin berinti satu, dua atau banyak dan bersekat atau tak bersekat. Berkembang dengan cara membentuk spora melalui pembelahan meiosis atau pembelahan reduksi. Jamur dominan hidup pada kondisi tanah asam karena kondisi lingkungan tanah yang asam tidak baik untuk pertumbuhan bakteri. Akan tetapi jamur juga terdapat pada tanah dengan pH netral atau basa bahkan ada beberapa jenis jamur yang dapat tetap hidup dengan pH diatas 9.0 (Rao, 1994).
Actinomycetes menduduk i posisi antara bakteri dan fungi dari segi morfologi tetapi juga mempunyai ciri khas yang membatasinya menjadi satu kelompok yang cukup berbeda. Koloni actinomycetes muncul perlahan dan menunjukkan konsistensi berbubuk pada permukaan agar (Rao, 1994).
Jumlah actinomycetes meningkat dengan adanya sumber bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi. Actinomycetes mengalami penurunan jumlah pada pH 5.0. Rentang pH yang cocok untuk pertumbuhan actinomycetes adalah sekitar 6.0 sampai 7.5 (Buckman dan Brady, 1982).
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
dapat dipisahkan dalam jumlah yang cukup dari sampel tanah yang diperoleh dari horizon C profil tanah (Rao, 1994).
Actinomycetes memiliki peranan penting dalam dekomposisi bahan organik. Actinomycetes dapat mengubah bahan organik menjadi bentuk yang
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
PT. AMAL TANI
Letak Geografis
PT. Amal Tani merupakan perusahan perkebunan swasta nasional yang berlokasi di Tanjung Putri, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Perkebunan sawit PT. Amal Tani berjarak + 90 km dari kota Medan. Perusahaan tersebut terletak pada 30 34’27,88” LU - 30 36’55,51” LU dan 980 14’00” BT – 980 19’56,14” BT. Lokasi pengambilan contoh tanah terletak pada 30 35’05,5” LU - 980 17’58,2” BT.
Luas Perkebunan
Perkebunan kelapa sawit PT. Amal Tani memiliki luas sekitar + 3.187 ha. Pada awalnya perkebunan ini didominasi oleh tanaman karet namun karena perkembangan tanaman kelapa sawit yang semakin pesat dan memiliki potensi yang cukup besar maka tanaman karet dikonversi ke tanaman kelapa sawit. Luas tanaman kelapa sawit pada perkebunan PT. Amal Tani + 1.562.01 ha.
Jenis Tanah
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
batu pasir, basalt berpelapukan ringan. Berdasarkan jenis tanah, daerah penelitian ini didominasi oleh tanah jenis Ultisol.
Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah
PT. Amal Tani melakukan pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan cara mengaplikasikan limbah tersebut ke areal perkebunan tanaman kelapa sawit melalui sistem parit aplikasi.
Perkebunan kelapa sawit PT. Amal Tani mengaplikasikan limbah tersebut melalui parit aplikasi dengan metode Long Bed System. Hal ini dikarenakan lahan perkebunan PT. Amal Tani merupakan daerah yanh relatif datar. Limbah cair yang diaplikasikan tersebut berasal dari kolam aeraob yang dipompakan ke areal pada kolam induk dan kemudian didistribusikan ke kolam-kolam Long Bed dengan ukuran parit 18 x 1 x 1 m3 .
Pengaruh Aplikasi Limbah Cair PKS Terhadap Sifat Kimia Tanah
Berdasarkan penelitian Askrindayani (2006) limbah cair pabrik kelapa sawit yang diaplikasikan ke tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit ternyata dapat meningkatkan pH tanah, N-Total tanah, P-Tersedia tanah, K-Tukar tanah, KTK tanah.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan dari bulan Maret - Juli 2007.
