• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis Makrofauna Tanah Yang Aktif Pada Permukaan Tanah

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada areal kebun kelapa sawit milik masyarakat, baik pada areal kontrol, long bed, dan flat bed didapatkan sebanyak 55 spesies Makrofauna tanah yang aktif di permukaan tanah, yang termasuk kedalam 5 kelas, 12 ordo, 32 famili dan 52 genus (Tabel 4.1). Banyaknya jumlah jenis makrofauna tanah yang didapatkan pada areal kebun kelapa sawit ini menunjukkan bahwa kondisi areal kebun kelapa sawit mendukung untuk kehidupan makrofauna tanah yang aktif di permukaan tanah, seperti untuk tempat berlindung, habitat hidup, dan tempat mencari makan.

Dari ke 3 (tiga) blok penelitian jumlah jenis makrofauna tanah yang aktif di permukaan tanah yang paling banyak didapatkan, yaitu pada blok I (areal Kontrol) sebanyak 36 spesies, yang termasuk kedalam 4 kelas, 8 ordo, 19 famili dan 34 genus, kemudian diikuti pada blok III (areal Flat bed) sebanyak 28 spesies yang termasuk kedalam 4 kelas, 10 ordo, 21 famili dan 28 genus, dan yang paling sedikit pada blok II (areal Long Bed) sebanyak 24 spesies makrofauna tanah yang termasuk kedalam 4 kelas, 9 ordo, 18 famili dan 24 genus.

Banyaknya didapatkan jenis makrofauna tanah yang aktif dipermukaan tanah pada blok I (areal Kontrol) bila dibandingkan dengan areal kebun kelapa sawit yang diaplikasikan dengan limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai pupuk dengan sistem Flat Bed (blok III), dan areal sistem Long Bed (blok II), disebabkan karena pada areal kontrol terdapat lebih banyak dan beragam jenis vegetasi dasar (20 spesies) bila dibandingkan dengan blok II (10 spesies) dan blok III (12 spesies). Keadaan ini menunjukkan bahwa keberadaan keragaman jenis vegetasi dasar dapat mendukung keberadaan makrofauna tanah yang aktif dipermukaan tanah dengan baik. Merlim et al., (2005) menyatakan bahwa keberadaan serta kelimpahan jenis makrofauna tanah pada suatu areal sangat ditentukan oleh faktor pendukung, salah satunya disebabkan oleh adanya tanaman penutup yang beranekaragam.

Tabel 4.1. Makrofauna Tanah yang Aktif Dipermukaan Tanah Pada Areal Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat Yang Dialiri Dengan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Cipta Agro Sejati (CAS)

Filum & Kelas Ordo Famili Genus Spesies Nama

4. Spirostreptida 1. Spirostreptida e 17. Spirostrepus 20. Spirostrepus sp.*** Keluwing - + -

4. Insecta 5. Bla ttodea 1. Ectobiida e 18. Bla ttella 21. Blattella germanica*** Kecoa + + +

Keterangan : Blok 1 = Areal Kontrol ; Blok 2 = Areal Long bed ; Blok 3 = Areal Flat bed ; (+) = Ditemukan ; (-) = Tidak Ditemukan ; * = Predator ; ** = Hama ; *** = Dekomposer.

