METAFORA DAN FUNGSI METAFORA DALAM NOVEL GARIS WAKTU KARYA FIERSA BESARI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Widya Wahyuningtyas 154114008
Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma
LEMBAR PENGESABAN
Skripsl
METAFORA DAN FUNGSI METAFORA
DALAM NOVELGARIS WAKTU KARYA FIERSA BESARI
Oleh
Widya Wahyuningtyas
.
154114008
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
4c~
Prof. Dr.I.Praptomo Baryadi, M.Hum.
,
ii
Skripsi
METAFORA DAN FUNGSI METAFORA DALAM NOVELGARIS
WAKTU
KARYA FIERSA BESARI
Dipersembahkan dan ditulis oleh Widya Wahyuningtyas
NIM: 154114008
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 26 Juli 2019
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Ketua Sekretaris Anggota
Nama Lengkap
Prof. Dr. 1. Praptomo Baryadi, M.Hum Sony Christian Sudarsono, S.S, M.A Prof. Dr.1.Praptomo Baryadi, M.Hum. Sony Christian Sudarsono, S.S, M.A. M.M Sinta Wardani, S.S, M.A.
~
..
~....
~
...ii
..---
....
~..;;.0
s~},,,,~akarta, 26Juli 2019 ;. itIf/; ...I:·
F~ Sastra~, ..
~ '!1f7.I~-l{p-i~riltas Sanata Dharma
~ 'J.:..._'::::::~~l\
t
I"'1-"'_
1 ". ,
\
~~:-~~~;., -~. ;{'.
./ii Skripsi
METAFORA DAN FUNGSI METAFORA DALAM NOVEL GARIS WAKTU KARYA FIERSA BESARI
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Widya Wahyuningtyas
154114008
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal
Dan dinyatakan memenuhi syarat
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta Penulis
~
Widya Wahyuningtyas,
iiiLEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna : Nama : Widya Wahyuningtyas
NIM : 154114008
Demi pengembangan illllu pengetahuan, saya melllberikan kepada Perpustakaan Sanata Dhanna karya ilmiah saya yang berjudul "Metafora Dan Fungsi Metafora Dalam Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari" beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikiln kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak menyilllpan, mengalihkan dalalll bentuk lain, mengelolanya dalalll bentuk pangkalan data, mendistribusikan seCat-a terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat sebenamya
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal Yang menyatakan
wJ!f""""",
,
ivv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga saya tercinta, bapak Albertus Wahyudi Sumarwoto dan ibu Fransisca Theresia Putranti Dewi.
vi MOTTO
Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat berdasarkan penelitian kami mengenai metafora. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang berjudul Metafora Dan Fungsi Metafora Dalam Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S-1 di Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini.
Prof. Dr. I praptomo Baryadi, M.Hum. sebagai dosen pembimbing yang berkenan membimbing proses penulisan skripsi ini sehinga berjalan lancar. Dosen program studi Sastra indonesia, S. E. Peni Adji, S.S, M.Hum. Sony Christian Sudarsono, S.S, M.A. Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum. (alm), Drs. Hery Antono, M.Hum. (alm), Drs. B. Rahmanto. M.Hum. Dr Yoseph Yapi Taum, M.Hum. M.M Sinta Wardani, S.S, M.A. yang membimbing penulis selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma. Segenap staf Fakultas Sastra atas pelayanannya selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma. Segenap staf Perpustakaan atas pelayanannya selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
Kedua orangtua penulis yang selalu mendoakan penulis menyelesaikan skripsi. Semua teman prodi Sastra Indonesia angkatan 2015 yang telah mendukung penulis. Teman-teman KKN kelompok 1 dan kelompok 2
Kami mohon maaf jika dalam penyusunan masih banyak kekurangan baik dari bahasa, isi maupun cara penulisan. Demikian laporan ini kami susun, semoga bisa
,
bennanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
y
ogyakarta~.t.Jyll
. .lD!9\ft(J
Penyusun
,
ix Abstrak
Wahyuningtyas, Widya. 2019. Metafora dan Fungsi Metafora Dalam Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari Skripsi Strata 1 (S-1). Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas jenis dan fungsi metafora dalam novel Garis
Waktu karya Fiersa Besari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis
dan fungsi metafora dalam novel Garis Waktu karya Fiersa Besari.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori jenis metafora dan teori fungsi metafora. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode observasi. Analisis data tersebut dilakukan dengan metode agih. Teknik yang digunakan adalah teknik lanjutan yaitu teknik ganti atau teknik baca markah.
Hasil dalam penelitian ini terdapat tiga jenis metafora yaitu personifikasi,
sintesis, dan dari abstrak ke konkret. Fungsi metafora dalam novel ini yaitu fungsi puitik, fungsi ekspresif, fungsi direktif, fungsi informatif.
x Abstract
Wahyuningtyas, Widya 2019. Metaphor And Function Metaphor In Novel Garis Waktu by Fiersa Besari Undergraduate Thesis. Departement Of Indonesian Letters, Faculty Of Letters, Sanata Dharma University.
This research discusses type and function metaphor in novel Garis Waktu
written by Fiersa Besari. The purpose of this research is describe and function metaphor in novel Garis Waktu written by Fiersa Besari.
Theory in this research is theory metaphor type and theory metaphor function. Method in this research is observation method. Data analysis is using agih method. Technique in this research is continued technique or read technique.
Result in this research there are three types metaphor personification, synthesis, and from abstract to concrete. Function metaphor is poetic function, expressive function, direct function, informative function, but most widely function is poetic function.
xi Daftar Isi
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI……… vi
KATA PENGANTAR……… vii
ABSTRAK……… ix ABSTRACT……… x DAFTAR ISI……… xi BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……… 1 1.2Rumusan Masalah……… 4 1.3Tujuan Penelitian……… 4
xii 1.5Tinjauan Pustaka……… 5 1.6Landasan Teori 1.6.1 Metafora……… 6 1.6.2 Jenis Metafora……… 8 1.6.3 Fungsi Metafora……… 10 1.7Metode Penelitian 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……… 11
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data……… 11
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data..……… 12
1.8Sistematika Penyajian ……… 12
BAB II JENIS METAFORA DALAM NOVEL GARIS WAKTU KARYA FIERSA BESARI 2.1 Pengantar... 14
2.2 Metafora Abstrak ke Konkret ... 14
2.3 Metafora Antropomorfik/Personifikasi... 21
2.4 Metafora Sintesis... 25
BAB III FUNGSI METAFORA DALAM NOVEL GARIS WAKTU KARYA FIERSA BESARI 3.1 Pengantar ... 36
xiii
3.3 Fungsi Informasi... 37
3.4 Fungsi Ekspresif... 44
3.5 Fungsi Direktif... 47
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan... 56
4.2 Saran... 57
Tabel
Tabel jenis metafora... 29
Tabel fungsi metafora... 51
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Objek penelitian ini adalah jenis metafora dan fungsi metafora dalam Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari. Metafora termasuk dalam gaya bahasa. Bahasa digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Bahasa secara langsung merupakan penyampaian bahasa langsung berdasarkan makna yang ingin disampaikan atau bermakna leksikal.bahasa tidak langsung merupakan bahasa yang yang digunakan untuk menyampaikan hal dengan bahasa kias.
Gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Gaya bahasa merupakan suatu hal yang menarik dalam karya sastra, penulis memiliki gaya bahasa yang berbeda satu dengan yang lainnya. Gaya bahasa dapat dijadikan sebagai cerminan sifat penulis.
Gaya bahasa meliputi simile, personifikasi, metonimia dan lain-lain. Dari berbagai macam gaya bahasa tersebut dalam makalah ini saya membahas mengenai metafora dan fungsi metafora.
Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Metafora merupakan perbandingan langsung tidak menggunakan kata seperti,bak,bagaikan. Metafora digunakan untuk menjelaskan suatu konsep yang lebih abstrak dengan konsep lain yang lebih konkret (Konveces,2010). Bentuk ringkas dari metafora dapat dirumuskan dengan X adalah Y : pemuda
adalah bunga bangsa:ia adalah buaya darat Kedudukan Y tidak salu predikat;ia
bisa menduduki fungsi-fungsi lain: nafsu lintah daratnya sudah kambuh lagi
(Keraf : 124)
Manusia bermetafora karena untuk memahami hal yang lebih abstrak dengan hal lain yang lebih konkret,seperti teori,Tuhan,cinta dan lain-lain. Metafora juga dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Contoh metafora seperti tunas bangsa,buah hati,sumber ilmu dan sebagainya. Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa.
Unsur-unsur yang membangun metafora disusun dari beberapa identitas simbol, di antaranya berupa kelas kata, seperti nomina, adjektifa, dan verba. Simbol lingual metaforanya dapat berupa sesuatu (the things), seseorang (person), ide (ideas), periode (periods), wilayah (areas), kualitas (quality), disposisi (dispositions), hubungan (relations) dan lain-lain.
Hal yang dikaji dalam novel ini yaitu jenis metafora.
Pada data (1) terdapat metafora konstelasi, sistematis, disebut abstrak ke konkret karena menjelaskan dengan konkret bagaimana kehidupan yang dipenuhi rutinitas, yaitu sistematis atau teratur. Metafora tersebut termasuk metafora abstrak ke konkret
(2) Makhluk pecicilan bernama hati,kebetulan juga dia mengejarmu (59).
Pada data (2) terdapat metafora antropomorfik/personifikasi. Metafora tersebut yaitu mengejarmu, disebut metafora antropomorfik/personifikasi karena hati seperti manusia yang dapat mengejar metafora tersebut menggambarkan perasaan cinta.
(3) Memikirkanmu selalu abu-abu. (133).
Pada data (3) adalah metafora sintesis. Menunjukkan jika memikirkan seseorang tersebut selalu tidak jelas. Hal tersebut dimetaforakan dengan selalu abu-abu, karena abu-abu seperti melambangkan suatu hal yang tidak jelas
.
Selain jenis metafora yang dikaji dalam penelitian ini yaitu fungsi metafora
(4) Tanganku terus mencipta,menjajakan karya idealis di pelataran materialisme.
Pada data (4), fungsi informasi pada metafora ini menunjukkan keyakinan penulis novel ini jika ia terus menciptakan karya yang idealis dalam hidup ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan tanganku terus mencipta,menjajakan karya idealis
(5) Aku sempat meminta agar Tuhan memformat ingatanku dan menghapus jejak yang kau tingalkan (202).
Data (5) merupakan fungsi ekspresif, fungsi ekspresif pada metafora ini untuk menjelaskan keinginan untuk melupakan kenangan. Ditunjukkan dengan meminta agar Tuhan memformat ingatanku
(6) Pernahkah ingatan menusuk hatimu bertubi-tubi? (hal 143).
Data (6) memiliki fungsi direktif. Fungsi direktif dari metafora ini ditandai dengan pertanyaan fungsi dari metafora ini untuk mempengaruhi pembaca memikirkan bagaimana sebuah kenangan yang menyakitkan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apa saja jenis metafora dalam Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari? 1.2.2 Apa saja fungsi metafora dalam Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuannya sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui jenis-jenis metafora dalam Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfat teoritis berkaitan dengan perkembangan pengetahuan akademik . manfaat praktis adalah manfaat yang digunkan langsung oleh masyarakat.
1.4.1 Teoretis, penulis berharap penelitian ini dapat: Mendeskripsikan dan menjelaskan jenis dan fungsi metafora, Sebagai contoh penelitian mengenai metafora.
1.4.2 Praktis, penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi apresiasi suatu karya sastra
1.5 Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelitian penulis mengenai “Metafora Novel Garis Waktu
Karya Fiersa Besari” maka diperlukan penjelasan mengenai metafora. Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini dibatasi masalah metafora. Sebelum ini juga sudah terdapat penelitian mengenai metafora dalam novel. Hasilnya berupa skripsi mengenai metafora.
Setyawan, Natalis Candra (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Metafora dalam Tabloid Bola Edisi Januari-Maret 2008”, meneliti jenis-jenis metafora dalam Tabloid Bola Edisi Januari-Maret 2008 dan bentuk-bentuk satuan lingual dalam Tabloid Bola Edisi Januari-Maret 2008. Dalam skripsi ini ditemukan dua
jenis metafora, yaitu metafora yang maknanya terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi ketiga (2005) dan metafora yang maknanya tidak terdapat
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2005). Bentuk-bentuk satuan lingual dalam Tabloid Bola Edisi Januari-Maret 2008 dapat dibedakan menjadi: satuan lingual berupa kata, frase (kelompok kata), dan klausa.
Diti, Lusia Diska (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Gaya Bahasa Simile, Metafora dan Metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48”. Hal yang diteliti dalam skripsi ini yaitu penanda gaya bahasa simile, metafora, dan metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48, dan fungsi gaya bahasa simile, metafora, dan metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48.
Sejauh ini penulis belum menemukan penelitian mengenai Metafora Novel
Garis Waktu Karya Fiersa Besari. Oleh karena itu peneliti dalam skripsi ini akan
meneliti jenis metafora dan fungsi metafora novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari.
1.6 Metafora
Konsep kata ‘metafora’ atau ‘metaphor’ berasal dari meta dan sphere (metasphere). Meta berarti ‘berhubungan dengan’ seperti dalam kata metalanguages, metaphysics, metathesis, metabolism, metallurgy. Sphere berarti ruang, lingkungan, bola. Jadi metafora (metaphor) berarti ‘hal-hal yang berhubungan dengan sekitar’.
Lakoff dan Mark (1980:53) juga menyebutkan bahwa metafora didapati dalam kehidupan sehari-hari. Ditambahkan bahwa berdasarkan pengalaman konsep metafora meliputi tiga hal, yaitu (1) ide (makna) untuk menandaai sesuatu yang berupa objek, (2) ekspresi linguistik yaitu berupa kata-kata sebagai wadahnya (kontainer), dan (3) cara komunikasi atau cara penutur menyampaikan maksud secara figuratif. Sebagai salah satu kajian linguistik, metafora dapat dianalisis berdasarkan atas unsur-unsur kalimat atau struktur kalimat. Melalui kajian linguistik dapat diketahui bahwa unsur yang terdapat dalam metafora berupa ekspresi harafiah dan ekspresi imajinasi metaforis. Esensi konsep metafora berupa pemahaman dan pengungkapan jenis sesuatu yang bermakna metaforis. Untuk memahaminya sangat diperlukan penerapan dasar teori perbandingan. Dicontohkan, kalimat A adalah B akan dianggap sama maknanya dengan kalimat A sama seperti B. Pengertian ini menunjukkan bahwa metafora menduduki posisi yang lebih luas untuk semua pengertian yang mengandung makna perbandingan. Ini didasarkan atas pemahaman tentang metafora melalui proses kognitif. Makna metafora sangat berkaitan antara makna harafiah dan makna figuratifnya. Hubungan antara makna harafiah dan makna figuratif yang terdapat di metafora merupakan versi yang disingkat dalam satu kalimat, dan maknanya saling berpengarus secara kompleks.
Meskipun metafora dan perumpamaan dianggap sama tetapi keduanya pada dasarnya juga memiliki perbedaan. Perbandingan dalam metafora terjadi secara implisit, dalam perumpamaan secara eksplisit, biasanya dengan menggunakan kata-kata penghubung, di antaranya adalah ’seperti’, ’umpama’,
’laksana’, ’bak’. Dalam kalimat ’Ayahku mendidikku sebagai
seorang guru’ adalah perumpamaan, sedangkan ’Ayahku guruku’ adalah
metafora. Dalam perumpamaan, dengan perbandingan secara eksplisit maka motif lebih terbatas, misalnya, sebagai guru dengan unsur pendidik. Sedangkan dalam metafora dengan tidak adanya kata penghubung ’sebagai’, maka interpretasi terjadi secara lebih bebas sehingga dimungkinkan untuk menunjukkan motif-motif secara terbatas. Seorang ayah di samping mampu mendidik anaknya secara moral spiritual, ia harus mampu pula mengajarkan ilmu pengetahuan. Dengan kalimat lain, makin singkat baris yang digunakan untuk melukiskan suatu objek, maka makin kayalah penafsiran yang dihasilkan.