Bahan dan Alat
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian adalah : - Tanah sebagai objek pengamatan
- Alkohol 70 % sebagai pengawet organisme tanah - Formalin 3 % sebagai pengawet organisme tanah - Media PDA sebagai media tumbuh jamur
- Media YEM sebagai media tumbuh bakteri
- Media Kenknight sebagai media tumbuh actinomycetes - Air steril sebagai pelarut
Alat - alat yang digunakan dalam penelitian adalah : - Cangkul untuk mengambil sampel tanah
- Plastik sebagai wadah tanah
- Meteran untuk mengukur jarak dan kedalaman pengambilan sampel tanah - Bejana kaca sebagai perangkap jebak
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
- Timbangan untuk menimbang sampel tanah - Tabung reaksi sebagai wadah larutan - Cawan petri sebagai tempat media tumbuh
- Rotarimixer untuk mencampurkan larutan tanah agar homogen - Pipet skala untuk mengambil larutan
- Jarum ose untuk menggores suspensi
- Inkubator untuk menginkubasi mikroorganisme - Autoclave untuk mensterilkan air
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
dengan dua faktor perlakuan dan masing - masing tiga ulangan. Jarak pengambilan sampel tanah dari parit aplikasi terdiri dari 5 taraf yang dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jarak pengambilan sampel tanah dari parit aplikasi
No. Perlakuan Jarak
Kedalaman pengambilan sampel tanah dari parit aplikasi yang terdiri dari 3
taraf dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kedalaman pengambilan sampel tanah dari parit aplikasi No. Perlakuan Kedalaman
1. K1 0 - 5 cm
2. K2 5 - 10 cm
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Jumlah perlakuan 5 x 3 = 15 perlakuan sehingga diperoleh 45 satuan percobaan. Model linear yang dipergunakan adalah :
Yij = µ + αi + βj + αβij + €ij
dimana :
Yij = hasil pengamatan pada jarak ke-i dan tingkat kedalaman tanah ke-j
µ = nilai rata-rata
αi = pengaruh beda jarak pada taraf ke-i
βj = pengaruh tingkat kedalaman tanah pada taraf ke-j
αβij = pengaruh interaksi beda jarak ke-i dengan tingkat kedalaman tanah ke-j
€ij = pengaruh galat (experimental error) dari beda jarak ke-i dan tingkat kedalaman tanah ke-i
Pelaksanaan penelitian
Analisis makrofauna tanah
- Disiapkan alkohol 70% sebanyak 100 ml dan formalin 3% sebanyak 3 tetes yang dimasukkan kedalam bejana kaca
- Digali tanah berdasarkan jarak dan kedalaman yang telah ditentukan - Dimasukkan bejana kaca dan dibiarkan selama 3 jam
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
- Diidentifikasi organisme tanah yang diperoleh di laboratorium menggunakan mikroskop
Analisis mikroorganisme tanah
a. Pengambilan contoh tanah
- Diambil contoh tanah sebanyak 25 gram pada tiap jarak dan kedalaman yang telah ditentukan
- Dimasukkan kedalam plastik kemudian dilakukan tahapan isolasi di laboratorium
b. Isolasi mikroorganisme tanah
- Disusun 6 tabung reaksi yang berisi 9 ml air steril
- Ditimbang 1 gram tanah dan dimasukkan kedalam tabung reaksi I lalu di stirer
- Dipipet 1 ml dari tabung reaksi I ke tabung reaksi II lalu di stirer - Lakukan hal yang sama sampai tabung reaksi VI
c. Penghitungan jumlah mikroorganisme
- Diambil 1 ose dari setiap larutan pengenceran lalu goreskan pada media spesifik yaitu PDA (Jamur), YEM (Bakteri), Kenknight (Aktinomycetes) dalam cawan petri
- Diinkubasi cawan petri dalam inkubator pada temperatur 280 C selama 7 hari - Dihitung koloni yang terbentuk pada tiap cawan petri dengan rumus :
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Pengamatan Parameter
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Populasi makrofauna tanah dengan metode perangkap jebak
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal
Makrofauna tanah yang ditemukan pada daerah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit cukup beragam. Makrofauna tanah yang ditemukan terdiri dari kelas Insekta (insekta), Arachnida (laba-laba) dan Diplopoda (kaki seribu). Pengelompokan makrofauna tanah yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengelompokan Makrofauna Tanah yang Diperoleh Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) dan Tanpa Aplikasi LCPKS
KELAS ORDO FAMILI SPESIES
Insekta Coleoptera Carabidae Calasoma scratator
Pentatomidae Nezara viridula
Cassidinae Cassida pallidula
Reduvidae Arilus cristatus
Dytiscidae Dytiscus verticalis
Tenebrionidae Neomida bicornis
Orthoptera Entomobrydae Entomobrya socia
