BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Kusuma,dkk., (2010 : 9), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
B. Setting Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XB SMA GAMA Yogyakarta sebanyak 22 siswa yang berdasarkan data hasil observasi memiliki aktivitas dan hasil belajar yang relatif rendah, yakni dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
2. Objek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XB SMA GAMA Yogyakarta pada pokok pembahasan pencemaran lingkungan.
3. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA GAMA. Jl. Affandi, Yogyakarta
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2015
C. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas menekankan pada perbaikan proses pembelajaran, dilaksanakan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan oleh sekolah itu sendiri. Menurut Arikunto,dkk (2010:16) ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Rancangan penelitian tindakan ini di rencanakan dalam 2 siklus dimana dalam setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan kegiatan setiap siklusnya meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan Pra Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan, perlu adanya pra tindakan dengan melakukan beberapa perencanaan (persiapan), sebagai berikut:
1) Permohonan ijin kepada kepala sekolah SMA GAMA Yogyakarta
2) Wawancara : dilakukan terhadap guru biologi kelas X yaitu Bapak Gunardi, untuk mengetahui gambaran awal mengenai situasi dan kondisi proses pembelajaran didalam kelas.
3) Identifikasi masalah dengan cara mengkaji hasil wawancara terhadap pembelajaran Biologi kelas X.
4) Analisis Studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian.
5) Menyelesaikan rancangan penelitian dengan dosen pembimbing, sampai memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian. b. Siklus 1
1) Perencanaan
Berdasarkan wawancara, maka peneliti merencanakan tindakan kelas untuk menerapkan penggunaan media pembelajaran audiovisual. Rencana tindakan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) b) Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa)
c) Menyusun soal test berupa pre-test, post-test
d) Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus 1.
e) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dikelas 2) Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindakan, dilakukan tindakan sesuai dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, seperti meminta siswa mengerjakan pre-test dalam waktu yang telah ditentukan, melakukan apersepsi sebagai kegiatan awal, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan memutar media audiovisual berupa video, mengerjakan LKS, presentasi melakukan tanya jawab, dan kegiatan penutup.
3) Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan mengenai penerapan media pembelajaran dan aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi dokumentasi seperti foto.
4) Refleksi
Tahap ini dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi. Menemukan kelebihan dan
kekurangan pada proses pembelajaran dan kemudian akan dijadikan pedoman perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
c. Siklus II
1) Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan hal yang dirasa kurang dalam kegiatan siklus I, kemudian menyusun perencanaan baru.
2) Pelaksanaan
Peneliti melakukan perbaikan pada tindakan yang dirasa kurang dalam siklus I. Peneliti juga melakukan tindakan sesuai dengan yang telah direncanakan di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baru. Seperti melakukan apersepsi sebagai kegiatan awal, kemudian kegiatan inti seperti pemutaran film/video, melakukan kegiatan daur ulang limbah plastik, dan masuk ke kegiatan penutup.
3) Observasi
Observasi pada siklus II ini dilakukan sama seperti pada siklus I yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan mengenai penerapan media pembelajaran dan aktivitas siswa Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi dokumentasi seperti foto.
4) Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa. Kemudian menemukan kekurangan dan kelebihan penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran.
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS (Lembar Kerja Siswa) dan silabus (lampiran halaman 75- 88). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibagi menjadi 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa test dan non-test.
a. Test
Test yang digunakan berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir
(post-test). Bentuk tes yang diberikan berupa soal tertulis yaitu pilihan ganda, dengan jumlah 20 butir soal. Test ini merupakan alat ukur yang mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Test awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai materi yang akan di ajarkan. Test akhir digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik mengenai materi yang sudah diajarkan.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masijo, 2009:19). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pengamatan secara langsung. Dengan tujuan agar dapat mengerti ada permasalahan didalam kelas yang berkaitan dengan aktivitas siswa. Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi (lampiran halaman 114).
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat (Masijo, 2009:19). Dalam hal ini, dokumentasi merupakan cara memperoleh kegiatan selama penelitian sebagai bukti telah dilaksanakannya suatu penelitian. Dokumentasi berupa foto saat penelitian juga dibutuhkan sebagai arsip dalam pengumpulan data.
E. Analisis Data
Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media audiovisual yang dilakukan, perlu dilakukan analisa data. Pada penelitian ini, teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran (Daryanto, 2011:191).
Dalam penelitian tindakan kelas memerlukan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data. Hal tersebut dapat diuraikan melalui tabel 3.1.
Tabel 3.1 Prosedur, Alat, Pelaku, Sumber Informasi, dan Cara Analisisnya.
Prosedur Alat Pelaku Sumber Informasi Cara Analisis Menganalisis aktivitas Lembar observasi, catatan lapangan Guru (peneliti) dan observer Siswa Analisis kualitatif dan kuantitatif Mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa
Tes (pretest dan
posttest). Guru pelaksana tindakan Siswa Analisis kuantitatif dan kualitatif a. Hasil Belajar
1) Pre-test dan post-test
Cara menghitung nilai pre-test, post-test I dan post-test II siswa adalah sebagai berikut :
Skor =
x 100
Hasil post-test setiap siswa dihitung untuk mengetahui ketercapaian KKM siswa. KKM kelas XB di SMA GAMA Yogyakarta mata pelajaran biologi adalah 75. Hasil post-test yang telah dihitung kemudian dilihat kembali untuk menghitung
presentase siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Skor tersebut menentukan ketuntasan belajar secara klasikal. Kriteria skor ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Kriteria Skor Ketuntasan Individu
Nilai Post-test Keterangan
≤ 74 Tidak Tuntas
≥ 75 Tuntas
Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Presentase KKM :
x 100 %
2) Rata-rata nilai kelas
Dalam menghitung rata-rata kelas setiap siklus digunakan rumus :
Rata-rata =
b. Penilaian Aktivitas
Untuk mendapatkan hasil perolehan nilai pada aspek psikomotor digunakan lembar observasi aktivitas siswa. Cara menghitung presentasenya adalah sebagai berikut:
q = peresentase skor hasil observasi partisipasi kelompok siswa
t = skor maksimal
Pengamatan pada aspek psikomotorik siswa dapat dilihat pada tabel (Riris, 2013:37).
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Presentase skor
Presentase yang diperoleh Keterangan
66,68 ≤ q≤ 100 Tinggi
33,34 ≤ q≤ 66,67 Sedang
0 ≤ q≤ 33,33 Rendah
Persentase siswa dengan kriteria tinggi untuk menenentukan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan dengan rumus :
Persentase =
F. Indikator Keberhasilan
Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan
No. Indikator Awal* Target
1. Nilai rata-rata kelas 50 75
2. Jumlah siswa yang mencapai KKM
30% 75%
3. Aktivitas kategori tinggi Belum terukur
80% *) Data awal tahun ajaran 2013/2014
42