1.6.1 Jenis-jenis metafora
1. Metafora Antropomorfik/Personifikasi
Dalam hal ini Ullman menyatakan sebagian besar tuturan atau ekspresi yang mengacu pada benda-benda tidak bernyawa dilakukan dengan mengalihkan atau memindahkan dari tubuh manusia atau bagian-bagiannya, dari makna atau nilai dan nafsu-nafsu yang dimiliki manusia. Jadi, intinya penciptaan metafora antropomorfik bertolak dari tubuh atau bagian tubuh manusia atau nilai/makna dan nafsu-nafsu kesenangan yag dimiliki manusia. Kemudian, dialihkan /ditransfer untuk beda-beda yang sebenarnya tidak hidup atau tidak bernyawa dipersepsi/dipahami sebagai hidup atau bernyawa. Ungkapan metaforis seperti itu yang dikenal dengan gaya personifikasi.
Jenis metafora ini menggunakan binatang atau bagian tubuh binatang atau sesuatu yang berkaitan dengan binatang untuk pencitraan sesuatu yang lain. Pada umumya didasarkan atas kemiripan bentuk yang cukup jelas sehingga kurang menghasilkan daya ekspresifitas yang kuat.
3. Metafora Sinestesia
Metafora jenis ini pada dasarnya adalah suatu pemindahan atau pengalihan dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain, atau dari tanggapan yang satu ke tanggapan yang lain. Misalnya, “kulihatsuara”. Secara umum suara adalah sesuatu yang bisa didengar. Namun, dalam tuturan ini “suara” diperlakukan sebagai sesuatu yang dapat dilihat.
4. Metafora dari Abstrak ke Konkret
Metafora jenis ini dapat dinyatakan sebagai kebalikan dari hal yang abstrak atau samar diperlakukan sebagai sesuatu yang bernyawa sehingga dapat berbuat secara konkret atau bernyawa
1.6.2 Fungsi-fungsi metafora
Fungsi Metafora Menurut Leech (1993) Fungsi penggunaan metafora bentuk lisan dikelompokkan ke dalam beberapa jenis fungsi, di antaranya adalah.
1. Fungsi informasi yang dimaksud dengan fungsi informasi di sini adalah penggunaan tuturan bahasa secara metaforis yang fungsinya adalah sebagai sarana guna menyampaikan informasi tentang pikiran dan perasaan dari penutur kepada lawan tuturnya. Ciri-ciri fungsi ini adalah
adanya pencirian yang tersirat dalam pesan yang disampaikannya. Ciri-ciri fungsi tersebut biasanya yang mengandung ide, keyakinan, kepastian, dengan unsur mengandung perbandingan
2. Fungsi ekspresif yang dimaksud dengan metafora berfungsi ekspresif adalah penyampaian penggunaan tuturan bahasanya secara metaforis mengandung suatu harapan dan keinginan penutur kepada lawan tuturnya. Ciri-ciri fungsi ini dengan tersiratnya maksud yang menandai adanya pengarahan, anjuran, atau harapan.
3. Fungsi direktif yang dimaksud dengan fungsi direktif apabila tuturan bahasanya secara metaforis mengandung unsur-unsur yang dapat mempengaruhi sikap,kemandirian. Biasanya ciri fungsi direktif ini ditandai dengan adanya perintah, instruksi, ancaman, atau pertanyaan. 4. Fungsi fatik yang dimaksud dengan fungsi fatik apabila tuturan bahasanya
secara metaforis mengandung unsur-unsur yang dapat menginformasikan pesan dengan tujuan untuk menjaga hubungan agak tetap harmonis. Ciri-cirinya antara lain penggunaan bahasa yang bermakna hubungan baik dan buruk, kedekatan hubungan sosial, hubungan keakraban, hubungan kekerabatan antara penutur dan lawan tuturnya.
5. Fungsi puitik Menurut Jakobson (dalam Segers 2000:16) fungsi puitik sering diidentifikasikan sebagai seperangkat yang mengarah kepada pesan secara terpusat.
6. Fungsi emotif berkaitan dengan bagaimana seorang pengarang berusaha menyampaikan gagasannya melalui karya sastra kepada pembaca.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yakni (i) pengumpulan data, (ii) analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data berikut penjelasan tahap-tahap penelitian ini.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan peneliti adalah metode simak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto,2015: 203). Teknik dalam pengumpula data yaitu teknik simak bebas libat cakap, teknik tersebut dilakukan peneliti dengan tidak terlibat dialog, konversasi, atau imbal wicara; jadi tidak ikut dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling berbicara (Sudaryanto,2015: 204).
1.7.2 Metode dan Tahap Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya di dalam bahasa yang ditelti. Teknik yang digunakan dalam metode padan yaitu teknik pilih unsur penentu atau PUP. Penggunaan teknik ini dengan cara mengumpulkan kalimat yang mengandung metafora pada novel Garis Waktu
karya Fiesa Besari. Tahap berikutnya yaitu menganalisis setelah data terklarifikasi, dilakukan metode agih. Teknik dasarnya adalah bagi unsur langsung atau BUL yaitu membagi data menjadi beberapa bagian unsur. Teknik lanjutan yaitu dengan teknik ganti atau teknik baca markah. Teknik ganti adalah teknik
dengan cara mengganti satuan kebahasaan tertentu dalam konstruksi yang bersangkutan.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data.
Setelah tahap analisis data, tahp se;anjutnya adalah penyajian hasil analisis data. Hasil data dalam penelitian ini disampaika dengan metode formal dan metode informal. Disajikan dengan metode informal adalah dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya. Data disajikan dengan metode formal yaitu menggunakan lambang, tanda, singkatan dan sebagainya.
1.8 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam penelitian ini dengan mendeskripsikan metafora apa yang digunakan dalam novel ini. Penelitian ini menjelaskan metafora apa saja yang digunakan, jumlah metafora yang digunakan dan fungsi metafora tersebut. Cara penyajian data dilakukan dengan mendata metafora apa saja dan menunjukkan fungsi dari metafora-metafora tersebut. Selain diuraikan data juga disampaikan dengan tabel.
Sistem penyajian dari hasil penelitian ini disajikan melalui 4 bab sebagai berikut :
Bab I : dalam bab I akan dipaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis, tinjauan pustaka dan landasan teori.
Bab II : dalam bab II ini dipaparkan mengenai jumlah metafora yang digunakan dan jenis-jenis metafora yang terdapat dalam novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari.
Bab III : dalam bab III dipaparkan mengenai fungsi dari metafora yang terdapat dalam novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari.
Bab IV : dalam bab IV berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran bagi pembaca hasil penelitian ini.
BAB II
JENIS METAFORA
2.1 Pengantar
Pada bab II ini dijelaskan mengenai jenis-jenis metafora dalam novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari. Hal yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis metafora apa saja yang digunakan dalam novel ini dan berapa jenis metafora yang digunakan. Sejauh pengamatan peneliti ada tiga jenis metafora yang digunakan. Berikut ini jenis-jenis metafora yang terdapat dalam novel Garis Waktu jenis-jenis metafora akan disebutkan dan dijelaskan.
2.2 Metafora Abstrak ke Konkret
Metafora abstrak ke konkret menjelaskan dari hal yang abstrak menjadi sesuatu yang lebih konkret atau lebih nyata dan lebih mudah dimengerti. Dalam novel ini terdapat metafora abstrak ke konkret. Berikut ini penjelasan dari metafora-metafora yang disebutkan, metafora-metafora tersebut akan dijelaskan sesuai dengan hal yang dimetaforakan.
(7) Semestaku sebelum kau datang adalah konstalasi yang sistematis.
Pada data (7), metafora ditunjukkan dengan, konstelasi, sistematis, disebut abstrak ke konkret karena menjelaskan dengan konkret bagaimana kehidupan yang dipenuhi rutinitas, yaitu sistematis atau teratur.
