• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Mistik

3.2 Jenis-jenis Mistik

Hampir sebagian masyarakat Melayu Batubara pernah mendatangi dukun atau orang pintar, baik untuk tujuan penyembuhan suatu penyakit,

menanyakan sesuatu yang mistik, mencari perlindungan diri, penangkal agar tidak terserang orang lain secara gaib, bahkan untuk mendapatkan penglaris. Adapun tujuan masyarakat Melayu Batubara mendatangi dukun atau orang pintar, dan apapun kemampuan dukun, tampaknya tidak

mudah bagi masyarakat untuk menghindari kepercayaan dunia mistik. Yang kita terjemahkan secara sederhana dan sempit, yakni dunia gaib. Apa yang dapat dilakukan manusia dengan ilmunya sedikit banyak bergantung kepada jenis-jenis ilmunya itu sendiri. Beberapa ilmu mistik

sangat spesifik, ada ilmu yang dapat membuat orang yang berada di dalam rumah yang akan dirampok, menjadi tertidur lelap. Atau biasa disebut dengan hipnotis. Ada ilmu untuk menemukan barang-barang berharga yang hilang. Ada ilmu yang dapat membuat orang menjadi kaya, atau biasa disebut orang jawa pesugihan. Ada juga ilmu pengasih, yang biasa disebut ilmu pelet. Di samping itu ada juga ilmu yang dapat menjaga kekuatan diri atau ilmu susuk. Ilmu pengobatan, ilmu untuk keselamatan keluarga atau keselamatan kampung, dan lain-lain.

3.2.1 Berhubungan dengan Kekuatan Diri dan Pengobatan

Kepercayaan mistik menyediakan persamaan dalam dasar pola pikir untuk semua jenis pengobatan yang terkait hal gaib. Posmo mengatakan bahwa “sakit misterius hanya ditolong secara mistik pula”. Maka ahli pengobatan yang berdasarkan metafisikal atau paranormal pada umumnya

mempercayai mistik. (Posmo, untitled 26.05.01:). Memang dasar-dasar pola pikir masyarakat Melayu Batubara sangat berbau kepercayaan ini juga. Kepercayaan mistik termasuk sebagian dari identitas orang Melayu, karena sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan presiden-presiden

sepanjang sejarah Indonesia yang merdeka memakai kepercayaan mistik untuk menguasai. Misalnya presiden Soekarno sering melakukan ritual mistik yang terlibat dengan dunia supranatural. Presiden Soeharto juga pernah menggunakan hal-hal mistik dalam segala kebijakan politiknya. Kalau semua aspek kehidupan dipengaruhi kepercayaan mistik dan

tujuannya adalah untuk menjadi rukun dan damai dalam kehidupan bermasyarakat. Rukun dan damai ini dapat tercapai karena adanya keseimbangan antara yang baik dan yang jahat. Kalau tidak ada

keseimbangan, dan tidak rukun, maka akan terlihat pengaruh jahat dari dunia gaib. Situasi yang ideal ini adalah situasi yang berimbang antara mistik yang jahat dan yang baik. Sehingga hubungan di antara dunia supranatural dan dunia manusia saling berhubungan. Manusia yang pokok dalam proses ini dapat menentukan apakah situasi dapat hidup atau tidak lewat perilakunya. Akan tetapi manusia harus mengakui bahwa ada yang lebih kuasa dari pada manusia dalam dunia itu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam kepercayaan permanen itu, suatu penyakit atau musibah selalu dikaitkan dengan gejala ketidak-harmonisan hubungan kita dengan sesama manusia dengan alam gaib yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit dan musibah, karena itu kita memerlukan bantuan pihak lain, yang dianggap memahami dan dapat mengendalikan kekuatan gaib yang mengganggu kesehatan hidup kita. Kekuatan gaib itu menyebabkan penyakit yang dapat mendatangkan musibah.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat menggunakan nalar secara penuh, walaupun tingkat pendidikan masyarakat Melayu Batubara

umumnya telah mencapai tingkat yang dapat dianggap telah menjauhi dunia gaib dan mistik dalam artinya yang negatif itu, lalu seharusnya menggunakan nalar atau akal sehat dalam mengambil suatu keputusan atau tindakan. Dalam mendampingi anggota keluarga yang sakit juga

tidak mudah berpikir dan bertindak secara nalar dalam memperoleh solusi yang tepat agar yang sakit dapat disembuhkan secara medis, karena memang seharusnya demikian tindakan orang modren. Akan tetapi, sekalipun anggota keluarga kita terkena penyakit kanker stadium empat dan para dokter ahli telah menyatakan sangat kecil kemungkinannya sembuh, harapan masih ditumpukan kepada sang dukun.

