• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS METAFORA

2.1 Pengantar

Pada bab II ini dijelaskan mengenai jenis-jenis metafora dalam novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari. Hal yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis metafora apa saja yang digunakan dalam novel ini dan berapa jenis metafora yang digunakan. Sejauh pengamatan peneliti ada tiga jenis metafora yang digunakan. Berikut ini jenis-jenis metafora yang terdapat dalam novel Garis Waktu jenis-jenis metafora akan disebutkan dan dijelaskan.

2.2 Metafora Abstrak ke Konkret

Metafora abstrak ke konkret menjelaskan dari hal yang abstrak menjadi sesuatu yang lebih konkret atau lebih nyata dan lebih mudah dimengerti. Dalam novel ini terdapat metafora abstrak ke konkret. Berikut ini penjelasan dari metafora-metafora yang disebutkan, metafora-metafora tersebut akan dijelaskan sesuai dengan hal yang dimetaforakan.

(7) Semestaku sebelum kau datang adalah konstalasi yang sistematis.

Pada data (7), metafora ditunjukkan dengan, konstelasi, sistematis, disebut abstrak ke konkret karena menjelaskan dengan konkret bagaimana kehidupan yang dipenuhi rutinitas, yaitu sistematis atau teratur.

(8) Dan pagi-pagiku hanyalah repetisi membosankan untuk mengenyangkan logika (8).

Pada data (8) menunjukkan metafora abstrak ke konkret.hal itu ditunjukkan dengan pagi-pagiku hanyalah repetisi, menjelaskan rutinitas seperti repetisi yaitu diulang terus menerus. Hal itu dilakukan karena pemikiran manusia yang dimetaforakan dengan untuk mengenyangkan logika.

(9) Bukankah hidup ini serangkaian repetisi? (174)

Pada data (9) merupakan metfora abstrak ke konkret. Metafora tersebut ditunjukkan dengan hidup ini serangkaian repetisi. Metafora ini mengungkapkan sebuah pertanyaan retoris atau sebuah pemikiran jika hidup ini seperti repetisi.

(10) Rasa adalah anomali yang tidak bisa diprediksi (hal 177).

Pada data (10) menjelaskan mengenai perasaan. Perasaan dijelaskan seperti anomali, dimetaforakan anomali karena perasaan merupakan sesuatu yang tidak biasa dan berubah-ubah. Anomali sendiri berarti tidak seperti yang pernah ada; penyimpangan dari yang sudah ada (KBBI V) Metafora tersebut disebut abstrak ke konkret karena sesuatu yang abstrak seperti perasaan bisa dilambangkandengan sesuatu yang lebih konkret seperti anomali.

Pada data (11) menjelaskan mengenai perasaan. Datang dan pergi kapanpun ia mau berarti perasaan dapat datang dan pergi atau dapat hilang dan muncul kembali. Metafora tersebut disebut abstrak ke konkret karena sesuatu yang abstrak seperti perasaan bisa dilambangkandengan sesuatu yang lebih konkret seperti datang dan pergi.

(12) Rasa bukan sesuatu yang porsinya harus sama (hal 177).

Pada data (12) menjelaskan mengenai perasaan. Porsinya harus sama, menunjukkan perasaan tidak bisa disamakan untuk semua orang. Metafora tersebut disebut abstrak ke konkret karena sesuatu yang abstrak seperti perasaan bisa dilambangkandengan sesuatu yang lebih konkret seperti porsi.

(13) Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar, diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku. (12).

Pada data (13) menjelaskan mengenai perasaan. Perasaan yang dimetaforakan yaitu cinta. Cinta merupakan sesuatu yang abstrak sehingga dimetaforakan, metafora dalam kalimat tersebut yaitu malaikat yang sedang menyamar,

diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku seolah-olah

orang yang dicintai tersebut seperti dapat berpengaruh dalam kehidupan.

(14) Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan.(39).

Pada data (14) menunjukkan rasa suka terutama pada senyuman seseorang. Senja merupakan sesuatu yang indah sehingga menggambarkan sebuah senyuman yang indah.

(15) Kugunting tali silaturahmi dengan mereka yang dulu senang mencibir pilihan hidupku (117).

Pada data (15) tersebut merupakan metafora abstrak ke konkret yang berarti memutuskan hubungan, metaforanya kugunting tali silaturahmi, sebuah hubungan dimetaforakan dengan tali dan memutuskan hubungan dengan gunting.

(16) Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku.(11).