(8) Dan pagi-pagiku hanyalah repetisi membosankan untuk mengenyangkan logika (8).
Pada data (8) menunjukkan metafora abstrak ke konkret.hal itu ditunjukkan dengan pagi-pagiku hanyalah repetisi, menjelaskan rutinitas seperti repetisi yaitu diulang terus menerus. Hal itu dilakukan karena pemikiran manusia yang dimetaforakan dengan untuk mengenyangkan logika.
(9) Bukankah hidup ini serangkaian repetisi? (174)
Pada data (9) merupakan metfora abstrak ke konkret. Metafora tersebut ditunjukkan dengan hidup ini serangkaian repetisi. Metafora ini mengungkapkan sebuah pertanyaan retoris atau sebuah pemikiran jika hidup ini seperti repetisi.
(10) Rasa adalah anomali yang tidak bisa diprediksi (hal 177).
Pada data (10) menjelaskan mengenai perasaan. Perasaan dijelaskan seperti anomali, dimetaforakan anomali karena perasaan merupakan sesuatu yang tidak biasa dan berubah-ubah. Anomali sendiri berarti tidak seperti yang pernah ada; penyimpangan dari yang sudah ada (KBBI V) Metafora tersebut disebut abstrak ke konkret karena sesuatu yang abstrak seperti perasaan bisa dilambangkandengan sesuatu yang lebih konkret seperti anomali.
Pada data (11) menjelaskan mengenai perasaan. Datang dan pergi kapanpun ia mau berarti perasaan dapat datang dan pergi atau dapat hilang dan muncul kembali. Metafora tersebut disebut abstrak ke konkret karena sesuatu yang abstrak seperti perasaan bisa dilambangkandengan sesuatu yang lebih konkret seperti datang dan pergi.
(12) Rasa bukan sesuatu yang porsinya harus sama (hal 177).
Pada data (12) menjelaskan mengenai perasaan. Porsinya harus sama, menunjukkan perasaan tidak bisa disamakan untuk semua orang. Metafora tersebut disebut abstrak ke konkret karena sesuatu yang abstrak seperti perasaan bisa dilambangkandengan sesuatu yang lebih konkret seperti porsi.
(13) Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar, diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku. (12).
Pada data (13) menjelaskan mengenai perasaan. Perasaan yang dimetaforakan yaitu cinta. Cinta merupakan sesuatu yang abstrak sehingga dimetaforakan, metafora dalam kalimat tersebut yaitu malaikat yang sedang menyamar,
diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku seolah-olah
orang yang dicintai tersebut seperti dapat berpengaruh dalam kehidupan.
(14) Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan.(39).
Pada data (14) menunjukkan rasa suka terutama pada senyuman seseorang. Senja merupakan sesuatu yang indah sehingga menggambarkan sebuah senyuman yang indah.
(15) Kugunting tali silaturahmi dengan mereka yang dulu senang mencibir pilihan hidupku (117).
Pada data (15) tersebut merupakan metafora abstrak ke konkret yang berarti memutuskan hubungan, metaforanya kugunting tali silaturahmi, sebuah hubungan dimetaforakan dengan tali dan memutuskan hubungan dengan gunting.
(16) Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku.(11).
Pada data (16) menjelaskan mengenai keinginan atau harapan. Keinginan untuk terus bersama digambarkan dengan metafora diamkan tanganmu di dalam jabatanku. Keinginan tersebut digambarkan dengan metafora agar lebih konkret dan dapat dimengerti.
(17) Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.(11).
Pada data (17) menunjukkan metafora yang menggambarkan mengenai keinginan. Keinginan untuk terus bersama digambarkan dengan metafora aku idamkan
tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya. Keinginan tersebut
(18) Kumainkan rekaman perihal kita, lagi dan lagi di kepala yang hampir pecah.(143).
Pada data (18) menunjukkan mengingat kembali kenangan. Dimetaforakan dengan kumainkan rekaman perihal kita. Hal tersebut begitu menyulitkan dan dimetaforakan dengan kepala yang hampir pecah.
(19) Coba kau ingat kembali perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita. (132)
Pada data (19) tersebut menggambarkan keinginan agar orang yang dicintai mengingat perjuangan dalam sebuah hubungan, yang ditunjukkan dengan
perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita.
(20) Waktu itu kau dan aku kuat menghadang ombak dan badai. (132).
Pada data (20) menunjukkan bagaimana dulu kuat dalam menghadapi masalah. Kuat dalam menghadapi masalah dimetaforakan dengan kau dan aku kuat
menghadang, dan permasalahan dimetaforakan dengan ombak dan badai.
(21) Kau memilih mendayung ke arah yang berbeda (132).
Pada data (21) merupakan metafora abstrak ke konkret yang menunjukkan suatu keinginan untuk berpisah. Memilih untuk berpisah. dimetaforakan dengan
(22) Lantas apakah ini waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal? (132).
Pada data (22) menggambarkan sebuah pertanyaan apakah sebuah hubungan akan berakhir,dimetaforakan dengan waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal?
Pada kalimat ini hubungan dibandingkan dengan kapal.
(23) Membiarkannya karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam? (132).
Pada data (23) merupakan suatu metafora. Digambarkan dengan membiarkannya
karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam? Menggambarkan hubungan
sebagai impian yang tenggelam. Menunjukkan mimpi-mimpi atau hubungan tersebut sudah berakhir. Hal tersebut digambarkan dengan metafora agar lebih konkret.
(24) Semakin banyak norma yang mengikat kita (170)
Pada data (24) menggambarkan di masa kini banyak peraturan yang terlalu mengatur manusia yang dimetaforakan dengan mengikat.
(25) Jadi malu berbeda karena masyarakat menginginkan kita seragam. (170).
Pada data (25) metafora mengenai keharusan untuk menjadi sama dengan orang banyak dimetaforakan dengan masyarakat menginginkan kita seragam, seragam
menunjukkan sama dengan yang lainnya sehingga digunakan untuk memetaforakan sikap yang sama seperti orang lain.
(26) Keteraturan yang kubangun selama ini, runtuh dalam sekejap (11).
Kalimat (26) menggambarkan keteraturan yang sudah slama ini dijalani, akan tetapi kerteraturan itu sudah berubah sudah tidak teratur lagi.
(27) Menjadi korban dari kerinduan yang mencekik. (16).
Pada data (27) kerinduan yang mencekik juga kalimat yang menggambarkan perasaan , yakni perasaan rindu, perasaan itu seolah-olah dapat mencekik
(28) Hatimu bukan untuk kucuri,melainkan untuk kuminta baik-baik. (16).
Pada data (28) menggambarkan keinginan untuk bersama orang yang dicintai tetapi tidak dengan terpaksa melainkan dengan meminta dengan baik-baik.
(29) Bukankah fiksi lebih meninabobokkan dibandingkan kenyataan? (44).
Pada data (29) fiksi lebih meninabobokkan dibandingkan kenyataan? Menunjukkan dalam kehidupan ini fiksi menggambarkan kabar baik atau pujian lebih meninabobokkan, yang menggambarkan fiksi tersebut lebih menyenangkan untuk didengar atau diketahui dibandingkan dengan kenyataan yang terkadang tidak baik.
Dalam novel ini yang dimetaforakan dengan metafora abstrak ke konkret yaitu kehidupan, perasaan dan cinta hal tersebut merupakan suatu hal yang abstrak sehingga dibuat perumpamaan yang lebih nyata yang lebih mudah untuk dipahami.
2.3 Metafora Sinestesia
Metafora sinestesia merupakan pengalihan pengalaman satu ke pengalaman lain. Berikut ini penjelasan dari metafora yang disebutkan diatas, metafora-metafora tersebut akan dijelaskan sesuai dengan hal yang dimetafora-metaforakan.
(30) Untukmu yang berjubah api, hangatmu mencairkan hati yang membeku (hal 19).
Data (30) terdapat metafora sinestesia, metafora tersebut ada pada mencairkan
hati yang membeku, mencairkan berarti menjadikan cair dan membeku berarti
menjadi beku, seolah hati dapat membeku dan dapat dicairkan, menunjukkan dapat menyenagkan orang yang disukai walaupun orang tersebut keras.
