• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

B. Kajian Teoretis

3. Jenis Moral dalam Karya Sastra

Karya fiksi yang mengadung nilai-nilai moral atau pesan moral, tentunya banyak sekali jenis dan wujudnya. Sebuah karya fiksi yang panjang pasti terdapat lebih dari satu pesan moral. Jenis moral dalam karya sastra sangat bervariasi dan tidak terbatas jumlahnya baik itu mengenai persoalan hidup maupun persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia yang dapat diangkat sebagai ajaran moral dalam karya sastra. Persoalan hidup manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2012:323).

Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik,ramah, prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab, sikap sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban, pantang menyerah, dan berpendirian. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua, keakraban, kerjasama, memuji (menyanjung orang lain), persahabatan, memberi semangat, persaudaraan, menasehati, dan sikap kekeluargaan. Nilai moral hubungan manusia dengan lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji keindahan alam. Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi beribadah, berdoa, bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah.

Persoalan hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari Sang Pencipta. Manusia yang beragama selalu mengingat Allah dengan melakukan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya. Hal itu dilakukan sebagai kewajiban manusia untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Persoalan hidup manusia dalam hubungan dengan manusia lain, Nurgiyantoro (2012:325) menyatakan bahwa masalah yang berupa kemasyarakatan, persahabatan, dan kesetiaan, hubungan kekeluargaan; cinta kasih antara orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, kakak terhadap adik dan lain-lain yang melibatkan interaksi antar manusia.

Persoalan manusia dengan dirinya sendiri menurut Nurgiyantoro (2012:324) dapat berupa eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, dan lain-lain yang lebih bersifat melibat diri dan kejiwaan seorang individu. Persoalan

yang bersifat melibatkan ke dalam diri dan kejiwaan seorang individu dapat berupa tanggung jawab, bersikap sabar, dan sadar akan perbuatan salah.

4. Kesesuaian Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA

a. Pengertian Pembelajaran Sastra

Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik di suatu lingkungan belajar. Proses belajar mengajar biasanya dilakukan di sekolah dengan fasilitas yang lengkap. Pembelajaran adalah suatu kesatuan yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2011:57).

Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, side, film, audio, dan video tape.

Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Pembelajaran sastra di samping berisi tentang sejarah sastra dan teori sastra, perlu terutama diarahkan kepada pembinaan apresiasi sastra yang mencakup adanya pemberian kesempatan untuk berekreasi, mencoba sendiri menciptakan karya sastra.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra adalah suatu aktivitas atau kegiatan mengorganisasikan untuk menyusun

dan menguji suatu rencana atau program yang memungkinkan timbulnya proses belajar pada diri siswa.

a. Tujuan Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi sastra peserta didik agar anak memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati,dan menghargai suatu cipta sastra. Selain itu, pembelajaran sastra diadakan disekolah mempunyai tujuan tersendiri. Tujuan pembelajaran sastra di sekolah adalah untuk keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16).

Pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam GBPP sebagai berikut : Standar

b. Fungsi Pembelajaran Sastra

Menurut Rahmanto (1988: 16) pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan yang cakupannya meliputi empat manfaat, sebagai berikut ini.

1) Membantu keterampilan berbahasa

Pembelajaran sastra akan membantu siswa berlatih kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada pembelajaran sastra, siswa dapat melatih keterampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya yang dibacakan oleh guru, teman, atau rekaman. Siswa dapat melatih keterampilan berbicara dengan ikut berperan dalam suatu drama.

Siswa juga dapatmeningkatkan keterampilan membaca dengan membacakan puisi atau prosa. Siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis dengan sebuah karya sastra seperti cerpen atau puisi.

2) Meningkatkan pengetahuan budaya

Setiap karya sastra selalu menghadirkan sesuatu dan menyajikan banyak hal yang apabila dihayati akan semakin menambah pengetahuan orang yang menghayatinya. Pembelajaran sastra dapat mengantar para siswa untuk mengetahui budaya-budaya yang ada dalam suatu masyarakat.