7. Derma ptera 1. Anisola bidida e 24. Euborellia 27. Euborellia annulipes* Cocopet + + -

2. Forficulida e 25. Forficula 28. Forficula auricularia* Cocopet - - +

3. Spongiphorida e 26. Vosta x 29. Vostax apicedentatus* Cocopet + + -

8. Hemiptera 1. Rhypa rochromida e 27. Froeschneria 30. Froeschneria piligera* Kutu ta na h - - +

9. Hymenoptera 1. Formicida e 28. Anoplolepis 31. Anoplolepis gracilipes* Semut + - -

29. Ca mponotus 32. Camponotus sp.* Semut - + -

30. Odontoma chus 33. Odontomachus brunneus* Semut + - -

31. Odontoponera 34. Odontoponera transversa* Semut + + +

32. Oecophylla 35. Oecophylla longinoida* Semut + + +

10. Isoptera 1. Rhinotermitida e 33. Coptotermes 36. Coptotermes sp.*** Ra ya p + + +

11. Orthoptera 1. Acridida e 34. Chortippus 37. Chortippus brunneus** Bela la ng + - +

35. Chortoicetes 38. Chortoicetes terminifera** Bela la ng + - -

36. Leptysma 39. Leptysma marginicollis** Bela la ng + + -

37. Locusta 40. Locusta migritoria** Bela la ng + - -

38. Oxya 41. Oxya serville** Bela la ng + + +

39. Va la nga 42. Valanga nigricornis** Bela la ng + - +

2. Gryllida e 40. Gryllodes 43. Gryllodes sigillatus** Ja ngkrik + + +

41. Gryllus 44. Gryllus veletis*** Ja ngkrik + + -

42. Ta rbinskiellus 45. Tarbinskiellus portentosus** Ja ngkrik + - -

43. Teleogryllus 46. Teleogryllus commodus** Ja ngkrik - - +

44. Vela rifictorus 47. Velarifictorus micado** Ja ngkrik + - -

45. Xenogryllus 48. Xenogryllus marmoratus** Ja ngkrik + + +

3. Gryllota lpida e 46. Gryllota lpa 49. Gryllotalpa sp.*** Anjing tnh - - +

4. Pa mpha gida e 47. Asiomethis 50. Asiomethis limbatus** Ja ngkrik + + +

5. Tettigoniida e 48. Ana brus 51. Anabrus simplex** Ja ngkrik - - +

49. Conocepha lus 52. Conocephalus sp.** Ja ngkrik - + -

50. Pla tycleis 53. Platycleis grisea** Ja ngkrik + - -

51. Tettigonia 54. Tettigonia caudata** Ja ngkrik + - -

5. Ma la costra ca 12. Isopoda 1. Porcellionida e 52. Porcellionides 55. Porcellionides pruinosus*** Kutu - + -

Jumlah 36 24 28

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa makrofauna tanah yang aktif dipermukaan hanya didapatkan dari filum Arthropoda. Diantara filum Arthropoda yang paling banyak didapatkan yaitu dari kelas Insekta yang terdiri dari 7 ordo, 17 famili, 34 genus, dan 34 spesies. Selanjutnya diikuti dari kelas Arachnida yang hanya terdiri dari 1 ordo, yaitu Ordo Araneae yang terdiri dari 11 famili, 14 genus, dan 16 spesies.

Kelas Chilopoda yang terdiri dari 1 ordo, 1 famili, 1 genus, dan 2 spesies. Kelas Diplopoda yang terdiri dari 2 ordo, 2 famili, 2 genus, dan 2 spesies. Kelas Malacostraca yang terdiri dari 1 ordo, 1 famili, 1 genus, dan 1 spesies. Banyaknya Filum Arthropoda ditemukan, terutama dari kelas Insekta dan Arachnida yang pada umumnya bersifat predator (31 spesies) menunjukkan bahwa hewan dari kelompok ini memiliki kemampuan adaptasi dan kisaran toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, disamping itu banyaknya tersedia sumber makanannya berupa fauna tanah lainnya.

Menurut Suin (1989) kelompok Arthropoda seperti Insekta, Arachnida, Chilopoda, dan Diplopoda merupakan kelompok makrofauna tanah yang paling luas persebarannya serta banyak ditemukan hidup di tanah dan sering dijumpai pada permukaan tanah. Lapisan permukaan tanah (top soil), mengandung banyak bahan organik dan humus sehingga Arthropoda tanah sering dijumpai pada lapisan tanah ini, baik sebagai dekomposer, predator, maupun hama.

Suhardojono dan Adisoemarto (1997) menjelaskan bahwa lapisan permukaan tanah memiliki ketebalan yang berkisar antara 0-25 cm sehingga dapat mendukung dalam kehidupan Arthropoda tanah/makrofauna tanah karena memiliki sumber oksigen dan pakan yang cukup. Arlen (2009) menyatakan bahwa kesuburan tanah tidak lepas dari adanya peranan makrofauna tanah dalam mendekomposisi serasah daun, memperbaiki drainase dan aerasi tanah dengan melubangi tanah. Selain itu makrofauna tanah juga berperan dalam menentukan jaring-jaring makanan, keragaman dari makrofauna tanah menyebabkan beragam pula jaring-jaring makanan yang terbentuk.

