FRAMING KEDUDUKAN DAN HAK WANITA PERSPEKTIF ISLAM DALAM PROGRAM
TAWAKAL ANTV
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
ADNAN TOYIB NIM: 11160510000272
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H / 2020 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Adnan Toyib
NIM : 11160510000272
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul FRAMING KEDUDUKAN DAN HAK WANITA PERSPEKTIF ISLAM DALAM PROGRAM TAWAKAL ANTV adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada pada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhannya merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 17 November 2020
Adnan Toyib
NIM. 11160510000272
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
FRAMING KEDUDUKAN DAN HAK WANITA PERSPEKTIF ISLAM DALAM PROGRAM
TAWAKAL ANTV Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh : Adnan Toyib NIM. 11160510000272
Pembimbing
Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 196502071991032002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H / 2020 M
iii
iv
ABSTRAK
Framing Kedudukan Dan Hak Wanita Perspektif Islam Dalam Program Tawakal ANTV
Nama : Adnan Toyib NIM : 11160510000272 Framing media terkait kedudukan dan hak wanita merupakan suatu hal yang layak dikaji karena belakangan ini isu terkait kesetaraan gender menjadi perbincangan hangat oleh publik. Kasus seperti eksploitasi wanita seksi dalam iklan dan film hingga prostitusi online, terkadang media kerap salah dalam membingkai. Seharusnya media memberikan edukasi dan penanaman moral yang baik dalam menyikapi persoalan ketimpangan gender.
Penelitian ini membahas mengenai framing kedudukan dan hak wanita pada program Tawakal ANTV berdasarkan perspektif Islam, oleh karenanya muncul pertanyaan Bagaimana framingnya?, mengapa demikian?, dan apa standar moralnya? . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . untuk menganalisis data peneliti menggunakan analisis framing model Robert N. Entman Sebagai metode pengumpulan data peneliti melakukan observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini tim produksi Tawakal ANTV mengemas kedudukan dan hak wanita dengan menyeleksi kasus-kasus berat seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Utang Piutang, Pemerkosaan, dan Paksaan dalam menikah. Penonjolan aspek melalui konstruksi audio visual seperti reka adegan. Tim produksi tidak membedakan kedudukan pria dan wanita dalam acara. Dari konteks kasus 2 episode yang dianalisis, realita yang terjadi adalah adanya ketimpangan hak-hak wanita berdasarkan Islam. Definisi masalah yang terjadi yaitu dijadikan istri ke-5 demi melunasi utang ayah dan kehancuran rumah tangga akibat salah memilih suami. Nilai moral yang ingin dikedepankan adalah kehormatan wanita bukanlah sesuatu yang dapat digadaikan dan seorang wanita hendaknya berempati, selektif, dan cermat dalam mengambil keputusan.
Kata Kunci : Framing, Tawakal, Wanita, Islam
v
ABSTRACT
Framing of Position and Women Rights an Islamic Perspective Programm in Tawakal ANTV Programm Name : Adnan Toyib NIM : 11160510000272
Media framing regarding the position and the rights of women is a subject that deserves to be studied because recently issues related to gender equality have become an interesting topic of discussion in public. Cases such as the exploitation of sexy women in advertisements and films to online prostitution, in which sometimes the media are often framing it the wrong way. The media should provide education and good moral cultivation in addressing the issue of gender inequality.
This research discusses the framing of the position and the rights of women in ANTV's Tawakal program based on an Islamic perspective, therefore the question arises are How is the framing ?, why is that ?, and what is the moral standard? . This research uses a qualitative approach. To analyze the data, researchers used the framing analysis model of Robert N.
Entman. As a data collection method, researchers conducted observations, interviews, literature studies, and documentation.
The results of this research, the Tawakal ANTV production team packaged the position and the rights of women by selecting serious cases such as Domestic Violence (KDRT), Accounts Receivable, Rape, and forced marriage. The enhancement of aspects through audio-visual constructs such as scene creation. The production team did not differentiate between men and women in the event. From the context of the 2 episode case analyzed, the reality that occurs is the imbalance of women's rights based on Islam. The definition of the problem that occurs is being made the 5th wife in order to pay off the father's debt and the destruction of the household due to the wrong choice of husband. The moral value that wants to be put forward is that the honor of women is not something that can be pawned and a woman should be empathetic, selective, and careful in making decisions.