(31) Wangi pekat yang mewarnai udara. (12).
Data (31) merupakan metafora sinestesia. Metafora tersebut terdapat pada wangi
mewarnai udara. Metafora tersebut menggambarkan perasaan cinta pada
seseorang, sehingga seolah baucnya memenuhi udara.
Data (32) metaforakan kehidupan manusia, metaforanya tenggelam dalam
rutinitas, yang berarti terus-menerus melakukan rutinitas atau sibuk dengan
rutinitas. Dimetaforakan dengan tenggelam karena tengggelam berarti masuk terbenam ke air (KBBI V), sehingga seperti teenggelam
(33) Aku masih bercengkrama dengan kesendirian (201).
Data (33) menunjukkan perasaan sendiri atau sepi. Metaforanya pada kalimat
bercengkrama dengan kesendirian, bercengkrama berarti bercakap-cakap
sehingga menunjukkan selalu sendiri.
(34) Aku senang wangimu tertinggal disela kalimat manis yang berpenggal-penggal.
Data (34) terdapat metafora yang menjelaskan bagaimana mengingat orang yang disukai. Hal itu dimetaforakan dengan wangimu tertinggal.
(35) Diantara reruntuhan kenangan yang membatu. (39).
Data (35) menunjukkan metafora sinestesia. Metafora tersebut terdapat pada
reruntuhan kenangan yang membatu. Hal tersebut menunjukkan bagaimana
kenangan yang terus dipikirkan.
(36) Sementara segala masalah seakan menghajar kita bertubu-tubi. (139).
Data (36) merupakan metafora yang menunjukkan perasaan saat menghadapi masalah metafora dalam kalimat itu ditunjukkan dengan masalah seakan
menghajar kita bertubu-tubi. Menghajar dan bertubi-tubi menunjukkan masalah datang terus menerus.
(37) Aku sempat meminta agar Tuhan memformat ingatanku dan menghapus jejak yang kau tingalkan (202).
Data (37) merupakan metafora sinestesia yang menunjukkan suatu keinginan, yaitu keinginann untuk melupakan kenangan metaforanya pada memformat ingatanku dan menghapus jejak
.
(38) Pada jinggamu aku berlabuh,mengetahui sewaktu-waktu kau tidak baik-baik saja.(136).
Data (38) merupakan metafora sinestesia yang menunjukkan perasaan. Menggambarkan perasaan yang ditujukan untuk seseorang, ditunjukkan dengan
pada jinggamu aku berlabuh.
(39) Pesan-pesan singkat berisi kata-kata manis (136).
Data (39) Menunjukkan perasaan senang mendapatkan pesan dari orang yang disukai yang kata-katanya begitu indah. Hal tersebut dimetaforakan dengan metafora sintesis. Metafora tersebut terdapat pada kata-kata manis.
(40) Memikirkanmu selalu abu-abu. (133).
Data (40) merupakan metafora sinestesia. Menunjukkan jika memikirkan seseorang tersebut selalu tidak jelas. Hal tersebut dimetaforakan dengan
memikirkanmu selalu abu-abu, karena abu-abu seperti melambangkan suatu hal yang tidak jelas
.
(41) Aku bisa memalsukan senyumku sendiri. (131).
Data (41) menunjukkan sebuah senyuman yang dibuat-buat, ditunjukkan dengan
memalsukan senyumku sendiri,seolah senyum suatu benda yang bisa dipalsukan,
senyum juga bisa berarti kebahagiaan sehingga dapat juga diartikan berpura-pura bahagia.
(42) Rencana-rencana yang dulu pernah kita rajut (198)
Data (42) menunjukkan pemikiran. Metafora tersebut menggambarkan ingatan mengenai rencana yang pernah dibuat hal tersebut ditunjukkan dengan rencana
yang dulu pernah kita rajut.
(43) Sebersit kerinduan bersemi (186).
Data (43) menjelaskan bagaimana sebuah rasa rindu muncul dimetaforakan dengan kerinduan bersemi perasaan yang muncul dimetaforakan dengan bersemi.
(44) Betapa banyak mulut manis yang menyelipkan pisau dalam setiap kalimatnya. (190).
Data (44). Menunjukkan banyak orang yang terlihat baik ditunjukkan dengan
banyak mulut manis tetapi dapat menyakitkan ditunjukkan dengan menyelipkan
pisau. Pisau suatu benda yang tajam sehingga digunakan untuk memetaforakan
(45) Bersiap menusuk dari belakang. (190).
Data (45). Bersiap menusuk dari belakang artinya orang terdekat yang menghianati perasaan. Menghianati dimetaforakan dengan menusuk.
(46) Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan? (44).
Data (46). Menggambarkan hubungan yang hanya dianggap sebagai teman tidak lebih. Hal itu sudah lama terjadi dan membuat nyaman sehingga dimeaforakan dengan berkubang dalam zona pertemanan?
(47) Tubuh kita berlumur harapan palsu. (44).
Data (47). Metafora sinestesia pada berlumur harapan palsu, menggambarkan suatu harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sehingga dimetaforakan dengan harapan palsu.
(48) Merasakan jantungku hampir meledak, lalu dapat melihat senyummu menghentikan duniaku. (68).
Data (48). Memetaforakan jantung yang berdebar karena cinta dan senyuman yang indah yang ingin dilihat terus menerus. Hal tersebut ditunjukkan dengan
jantungku hampir meledak, senyummu menghentikan duniaku
Metafora antropomorfis/personifikasi metafora yang berdasarkan sifat-sifat manusia. Berikut ini penjelasan dari metafora-metafora yang disebutkan diatas, metafora-metafora tersebut akan dijelaskan sesuai dengan hal yang dimetaforakan.
(49) Membangun impian.
Data (49). Membangun impian berarti merancang sebuah impian atau cita-cita. Metafora antropomorfis pada kata membangun karena membangun merupakan suatu hal yang dilakukan manusia.
(50) Makhluk pecicilan bernama hati,kebetulan juga dia mengejarmu (hal59).
Data (50). kebetulan juga dia mengejarmu, seperti manusia yang dapat mengejar, metafora tersebut menjelaskan perasaan cinta.
(51) Adalah matamu yang pertama kali berbicara (hal 11).
Data (51). Memetaforakan perasaan yang ditunjukkan dengan matamu yang
pertama kali berbicara, metafora personifikasi terletak pada mata yang berbicara,
yang merupakan sifat manusia.
(52) Tanganku terus mencipta,menjajakan karya idealis di pelataran materialisme.
Data (52). menggambarkan tangan dari penulis novel ini membuat, menawarkan sebuah karya di kehidupan yang di alam kebendaan. Hal tersebut dimetaforakan
dengan tanganku terus mencipta,menjajakan, karena hal tersebut merupakan sifat manusia.
(53) Pernahkah ingatan menusuk hatimu bertubi-tubi? (hal 143).
Data (53) tersebut memetaforakan mengenai ingatan datang terus menerus dan merasakan sakit hati. Hal tersebut digambarkan dengan metafora ingatan menusuk
hatimu seolah ingatan dapat menusuk. Kalimat ini juga menggambarkan
keinginan untuk melupakan kenangan yang menyakitkan
.
(54) Pernahkah rasa bersalah mengejek dan menertawakanmu? (hal 144).
Data (54) menunjukkan perasaan bersalah perasaan bersalah tersebut menimbulkan perasaan bersalah, metaforanya pada kata mengejek dan
menertawakanmu. Seolah rasa bersalah dapat mengejek dan menertawakan.
(55) Dalam tenda aku berdialog dengan Tuhan–meski sebetulnya hanya satu arah (193).
Data (55) menunjukkan bagaimana berdoa pada Tuhan. Meetafora dalam kalimat tersebut yaitu antropormorfik/personifikasi, metaforanya terletak pada dalam tenda aku berdialog dengan Tuhan.
(56) Kau menjadi orang yang memorak morandakan jagad rayaku.