Spesies dari kelas Insekta yang paling banyak ditemukan pada areal kebun kelapa sawit berasal dari ordo Orthoptera, yaitu jenis jangkrik sebanyak 12 spesies, seperti spesies Gryllodes sigillatus, Gryllus veletis, Tarbinskiellus portentosus, Teleogryllus commodus, Velarifictorus micado, Xenogryllus marmoratus,

Gryllotalpa sp., Asiomethis limbatus, Anabrus simplex, Conocephalus sp., Platycleis grisea dan Tetttigonia caudata, kemudian dari jenis belalang sebanyak 6 spesies, yaitu Chortippus brunneus, Chortoicetes terminifera, Leptysma marginicollis, Locusta migritoria, Oxya servile dan Valanga nigricornis. Banyaknya ordo Orthoptera yang didapatkan pada blok penelitian disebabkan banyaknya keragaman jenis vegetasi dasar, mulai dari rumput liar hingga tanaman obat yang tumbuh di areal perkebunan kelapa sawit sebagai sumber makanan, tempat berlindung dan berkembang biak.

Menurut Suhardjono (2005) ordo Orthoptera, seperti jangkrik dan belalang merupakan serangga yang memakan bagian tumbuhan dan memakan sisa-sisa bangkai serangga lainnya. Serangga ini biasanya memakan tumbuhan jenis rerumputan atau gulma yang sering dijumpai di daerah perkebunan. Selanjutnya dijelaskan bahwa jangkrik dan belalang juga mampu hidup dengan berbagai kondisi lingkungan yang ada baik basah maupun kering.

Oka (2004) menjelaskan bawa semakin beragamnya vegetasi dasar pada suatu komunitas pada umumnya didapatkan keragaman jenis Orthoptera yang membentuk komunitas dan jaring-jaring makanan. Peritik (2010) menyatakan bahwa hewan Orthoptera kebanyakan adalah hewan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora), pemakan sisa-sisa bahan organik yang membusuk dan sebagian dari hewan ini adalah pemangsa, serta hama-hama yang penting pada tanaman budidaya.

Menurut Boror (2005) salah satu serangga herbivora yang termasuk dalam ordo Orthoptera adalah jengkrik dan belalang yang memiliki jumlah spesies mencapai 20.000 di alam.

Kelas Arachnida dari ordo Araneae merupakan makrofauna tanah yang aktif dipermukaan termasuk dalam urutan kedua terbanyak didapatkan setelah Insekta, yaitu sebanyak 16 spesies, seperti terlihat pada Tabel 4.1. Banyaknya Arachnida yang berperan sebagai predator didapatkan pada areal penelitian karena banyaknya vegetasi dasar sebagai habitat dan tempat mencari makan dengan keberadaan fauna tanah lainnya sebagai sumber makanannya. Nugroho (2018) menjelaskan bahwa laba-laba dalam suatu ekosistem pertanian/perkebunan memiliki peranan yang penting, yaitu sebagai predator terutama memangsa serangga-serangga hama, seperti Coleoptera dan Orthoptera. Selanjutnya Ishak (2015) menyatakan bahwa

kelimpahan serta keanekaragaman jenis laba-laba sangat berkaitan dengan vegetasi dasar yang menutupi sekitaran permukaan tanah. Laba-laba yang berada dipermukaan tanah memiliki kebiasaan untuk bersembunyi serta berpijah pada vegetasi dasar, selain itu vegetasi dasar juga berperan sebagai penyedia sumber makanan dan tempat tinggal.

Makrofauna tanah yang paling sedikit didapatkan pada blok penelitian adalah dari kelas Malacostraca, yaitu 1 (satu) jenis yang didapatkan pada areal kebun dengan sistem Long Bed (blok II) dari spesies Porcellionides pruinosus, sedikitnya jumlah spesies ini didapatkan menunjukkan bahwa areal perkebunan kelapa sawit kurang mendukung bagi kehidupannya, disamping itu juga disebabkan oleh kurang tersedianya sumber makanan yang dibutuhkannya. Ostrovsky (2020) menyatakan bahwa spesies Porcellionides pruinosus biasanya banyak ditemukan di sekitar pemukiman penduduk yang banyak terdapat timbunan kotoran ternak. Selanjutnya Ferreira et al., (2015) menyatakan bahwa Porcellionides pruinosus dapat hidup dengan tingkat kelembapan yang bervariasi dimana sebagian besar lebih menyukai kelembapan diantara 50% sampai 80%. Substrat yang ditempati suatu jenis harus lembap dan kadang menyukai substrat yang kering.

4.2 Kepadatan dan Kepadatan Relatif Makrofauna Tanah Yang Aktif Pada

Dokumen terkait