Bahkan, sejak gejala-gejala penyakit itu muncul masyarakat Melayu Batubara sering memilih untuk membawa yang sakit ke dukun, tidak ke dokter ahli atau rumah sakit. Meskipun diagnosis secara medis

mengatakan gejala demikian mengarah ke penyakit kanker, masih saja masyarakat beranggapan bahwa penyakit yang diderita itu merupakan hasil pekerjaan seseorang yang tidak menyukai kita.

Untuk melakukan sebuah pengobatan, sang dukun cenderung menggunakan mantra, jimat, tumbuh-tumbuhan, dan ramuan obat. Beberapa jenis persiapan spritual memang diperlukan dalam setiap masalah yang berhubungan dengan mistik. Dan biasanya jimat dan tumbuh-tumbuhan yang sudah diolah menjadi ramuan itu dapat

diminumkan, dipakaikan, disemburkan, dan ditanam pada bagian tertentu. Pemahaman tradisional kita mengenai penyakit berkaitan dengan

penyembuhan, obat, dan dukun. Pada umumnya mistik mengelompokkan penyakit menjadi tiga jenis, yaitu penyakit panas, dingin, dan panas dingin. Obat juga dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ada obat yang berkhasiat hangat, sejuk, dan sedang. Tiga jenis penyakit dan obat tersebut berhubungan dengan fungsi dan kesaktian seorang dukun.

Seperti kegunaan obat hangat itu untuk penyakit yang berbahaya, atau penyakit yang sudah parah. Obat yang sejuk biasanya digunakan untuk anak-anak di bawah umur. Dan obat yang sedang digunakan untuk mengobati penyakit yang umum diderita oleh masyarakat. Sehingga tiap-tiap dukun punya keahlian dalam mengobati suatu penyakit.

Alat yang dipakai seorang dukun biasanya berupa tanaman, dan dijadikan ramuan untuk mengobati suatu penyakit. Bagaimana menentukan khasiat obat tersebut belum ditemukan jawabannya. Secara tidak langsung alam menjadi media untuk pengobatan ini.

3.2.2 Berhubungan dengan Pekerjaan

Mata pencaharian utama masyarakat Melayu Batubara adalah nelayan. Hampir seluruh laki-laki yang berada di desa ini menggantungkan hidupnya dengan hasil laut, meskipun penduduknya mempunyai mata pencaharian tambahan dengan berladang, buruh, dan di bidang jasa. Usaha kaum perempuannya bersifat industri rumah tangga, seperti membuat kain songket, membuat jaring ikan, dan berjualan di depan rumah.

Di kalangan pelaut dan nelayan pesisir, yang terdapat di Batubara, ritual dan mistik merupakan bagian penting dalam teknologi pembuatan dan pelayaran perahu yang mereka praktekkan. Dengan kata lain, teknologi dan ritual serta mistik merupakan satu kesatuan. Ritual adalah aturan tradisional yang berhubungan erat dengan aturan sosial dan motivasi. Dan motivasi

sangat berkaitan dengan latar belakang budaya yang ada. Karenanya pada masyarakat Melayu Batubara sangatlah sulit untuk memisahkan batasan tradisional dengan modern dalam kegiatan pelayaran, khususnya untuk saat ini.

Walaupun sebuah perahu telah menggunakan mesin, kompas, dan alat tangkap yang modern lainnya, itu bukan berarti bahwa nilai-nilai tradisional ditinggalkan. Kesemuanya itu hanya ‘berpindah tempat’. Jika dulunya ritual tersebut dipraktekkan untuk benda-benda yang mereka kembangkan sendiri, sekarang tetap dilakukan tetapi dengan beberapa penyesuaian. Mereka tetap mengadakan ritual adat untuk ‘meresmikan’ mesin yang mereka baru beli, misalnya. Meski telah terjadi degradasi praktek (dan kualitas) ritual dan mistik di kalangan pelaut serta nelayan sekarang ini, namun serangkaian kegiatan terkait kepercayaan dan mitos tetap mewarnai kehidupan pelaut masyarakat Batubara.