Hal tersebut akan menambah pengetahuan siswa akan kebudayaan yang ada di sekitarnya. Kemudian siswa akan lebih menghargai kebudayaan-kebudayaan yang ada dibangsanya sendiri.

3) Menciptakan cipta dan rasa

Pembelajaran sastra dapat membantu mengembangkan kecakapan yang bersifat penalaran, perasaan, dan kesadaran sosial. Pembelajaran sastra akan membantu siswa berlatih memecahkan masalah dan berpikir logis. Selain itu, pembelajaran sastra dapat menghadirkan berbagai problem atau situasi yang merangsang tanggapan perasaan atau emosional yang memungkinkan siswa tergerak untuk mengembangkan perasaannya sesuai dengan kodrat kemanusiaan. Sastra juga dapat digunakan untuk menumbuhkan kesadaran pemahaman kesadaran orang lain yaitu dengan menumbuhkan rasa simpati pelajar terhadap masalah yang dihadapi seseorang.

4) Menunjang pembentukan watak

Pembelajaran sastra mempunyai kemungkinan untuk mengantar siswa mengenal seluruh rangkaian kehidupan manusia seperti kebahagiaan, kebebasan, kesetiaan, kebanggaan diri, dan keputusan.

Pembelajaran sastradapat memberikan bantuan dalam mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa.

c. Pemilihan Bahan Pembelajaran Sastra

Bahan pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa haruslah sesuai dengan kemampuan siswanya yang berdasarkan pada tahapan pembelajaran tertentu. Guru harus dapat memilih bahan ajar yang tepat sesuai dengan perkembangan siswanya. Menurut Rahmanto (1988: 27) untuk menentukan bahan pembelajaran sastra, harus diperhatikan dari

sudut bahasa, kematangan jiwa (psikologis), latar belakang kebudayaan siswa.

1) Bahasa

Bahasa sebuah karya sastra yang dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra harus sesuai dengan tingkatan sekolah siswa.

Kesesuaian tersebut dapat dilihat dari kosa kata baru, tata bahasa, pengertian isi wacana, ungkapan, danreferensi yang ada. Kejelian dalam menentukan criteria bahan pembelajaran sastra tersebut akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap karya sastrayang sedang diajarkan.

2) Psikologi

Perkembangan psikologi masing-masing anak tentu berbeda.

Dalam memilih bahan pembelajaran sastra, tahap-tahap perkembangan psiokologi ini memiliki pengaruh yang besar terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Tahap perkembangan psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, karya sastra yang dijadikan sebagai bahan pembelajaran disarankan mampu mewakili tingkat psikologis anak, sehingga anak didik akan lebih mudah memahami isi karya sastra tersebut. Rahmanto (1992:30) membagi tahapan psikologis anak menjadi empat tahapan, yaitu sebagai berikut.

a) Tahap pengkhayal (8 sampai 9 tahun)

Pada tahapan ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata, tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.

b) Tahap romantik (10 sampai 12 tahun)

Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah kerealitas. Meski pandangan tentang dunia ini masih sangat sederhana, tetapi pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita kepahlawanan, petualangan, dan bahkan kejahatan.

c) Tahap realistik (13 sampai 16 tahun)

Sampai tahap ini anak-anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi.

Mereka harus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan yang nyata.

d) Tahap generalisasi (umur 16 tahun dan seanjutnya)

Pada tahap ini anak-anak tidak lagi hanya berminat pada hal-hal praktis saja, tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena. Dengan menganalisis fenomena, mereka berusaha menemukan dan merumuskan penyebab utama fenomena itu yang kadang-kadang mengarah ke pemikiran filsafat untuk menentukan keputusan moral.