Data (56). Menunjukkan kehidupan, dimetaforakan dengan jagad rayaku. yang sudah berubah dimetaforakan dengan memorak morandakan
(57) Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu. (35).
Data (57). menunjukkan perasaan, metafora terletak pada sudah kuminta hatiku
agar berhenti merasakanmu, untuk menggambarkan perasaan ingin melupakan
seseorang yang disukai.
(58) Aku menaiki tangga kesuksesan (117).
Data (58). Menggambarkan aku terus menerus berusaha untuk mencapai sukses, usaha terus menerus digambarkan dengan menaiki tangga
.
Metaforanya pada menaiki karena merupakan sifat manusia.(59) Berlari ke arahmu (59).
Data (59). menunjukkan cinta dengan kalimat berlari ke arahmu, seolah perasaan bisa berlari seperti manusia.
(60) Dia akan tetap berlari hanya untuk memelukmu(59).
Data (60). menunjukkan keinginan untuk terus bersama ditunjukkan dengan dia
akan tetap berlari hanya untuk memelukmu. Metafora tersebut adalah metafora
abstrak ke konkret ora sinest esia a antropo morfik/ personi fikasi
1 Semestaku sebelum kau datang adalah konstalasi yang sistematis.
V
2 Dan pagi-pagiku hanyalah repetisi membosankan untuk
mengenyangkan logika
V
3 Bukankah hidup ini serangkaian repetisi?
V
4 Rasa adalah anomali yang tidak bisa diprediksi
V
5 Rasa bisa datang dan pergi kapanpun ia mau
V
harus sama
7 Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar,
diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku
V
8 Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan
V
9 Kugunting tali silaturahmi dengan mereka yang dulu senang
mencibir pilihan hidupku
V
10 Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku.
V
11 Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.
V
12 Kumainkan rekaman perihal kita, lagi dan lagi di kepala yang hampir pecah
V
13 Coba kau ingat kembali
perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita.
V
menghadang ombak dan badai. 15 Kau memilih mendayung ke arah
yang berbeda
V
16 Lantas apakah ini waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal?
V
17 Membiarkannya karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam?
V
18 Semakin banyak norma yang mengikat kita
V
19 Jadi malu berbeda karena masyarakat menginginkan kita seragam.
V
20 Keteraturan yang kubangun selama ini, runtuh dalam sekejap
V
21 Menjadi korban dari kerinduan yang mencekik.
V
22 Hatimu bukan untuk
kucuri,melainkan untuk kuminta baik-baik.
V
23 Bukankah fiksi lebih
meninabobokkan dibandingkan kenyataan?
24 Membangun impian V
25 Makhluk pecicilan bernama hati,kebetulan juga dia mengejarmu
V
26 Adalah matamu yang pertama kali berbicara
V
27 Tanganku terus
mencipta,menjajakan karya idealis di pelataran materialisme.
V
28 Pernahkah ingatan menusuk hatimu bertubi-tubi?
V
29 Pernahkah rasa bersalah mengejek dan menertawakanmu?
V
30 Dalam tenda aku berdialog dengan Tuhan –meski sebetulnya hanya satu arah
V
31 Kau menjadi orang yang memorak morandakan jagad rayaku.
V
32 Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu.
33 Aku menaiki tangga kesuksesan V
34 Berlari ke arahmu V
35 Dia akan tetap berlari hanya untuk memelukmu
V
36 Untukmu yang berjubah api, hangatmu mencairkan hati yang membeku
V
37 Wangi pekat yang mewarnai udara V
38 Tenggelam dalam rutinitas V
39 Aku masih bercengkrama dengan kesendirian
V
40 Aku senang wangimu tertinggal disela kalimat manis yang berpenggal-penggal.
V
42 Diantara reruntuhan kenangan yang membatu
V
43 Sementara segala masalah seakan menghajar kita bertubu-tubi.
44 Aku sempat meminta agar Tuhan memformat ingatanku dan
menghapus jejak yang kau tingalkan
V
45 Pada jinggamu aku
berlabuh,mengetahui sewaktu-waktu kau tidak baik-baik saja.
V
46 Pesan-pesan singkat berisi kata-kata manis
V
47 Memikirkanmu selalu abu-abu V
48 Aku bisa memalsukan senyumku sendiri
V
49 Rencana-rencana yang dulu pernah kita rajut
50 Sebersit kerinduan bersemi V
51 Betapa banyak mulut manis yang menyelipkan pisau dalam setiap kalimatnya.
V
Tabel 1 Jenis Metafora
53 Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati
berkubang dalam zona pertemanan?
54 Tubuh kita berlumur harapan palsu.
V
55 Merasakan jantungku hampir meledak, lalu dapat melihat senyummu menghentikan duniaku
BAB III
FUNGSI METAFORA
3.1 Pengantar
Pada bab III ini dijelaskan mengenai fungsi-fungsi metafora dalam novel
Garis Waktu Karya Fiersa Besari. Hal yang diamati dalam penelitian ini
adalah apa saja fungsi metafora dalam novel ini dan berapa fungsi metafora. Sejauh pengamatan peneliti ada empat fungsi metafora dalam novel ini. Pada bab ini dijelaskan apa saja fungsi metafora dan apa saja metafora yang menunjukkan fungsi-fungsi tersebut.
3.2 Fungsi Puitik
Fungsi puitik sering diidentifikasikan sebagai seperangkat yang mengarah kepada pesan secara terpusat.
Terdapat pesan dari penulis yang bisa dipahami pembaca. Pesan pesan tersebut disampaikan menggunakan metafora. Pesan-pesan tersebut adalah 1.) belajar untuk ikhlas 2.) mensyukuri hidup 3.) kebahagiaan datang di saat yang tepat. 4.) semangat untuk menjalani hidup. Pesan tersebut diungkapkan secara tersirat melalui kalimat dalam novel tersebut
.
Dalam fungsi puitik ini tidak semua pesan-pesan yang disebutkan diatas disampaikan dengan metafora. Pesan-pesan tersebut tersampaikan tidak hanya dengan metafora melainkan pesan dari keseluruhan isi buku.3.3 Fungsi Informasi
Fungsinya adalah sebagai sarana guna menyampaikan informasi tentang pikiran dan perasaan dari penutur kepada lawan tuturnya. Ciri-ciri fungsi ini adalah adanya pencirian yang tersirat dalam pesan yang disampaikannya. Ciri-ciri fungsi tersebut biasanya yang mengandung ide, keyakinan, kepastian, kemarahan, kekhawatiran, kegelisahan, dan keberanian.
Penulis novel ini menggunakan metafora untuk menyampaikan pemikiran dan keyakinan penulis. Metafora tersebut menunjukkan pemikiran sebagai seorang penulis yang terus berkarya dan keyakinannya jika kehidupannya yang dipenuhi rutinitas sudah berubah semenjak ia datang. Metafora juga digunakan untuk menunjukkan pemikiran mengenai perasaan, cinta dan mengenai kehidupan. Fungsi metafora tersebut disampaikan dengan metafora abstrak ke konkret, metafora sintesis dan metafora personifikasi. berikut ini adalah metafora-metafora yang memiliki fungsi informasi. Berikut ini merupakan penjelasan dari metafora dan fungsinya. Akan dijelaskan bagaimana metafora-metafora tersebut memiliki fungsi informasi
(61) Semestaku sebelum kau datang adalah konstalasi yang sistematis.
Pada data (61), fungsi informasi pada metafora ini menunjukkan keyakinan mengenai kehidupan yang teratur dan tersistem tiba tiba berubah setelah kehadiran seseorang.
(62) Adalah matamu yang pertama kali berbicara (hal 11).
Pada data (62), fungsi informasi pada metafora ini untuk mengungkapkan bagaimana pertama kali bertemu dengan orang yang disukai. Hal itu ditunjukkan dengan metafora matamu yang pertama kali berbicara.
(63) Rasa adalah anomali yang tidak bisa diprediksi (hal 177).
Pada data (63), fungsi informasi pada metafora ini menjelaskan bagaimana perasaan yang tak bisa diprediksi. Perasaan dimetaforakan dengan anomali.
