• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI A. Teori Konstruksi Sosial Media Massa

B. Analisis Framing

3. Jenis Program Televisi 20

Faktor seperti kebutuhan informasi khalayak, persaingan bisnis, ideologi, dan lain sebagainya menuntut industri televisi lebih kreatif dalam membuat suatu program. Sebab itulah muncul beberapa jenis program di Televisi. Berdasarkan jenisnya program televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu :

a. Program Informasi

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak (audiens). Program informasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu berita keras (hardnews) dan lunak (softnews). Bentuk penyajian program informasi juga dapat berupa perbincangan (talkshow).

19 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Cet.5, Hal. 9-10

20 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Cet.5, Hal. 217-229

41 1. Hardnews

Hardnews adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya. Hardnews terbagi atas starightnews, features, dan infotainment.

1.1 . Straightnews berarti berita langsung maksudnya sebuah berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.

1.2 . Features adalah berita ringan namun menarik.

Pengertian menarik di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya.

1.3 . Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (selebriti, tokoh, dan sebagainya.

2. Softnews adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth). Namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Softnews terbagi atas current affair, magazine, dokumenter, dan talkshow.

42 2.1 . current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

2.2 . Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan, namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah features yang berdurasi lebih panjang.

2.3 . Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

2.4 . Talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).

b. Program Hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk music, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (games), musik, dan pertunjukan. Ada beberapa macam program hiburan yaitu Drama, Sinetron, Film, Permainan, Musik, dan Pertunjukan :

1. Drama adalah program pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang

43 atau beberapa orang yang diperankan oleh beberapa orang pemain, yang melibatkan konflik dan emosi.

2. Sinetron adalah drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi satu kesimpulan.

3. Film yang biasa ditampilkan dalam televisi adalah film layar lebar yang telah lolos uji sensor dan terlebih dahulu teah ditayangkan di bioskop.

4. Permainan atau gameshow merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

5. Musik. Program musik di televisi dapat ditampilkan dalam 2 format yaitu videoklip atau konser. Program music berupa konser dapat dilakukan di outdoor ataupun indoor.

6. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di dalam ataupun di luar studio.

44 4. Televisi dan Gender (Wanita)

Kajian gender sering kali diidentikan dengan kajian perempuan (women’s studies), meski kini ada beberapa karya tentang maskulinitas. Dalam kaitannya dengan televisi, pendekatan kritis pada praktiknya merupakan penilaian terhadap bentuk-bentuk analisis yang ada ditinjau dari segi posisi sosial perempuan dan kelemahan relatif perempuan. Yang jelas, gagasan ihwal representasi menjadi penting dalam kajian ini. Berkaitan dengan teks televisi, pendekatan kritis ini jelas tertarik pada sikap ideologis memasukkan gender dalam materi televisi (representasi). Pendekatan ini juga menaruh perhatian pada hubungan antara audiens dan teks, cara perempuan membaca teks, dan pada teks yang menarik bagi perempuan. Dalam keterkaitannya antara televisi dengan kajian gender (wanita), tidak selalu harus melihat dari sisi negatif. Ada pandangan tertentu yang diambil wanita bisa dilihat dari kacamata yang lebih positif dan konstruktif.

Di antara genre-genre televisi pada umumnya analisis terhadap jadwal televisi saat ini menunjukkan fakta perihal banyaknya program drama, genre hibrid, makeover, program faktual, jenis-jenis docusoap, acara

45 bincang-bincang semuanya bersikap simpatik terhadap audiens perempuan.21

Argumen dominan ihwal representasi perempuan meneyebutkan bahwa representasi itu , dalam pelbagai tingkatan, negatif dan represif secara sosial. Representasi itu menawarkan model-model peran yang mendorong ketundukan perempuan pada dunia laki-laki, dan yang mengecilkan arti penghargaan diri dan sikap proaktif perempuan muda. Meskipun di sisi lain ada contoh positif yang beroperasi. Gagasan tentang gender perempuan yang diperoleh melalui televisi benar-benar sebuah konstruksi, dan bukanlah hal mustahil mengidentifikasi aspek-aspek spesifik dari konstruksi ini.

Perempuan dikonstruksi berdasarkan pembacaan emosiolnal. Dalam pelabagi representasinya perempuan dianggap jalang, penuh gairah, cemburu, ingin membalas dendam, penuh kasih sayang, dan seterusnya. Beragam warna emosional dianggap berasal dari perempuan, disandangkan sebagai stereotip dan dikaitkan dengan gagasan simplitis bahwa perempuan, semata-mata, bersifat emosional (lebih emosional dibandingkan dengan laki-laki).

21 Graeme Burton, Membincangkan Televisi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), Hal. 8-9

46 Nilai-nilai adalah bagian dari konstruk (konsep yang dibangun secara mental) perempuan, namun senantiasa ada dalam konteks positioning perempuan secara sosial dan ideologis. Dengan demikian, representasi sering kali mengistimewakan perempuan seraya menilai keyakinan dan perilaku terkait dengan keibuan (motherhood), sifat melindungi, keluarga. Namun bisa dikatakan bahwa sangat tepat mengkonstruksi nilai-nilai tersebut sebagai milik perempuan, jika hal ini mempertegas peran domestik mereka, menampik kekuatan ekonomis mereka, dan secara umum menguatkan posisi subordinat mereka dalam hierarki sosial.22

Dokumen terkait