Staphylinidae Lathobium angulare
Hymenoptera Forficidae Oecophyla sp
Thelia bimaculeta
Thysanura Lepismatidae Thermobia domestica
Arachnida Araneae Salticidae Lathys sp
Phidippus audax
Lycosidae Oxyopes salticus
Diplopoda Spirobolida Scarabaecidae Narceus sp
Hydroptilidae Hydroptilla waubesiana
Phyllophaga rugosa
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Populasi makrofauna tanah yang dominan ditemukan baik pada daerah aplikasi LCPKS maupun pada daerah tanpa aplikasi LCPKS adalah Oecophyla sp. Pengelompokan total makrofauna tanah pada daerah aplikasi LCPKS dan tanpa aplikasi LCPKS dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengelompokan Total Makrofauna Tanah pada Daerah Aplikasi dan Tanpa Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Pengelompokan jenis makrofauna tanah pada daerah aplikasi LCPKS dan tanpa aplikasi LCPKS dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengelompokan Jenis Makrofauna Tanah pada Daerah Aplikasi dan Tanpa Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Makrofauna Tanah
1. Total Makrofauna Tanah
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan total makrofauna tanah pada setiap jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 1 dan rataan total makrofauna tanah dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Rataan Total Makrofauna Tanah Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa total makrofauna tanah aplikasi limbah cair pabrik kelap sawit berdasarkan jarak dan kedalaman tanah berkisar antara 1.00 hingga 4.67 individu. Hal tesebut menunjukkan bahwa total makrofauna tanah pada aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit sama dengan total makrofauna tanah tanpa aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit.
2. Jenis Makrofauna Tanah
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 7. Rataan Jenis Makrofauna Tanah Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jenis makrofauna tanah aplikasi limba cair pabrik kelapa sawit berdasarkan jarak dan kedalaman tanah berkisar antara 1.00 hingga 2.00 spesies. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis makrofauna tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit sama dengan jenis makrofauna tanah tanpa aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit.
Mikroorganisme Tanah
1. Bakteri
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 8. Rataan Jumlah Bakteri Tanah Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak DMRT 5% dan 1%
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah bakteri pada tanah aplikasi LCPKS menurut interaksi antara jarak dan kedalaman yang tertinggi adalah pada perlakuan J1K1 (jarak 60 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman 0-5 cm) yaitu sebesar 14.40 x 106 SPK/ml dan jumlah bakteri yang terendah pada perlakuan J3K3 (jarak 180 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman 10-15 cm) yaitu sebesar 3.73 x 106 SPK/ml.
2. Jamur
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan populasi jamur dalam tanah pada setiap jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Lampiran 7 dan rataan jumlah jamur dalam tanah dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah jamur tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit berdasarkan jarak dan kedalaman tanah hanya berkisar antara 2.20 x 106 SPK/ml hingga 4.10 x 106 SPK/ml. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah jamur tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit sama dengan jumlah jamur tanpa aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit.
3. Actinomycetes
Hasil analisis data jumlah actinomycetes tanah akibat aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit menunjukkan bahwa jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah actinomycetes (Lampiran 9). Data jumlah actinomycetes dalam tanah menurut interaksi antara jarak dan kedalaman tanah serta hasil pengujian dengan uji DMRT disajikan dalam Tabel 10 berikut ini :
Tabel 10. Rataan Jumlah Actinomycetes Berdasarkan Jarak dari Parit Aplikasi dan Kedalaman Tanah
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak DMRT 5% dan 1%
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
jumlah actinomycetes yang terendah pada perlakuan J2K2 (jarak 120 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman 5-10 cm) yaitu sebesar 3.17 x 106 SPK/ml.