Di dalam pekerjaan masyarakat Melayu Batubara pasti pernah mengalami pasang surut dalam mendapatkan keuntungan dan keselamatan. Hal-hal yang terjadi, Seperti saat gagal panen akibat hama, hujan yang

membanjiri lahan para petani. Sebelum hal tersebut terjadi masyarakat percaya harus melakukan upacara ritual saat ladang mulai dapat dipanen, bagi para petani. Masyarakat yakin hal tersebut harus dilakukan untuk menghormati alam sebagai tempat mereka mencari rezeki. Sedangkan bagi masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, juga melakukan ritual di laut. Gunanya agar bencana alam tidak datang pada saat masyarakat

sedang melakukan aktifitasnya sebagai nelayan. Biasanya para nelayan melaksanakan ritual dengan memberikan sesajen ke dalam laut dan membacakan mantra-mantra yang dilakukan oleh sang dukun.

3.2.3 Berhubungan dengan keselamatan Kampung

Meski berada dalam arus pusaran gaya hidup kota, desa yang terdapat di Batubara tetap mempertahankan berbagai keunikan dan kekhasan

daerahnya. Salah satunya adalah mempertahankan adat-istiadat

budayanya. Mistik merupakan salah satu budaya yang masih ada pada masyarakat Melayu Batubara. dan keberadaannya tidak sulit untuk ditemukan, karena sebagian masyarakat mengetahui tradisi tersebut. Sebagian masyarakat Melayu di Batubara pernah mendapat reaksi negatif dari lingkungan agama yang telah menyatu dengan nilai-nilai budaya dan tradisi setempat. Dan di zaman yang serba modern ini, mistik dianggap masyarakat dapat menimbulkan Syirik atau menduakan Tuhan. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa tradisi ini dapat menyelamatkan kampung bagi orang yang fanatik terhadap mistik.

Dunia mistik dan alam gaib memang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari, bahkan mendapat tempat yang sangat luas di televisi, melalui sinetron dan reality-show. reporter M. Aan Mansyur merangkum pengalaman dan referensinya seputar tahayul, alam gaib dan dunia mistik dalam tulisan berikut ini.

Pelajar dan buruh yang kesurupan massal menjadi berita hangat media massa sepanjang tahun lalu. Masyarakat heboh mengaitkannya dengan kepercayaan dan hal gaib. Di Sumatera Utara, sejumlah dokter spesialis penyakit jiwa mengambil inisiatif melakukan jumpa pers, yang menjelaskan bahwa fenomena kesurupan massal adalah gangguan kejiwaan dan tekanan alam bawah sadar, bukannya gangguan makhluk halus. Langkah ini diambil karena masyarakat dan beberapa media cenderung lebih senang mengkaitkan peristiwa ini dengan kepercayaan masyarakat, tahayul dan hantu gaib, ketimbang penjelasan medis.

Tahayul dan hal gaib memang lekat dengan keseharian. Dalam bahasa Arab, kata ‘takhayul’ berarti ‘hanya hayalan belaka’—sesuatu yang hanya ada di angan-angan, yang sesungguhnya tidak ada. Tahayul berpadanan dengan kata ‘supertition’ dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, ‘superstitio’, punya makna tak jauh berlainan: terlalu takut kepada dewa-dewa—yang mahluk-mahluk gaib juga.

Oleh para ahli folklore moderen, penggunaan kata ‘tahayul’ untuk mewakilkan hal-hal yang berada di luar jangkauan akal dianggap mengandung makna merendahkan sehingga mereka lebih senang menggunakan istilah ‘kepercayaan rakyat’ atau folk belief. Meskipun orang punya pandangan merendahkan, anehnya, hampir tak ada orang yang sungguh-sungguh lepas dari tahayul. Kota yang dianggap mewakili wilayah moderenitas juga tak pernah bisa betul-betul bebas dari tahayul. Media massa bahkan menjadikan tahayul dan kawan-kawannya sebagai pipa-pipa

besar tempat mengalirnya uang milyaran rupiah. Itu adalah sedikit bukti nyata bahwa tahayul tak pernah berhenti gentayangan.

Ada satu klasifikasi tahayul yang pernah dibuat oleh seorang bernama Wayland D. Hand,. Ia membagi tahayul ke dalam empat golongan besar: tahayul di sekitar lingkungan hidup manusia, tahayul mengenai alam gaib, tahayul mengenai terciptanya alam semesta, tahayul lain-lain.

Membaca penjelasan Hand ini, hampir sama dengan di desa Pahang Kabupaten Batubara, anak-anak kecil tak sepenuhnya bebas bermain karena banyak larangan yang harus dipatuhi.