Pada data (16) menjelaskan mengenai keinginan atau harapan. Keinginan untuk terus bersama digambarkan dengan metafora diamkan tanganmu di dalam jabatanku. Keinginan tersebut digambarkan dengan metafora agar lebih konkret dan dapat dimengerti.

(17) Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.(11).

Pada data (17) menunjukkan metafora yang menggambarkan mengenai keinginan. Keinginan untuk terus bersama digambarkan dengan metafora aku idamkan

tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya. Keinginan tersebut

(18) Kumainkan rekaman perihal kita, lagi dan lagi di kepala yang hampir pecah.(143).

Pada data (18) menunjukkan mengingat kembali kenangan. Dimetaforakan dengan kumainkan rekaman perihal kita. Hal tersebut begitu menyulitkan dan dimetaforakan dengan kepala yang hampir pecah.

(19) Coba kau ingat kembali perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita. (132)

Pada data (19) tersebut menggambarkan keinginan agar orang yang dicintai mengingat perjuangan dalam sebuah hubungan, yang ditunjukkan dengan

perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita.

(20) Waktu itu kau dan aku kuat menghadang ombak dan badai. (132).

Pada data (20) menunjukkan bagaimana dulu kuat dalam menghadapi masalah. Kuat dalam menghadapi masalah dimetaforakan dengan kau dan aku kuat

menghadang, dan permasalahan dimetaforakan dengan ombak dan badai.

(21) Kau memilih mendayung ke arah yang berbeda (132).

Pada data (21) merupakan metafora abstrak ke konkret yang menunjukkan suatu keinginan untuk berpisah. Memilih untuk berpisah. dimetaforakan dengan

(22) Lantas apakah ini waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal? (132).

Pada data (22) menggambarkan sebuah pertanyaan apakah sebuah hubungan akan berakhir,dimetaforakan dengan waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal? Pada kalimat ini hubungan dibandingkan dengan kapal.

(23) Membiarkannya karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam? (132).

Pada data (23) merupakan suatu metafora. Digambarkan dengan membiarkannya

karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam? Menggambarkan hubungan

sebagai impian yang tenggelam. Menunjukkan mimpi-mimpi atau hubungan tersebut sudah berakhir. Hal tersebut digambarkan dengan metafora agar lebih konkret.

(24) Semakin banyak norma yang mengikat kita (170)

Pada data (24) menggambarkan di masa kini banyak peraturan yang terlalu mengatur manusia yang dimetaforakan dengan mengikat.

(25) Jadi malu berbeda karena masyarakat menginginkan kita seragam. (170).

Pada data (25) metafora mengenai keharusan untuk menjadi sama dengan orang banyak dimetaforakan dengan masyarakat menginginkan kita seragam, seragam

menunjukkan sama dengan yang lainnya sehingga digunakan untuk memetaforakan sikap yang sama seperti orang lain.

(26) Keteraturan yang kubangun selama ini, runtuh dalam sekejap (11).

Kalimat (26) menggambarkan keteraturan yang sudah slama ini dijalani, akan tetapi kerteraturan itu sudah berubah sudah tidak teratur lagi.

(27) Menjadi korban dari kerinduan yang mencekik. (16).

Pada data (27) kerinduan yang mencekik juga kalimat yang menggambarkan perasaan , yakni perasaan rindu, perasaan itu seolah-olah dapat mencekik

(28) Hatimu bukan untuk kucuri,melainkan untuk kuminta baik-baik. (16).

Pada data (28) menggambarkan keinginan untuk bersama orang yang dicintai tetapi tidak dengan terpaksa melainkan dengan meminta dengan baik-baik.

(29) Bukankah fiksi lebih meninabobokkan dibandingkan kenyataan? (44).

Pada data (29) fiksi lebih meninabobokkan dibandingkan kenyataan? Menunjukkan dalam kehidupan ini fiksi menggambarkan kabar baik atau pujian lebih meninabobokkan, yang menggambarkan fiksi tersebut lebih menyenangkan untuk didengar atau diketahui dibandingkan dengan kenyataan yang terkadang tidak baik.

Dalam novel ini yang dimetaforakan dengan metafora abstrak ke konkret yaitu kehidupan, perasaan dan cinta hal tersebut merupakan suatu hal yang abstrak sehingga dibuat perumpamaan yang lebih nyata yang lebih mudah untuk dipahami.

