• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Pajak dan Retribusi Daerah menjadi pilar pokok pendapatan daerah sejak keluarnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah. Untuk Kabupaten Sleman pajak daerah yang dipungut adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, pajak penerangan jalan umum, pajak parkir, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak air tanah, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Sedangkan untuk jenis retribusi daerah, di Kabupaten Sleman terbagi menjadi tiga (3) jenis retribusi, yaitu retribusi jasa umum, jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

Adapun realisasi pendapatan daerah dari pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten Sleman tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Realisasi Pendapatan Daerah Dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Tahun 2011 s.d Tahun 2015

No Jenis Pajak Realisasi (Rp)

2011 2012 2013 2014 2015 1 Pajak Hotel 22.637.880.385 32.216.986.820 41.502.758.586 49.800.597.181 52.305.963.907 2 Pajak Restoran 13.257.484.784 16.758.882.196 21.044.463.951 27.979.616.224 39.132.497.134 3 Pajak Hiburan 2.709.834.885 3.804.493.162 4.910.550.640 5.652.846.661 8.688.347.301 4 Pajak Reklame 9.322.567.271 11.340.140.023 12.152.054.610 11.367.611.231 9.245.264.673 5 Pajak Penerangan Jalan 40.022.094.803 41.545.531.319 49.413.858.615 60.121.472.627 70.792.410.428 6 Pajak Parkir 851.570.412 856.018.282 1.046.226.931 1.265.723.054 1.659.044.300 7 Pajak Air Tanah 1.441.196.382 1.872.954.478 2.026.756.685 2.042.167.036 2.291.706.278

8

Pajak Mineral Bukan Logam dan

Batuan 3.218.385.675 8.020.160.325 9.319.498.650 12.205.938.250 5.803.326.075

9

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan &

Perkotaan - - 57.609.592.471 59.617.670.782 63.111.572.726

10

Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan 49.237.392.683 61.420.703.546 82.359.380.085 95.980.352.191 120.107.635.248 11

Retribusi Jasa

Umum 18.274.589.200 8.802.463.187 10.950.122.022 11.489.559.605 12.943.268.440 12 Retribusi Jasa Usaha 3.765.115.997 6.174.553.032 7.184.427.643 8.414.596.963 9.663.694.950 13

Retribusi

Perizinan Tertentu 11.121.959.274 19.057.953.568 29.867.130.066 22.620.925.827 17.264.781.530 Jumlah 175.860.071.751 211.870.839.938 329.386.820.954 368.559.077.632 413.009.512.991

Sumber: Dispenda, Kabupaten Sleman, 2015.

Berdasarkan tabel diatas, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) mulai diberikan di Kabupaten Sleman mulai 1 Januari 2013. Penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2011-2015 mengalami kecenderungan peningkatan dengan persentase kenaikan. Kenaikan yang lumayan tinggi terjadi pada tahun 2013, dimana terjadi pendaerahan Pajak PBB P2, kenaikan ini mencapai 50%. Sedangkan untuk kenaikan pada tahun sebelumnya dan sesudahnya hanya sekitar 15%.

2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam melakukan perencanaan pembangunan karena di dalam kelompok angkatan kerja terdapat kelompok penduduk yang bertindak sebagai pelaku ekonomi. Semakin besar jumlah tenaga kerja di dalam suatu daerah, semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) maka akan jadi pengangguran. Disamping itu, semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif, sebagai nilai rasio ketergantungan akan cenderung menurun, namun ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

Indikator yang menggambarkan ketergantungan penduduk non produktif terhadap kelompok usia produktif adalah rasio ketergantungan. Kondisi yang timpang dengan

kecenderungan besarnya kelompok usia non produktif akan menyebabkan tekanan di bidang ekonomi dan sosial.

Rasio ketergantungan atau angka beban tanggungan penduduk Kabupaten Sleman tahun 2014 mencapai angka 42, ini berarti bahwa setiap 100 orang yang berusia produktif menanggung 42 orang usia belum produktif (usia 0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 keatas) demikian juga di Tahun 2015 total rasio ketergantungan masih berkisar pada angka 46,11 berarti setiap 100 orang berusia produktif menanggung 46,11 usia belum produktif dan usia tidak produktif. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel :

Tabel 2.77

Angka Beban Tanggungan Penduduk Tahun 2011-2015Kabupaten Sleman

Tahun Penduduk Kelompok Umur Rasio Ketergantungan (%)

0-14 tahun 15-64 tahun ≥ 65 tahun Anak Lansia Total

2011 216.008 795.512 115.368 28 15 43

2012 231.798 781.207 123.597 30 16 46

2013 225.760 725.097 96.461 31 13 44

2014 201.329 749.805 111.667 27 15 42

2015 234.629 728.194 101.161 32,22 13,89 46,11

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2015

Disamping itu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan. Berdasarkan tabel dibawah ini, dapat dilihat bahwa kualitas SDM di Kabupaten Sleman sampai dengan tahun 2015 ini didominasi penduduk dengan lulusan SLTA yaitu berjumlah 329.421 Orang. Tabel dibawah ini juga menggambarkan bahwa penduduk Kabupaten Sleman yang berpendidikan Strata III (S3) mencapai 1.650 orang, Strata II (S2) berjumlah 10.637 orang dan Strata I (S1) berjumlah sekitar 93.091 orang. Keadaan ini didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan dari tingkat PAUD sampai Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Sleeman. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.78