(64) Rasa bisa datang dan pergi kapanpun ia mau (hal 177)
Pada data (64), fungsi informasi pada metafora ini menjelaskan mengenai perasaan yang dapat muncul dan hilang.
(65) Rasa bukan sesuatu yang porsinya harus sama (hal 177).
Pada data (65), fungsi informasi pada metafora ini menjelaskan perasaan tak harus selalu sama.
(66) Kau menjadi orang yang memorak morandakan jagad rayaku.
Pada data (66), fungsi informasi pada metafora ini menunjukkan sebuah keyakinan bagaimana seseorang dapat merubah kehidupan. Keyakinan tersebut ditunjukkan dengan metafora orang yang memorak morandakan jagad rayaku.
(67) Tenggelam dalam rutinitas (hal 15).
Pada data (67), fungsi informasi pada metafora ini menginformasikan atau mengungkapkan pemikiran mengenai kehidupan orang yang penuh rutinitas
.
Metaforanya ada pada kata tenggelam.
(68) Aku masih bercengkrama dengan kesendirian (201).
Pada data (68), fungsi informasi pada metafora ini dari metafora ini mengungkapkan pemikiran dan perasaan
.
Hal tersebut ditunjukkan denganbercengkrama dengan kesendirian
(69) Sementara segala masalah seakan menghajar kita bertubu-tubi. (139).
Pada data (69), fungsi informasi pada metafora ini adalah untuk mengungkapkan pemikiran. Pada metafora ini pemikiran mengenai banyaknya masalah yang datang terus menerus
.
Hal tersebut ditunjukkan dengan segala masalah seakan menghajar kita bertubu-tubi.(70) Pada jinggamu aku berlabuh,mengetahui sewaktu-waktu kau tidak baik-baik saja.(136).
Pada data (70), fungsi informasi pada metafora ini yaitu menjelaskan bagaimana perasaan cinta pada seseorang. Jatuh cinta dimetaforakan dengan pada jinggamu aku berlabuh.
(71) Memikirkanmu selalu abu-abu. (133).
Pada data (71), fungsi informasi pada metafora ini yang menberitahukan bagaimana memikirkan seseorang dalam metafora ini ditunjukkan bahwa memikirkan orang itu terasa tidak jelas. Ketidakjelasan dimetaforakan dengan
abu-abu.
(72) Kugunting tali silaturahmi dengan mereka yang dulu senang mencibir pilihan hidupku (117).
Pada data (72), fungsi informasi pada metafora ini ini mengungkapkan pemikiran mengenai bagaimana menyikapi orang yang dulu sering mencibir. Fungsi tersebut ditunjukkan dengan kugunting tali silaturahmi.
(73) Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku.(11)
Pada data (73), fungsi informasi pada metafora ini menunjukkan bagaimana perasaan cinta pada seseorang.
(74) Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.(11).
Pada data (74), fungsi informasi pada metafora ini yaitu menjelaskan perasaan cinta dengan seseorang. Metafora tersebut untuk menjelaskan keinginan bersama orang yang dicintai untuk selamanya.
(75) Kumainkan rekaman perihal kita, lagi dan lagi di kepala yang hampir pecah.(143).
Pada data (75), fungsi informasi pada metafora ini menjelaskan bagaimana memikirkan suatu hubungan dan memikirkan hal tersebut sangat sulit. Memikirkan hal yang sulut tersebut dimetaforakan dengan kepala yang hampir pecah.
(76) Jadi malu berbeda karena masyarakat menginginkan kita seragam. (170).
Pada data (76), fungsi informasi pada metafora tersebut yaitu untuk mengungkapkan sebuah pemikiran bahwa manusia harus sama seperti manusia yang lainnya dan malu jika berbeda dengan orang kebanyakan.
(77) Keteraturan yang kubangun selama ini, runtuh dalam sekejap(11).
Pada data (77), fungsi informasi pada metafora ini yaitu untuk mengungkapkan pemikiran mengenai kehidupan yang selama ini teratur tiba-tiba berubah.
(78) Menjadi korban dari kerinduan yang mencekik. (16).
Pada data (78), fungsi informasi pada metafora ini adalah untuk menjelaskan bagaimana rasanya rindu dengan seseorang. Perasaan rindu tersebut sangat membuat tertekan, hal itu dimetaforakan dengan kerinduan yang mencekik.
(79) Pesan-pesan singkat berisi kata-kata manis. (136).
Pada data (79), fungsi informasi pada metafora ini mengungkapkan adanya pesan-pesan yang kata-katanya membuat senang. Kata-kata yang menyenagkan dimetaforakan dengan kata-kata manis.
(80) Sebersit kerinduan bersemi (186).
Pada data (80), fungsi informasi pada metafora ini untuk menggambarkan bagaimana perasaan rindu yang muncul secara tiba-tiba. Hal itu ditunjukkan dengan kata sebersit dan bersemi
(81) Kau memilih mendayung ke arah yang berbeda (132).
Pada data (81), fungsi informasi pada metafora ini untuk menunjukkan pemikiran mengenai perbedaan dalam sebuah hubungan dan beraksirnya sebuah hubungan. Hal tersebut ditunjukkan dengan mendayung ke arah yang berbeda.
(82) Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar, diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku. (12).
Pada data (82), fungsi informasi pada metafora ini adalah menyampaikan gagasan atau pemikiran mengenai seseorang yang dicintai. Dalam kalimat tersebut pemikiran mengenai orang yang dicintai ditunjukkan dengan malaikat yang sedang menyamar, diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku.
(83) Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan.(39).
Pada data (83), fungsi informasi pada metafora ini mengungkapkan bagaimana sebuah senyuman dari orang yang dicintai. Hal tersebut ditunjukkan dengan
senyum seindah senja
(84) Betapa banyak mulut manis yang menyelipkan pisau dalam setiap kalimatnya. (190).
Pada data (84), fungsi informasi pada metafora ini yaitu menyampaikan pemikiran bagaimana sebuah ucapan yang terlihat manis tetapi tidak mengenakkan. Hal tersebut ditunjukkan dengan mulut manis yang menyelipkan pisau
(85) Bersiap menusuk dari belakang. (190).
Pada data (85), fungsi informasi pada metafora ini yaitu untuk menyampaikan gagasan mengenai bagaimana sebuah penghianatan. Metafora terdapat pada
menusuk dari belakang.
Pada data (86), fungsi informasi pada metafora ini adalah menjelaskan bagaimana selama ini kehidupan penulis dipenuhi dengan harapan yang tidak nyata
.
Metafora pada kalimat tersebut yaitu harapan palsu.(87) Merasakan jantungku hampir meledak, lalu dapat melihat senyummu menghentikan duniaku. (68).
Pada data (87), fungsi informasi pada metafora ini yakni fungsi informasi, fungsi tersebut untuk menunjukkan bagaimana sebuah senyuman menimbulkan perasaan cinta
.
Fungsi tersebut ditunjukkan dengan senyummu menghentikan duniaku.(88) Aku menaiki tangga kesuksesan (117).
Pada data (88), fungsi informasi pada metafora ini untuk menunjukkan gagasan mengenai proses menuju sukses
.
Gagasan tersebut ditunjukkan dengan menaiki tangga kesuksesan3.4 Fungsi Ekspresif
Penggunaan tuturan bahasanya secara metaforis mengandung suatu harapan dan keinginan penutur kepada lawan tuturnya. Ciri-ciri fungsi ini dengan tersiratnya maksud yang menandai adanya pengarahan, anjuran, atau harapan.
Fungsi ekspresif merupakan usaha penulis menyampaikan gagasannnya melalui sebuah karya sastra. Fungsi metafora tersebut disampaikan dengan metafora abstrak ke konkret, metafora sintesis dan metafora personifikasi. berikut ini adalah metafora-metafora yang memiliki fungsi ekspresif.
(89) Untukmu yang berjubah api, hangatmu mencairkan hati yang membeku (hal 19).
Pada data (89) memiliki fungsi ekspresif. Fungsi ekspresif dari metafora ini adalah untuk menunjukkan keinginan atau harapan untuk mendapat kehangatan dari orang yang disukai.