2.3 Metafora Sinestesia

Metafora sinestesia merupakan pengalihan pengalaman satu ke pengalaman lain. Berikut ini penjelasan dari metafora yang disebutkan diatas, metafora-metafora tersebut akan dijelaskan sesuai dengan hal yang dimetafora-metaforakan.

(30) Untukmu yang berjubah api, hangatmu mencairkan hati yang membeku (hal 19).

Data (30) terdapat metafora sinestesia, metafora tersebut ada pada mencairkan

hati yang membeku, mencairkan berarti menjadikan cair dan membeku berarti

menjadi beku, seolah hati dapat membeku dan dapat dicairkan, menunjukkan dapat menyenagkan orang yang disukai walaupun orang tersebut keras.

(31) Wangi pekat yang mewarnai udara. (12).

Data (31) merupakan metafora sinestesia. Metafora tersebut terdapat pada wangi

mewarnai udara. Metafora tersebut menggambarkan perasaan cinta pada

seseorang, sehingga seolah baucnya memenuhi udara.

Data (32) metaforakan kehidupan manusia, metaforanya tenggelam dalam

rutinitas, yang berarti terus-menerus melakukan rutinitas atau sibuk dengan

rutinitas. Dimetaforakan dengan tenggelam karena tengggelam berarti masuk terbenam ke air (KBBI V), sehingga seperti teenggelam

(33) Aku masih bercengkrama dengan kesendirian (201).

Data (33) menunjukkan perasaan sendiri atau sepi. Metaforanya pada kalimat

bercengkrama dengan kesendirian, bercengkrama berarti bercakap-cakap

sehingga menunjukkan selalu sendiri.

(34) Aku senang wangimu tertinggal disela kalimat manis yang berpenggal-penggal.

Data (34) terdapat metafora yang menjelaskan bagaimana mengingat orang yang disukai. Hal itu dimetaforakan dengan wangimu tertinggal.

(35) Diantara reruntuhan kenangan yang membatu. (39).

Data (35) menunjukkan metafora sinestesia. Metafora tersebut terdapat pada

reruntuhan kenangan yang membatu. Hal tersebut menunjukkan bagaimana

kenangan yang terus dipikirkan.

(36) Sementara segala masalah seakan menghajar kita bertubu-tubi. (139).

Data (36) merupakan metafora yang menunjukkan perasaan saat menghadapi masalah metafora dalam kalimat itu ditunjukkan dengan masalah seakan

menghajar kita bertubu-tubi. Menghajar dan bertubi-tubi menunjukkan masalah

datang terus menerus.

(37) Aku sempat meminta agar Tuhan memformat ingatanku dan menghapus jejak yang kau tingalkan (202).

Data (37) merupakan metafora sinestesia yang menunjukkan suatu keinginan, yaitu keinginann untuk melupakan kenangan metaforanya pada memformat ingatanku dan menghapus jejak

.

(38) Pada jinggamu aku berlabuh,mengetahui sewaktu-waktu kau tidak baik-baik saja.(136).

Data (38) merupakan metafora sinestesia yang menunjukkan perasaan. Menggambarkan perasaan yang ditujukan untuk seseorang, ditunjukkan dengan

pada jinggamu aku berlabuh.

(39) Pesan-pesan singkat berisi kata-kata manis (136).

Data (39) Menunjukkan perasaan senang mendapatkan pesan dari orang yang disukai yang kata-katanya begitu indah. Hal tersebut dimetaforakan dengan metafora sintesis. Metafora tersebut terdapat pada kata-kata manis.

(40) Memikirkanmu selalu abu-abu. (133).

Data (40) merupakan metafora sinestesia. Menunjukkan jika memikirkan seseorang tersebut selalu tidak jelas. Hal tersebut dimetaforakan dengan

memikirkanmu selalu abu-abu, karena abu-abu seperti melambangkan suatu hal

yang tidak jelas

.

(41) Aku bisa memalsukan senyumku sendiri. (131).

Data (41) menunjukkan sebuah senyuman yang dibuat-buat, ditunjukkan dengan

memalsukan senyumku sendiri,seolah senyum suatu benda yang bisa dipalsukan,

senyum juga bisa berarti kebahagiaan sehingga dapat juga diartikan berpura-pura bahagia.

(42) Rencana-rencana yang dulu pernah kita rajut (198)

Data (42) menunjukkan pemikiran. Metafora tersebut menggambarkan ingatan mengenai rencana yang pernah dibuat hal tersebut ditunjukkan dengan rencana

yang dulu pernah kita rajut.

(43) Sebersit kerinduan bersemi (186).