Pembahasan
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit dapat meningkatkan jumlah bakteri di dalam tanah. Jumlah bakteri tanah meningkat pada kedalaman 0 – 5 cm dari 5.97 x 106 SPK/ml (areal tanpa aplikasi limbah) hingga 14.40 x 106 SPK/ml (60 cm dari parit aplikasi). Pada jarak 120 cm dan 180 cm jumlah bakteri tanah mengalami penurunan dan pada jarak 240 cm jumlah bakteri tanah kembali meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan pada jarak tersebut dekat dengan daerah perakaran tanaman yang banyak menghasilkan eksudat akar yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah dalam meningkatkan populasinya di dalam tanah.
Bakteri tanah meningkat pada jarak 60 cm dari parit aplikasi dengan kedalaman tanah 0 – 5 cm, semakin dalam tanah maka jumlah bakteri tanah menurun. Pada jarak dan kedalaman tersebut limbah cair telah mengalami penyebaran secara merata sehingga meningkatkan ketersediaan bahan organik yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah berupa nitrogen. Disamping itu pula bakteri tanah cenderung tumbuh pada horizon permukaan karena pada daerah tersebut sumber makanan lebih tersedia. Berdasarkan penelitian Askrindayani (2006) bahwa aplikasi limbah cair kelapa sawit dapat meningkatkan ketersediaan N – Total tanah pada jarak 60 cm dari parit aplikasi.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
dapat meningkatkan pH tanah dari 6.09 (areal tanpa aplikasi limbah) hingga 7.30 (60 cm dari parit aplikasi).
Diperoleh hasil data jumlah jamur berdaasarkan jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah berkisar antara 2.20 x 106 SPK/ml hingga 4.10 x 106 SPK/ml. Hal ini dikarenakan jamur lebih cenderung hidup pada kondisi tanah asam atau memiliki pH rendah. Sesuai dengan pernyataan Buckman dan Brady (1982) bahwa jamur akan berkembang di dalam tanah dalam kisaran pH yang rendah sehingga pada tanah-tanah asam jumlah jamur akan menjadi sangat besar.
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit dapat meningkatkan jumlah actinomycetes di dalam tanah. Jumlah actinomycetes tanah meningkat pada kedalaman 0 – 5 cm dari 4.30 x 106 SPK/ml (areal tanpa aplikasi limbah) hingga 8.97 x 106 SPK/ml (60 cm dari parit aplikasi)
Berdasarkan kedalaman tanah terjadi peningkatan jumlah actinomycetes dari kedalaman 5 – 10 cm menuju kedalaman 10 – 15 cm dengan kisaran nilai antara 0.67 x 106 SPK/ml hingga 1.13 x 106 SPK/ml . Hal ini dikarenakan pada kedalaman tanah 10 – 15 cm bahan organik limbah cair dalam bentuk senyawa lignin sehingga mikroorganisme yang mampu berperan aktif mengurai bahan organik adalah actinomycetes. Sesuai dengan pernyataan Buckman dan Brady (1982) bahwa actinomycetes dapat mengubah bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan senyawa yang lebih tahan seperti lignin.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
makrofauna tanah. Berdasarkan jarak dari parit aplikasi limbah dan kedalaman tanah jenis makrofauna tanah hanya berkisar antara 1.00 hingga 2.00 spesies.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perbedaan jarak dari parit aplikasi dan kedalaman tanah mempengaruhi populasi organisme tanah.
2. Jarak terbaik untuk memperoleh populasi mikroorganisme tanah adalah pada jarak 60 cm dari parit aplikasi limbah.
3. Kedalaman tanah terbaik untuk memperoleh populasi mikroorganisme tanah adalah pada kedalaman 0 – 5 cm.
Saran
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1996. Limbah Industri Kelapa Sawit.
penelitian sawit.asp#14 [26 September 2006].
______. 2006. Teknik Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dengan
Sistem Anaerobik.