3) Latar belakang budaya

Latar belakang budaya karya sastra meliputi hampir semua factor kehidupan manusia dan lingkungannya seperti geografi, sejarah, topografi,

iklim, mitologi, legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berpikir, seni, olahraga, hiburan, moral, dan etika (Rahmanto, 1992:31). Menurutnya, siswa akan tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka. Dengan demikian, ketepatan pemilihan bahan pembelajaran sastra yang sesuai dengan latar belakang budaya menjadi kunci sukses dalam mendidik anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru hendaknya selalu berusaha memahami tingkat kebahasaan siswanya sehingga guru dapat memilih materi yang cocok untuk disajikan. Karya sastra yang dipilih untuk diajarkan hendaknya juga sesuai dengan tahap psikologi pada umumnya dalam suatu kelas. Guru sebaiknya menyajikan karya sastra yang dapat menarik minat siswa dalam kelas itu. Pada latar belakang kebudayaan siswa, biasanya siswa akan lebih tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang budaya yang sudah diketahuinya dan erat hubungannya dengan kehidupan siswa.

d. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah orang dapat dijadikan tempat bertanya tentang berbagai pengetahuan.Dalam kegiatan belajar mengajar, sumber belajar tidak hanya diperoleh dari guru saja, melainkan buku pelajaran juga dapat sebagai sumber belajar. Pelajaran akan menjadi menarik, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar akan lebih bermakna dengan menggunakan bantuan berbagai alat. Sumber belajar dapat berupa:

1) buku-buku referensi

a) buku pelajaran yang diwajibkan;

b) buku pelengkap, artinya buku yang menunjang (buku acuan) bahan ajar atau materi pelajaran selain buku wajib atau utama;

2) media cetak (surat kabar dan majalah);

media cetak sebagai sumber belajar harus mempertimbangkan segi bahasa, estetika, psikologi, materi dan tujuan belajar. Contohnya cerpen, puisi yang ada di surat kabar.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan objek penelitian, jenis penelitian, fokus penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis.

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini difokuskan pada nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang berupa novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, bukan merupakan penelitian empiris yang berobjek pada tempat tertentu.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif artinya data yang dideskripsikan merupakan data kualitatif yang berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan yang mengandalkan manusia sebagai alat penelitian (Arikunto, 2006:20). Penelitian ini hanya mendeskripsikan nilai moral dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi berdasarkan nilai moral beserta pembelajarannya di kelas XI SMA.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian tersebut.

Penelitian ini difokuskan pada kajian nilai moral pada novel Rantau 1 Muara

29

karya Ahmad Fuadi, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar dan pembelajarannya di kelas XI SMA.

D. Data dan Sumber Data

Data adalah bahan yang digunakan untuk menyusun suatu informasi berupa fakta dan angka (Arikunto, 2006: 95). Data-data yang digunakan pada penelitian ini adalah kutipan langsung maupun tidak langsung yang berupa percakapan dan narasi dari teks novel tersebut. Selain itu, data tambahan (sekunder) diperoleh dari referensi-referensi lain yang berkaitan dengan objek penelitian.

Dalam penelitian ini, sumber data utama (primer) diperoleh dari objek penelitian, yakni novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi memiliki tebal ix + 407 halaman dengan ukuran 19,5 cm, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2013.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data-data dalam penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka artinya teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Dalam teknik studi pustaka,

penulis membaca seluruh teks novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi secara teliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan teknik observasi dengan bertumpu pada teori struktural dan ekstrinsik sastra terutama pada nilai moral. Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut ini.

1. Membaca keseluruhan secara intensif

Setelah menemukan objek penelitian, kemudian objek tersebut dibaca secara intensif dan berulang-ulang secara keseluruhan. Objek tersebut dapat

berupa novel atau buku-buku pedamping lainnya.

2. Mengelompokkan aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi

Dari objek novel tersebut kemudian ditentukan kutipan-kutipan yang merupakan aspek-aspek moral, dan mencari hubungan aspek-aspek nilai moral yang terdapat pada novel tersebut.