(90) Makhluk pecicilan bernama hati,kebetulan juga dia mengejarmu (hal59).
Pada data (90) memiliki fungsi ekspresif. Metafora ini memiliki fungsi ekspresif untuk menunjukkan harapan untuk memiliki seseorang yang dicintai. Hal iu ditunjukkan dengan dia mengejarmu.
(91) Hatimu bukan untuk kucuri,melainkan untuk kuminta baik-baik. (16).
Pada data (91) memiliki fungsi ekspresif. Fungsi ekspresif yang terdapat pada metafora ini yakni untuk menunjukkan sebuah harapan bisa memiliki orang yang dicintai secara baik-baik. Fungsi informasi juga terdapat dalam metafora ini yaitu menjelaskan bagaimana cara agar mendapatkan orang yang disukai yaitu dengan meminta secara baik-baik.
(92) Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku.(11)
Pada data (92) memiliki fungsi ekspresif kedua metafora ini menggambarkan sebuah harapan untuk bisa selalu bersama orang yang dicintai. Fungsi informasi
juga terdapat dalam kalimat ini yaitu menunjukkan bagaimana perasaan cinta, menginformasikan buah pikiran mengenai cinta.
(93) Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.(11).
Pada data (93) memiliki fungsi ekspresif metafora ini menggambarkan sebuah harapan untuk bisa selalu bersama orang yang dicintai. Selain itu terdapat juga fungsi informasi yaitu menunjukkan bagaimana perasaan cinta, menginformasikan buah pikiran mengenai cinta.
(94) Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu. (35).
Pada data (94) memiliki fungsi ekspresif. Fungsi ekspresif dalam metafora ini untuk menunjukkan sebuah harapan agar hatinya tidak merasakan cinta terhadap seseorang. Hal tersebut ditunjukkan dengan kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu.
(95) Dia akan tetap berlari hanya untuk memelukmu.(59).
Pada data (95) memiliki fungsi ekspresif. Fungsi tersebut untuk menggambarkan sebuah keinginan untuk memiliki seseorang dan memeluk seeorang yang dicintai. Hal tersebut ditunjukkan dengan berlari hanya untuk memelukmu.
(96) Coba kau ingat kembali perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita. (132).
Pada data (96) memiliki fungsi ekspresif fungsi ekspresif yaitu sebuah ungkapan mengenai keinginan untuk mengngat kembali perjuangan dalam menjalani sebuah hubungan. Dalam metafora ini, slain terdapat fungsi ekspresif, juga terdapat fungsi direktif dalam metafora ini mengungkapkan sebuah pertanyaan mengenai perjuangan dalam sebuah hubungan.
(97) Rencana-rencana yang dulu pernah kita rajut (198).
Pada data (97) Fungsi ekspresif dalam metafora ini meminta untuk mengingat hal-hal yang dulu pernah direncanakan. Selain itu juga terdapat fungsi direktif dalam metafora ini adalah mempengaruhi pikiran untuk mengingat rencana-rencana yang telah dibuat.
3.5 Fungsi Direktif
Fungsi direktif yang dimaksud dengan fungsi direktif apabila tuturan bahasanya secara metaforis mengandung unsur-unsur yang dapat mempengaruhi sikap,kemandirian. Biasanya ciri fungsi direktif ini ditandai dengan adanya perintah, instruksi, ancaman, atau pertanyaan. Dalam metafora di novel ini terdapat pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris adalah semacam pertanyaan yang digunakan dalam pembicaraan atau tulisan dengan tujuan mencapai efek yang baik, dan tidak menghendaki jawaban. (Keraf : 120) Fungsi metafora tersebut
disampaikan dengan metafora abstrak ke konkret, metafora sintesis dan metafora personifikasi. berikut ini adalah metafora-metafora yang memiliki fungsi direktif
.
(98) Pernahkah rasa bersalah mengejek dan menertawakanmu? (hal 144).
Pada data (98) memiliki fungsi direktif, fungsi dari metafora ini yakni mempenharuhi pikiran dengan sebuah pertanyaan mengenai persasaan bersalah.
(99) Bukankah hidup ini serangkaian repetisi? (174).
Pada data (99) memiliki fungsi direktif, fungsi yang terdapat dalam metafora ini yaitu mempengaruhi pembaca untuk berpikir mngenai hidup yang penuh rutinitas.
(100) Lantas apakah ini waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal? (132).
Pada data (100) memiliki fungsi direktif, fungsi yang terdapat dalam metafora ini yaitu sebuah pertanyaan yang menunjukkan sebuah pikiran mengenai sebuah hubungan.
(101) Membiarkannya karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam? (132).
Pada data (101) memiliki fungsi direktif, fungsi dalam metafora tersebut hampir sama dengan metafora sebelumnya yang menunjukkan sebuah pikiran mengenai sebuah hubungan.
(102) Coba kau ingat kembali perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita. (132).
Pada data (102) memiliki fungsi direktif, fungsi dalam metafora ini mengungkapkan sebuah pertanyaan mengenai perjuangan dalam sebuah hubungan.
(103) Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu. (35).
Pada data (103) memiliki fungsi direktif, fungsi dalam metafora ini yaitu untuk mempengarihi perasaan agar tidak merasakan cinta. Fungsi ekspresif juga terdapat dalam metafora ini untuk menunjukkan sebuah harapan agar hatinya tidak merasakan cinta terhadap seseorang.
(104) Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan? (44)
Pada data (104) memiliki fungsi direktif, fungsi dalam metafora ini menunjukkan atau mengungkapkan sebuah hubungan dengan seseorang yang hanya dianggap sebagai teman.
(105) Bukankah fiksi lebih meninabobokkan dibandingkan kenyataan? (44).
Pada data (105) memiliki fungsi direktif, fungsi dalam metafora ini yakni untuk mengungkapkan pikiran bagaimana kenyataan hidup.
(106) Rencana-rencana yang dulu pernah kita rajut (198).
Kalimat (106) memiliki fungsi direktif, fungsi dalam metafora ini adalah mempengaruhi pikiran untuk mengingat rencana-rencana yang telah dibuat. Fungsi ekspresif juga terdapat dalam metafora ini, yaitu dalam metafora ini meminta untuk mengingat hal-hal yang dulu pernah direncakaan
(107) Waktu itu kau dan aku kuat menghadang ombak dan badai.(132).
Pada data (107) memiliki fungsi direktif, yaitu untuk mengingatkan bagaimana dulu kuat dalam menghadapi masalah.
Fungsi metafora dalam novel ini yaitu memetaforakan mengenai berkarya, perasaan cinta, doa pada Tuhan. Metafora antropomorfik/personifikasi juga untuk menggambarkan sesuatu hal, yang digambarkan dengan sifat-sifat seperti manusia.
informatif ekspresif direkti f 1 Semestaku sebelum kau datang adalah
konstalasi yang sistematis.
V
2 Dan pagi-pagiku hanyalah repetisi membosankan untuk mengenyangkan logika
V
3 Bukankah hidup ini serangkaian repetisi?
V
4 Rasa adalah anomali yang tidak bisa diprediksi
V
5 Rasa bisa datang dan pergi kapanpun ia mau
V
6 Rasa bukan sesuatu yang porsinya harus sama
V
7 Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar, diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku
V
8 Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan
V
10 Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku.
V V
11 Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.
V V
12 Kumainkan rekaman perihal kita, lagi dan lagi di kepala yang hampir pecah
V
13 Coba kau ingat kembali perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendaratkan kapal kita.
V V
14 Waktu itu kau dan aku kuat menghadang ombak dan badai.
V
15 Kau memilih mendayung ke arah yang berbeda
V
16 Lantas apakah ini waktu yang tepat untuk meninggalkan kapal?
V
17 Membiarkannya karam bersama mimpi-mimpi yang tenggelam?
V
18 Semakin banyak norma yang mengikat kita
V
19 Jadi malu berbeda karena masyarakat menginginkan kita seragam.
V
20 Keteraturan yang kubangun selama ini, runtuh dalam sekejap