• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya (Aqib., Jaiyaroh., Diniati., Khotimah. 2009: 3). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Kusumah & Dwitagama (2011: 9) bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja guru, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif antara pihak guru dan peneliti. Peneliti bertindak sebagai guru sekaligus pengamat, hal ini

dikarenakan guru tidak bersedia mengajar sesuai dengan rancangan pembelajaran yang peneliti susun.

Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, model penelitian tersebut merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Kusumah & Dwitagama, 2011: 20) pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaaan, tindakan, pengamatan ,dan refleksi. Keempat komponen tersebut merupakan serangkaian dalam satu siklus. Gambar 3.1.merupakan gambar desain model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart.

Gambar 3.1. Model Penelitian Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart

Penjelasan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart dikemukakan Arikunto (2011: 17) sebagai berikut: 1) Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakanya. Peneliti melakukan perencanaan awal termasuk di dalamnya mengobservasi permasalahan-permasalan yang ada dalam suatu kelas. 2) Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. 3) Pengamatan adalah proses mengamati jalanya pelaksanaan tindakan, hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang ada dalam pelaksanaan. 4) Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru, uraian dari sebuah refleksi sangat diperhatikan oleh penilai, refleksi menentukan bagaimana tindak lanjut dari siklus tersebut.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian memuat subjek penelitian, objek penelitian, waktu penelitian, dan tempat penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN Gejayan tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 4 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas III mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SDN Gejayan pada kompetensi dasar 5.3.

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Peneliti memilih objek penelitian berupa kreativitas dan prestasi belajar siswa karena permasalahan yang berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar matematika ditemukan di kelas III SDN Gejayan.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari tanggal 6 Maret 2014 sampai 31 Mei 2014. Pemilihan waktu penelitian atas dasar kesepakatan antara peneliti dan guru kelas III SDN Gejayan.

Penelitian ini juga mempertimbangkan jadwal materi yang digunakan. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu kompetensi dasar 5.3. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.

3.2.4 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Gejayan yang beralamat di Jl. Anggajaya 1, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta telp. (0274) 7482352.

3.3 Disain Penelitian

Disain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini mempunyai untaian yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleks. Tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dalam 1 minggu. Setiap pertemuan memerlukan waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

3.3.1 Perencanaan

Tahap perencanaan Penelitian Tindakan kelas (PTK) diawali dengan pemilihan sekolah dasar terlebih dahulu yang digunakan sebagai tempat penelitian. Peneliti memilih SDN Gejayan sebagai tempat penelitian karena peneliti menemukan permasalahan yang menyangkut kreativitas dan prestasi belajar siswa di SD tersebut.

Peneliti melakukan beberapa persiapan diantaranya: Permintaan ijin kepada kepala SDN Gejayan, permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian mendapat persetujuan dari pihak sekolah, mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian, dan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Penyusunan instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara, observasi proses pembelajaran di kelas, dan observasi yang ditujukan untuk mengetahui kreativitas siswa.

Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas III SDN Gejayan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan guru kelas III SDN Gejayan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar dan mengajar terutama tentang kreativitas dan prestasi belajar siswa. Dokumentasi nilai-nilai siswa dari 2 tahun terakhir untuk mengetahui kondisi awal prestasi belajar siswa.

Peneliti melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran, observasi di sini dimaksudkan untuk mengamati kreativitas siswa. Hasil analisis dan identifikasi masalah digunakan sebagai penentuan tindak lanjut terhadap permasalahan.

Peneliti menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dalam kegiatan pembelajarannya memuat lima karakteristik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, penggunaan kontribusi siswa, interaktivitas, keterkaitan dalam 1 siklus untuk 3 kali pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Langkah selanjutnya menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang di dalamnya terdapat kegiatan belajar siswa dan evaluasi untuk setiap akhir pembelajaran. Instrumen pengumpulan data dan instrumen penelitian di validasi kepada ahli (expert judgment). Peneliti menguji validitas konstruk soal evaluasi dan membuat media pembelajaran.

3.3.2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan pendekatan PMRI seperti yang telah direncanakan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Guru melaksanakan pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada siswa supaya dapat mengetahui dan melaksanakan pembelajaran secara runtut dan disetiap akhir pembelajaran dilaksanakan kegiatan evaluasi dengan mengerjakan soal-soal.

Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan. Peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran, untuk mengamati proses pembelajaran dan kreativitas siswa dengan berpedoman pada lembar observasi.

3.3.3. Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan untuk proses mencermati jalanya pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan pengamatan sebagai berikut: pertama, mengamati dan mencatat temuan-temuan yang ada selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut: kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan; proses tindakan yang dilakukan siswa; situasi proses tindakan; perilaku siswa; dan hasil keseluruhan dari tindakan.

Observasi dilakukan oleh 2 observer yaitu peneliti dan satu mitra peneliti, hal ini bertujuan agar pengamatan lebih objektif. Peneliti melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase keberhasilan prestasi belajar dan kreativitas siswa.

3.3.4 Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan pada akhir siklus. Peneliti mengidentifikasi kendala yang dihadapi, temuan-temuan, dan kekurangan lain selama kegiatan pembelajaran, kemudian membicarakan dengan guru kelas tentang hasil identifikasi temuan-temuan yang didapatkan selama proses penelitian. Peneliti membandingkan hasil yang dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan keberlanjutan siklus.

Peneliti menentukan target pencapaian dalam 1siklus. Apabila target yang telah di tetapkan sudah tercapai, kegiatan penelitian berhenti sampai dengan 1 siklus, akan tetapi jika target yang telah di tetapkan tersebut belum tercapai, maka kegitan penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data menguraikan variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1.

Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Instrumen yang Digunakan.

No Variabel Kriteria Teknik pengumpulan data Instrumen 1 Kreativitas Rata-rata skor

kreativitas siswa

Trianggulasi Observasi Lembar Observasi Wawancara Pedoman

wawancara 2 Prestasi

Belajar Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM & rata-rata nilai siswa

Trianggulasi Soal tes Tes objektif dan rubrik penilaian Dokumentasi Daftar nilai

siswa pada KD menyelesaik an masalah keliling, luas persegi dan persegi panjang.

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu kreativitas dan prestasi belajar. Teknik pengumpulan data untuk variabel kreativitas, menggunakan teknik observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data untuk prestasi belajar matematika yaitu dokumentasi dan tes objektif. Pengumpulan data juga menggunakan trianggulasi untuk melihat keterkaitan antar teknik pengumpulan data.

3.4.1. Observasi

Peneliti menggunakan salah satu teknik pengumpulan data berupa observasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi bantuan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 231). Selaras dengan pendapat Arifin, Tanireja & Mustafidah (2011: 47) mengatakan bahwa observasi adalah salah satu cara mengadakan penilaian dengan pengamatan secara langsung dan sistematis. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas, dan kreativitas siswa sebelum dan sesudah tindakan.

Teknik observasi dibagi menjadi dua. Purwanto (2009: 149) menjelaskan teknik observasi terdiri dari dua bagian yaitu structured or controlled observation (observasi tersetruktur) dan unstructured or informal observation (observasi tidak tersetruktur). Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi structured or

controlled observation (observasi tersetruktur). Observasi tersetruktur menurut

Purwanto (2009: 149) merupakan observasi yang didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilaksanakan. Peneliti menetukan aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dalam penelitian ini dilakukan 2 orang observer, hal ini bertujuan supaya pengamatan terhadap proses pembelajaran dan kreativitas siswa dapat teramati secara lebih intensif.

Lembar observasi proses pembelajaran di kelas tidak divalidasi, karena diambil dari buku panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL) S1 PGSD (2013: 25) sehingga tidak boleh divalidasi lagi. Observasi proses pembelajaran dilakukan sebelum tindakan dan proses pembelajaran selama tidakan. Hasil observasi proses pembelajaran sebelum tindakan dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 170.

Lembar observasi kreativitas siswa di validasi oleh ahli (expert judgment). Observasi kreativitas siswa dilakukan sebelum dan selama tindakan. Obsever bertanggung jawab atas setengah dari keseluruhan siswa. Cara observasi yang dilakukan yaitu dengan memberikan turus pada lembar observasi ketika siswa melakukan indikator kreativitas. Satu turus diberi skor 1, dua turus diberi skor 2, dan seterusnya. Hasil observasi kreativitas siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 175.

3.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi awal siswa berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar. Gorden (Herdiansyah, 2012: 118) mendefinisikan bahwa “Interviewing is

conversation between two people in which one person tries to direct the conversation to obtain information for some specific purpose.” Definisi yang

dikemukakan Gorden tersebut dapat diartikan bahwa wawancara merupakan percakapan antara dua orang salah satunya untuk menggali dan mendapatkan informasi suatu tujuan tertentu. Pendapat yang selaras juga disampaikan oleh

Stewart & Cash (Herdiyansyah, 2012: 118) mengatakan bahwa wawancara merupakan sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, bertanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara merupakan percakapan antara 2 orang salah satunya berperan sebagai narasumber yang berperan sebagai pemberi informasi, dan pewawancara yang bertujuan untuk menggali informasi dari narasumber.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara langsung yang dilakukan peneliti kepada narasumber. Bentuk-bentuk wawancara dibagi menjadi 3 yaitu wawancara tersetruktur, wawancara semi tersetruktur, dan wawancara tidak tersetruktur (Herdiansyah, 2012: 121). Penelitian ini menggunakan wawancara semi tersetruktur. Wawancara semi tersetruktur merupakan wawancara dengan item pertanyaan yang bersifat terbuka dimana responden secara bebas menjawab pertanyaan tersebut (Arifin, 2011: 233).

Wawancara semi tersetruktur mempunyai ciri-ciri. Ciri-ciri wawancara semi tersetruktur meliputi: pertanyaan bersifat terbuka, kecepatan wawancara dapat diprediksi, fleksibel tapi terkontrol dalam hal pertanyaan dan jawaban, mempunyai pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata (Herdiansyah, 2012: 123). Peneliti menggunakan wawancara semi tersetruktur karena bentuk wawancara ini memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan penelitian ini. Hasil wawancara baik sebelum dan sesudah tindakan dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 157.

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kondisi awal prestasi belajar siswa. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data pelengkap, untuk memperoleh data (Tanireja & Mustafidah, 2011: 51). Pengertian dokumentasi lebih lengkap disampaikan Herdiansyah (2012: 143) bahwa dokumentasi merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Dokumentasi dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data dengan melihat gambaran sudut pandang subjek melalui melalui berbagai media misalya: foto, nilai siswa, video, rapor, dsb.

Peneliti mengumpulkan data prestasi siswa (nilai siswa) 2 tahun terahir yaitu tahun 2011/2012 dan tahun 2012/2013 pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Rata-rata kondisi awal prestasi siswa diperoleh dari rata-rata nilai siswa pada tahun 2011/2012 dan tahun 2012/2013. Peneliti menghitung rata-rata presentase siswa yang mencapai KKM pada tahun 2011/2012 dan tahun 2012/2013.

Dokumentasi yang dilakukan pada saat penelitian yaitu berupa foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Peneliti mengambil dokumentasi nilai evaluasi siswa setelah pelaksanaan tindakan.

3.4.4. Trianggulasi

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan trianggulasi. Sugiono (2011: 241) menjelaskan “Trianggulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.” Peneliti menggabungkan wawancara dan observasi untuk mendapatkan data kreativitas siswa. Data prestasi belajar diperoleh dengan menggabungkan wawancara dan dokumentasi.

Trianggulasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh. Mathison (Sugiono, 2011: 241) mengatakan bahwa “the value of triangulation lies in

providing evidence-weather convergent, inconsistent, or contracdiktory” artinya,

nilai dari teknik pengumpulan data dengan trianggulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh konvergen, tidak konsisten, atau kontradiksi. Penggabungan teknik pengumpulan data pada wawancara dan observasi untuk mengetahui kesesuaian pendapat guru mengenai kreativitas siswa dengan hasil observasi. Penggabungan wawancara dan dokumentasi untuk mengetahui kesesuaian pendapat guru mengenai prestasi belajar siswa sesuai dengan dokumentasi nilai 2 tahun terakhir.

3.5. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data memerlukan sebuah instrumen pengumpulan data. Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian (Sangadji & Sopiah, 2010: 46). Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar observasi, pedoman wawancara, soal tes.

Observasi bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika, dan kreativitas siswa pada pembelajaran. Lembar observasi terdiri dari observasi pembelajaran di kelas, dan observasi kreativitas siswa.

3.5.1.1. Lembar Observasi Proses Pembelajaran di Kelas

Observasi pada proses pembelajaran menggunakan lembar observasi proses pembelajaran di kelas. Pedoman observasi proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas

No Aspek yang diamati Deskripsi hasil pengamatan A Perangkat Pembelajaran 1. Prota 2. Prosem 3. Silabus 4. RPP B Proses Pembelajaran 1. Membuka pelajaran 2. Penyajian materi 3. Metode pembelajaran 4. Penggunaan bahasa dan waktu 5. Aktivitas belajar siswa 6. Pengelolaan kelas

7. Penggunaan media

8. Cara menutup pelajaran

Tabel 3.3 menunjukkan lembar observasi pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan dengan menuliskan kegiatan selama proses pembelajaran pada kolom deskripsi hasil pengamatan. Komponen yang diamati yaitu perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran. Empat aspek dalam perangkat pembelajaran yaitu prota, prosem, silabus, RPP. Proses pembelajaran mencakup 8 aspek yaitu membuka pelajaran, menyajikan materi, metode pembelajaran,

penggunaan bahasa dan waktu, aktivitas belajar siswa, pengelolaan kelas, penggunaan media, dan cara menutup pembelajaran. Guru kelas III mengamati jalanya proses pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan pendekatan PMRI.

3.5.1.2. Lembar Observasi Kreativitas Siswa

Lembar observasi yang digunakan disusun berdasarkan karakteristik kreativitas dari beberapa ahli, yaitu: kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterperincian. Tabel 3.4 Kisi-kisi kreativitas yang terdapat pada lembar observasi.

Tabel 3.4.

Kisi-kisi Observasi Kreativitas Siswa

No Indikator Deskripsi 1. Kelancaran Mampu mengemukakan ide

2. Keluwesan Mengajukan ide yang berbeda dari biasanya sebagai pemecahan masalah

3. Keaslian Memberikan ide berdasarkan pemikiran sendiri 4. Keterperincian Menguraikan ide secara rinci

Tabel 3.4. menunjukkan kisi-kisi observasi kreativitas siswa, nomor 1 merupakan indikator pertama dalam indikator kreativitas yaitu kelancaran dengan deskripsinya siswa dapat mengemukakan ide. Nomor 2 yaitu keluwesan dengan deskripsi siswa dapat menerapkan ide yang berbeda dari biasanya sebagai pembecahan masalah. Nomor 3 yaitu keterperincian dengan dengan deskripsi siswa mampu menguraikan ide secara rinci. Nomor 4 yaitu keaslian dengan deskripsi siswa dapat memberikan ide berdasarkan pemikiran sendiri. Lembar observasi kreativitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Lembar Observasi Kreativitas Siswa

No Nama Siswa Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Kelancaran

(mampu

mengemukakan ide)

Keluwesan (mengajukan ide yang berbeda dari biasa sebagai pemecahan masalah) Keaslian (memberikan ide berdasarkan pemikiran sendiri) Keterperincian (menguraikan ide secara rinci) 1 2 ….. Jumlah Rata-rata

Tabel 3.5 menunjukkan lembar observasi kreativitas siswa. Lembar observasi kreativitas siswa terdiri dari kolom untuk subjek, dan indikator yang diamati dalam penelitian ini. Lembar observasi di atas diisi dengan menggunakan turus. Observer menuliskan seberapa banyak atau seberapa sering subjek melakukan indikator tersebut. Satu turus menunjukkan satu siswa yang melakukan satu indikator, apabila siswa yang sama melakukan indikator yang sama maka turus dituliskan kembali pada subjek.

3.5.2. Pedoman Wawancara

Wawancara kepada guru bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di kelas, serta kondisi setelah tindakan dan proses pembelajaran pada saat tindakan. Wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur karena pertanyaan yang diajukan menuntut jawaban yang campuran. Pedoman wawancara disusun melalui 3 langkah yaitu: membuat kisi-kisi atau pedoman wawancara, menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan. Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi wawancara yang dilaksanakan sebelum dan sesudah tindakan.

Tabel 3.6.

Kisi-kisi wawancara guru sebelum dan sesudah melakukan penelitian

No Indikator Item

pertanyaan no 1 Proses pembelajaran di kelas 1 2 Tingkat kreativitas siswa 2, 3 3 Tingkat prestasi belajar siswa 4, 5, 6, 7

Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi wawancara guru sebelum dan setelah melakukan tindakan.Wawancara setelah melakukan penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komentar dari sudut pandang guru mengenai proses pembelajaran. Peneliti menyusun kisi-kisi pertanyaan untuk wawancara yang dilakukan setelah melakukan penelitian.

Kisi-kisi wawancara membantu peneliti untuk membuat pedoman wawancara. Pedoman wawancara kepada guru sebelum dan sesudah melakukan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7.

Pedoman Wawacara Guru Sebelum dan Sesudah Melakukan Penelitian

No Pertanyaan

1. Bagaimana proses belajar siswa di kelas?

2. Bagaimana kelancaran berpikir siswa dalam hal mengemukakan ide saat pembelajaran?

3. Bagaimana keluwesan berpikir siswa dalam menerapkan ide sebagai pemecahan masalah saat pembelajaran?

4. Bagaimana kemampuan siswa dalam memberikan ide berdasarkan pemikirannya saat pembelajaran?

5. Apakah siswa terbiasa menggerjakan soal cerita secara runtut? 6. Bagaimana rata-rata nilai siswa di kelas?

7. Bagaimanakah ketercapaian nilai siswa terhadap KKM?

Tabel 3.7 merupakan pedoman wawancara guru sebelum melakukan penelitian yang terdiri dari 7 item pertanyaan. Ketujuh item tersebut dapat

berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam mencari informasi mengenai proses belajar, kreativitas, dan prestasi belajar siswa. Peneliti melakukan wawancara kepada guru sebelum dan setelah melakukan penelitian.

3.5.3. Soal Tes

Instrumen soal tes berupa soal evaluasi digunakan untuk mengetahui pencapaian prestasi siswa. Sebelum tindakan, peneliti mendapatkan pencapaian prestasi awal melalui dokumentasi terhadap nilai ulangan dua tahun terakhir. Berdasarkan nilai pada kondisi awal tersebut, peneliti menentukan target untuk pencapaian prestasi setelah dilakukan tindakan. Tes ini dirancang sesuai dengan Standar Kompetensi 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah dan Kompetensi Dasar 5.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Tabel 3.8 memaparkan kisi-kisi soal tes sebelum divalidasi

Tabel 3.8.

Kisi-Kisi Soal tes Sebelum validasi

Standar Kompetensi : 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 5.3.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.

No Materi Pokok Indikator Soal No. Soal/

item soal uraian

1. Membandingkan dan mengurutkan bangun datar (persegi dan persegi panjang) berdasarkan luas.

5.3.1 Membandingkan dan mengurukan bangun datar (persegi dan persegi panjang) berdasarkan luas.

1, 2

2. Memecahkan masalah sehari-hari berkaitan dengan keliling bangun datar

5.3.3.Menghitung keliling persegi untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

(persegi dan persegi panjang).

5.3.4.Menghitung keliling persegi panjang untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

5, 6

3. Memecahkan masalah sehari-hari berkaitan dengan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang).

5.3.5.Menghitung luas persegi untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

7, 8

5.3.6.Menghitung luas persegi panjang untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

9, 10

Tabel 3.8. memaparkan kisi-kisi soal tes sebelum divalidasi untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah mendapatkan tindakan penelitian dengan menggunakan pendekatan PMRI. Soal evalusi sebelum divalidasi mempunyai 10 item pertanyaan berupa soal uraian. Materi membandingkan dan mengurutkan bangun datar (persegi dan persegi panjang) berdasarkan luas masuk dalam item nomor 1 dan 2. Materi memecahkan masalah sehari-hari berkaitan dengan keliling bangun datar (persegi dan persegi panjang) dalam item soal nomor 3,4,5, dan 6. Materi memecahkan masalah sehari-hari berkaitan dengan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang) dalam item soal 7,8,9, dan10. Soal evaluasi sebelum validasi dapat diihat pada lampiran 5 halaman 226.

3.6. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks kesukaran

Dokumen terkait