______. 2007. Bahan Organik. kmit.faperta.ugm.ac.id/Artikel%20-%20Bahan% 20Organi.html-51k [1Desember 2007].
Askrindayani, F. 2006. Aplikasi Limbah Cair Kelapa Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkap. [Skripsi]. Program Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Atmaja, A. W., K.E.S. Manik dan A. Niswati. 2005. Pengaruh Pemberian Limbah Cair Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Terhadap Populasi Cacing Tanah dan Jumlah Keanekaragaman Fauna Tanah di PTPN VII Lampung.www. unila.ac.id/~fp/index.php?option=com_content&task=view&id=133&item &id=256 [1Desember 2007].
Barnes, B.V., R.Z. Donald, R.D. Shirley and H.S. Stephan. 1997. Forest Ecology. 4th Edition. John Wiley and Sons Inc. New York.
Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N.F. Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran Serangga. Terjemahan Soetiyono Partosoedjono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Buckman, H.O.dan N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Chin, K.K., S.W. Lee and H.H. Mohammad. 1996. A Study of Palm Oil Mill
Effluent Treatment Using a Pond System.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2005. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hanafiah, A.S. 1995. Peranan Bioteknologi Tanah Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan. Pengukuhan Jabatan Guru Besar. 8 April 1995. Gelanggang Mahasiswa USU Medan. Hlm 4.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51. 1995. Tentang Baku Mutu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28. 2003. Tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
Kittikun, AH., P. Prasertsan, G. Srisuwan and A. Krause. 2000. Environmental
Management For Palm Oil Mill.
Mahajoeno, E. 2000. Energi Alternatif Pengganti BBM. Potensi Limbah Biomassa Sawit Sebagai Sumber Energi Terbarukan.
Rao, N.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Sastrosayono, S. 2000. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Subranto, R.Y. Purba, E. Suprianto dan R.D. Setiowati. 2003. Upaya Mendapatkan Bahan Tanaman Kelapa sawit yang Toleran Ganoderma
boninense. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. Vol. 11 No. 3.
Suhardjono, Y.R. dan Adisoemarto. 1997. Arthopoda Tanah dan Artinya Bagi Tanah. Makalah Kongres dan Simposium Entomologi V. Bandung.
Wahyono, S., F.L. Sahwan, F. Suryanto dan A. Waluyo. 2003. Pembuatan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Prosiding Seminar Teknologi Untuk Negeri. Vol.1.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Pabrik Kelapa Sawit. [Tesis]. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yahya, H. 2007. Menjelajah Dunia Semut.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 1. Makrofauna Tanah Oecophyla sp pada Daerah Aplikasi LCPKS
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3. Biakan Bakteri pada Media YEM
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Total Makrofauna Tanah Berdasarkan Jarak dan Kedalaman Tanah Dari Parit Aplikasi LCPKS
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Total Makrofauna Tanah
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
KK = 6.81 %
Lampiran 3. Data Jenis Makrofauna Tanah Berdasarkan Jarak dan Kedalaman Tanah Dari Parit Aplikasi LCPKS
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 4. Daftar Sidik Ragam Jenis Makrofauna Tanah
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 5. Data Jumlah Bakteri Berdasarkan Jarak dan Kedalaman Tanah Dari Parit Aplikasi LCPKS
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 6. Daftar Sidik Ragam Jumlah Bakteri
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 7. Data Jumlah Jamur Berdasarkan Jarak dan Kedalaman Tanah Dari Parit Aplikasi LCPKS
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam Jumlah Jamur
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 9. Data Jumlah Actinomycetes Berdasarkan Jarak dan Kedalaman Tanah Dari Parit Aplikasi LCPKS
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Jumlah Actinomycetes
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007. USU Repository © 2009
Sri Melly Pohan : Populasi Organisme Tanah Pada Daerah Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Amal Tani Kabupaten Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 14. Kriteria Hasil Analisa Tanah untuk Perkebunan
Analisis
KELAS Sangat
rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Ca-dd(me/100g) < 2.00 2.01-5.00 5.01-10.00 10.01-20.00 > 20.01 KTK(me/100g) < 5.00 5.01-12.0 12.01-25.00 25.01-40.00 > 40.01
KB (%) < 20 21-40 41-60 61-80 > 81