Misalnya, keluar saat magrib atau bermain-main saat turun hujan orang mati sangat berbahaya. Keduanya dipercaya sebagai waktu mahluk-mahluk halus menyebar penyakit. Itulah mengapa disebut, arwah-arwah orang mati itu menyebar penyakit saat turun hujan seperti itu. Selain itu, magrib dipercaya pula sebagai waktu bergentayangannya, mahluk halus yang tinggi sekali. Mahluk halus ini sangat berbahaya menurut kepercayaan masyarakat di Batubara. Orang yang pernah melihatnya atau berpapasan meskipun tak melihatnya akan terkena sakit keras dan bahkan meninggal.

Banyak peristiwa di kampung Batubara seperti kehamilan, kelahiran, jatuh sakit dan kematian, yang senantiasa dikaitkan dengan tahayul atau kepercayaan masyarakat. Ada pantangan makan atau perbuatan tertentu bagi perempuan hamil, ada pantangan untuk keluar rumah di waktu-waktu tertentu, dan banyak lagi. Kata “pamali” sangat akrab di telinga masyarakat.

Alam roh orang Melayu dan hubungan yang ada di antara dunia roh dan dunia fisik, dijelaskan melalui ramalan. Dalam mistik dilukiskan berbagai

macam roh dan hantu menurut kepercayaan orang Melayu, praktek-praktek ilmu gaib, ramalan dan pertanda.

Sebagaimana masyarakat lainnya, dalam kehidupan orang-orang Melayu sehari-hari, hantu juga merupakan salah satu bagian yang cukup penting. Ada berbagai nama hantu yang mereka kenal, masing-masing memiliki fungsi tersendiri, di antaranya: pontianak, jembalang, mambang, pelesit, harimau jadian, tuyol, bajang, sijundai, hantu air, hantu laut, hantu suluh, jerangkung, orang bunian, penunggu, hantu kubur, pucong dan lain sebagainya. Sebagian sisi kehidupan mereka diwarnai dengan hantu. Sebagai contoh, ketika orang Melayu berada di air, mereka diingatkan oleh pengetahuan lokal mereka yang mengatakan ada hantu air; ketika berada di atas tanah, mereka ingat dengan jembalang tanah; ketika berada di dekat pohon besar, mereka ingat dengan hantu puake dan penunggu; ketika di dekat kuburan, ada hantu kubur dan pucong; ketika melihat binatang, mereka ingat dengan binatang (seperti harimau, srigala dsb) jadian; ketika berada di daerah yang asing dan seram, mereka ingat dengan orang bunian; di saat perempuan sedang hamil dan anak-anak sedang bermain, di sana hadir ingatan tentang pontianak (kuntilanak).

Demikianlah, hantu ini hadir atau dihadirkan di daerah tertentu dan pada momen atau keadaan tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam teori budaya dikatakan bahwa, sesuatu yang ada dan berkembang di tengah kehidupan masyarakat, pasti memiliki fungsi tertentu; jika fungsi tersebut memudar, maka eksistensi ‘sesuatu‘ tersebut juga akan hilang dengan sendirinya. Dalam kehidupan masyarakat Melayu saat ini, hantu-hantu

tersebut masih tetap eksis sebagai bagian dari pengetahuan lokal masyarakat. Masih eksisnya hantu-hantu ini menandakan bahwa, hantu tersebut masih memiliki fungsi dan peran tersendiri dalam masyarakat Melayu.

Dalam tataran tertentu, mungkin hantu ini bagian dari cara orang Melayu untuk menjelaskan atau memahami lingkungan sekitarnya. Dapat juga digunakan sebagai bagian dari alat kontrol moral, baik dalam kehidupan keluarga ataupun masyarakat. Sebagai contoh, ketika seseorang sakit demam kuning, maka pengetahuan lokal mereka mengatakan bahwa, penyebabnya adalah mambang kuning. Dalam konteks lain, ketika seorang anak bermain dan berenang terlalu lama di sungai, maka ibunya akan menakut-nakuti dengan hantu air. Dalam hal ini, keberadaan hantu air berfungsi sebagai pengontrol perilaku anak. Secara umum, keberadaan hantu-hantu ini lebih banyak untuk dijauhi dan ditakuti daripada didekati dan di pelihara. Dalam pengertian ini, bisa dilihat bahwa hantu-hantu tersebut sebenarnya representasi dari sisi negatif. Dalam konteks moralitas, sisi negatif ini sering disimbolisasi dengan warna ‘hitam‘, lawannya adalah ‘putih‘. Maka, orang yang dekat dan memelihara hantu-hantu ini sering disebut memiliki ilmu hitam. Akhirnya, keberadaan hantu-hantu tersebut ternyata juga berkaitan dengan aspek nilai (aksiologis) dalam kehidupan orang Melayu.

Dalam konteks orang bunian ataupun penunggu, sebenarnya juga terkandung pandangan mengenai pembagian kawasan/teritorial: ini adalah kawasan manusia, dan di sana adalah daerah ‘lain‘. Dan dalam tataran

terdalam, spasialisasi ini boleh jadi juga merupakan bagian dari upaya menjaga keseimbangan alam; manusia tidak boleh seenaknya mengeksploitasi alam, karena disana juga ada makhluk lain yang memiliki hak terhadap alam tersebut. Jika manusia terpaksa masuk ke dalam teritorial hantu, maka diperlukan perlakuan khusus (special treatment) untuk meminta izin, agar keseimbangan tetap terjaga. Dalam hal ini, kemudian muncullah berbagai upacara dan mantra sebagai media komunikasi. Demikianlah, hantu tetap hidup dan menempati sisi tersendiri dalam kehidupan orang Melayu. Untuk itu, perlu uraian yang lebih komprehensif mengenai berbagai macam hantu ini.

Seperti yang disebutkan Geertz bahwa golongan mahluk halus di Sumatera Utara, juga sebenarnya dipercaya ada mahluk yang suka merasuki orang sehingga membuatnya sakit, gila, atau meninggal. Dan orang yang kesurupan biasanya dimasuki roh mahluk halus, melalui ubun-ubun atau jari kaki. Itulah mengapa jika ada orang yang kesurupan orang menolongnya dengan memijit jari kakinya atau membacakan baca-baca (mantera) dan meniupkannya di ubun-ubun orang kesurupan.

Selain kesurupan, jika seorang anak kecil tiba-tiba berubah nakal atau bertingkah aneh juga sering dipercaya masyarakat Melayu Batubara sebagai kemasukan roh jahat. Jika terjadi hal seperti itu, anak

bersangkutan dibawa oleh orangtuanya ke orang pintar, biasanya ustaz atau dukun untuk disembuhkan.

Selain memasuki tubuh orang, ada juga kelakukan lain mahluk halus golongan ini, yakni menyembunyikan orang, biasanya anak-anak.

Anak-anak akan diubah menjadi sangat kecil sehingga saking kecilnya Anak-anak tersebut bisa disembunyikan di sela-sela rumput. Jika ada anak yang mengalami hal seperti ini, orang menyebutnya disembunyikan oleh setan. Orang percaya bahwa anak yang pernah disembunyikan setan akan menjadi bodoh. Sebenarnya apa fungsi tahayul-tahayul itu sehingga dipelihara oleh orang sampai bertahun-tahun?

Menurut Geertz, Salah satu fungsi tahayul dan atau kepercayaan kepada mahluk-mahluk halus adalah untuk memberi sebuah perangkat penjelasan kepada para penganut sebuah kepercayaan. Juga untuk menerangkan pengalaman yang aneh-aneh serta di luar akal sehat manusia..

Penjelasan itu berupa gambaran simbolis hayalan. Pada wilayah hayalan, hal-hal paling menyimpang pun bisa disahkan. Seorang penjual sayur, yang misalnya, tiba-tiba menjadi kaya raya, oleh orang-orang dikatakan bahwa penjual sayur itu ikut tareka sala (tarekat salah), ia sembahyang telanjang menghadap ke pintu setiap malam Jumat dan uang datang padanya.

Fungsi lain tahayul adalah sebagai penebal emosi keagamaan atau kepercayaan. Karena manusia yakin adanya mahluk-mahluk gaib yang menempati alam sekeliling dan yang berasal dari jiwa-jiwa orang mati. Bisa pula disebabkan karena manusia takut akan berbagai krisis terjadi pada hidupnya atau karena manusia yakin akan adanya gejala-gejala yang tidak mampu dikuasai oleh akalnya.

Masih banyak fungsi lainnya, yaitu; sebagai metode mendidik anak-anak dan remaja agar menjadi anak yang lebih hati-hati, sopan dam

sebagainya; dapat juga menghibur orang yang kena musibah, contohnya jika ada orang disatroni maling, ia akan menghibur diri dengan

mengatakan bahwa itu hanya buang sial.

Masyarakat Melayu Batubara memang menyimpan banyak tahayul, penduduknya sangat percaya pada berbagai kekuatan gaib. Dan saya sadar bahwa masyarakat Melayu Batubara, adalah potret nyata sebagian masyarakat kita, yang sangat percaya pada kekuatan di luar nalar, logika dan akal sehat. Di kampung dan di kota, orang-orang memang tak lepas (dan ada juga yang tak hendak melepaskan diri) dari tahayul dan semacamnya.

Dokumen terkait