Data (43) menjelaskan bagaimana sebuah rasa rindu muncul dimetaforakan dengan kerinduan bersemi perasaan yang muncul dimetaforakan dengan bersemi.

(44) Betapa banyak mulut manis yang menyelipkan pisau dalam setiap kalimatnya. (190).

Data (44). Menunjukkan banyak orang yang terlihat baik ditunjukkan dengan

banyak mulut manis tetapi dapat menyakitkan ditunjukkan dengan menyelipkan pisau. Pisau suatu benda yang tajam sehingga digunakan untuk memetaforakan

(45) Bersiap menusuk dari belakang. (190).

Data (45). Bersiap menusuk dari belakang artinya orang terdekat yang menghianati perasaan. Menghianati dimetaforakan dengan menusuk.

(46) Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan? (44).

Data (46). Menggambarkan hubungan yang hanya dianggap sebagai teman tidak lebih. Hal itu sudah lama terjadi dan membuat nyaman sehingga dimeaforakan dengan berkubang dalam zona pertemanan?

(47) Tubuh kita berlumur harapan palsu. (44).

Data (47). Metafora sinestesia pada berlumur harapan palsu, menggambarkan suatu harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sehingga dimetaforakan dengan harapan palsu.

(48) Merasakan jantungku hampir meledak, lalu dapat melihat senyummu menghentikan duniaku. (68).

Data (48). Memetaforakan jantung yang berdebar karena cinta dan senyuman yang indah yang ingin dilihat terus menerus. Hal tersebut ditunjukkan dengan

jantungku hampir meledak, senyummu menghentikan duniaku

Metafora antropomorfis/personifikasi metafora yang berdasarkan sifat-sifat manusia. Berikut ini penjelasan dari metafora-metafora yang disebutkan diatas, metafora-metafora tersebut akan dijelaskan sesuai dengan hal yang dimetaforakan.

(49) Membangun impian.

Data (49). Membangun impian berarti merancang sebuah impian atau cita-cita. Metafora antropomorfis pada kata membangun karena membangun merupakan suatu hal yang dilakukan manusia.

(50) Makhluk pecicilan bernama hati,kebetulan juga dia mengejarmu (hal59).

Data (50). kebetulan juga dia mengejarmu, seperti manusia yang dapat mengejar, metafora tersebut menjelaskan perasaan cinta.

(51) Adalah matamu yang pertama kali berbicara (hal 11).

Data (51). Memetaforakan perasaan yang ditunjukkan dengan matamu yang

pertama kali berbicara, metafora personifikasi terletak pada mata yang berbicara,

yang merupakan sifat manusia.

(52) Tanganku terus mencipta,menjajakan karya idealis di pelataran materialisme.

Data (52). menggambarkan tangan dari penulis novel ini membuat, menawarkan sebuah karya di kehidupan yang di alam kebendaan. Hal tersebut dimetaforakan

dengan tanganku terus mencipta,menjajakan, karena hal tersebut merupakan sifat manusia.

(53) Pernahkah ingatan menusuk hatimu bertubi-tubi? (hal 143).

Data (53) tersebut memetaforakan mengenai ingatan datang terus menerus dan merasakan sakit hati. Hal tersebut digambarkan dengan metafora ingatan menusuk

hatimu seolah ingatan dapat menusuk. Kalimat ini juga menggambarkan

keinginan untuk melupakan kenangan yang menyakitkan

.

(54) Pernahkah rasa bersalah mengejek dan menertawakanmu? (hal 144).

Data (54) menunjukkan perasaan bersalah perasaan bersalah tersebut menimbulkan perasaan bersalah, metaforanya pada kata mengejek dan

menertawakanmu. Seolah rasa bersalah dapat mengejek dan menertawakan.

(55) Dalam tenda aku berdialog dengan Tuhan–meski sebetulnya hanya satu arah (193).

Data (55) menunjukkan bagaimana berdoa pada Tuhan. Meetafora dalam kalimat tersebut yaitu antropormorfik/personifikasi, metaforanya terletak pada dalam

tenda aku berdialog dengan Tuhan.

(56) Kau menjadi orang yang memorak morandakan jagad rayaku.

Data (56). Menunjukkan kehidupan, dimetaforakan dengan jagad rayaku. yang sudah berubah dimetaforakan dengan memorak morandakan

(57) Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu. (35).

Data (57). menunjukkan perasaan, metafora terletak pada sudah kuminta hatiku

agar berhenti merasakanmu, untuk menggambarkan perasaan ingin melupakan

seseorang yang disukai.