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Per Kecamatan di Kabupaten SlemanTahun 2015

No Kecamatan SekolahBelum BelumTamat SD Tamat SD SLTP SLTA D1/D2 D3 S1 S2 S3 1 GAMPING 18.462 10.299 15.223 12.722 27.251 869 2.936 8.280 900 118 2 GODEAN 13.372 7.897 11.375 9.580 21.804 669 2.081 5.969 624 84 3 MOYUDAN 5.146 3.605 4.881 3.741 11.624 561 1.043 3.093 156 16 4 MINGGIR 6.046 4.522 5.379 4.087 10.221 463 976 2.512 122 12 5 SEYEGAN 9.113 6.170 8.971 7.217 15.483 422 1.056 2.280 146 11 6 MLATI 16.972 10.900 12.615 12.265 28.240 870 2.959 9.012 1.151 150 7 DEPOK 22.246 10.507 10.771 12.531 37.461 1.629 5.983 18.706 2.851 467

No Kecamatan SekolahBelum Tamat SD Tamat SD SLTP SLTA D1/D2 D3 S1 S2 S3 8 BERBAH 8.381 6.093 7.869 7.788 17.392 483 1.386 3.330 304 25 9 PRAMBANAN 11.372 4.619 9.362 7.862 17.227 192 856 1.979 122 9 10 KALASAN 13.367 8.870 10.342 11.374 24.630 764 2.646 6.766 805 118 11 NGEMPLAK 10.790 6.427 6.912 7.156 19.187 439 1.921 5.773 802 150 12 NGAGLIK 17.314 9.236 10.598 10.641 28.564 891 3.896 12.337 1.823 419 13 SLEMAN 12.202 7.423 9.527 9.939 21.767 623 1.969 4.709 370 38 14 TEMPEL 10.098 6.406 8.334 8.381 15.692 492 1.083 2.393 139 8 15 TURI 6.486 3.965 5.924 5.353 11.576 343 768 1.967 81 6 16 PAKEM 6.154 4.094 5.264 4.680 11.960 400 1.192 2.667 168 17 17 CANGKRINGAN 5.153 3.464 6.375 4.477 9.342 268 511 1.318 73 2 JUMLAH 192.674 114.497 149.722 139.794 329.421 10.378 33.262 93.091 10.637 1.650

2.2 Evaluasi Pelaksanaan RPJMD serta Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2015

RPJMD adalah dokumen perencanaan bagi pemerintah daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD dengan memperhatikan kepada RPJM Provinsi dan RPJM Nasional. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD danlintas SKPD, serta program kewilayahan yang disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015, maka perlu adanya suatu pengendalian dan evaluasi terkait dengan penyusunan kabijakan, pelaksanaan, maupun hasil dari RPJMD tersebut.

Pengendalian dan evaluasi menjadi suatu hal yang penting dalam suatu siklus perencanaan pembangunan baik itu di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Hal ini terlihat dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 yang berisi tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dimana di dalamnya juga mengamanatkan untuk dilaksanakannya pengendalian dan evaluasi terhadap penyusunan, pelaksanaan, dan hasil dari suatu perencanaan pembangunan. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati sebagai Kepala Daerah melalui Bappeda berkewajiban untuk melakukan pengendalian dan evaluasi tersebut.

Salah satu pengendalian dan evaluasi yang wajib untuk dilaksanakan oleh daerah adalah pengendalian dan evaluasi terhadap hasil dari pelaksanaan RPJMD. Hal ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana tingkat capaian dari pelaksanaan RPJMD tersebut dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.

Periode RPJMD Kabupaten Sleman saat ini adalah 2011 – 2015, sehingga pada tahun 2015 ini dilaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sleman untuk tahun kelima yaitu tahun 2015. Dengan memperhatikan sasaran pembangunan tahun kelima pelaksanaan RPJMD serta realisasi pembangunan tahun 2011, 2012, 2013 dan perkiraan pencapaian tahun 2014, maka disusun 11 prioritas pembangunan daerah untuk tahun 2015. Kesebelas prioritas pembangunan Kabupaten Sleman bukan merupakan urutan urgensi suatu kegiatan pembangunan namun kesemuanya diarahkan pada penyelesaian isu strategis dan pemecahan masalah yang muncul dari hasil evaluasi pembangunan tahun 2011, 2012 dan tahun 2013 serta melihat fakta permasalahan dan tantangan tahun 2014. Kesebelas prioritas pembangunan daerah inilah yang menjadi fokus pelaksanaan pembangunan tahun kelima RPJMD di Kabupaten Sleman melalui program-program pembangunan yang telah ditetapkan di dalam RKPD untuk tahun 2015 yang

prioritas pembangunan tersebut adalah sebagai berikut: