• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Kondisi Sosial Budaya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jenis Pohon Sarang

Jumlah pohon tempat bersarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang dijumpai selama pengamatan adalah sebanyak 154 pohon, yang terdiri dari 20 jenis pohon Jenis pohon yang paling banyak digunakan sebagai tempat membangun sarang adalah jenis Lithocarpus spp. yang dalam bahasa lokal disebut sebagai pohon Hoting yaitu sebanyak 52 pohon. Pada Gambar 9 terlihat perbedaan yang jelas antara jumlah sarang pada pohon Hoting dengan jumlah sarang pada pohon jenis lainnya. Pada jenis Medang batu terdapat 11 pohon, Medang kunyit 11 pohon, Jambu-jambu 8 pohon, Mayang putih dan Akar tiga terdapat 7 pohon, sedangkan 14 jenis pohon lainnya hanya ditemukan pohon sarang pada kisaran 2-6 pohon saja. Hal ini menunjukan kecenderungan Orangutan di Hutan Batang Toru untuk memilih jenis pohon Hoting (Lithocarpus spp). 52 11 16 7 4 8 7 6 5 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 2 0 10 20 30 40 50 60 1 Jenis Pohon J u m la h

Hoting Medang kunyit Medang Batu Mayang Putih Medang Sengit

Jambu-jambu Akar Tiga Terentang Sampinur Tali Rambutan

Bintangur Mayang Susu Damar Suri Baja-baja Malu Tua

Handolok Dara-dara Mayang Merah Puspa Casuarina

Posisi sarang Orangutan pada pohon dapat dibedakan menjadi empat kategori. Pada setiap kategori posisi sarang terdapat variasi posisi sarang yang teramati pada saat pengambilan data di lapangan. Keempat posisi beserta variasinya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Variasi posisi sarang Orangutan

Posisi Sarang Keterangan

Posisi 1

Sarang berada pada puncak tajuk yang menggunakan cabang teratas. Variasi dari posisi 1 adalah (a) penggunaan lebih dari satu cabang teratas dan (b) penggunaan hanya satu cabang teratas untuk penopang sarang.

Posisi 2

Sarang berada pada cabang yang tidak menggunakan batang utama sebagai penopang sarang. Variasi pada posisi 2 adalah (a) sarang dapat berada pada cabang yang paling rendah atau (b) cabang lain.

Posisi 3

Sarang yang berada pada cabang namun menggunakan batang utama sebagai penopang sarang. Variasi posisi 3 adalah (a) sarang dapat berada pada cabang yang paling rendah atau (b) cabang lain.

a a a b b b

Posisi Sarang Keterangan

Posisi 4

Sarang yang menggunakan lebih dari 1 pohon. Variasi posisi 4 adalah (a) sarang berada pada pertemuan 2 cabang; (b) sarang pada puncak pohon yang lebih kecil sebagai pohon utama dengan tambahan cabang dari pohon kedua yang lebih besar; dan (c) sarang yang menggunakan 3 pohon sekaligus.

Kecenderungan Orangutan dalam membangun sarang pada posisi tertentu dapat diketahui dari jumlah pohon pada setiap posisi sarang. Jumlah pohon pada setiap posisi sarang dapat dilihat pada Gambar 10.

49 36 45 24 0 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 Posisi Sarang J u m la h

Gambar 10. Jumlah pohon pada setiap posisi sarang

a b

Gambar 10 menunjukan bahwa jumlah sarang terbanyak adalah pada posisi 1 yaitu 49 buah sarang, sedangkan sarang pada posisi 2 berjumlah 36 buah sarang. Pada posisi 3 terdapat 45 buah sarang yang merupakan posisi terbanyak kedua digunakan oleh Orangutan dan posisi yang paling sedikit digunakan adalah posisi 4 yaitu hanya 24 sarang. Pada posisi 1, sarang Orangutan akan lebih mudah terkena hujan dan terpaan angin, selain itu kayu pada puncak tajuk (posisi 1) merupakan kayu muda yang belum terlalu kuat, sehingga sangat beresiko bagi Orangutan untuk jatuh akibat kayu pohon sarang yang patah. Namun kelebihan sarang pada posisi 1 bagi Orangutan adalah pandangan dari posisi tersebut lebih leluasa dan memudahkan Orangutan untuk memperhatikan daerah sekelilingnya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Orangutan yang menggunakan posisi 1 akan memilih jenis pohon yang berkayu kuat dan fleksibel. Ada 6 jenis pohon yang digunakan sebagai pohon sarang dengan jumlah terbanyak (Tabel 2).

Tabel 2. Jenis pohon yang paling banyak digunakan sebagai pohon sarang oleh Orangutan di Kawasan Hutan Batang Toru

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Jumlah Sarang

1. Hoting Lithocarpusspp. Fagaceae 52

2. Medang Batu Adinandra deciyanta Theaceae 16

3. Medang Kunyit Alseodaphne spp. Lauraceae 11

4. Jambu-jambu - - 8

5. Akar Tiga - - 7

6. Mayang Putih Palaquiumspp. Sapotaceae 7

Pada Tabel 2 tersebut dapat dibuat diagram yang menunjukan posisi sarang pada keenam jenis pohon tersebut. Gambar 11 menunjukan bahwa pohon Hoting (Lithocarpusspp.) yang digunakan Orangutan Sumatera sebagai tempat bersarang komposisinya seimbang pada setiap posisi sarang (posisi 1, 2, 3 dan 4). Hal ini menunjukkan bahwa jenis pohon Hoting (Lithocarpus spp.) lebih disukai oleh Orangutan sebagai pohon tempat bersarang.

0 10 20 30 40 50 60 Hoting Medang kunyit Medang Batu Mayang Putih Jambu- jambu Akar Tiga Jenis Pohon J u m la h Posisi 4 Posisi 3 Posisi 2 Posisi 1

Gambar 11. Jenis pohon dan jumlah sarang sesuai posisi sarang

Pohon jenis Hoting (Lithocarpus spp.) termasuk dalam famili Fagaceae yang diduga merupakan jenis pohon yang diduga pohon berkayu keras. Jenis pohon Hoting lebih banyak dipilih sebagai tempat membangun sarang karena secara morfologi Orangutan merupakan primata besar yaitu dengan berat tubuh rata-rata Orangutan jantan dewasa 86,3 kg sedangkan betina dewasa 38,5 kg dan hidup secara arboreal maka dibutuhkan jenis pohon yang berkayu kuat, sehingga mampu menahan beban tubuh Orangutan dan secara naluriah Orangutan di Hutan Batang Toru memilih jenis Hoting (Lithocarpus spp) sebagai pohon tempat bersarang.

Pohon Hoting (Lithocarpus spp.) memiliki percabangan horizontal yang relatif rapat dengan daun tidak berbulu dan tidak bergetah yang tersebar merata pada seluruh cabang pohon. Ukuran daun Hoting tidak terlalu besar, yaitu memiliki panjang daun antara 10-20 cm. Sifat percabangan dan komposisi daun Hoting (Lithocarpus spp.) tersebut akan memudahkan Orangutan dalam membangun sarang yang kuat dan nyaman. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat van Schaik (2006), bahwa Orangutan lebih menyukai pohon yang memiliki banyak cabang horizontal dan memiliki daun yang tidak terlalu besar serta lembut. Karena keunggulan sifat dari pohon Hoting ini menyebabkan jenis pohon tersebut sangat disukai oleh Orangutan untuk tempat membangun sarangnya. Gambar 12 menujukan salah satu sarang Orangutan yang berada di pohon Hoting (Lithocarpus spp.).

Gambar 12. Sarang Orangutan pada pohon Hoting

Buah dari pohon Hoting juga dapat dimakan oleh primata termasuk Orangutan. Orangutan tidak mengunakan pohon Hoting yang sedang berbuah untuk tempat bersarang sebagai strategi untuk menghindari perjumpaan dengan satwa lain yang juga memanfaatkan pohon pakan yang sama, sehingga beresiko timbul persaingan untuk mendapatkan pakan. Hal ini didukung oleh pernyataan Rijksen (1978) bahwa Orangutan tidak membuat sarang pada pohon pakan yang sedang berbuah, namun akan lebih memilih pohon lain didekat pohon pakan tersebut sebagai pohon tempat bersarang. Orangutan pada penelitian ini mengambil buah pohon Hoting dari pohon lain yang bukan tempatnya bersarang.

Dokumen terkait