3. Mencatat data-data yang diperoleh dalam kartu pencatat data

Setelah kita mendapatkan data-data yang benar-benar lengkap, penulis memindahkannya dalam kartu pencatat data-data yang kemudian data tersebut akan dibahas lebih mendalam.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam penelitian.

Arikunto (2006:160) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap serta sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis sebagai peneliti, kertas pencatat data, dan alat tulisnya. Kertas pencatat data dipergunakan untuk mencatat data hasil dari pembacaan novel. Kartu data ini berisi kata-kata yang merupakan kutipan-kutipan novel yang berkaitan dengan pembahasan.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian yang penulis lakukan dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik contect analysis atau metode analisis isi. Metode analisis isi adalah sebuah strategi penelitian dari pada sekadar sebuah metode analisis teks tunggal (Gazalli, 2009:94). Artinya, penulis membahas dan mengkaji novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi berdasarkan aspek nilai moral.

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penulisan sebagai berikut ini.

1. Mencatat data nilai-nilai moral berupa percakapan dan narasi yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, yaitu hubungan mnusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar.

2. Menafsirkan data nilai-nilai moral berupa percakapan dan narasi yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, yaitu hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan

dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar secara pragmatis dan semantik.

Contoh penerapan teknik analisis isi secara pragmatis sebagai berikut ini.

“Nan pantiang, bantu saja ambo jo doa agar terus di jalan lurus,” kataku.

(R1M:175)

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Alif meminta doa agar dia selalu berada di jalan lurus dan selalu di lindungan-Nya.

Contoh penerapan teknik analisis isi secara semantik sebagai berikut ini.

“Pagi besoknya aku raih tangan Amak lalu aku cium dan letakkan di kening. “Mohon doa Amak selalu agar sukses di rantau urang.” Tangan Amak mengusap kepalaku seperti dulu, dan belaian tangan itu sudah cukup membuat aku tenang. Doa Amak aku bayangkan sedang terbang melesat melintas langit dan diikuti doa Safya dan Laily. Aku yakin, doa mereka adalah kombinasi doa terbaok dan termujarab.” (R1M:175)

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Alif adalah anak yang berbakti kepada orang tua. Sebelum dia pergi untuk bekerja di rantau orang, dia selalu meminta doa kepada ibunya dan mencium tangan ibunya. Ibu Alif juga sosok orang tua yang sayang kepada anaknya. Terlihat bahwa sebelum Alif pergi, beliau tidak henti-hentinya mendoakan anaknya.

3. Menganalisis data yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi sesuai atau tidak sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA.

4. Mengambil simpulan berdasarkan komponen-komponen hasil analisis tersebut.

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang mengumpulkan data

dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasil tidak menggunakan angka, menekankan pada deskripsi (Arikunto, 2006:12). Teknik yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal adalah perumusan hasil analisis dengan menggunakan kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda dan lambang (Sudaryanto, 1993:145). Jadi, teknik penyajian hasil analisis data yang berupa unsur intrinsik (tema, tokoh, latar, alur, dan sudut pandang), nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, nilai moral hubungan manusia dengan manusia, nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar, serta kesesuaian nilai moral sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA dalam penelitian ini dipaparkan dengan kata-kata tanpa menggunakan tanda dan lambang-lambang.

35

Bab ini berisi dua subbab, yaitu penyajian data dan pembahasan data hasil penelitian yang terdiri dari unsur intrinsik, nilai moral dan kesesuaian sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA.

A. Penyajian Data

Sebelum melakukan analisis nilai moral sastra, penulis menyajikan data-data tentang unsur intrisik dan nilai moral sastra yang berupa kutipan-kutipan langsung dari objek penelitian. Berikut data yang diambil dari penelitian.

1. Unsur Intrinsik Novel Rantau 1 Muara

Data hasil penelitian novel Rantau 1 Muara selanjutnya disingkat R1T, disajikan dalam bentuk tabel. Berikut data hasil penelitian.

Tabel 1

Unsur Intrinsik Novel Rantau 1 Muara

No. Unsur-unsur intrinsik Novel Penyediaan data 1. Tema dan masalahnya

b. Tahap pemunculan konflik 17 c. Tahap peningkatan konflik 69

d. Tahap klimaks 186

e. Tahap penyelesaian 394

4. Latar

a. Latar tempat 14, 196-197, 353

b. Latar waktu 21, 37, 80, 171

c. Latar social 12,17

5. Sudut Pandang 167

2. Wujud nilai moral dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi

Data hasil penelitian novel Rantau 1 Muara disajikan dalam bentuk tabel.

Berikut data hasil penelitian.

Tabel 2

Pengelompokan Wujud Nilai Moral

No Wujud Nilai Moral Penyajian data

1. Wujud nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan

a. Beribadah 148

a. Sikap tolong-menolong 100

b. Berbakti kepada orang tua 174

c. Keakraban 101

d. Memuji 100

e. Menasihati 357

3. Wujud nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri

3. Kesesuaian nilai moral sastra novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA.

Pembelajaran novel di SMA dapat dikatakan sama dengan jenis prosa lainnya. Belajar sastra atau novel berkaitan dengan strategi mengajar dan strategi belajar.

a. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran sastra merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu memperoleh pengalaman dan pengetahuan sastra. Pada hal ini bahan pembelajaran yang akan diajarkan dengan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kurikulum yakni silabus.

b. Bahan Pembelajaran

Pembelajaran novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi ini bertujuan melatih peserta didik menemukan dan menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel tersebut. Kriteria novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra di SMA dilihat dari segi bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya.

1) Segi bahasa

Novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi sebagai bahan pembelajaran sastra disusun menggunakan bahasa Indonesia, tetapi juga menggunakan kata-kata dari bahasa Asing yang mudah dipahami oleh para siswa.

2) Segi psikologi SMA adalah jenjang pendidikan atas yang tahap generalisasi (umur 16 tahun dan selanjutnya). Novel Rantau 1 Muara ini sudah sesuai apabila diberikan untuk anak pada tahap ini anak sudah tidak hanya berminat

pada hal-hal praktis saja, tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena.

3) Latar belakang budaya

Latar belakang budaya yang ada dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi adalah campuran budaya Belitung dengan budaya Tionghoa.

Tabel 3

Data Aspek-Aspek Bahan Pembelajaran No. Data Aspek-aspek Bahan

Pembelajaran

Penyajian data

1. Segi Bahasa 192

2. Segi Psikologis 17

3. Segi Latar Belakang Budaya 186 c. Sumber belajar

Sumber belajar adalah buku-buku pelajaran yang diwajibkan dan masih sesuai dengan yang digunakan dalam pembelajaran.

B. Pembahasan Data

1. Unsur Intrinsik Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi a. Tema dan Masalah

Tema merupakan gagasan makna pokok yang mendasari sebuah cerita.

Dalam tema terdapat suatu unsur yang membangun yakni masalah. Novel Rantau 1 Muara terdapat beberapa masalah yang membangun tema yaitu masalah impian, cita-cita dan masalah sosial.

1) Masalah impian dan cita-cita

Alif Fikri adalah seorang pekerja keras. Dia mempunyai impian untuk belajar di Amerika. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

“Senyumku terbit begitu menatap dinding kamarku. Di sana terpampang coretan-coretan impian gilaku di atas sebuah peta dunia.

Satu coretan besar dengan spidol merah berbunyi: “Aku ingin ke Amerika”

(R1T:3)

Selama di Kanada, Alif banyak berkirim tulisan ke beberapa koran di Bandung. Menjadi seorang Jurnalis nerupakan salah satu dari cita-citanaya. Dia

Selama di Kanada, Alif banyak berkirim tulisan ke beberapa koran di Bandung. Menjadi seorang Jurnalis nerupakan salah satu dari cita-citanaya. Dia

Dokumen terkait