(58) Aku menaiki tangga kesuksesan (117).

Data (58). Menggambarkan aku terus menerus berusaha untuk mencapai sukses, usaha terus menerus digambarkan dengan menaiki tangga

.

Metaforanya pada menaiki karena merupakan sifat manusia.

(59) Berlari ke arahmu (59).

Data (59). menunjukkan cinta dengan kalimat berlari ke arahmu, seolah perasaan bisa berlari seperti manusia.

(60) Dia akan tetap berlari hanya untuk memelukmu(59).

Data (60). menunjukkan keinginan untuk terus bersama ditunjukkan dengan dia

akan tetap berlari hanya untuk memelukmu

.

Metafora tersebut adalah metafora personifikasi.

abstrak ke konkret ora sinest esia a antropo morfik/ personi fikasi

1 Semestaku sebelum kau datang adalah konstalasi yang sistematis.

V

2 Dan pagi-pagiku hanyalah repetisi membosankan untuk

mengenyangkan logika

V

3 Bukankah hidup ini serangkaian repetisi?

V

4 Rasa adalah anomali yang tidak bisa diprediksi

V

5 Rasa bisa datang dan pergi kapanpun ia mau

V

harus sama

7 Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar,

diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku

V

8 Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan

V

9 Kugunting tali silaturahmi dengan mereka yang dulu senang

mencibir pilihan hidupku

V

10 Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku.

V

11 Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.

V

12 Kumainkan rekaman perihal kita, lagi dan lagi di kepala yang hampir pecah

V

13 Coba kau ingat kembali

perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita.

V

menghadang ombak dan badai. 15 Kau memilih mendayung ke arah

yang berbeda

V

16 Lantas apakah ini waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal?

V

17 Membiarkannya karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam?

V

18 Semakin banyak norma yang mengikat kita

V

19 Jadi malu berbeda karena masyarakat menginginkan kita seragam.

V

20 Keteraturan yang kubangun selama ini, runtuh dalam sekejap

V

21 Menjadi korban dari kerinduan yang mencekik.

V

22 Hatimu bukan untuk

kucuri,melainkan untuk kuminta baik-baik.

V

23 Bukankah fiksi lebih

meninabobokkan dibandingkan kenyataan?

24 Membangun impian V

25 Makhluk pecicilan bernama hati,kebetulan juga dia mengejarmu

V

26 Adalah matamu yang pertama kali berbicara

V

27 Tanganku terus

mencipta,menjajakan karya idealis di pelataran materialisme.

V

28 Pernahkah ingatan menusuk hatimu bertubi-tubi?

V

29 Pernahkah rasa bersalah mengejek dan menertawakanmu?

V

30 Dalam tenda aku berdialog dengan Tuhan –meski sebetulnya hanya satu arah

V

31 Kau menjadi orang yang memorak morandakan jagad rayaku.

V

32 Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu.

33 Aku menaiki tangga kesuksesan V

34 Berlari ke arahmu V

35 Dia akan tetap berlari hanya untuk memelukmu

V

36 Untukmu yang berjubah api, hangatmu mencairkan hati yang membeku

V

37 Wangi pekat yang mewarnai udara V

38 Tenggelam dalam rutinitas V

39 Aku masih bercengkrama dengan kesendirian

V

40 Aku senang wangimu tertinggal disela kalimat manis yang berpenggal-penggal.

V

42 Diantara reruntuhan kenangan yang membatu

V

43 Sementara segala masalah seakan menghajar kita bertubu-tubi.

44 Aku sempat meminta agar Tuhan memformat ingatanku dan

menghapus jejak yang kau tingalkan

V

45 Pada jinggamu aku

berlabuh,mengetahui sewaktu-waktu kau tidak baik-baik saja.

V

46 Pesan-pesan singkat berisi kata-kata manis

V

47 Memikirkanmu selalu abu-abu V

48 Aku bisa memalsukan senyumku sendiri

V

49 Rencana-rencana yang dulu pernah kita rajut

50 Sebersit kerinduan bersemi V

51 Betapa banyak mulut manis yang menyelipkan pisau dalam setiap kalimatnya.

V

Tabel 1 Jenis Metafora

53 Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati

berkubang dalam zona pertemanan?

54 Tubuh kita berlumur harapan palsu.

V

55 Merasakan jantungku hampir meledak, lalu dapat melihat senyummu menghentikan duniaku

Dokumen terkait