Keywords: Framing, Tawakal, Women, Islam
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Framing Program Tawakal ANTV Dalam Mengemas Kedudukan dan Hak Wanita Perspektif Islam.” Diharapkan mampu menyumbang wawasan serta pengetahuan tentang Framing.
Sehubungan dengan rampungnya skripsi ini, saya menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, doa, serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :
1. Suparto, M.Ed., Ph,D., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Nafsiyah, MSW, Selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.
Sihabudin Noor, MA Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, MA, Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Armawati Arbi, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dr. H. Edi Amin, MA, Selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, membimbing, dan senantiasa memberikan pengarahan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Siti Nurbaya, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI E 2016.
5. Seluruh Dosen yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan seluruh Staff Tata Usaha dan karyawan
vii
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang digunakan dalam mencari referensi untuk penelitian ini.
7. Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi sarana menambah referensi untuk penelitian ini.
8. Skripsi ini juga didedikasikan untuk menghormati jasa kedua orang tua, Ayahanda Alm. Zulbahrizal dan Ibunda Almh. Rona. Terima kasih atas segala hal dan kasih sayang yang tiada terhingga.
9. Seluruh keluarga besar, Kakakku Indah Martha, terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan telah merawatku dari anak-anak hingga dewasa. Kakakku Almh. Eva Yul Berina, Ridwan Kurniawan, dan Dede Gusman, terima kasih atas support selama ini. semua keponakan dan keluarga besar, terima kasih telah menghibur, mendukung, dan memotivasi penulis.
10. Tim Produksi Program Tawakal ANTV, Kak Dewi Octavianty, Selaku Produser yang telah meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan penelitian ini. Semoga kebesaran hati beliau selalu mendapatkan keridaan Allah SWT. Divisi Programming ANTV atas kesempatan memperdalam ilmu di dunia broadcasting, Mas Ryan, Mbak Ira, Kak Fitri, Mas Alul atas support dan masukannya.
11. Keluarga besar Rina Rahmadi Project, Terima kasih atas support dan hiburan selama 2 tahun belakangan ini.
Berkat ini penulis bisa menjadi mahasiswa yang produktif.
12. Keluarga besar RDK FM Angkatan 2016.
13. Teman- Teman KPI 2016, Nisrina, Alvian, dll. Terima
kasih telah menjadi teman yang baik. Telah
viii
mendengarkan curhatan penulis dan memberikan support.
14. Semua pihak yang telah memberikan konstribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak.
Jakarta, 17 November 2020
Adnan Toyib
ix
Daftar Isi
LEMBAR PERNYATAAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Batasan Masalah ... 11
D. Rumusan Masalah ... 12
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 12
1. Tujuan Penelitian ... 12
2. Manfaat Penelitian ... 13
F. Tinjauan Pustaka ... 13
G. Metodologi Penelitian ... 16
1. Paradigma Penelitian ... 16
2. Pendekatan Penelitian ... 17
3. Subjek dan Objek Penelitian ... 17
4. Teknik Pengumpulan Data ... 18
5. Teknik Analisis Data ... 19
H. Sistematika Penulisan ... 24
x
BAB II KAJIAN TEORI ... 25
A. Teori Konstruksi Sosial Media Massa ... 25
1. Realitas Sosial dan Realitas Media ... 26
B. Analisis Framing ... 28
C. Televisi ... 38
1. Pengertian Televisi ... 38
2. Televisi di Indonesia ... 39
3. Jenis Program Televisi ... 40
4. Televisi dan Gender (Wanita) ... 44
5. Dakwah Melalui Televisi ... 46
D. Kedudukan dan Hak Wanita Dalam Islam ... 50
1. Gender Dalam Pandangan Islam ... 50
2. Kedudukan Wanita Dalam Islam ... 51
3. Hak-Hak Wanita Dalam Islam ... 53
E. Kerangka Konsep ... 63
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ... 64
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 64
1. Profil Perusahaan ... 64
2. Visi Misi ... 65
3. Kebijakan Mutu ... 65
4. Logo ANTV ... 66
5. Petinggi dan Manajemen ANTV ... 66
B. Gambaran Umum Program Tawakal ANTV ... 68
1. Tentang Program Tawakal ... 68
2. Susunan Tim Produksi ... 70
3. Promosi Acara Program Tawakal ANTV ... 73
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 75
A. Analisis Framing Program Tawakal ANTV ... 75
1. Episode “Jadi Istri Ke-5 Demi Utang” ... 75
xi
2. Episode “Suamiku Sumber Kehancuran
Keluargaku” ... 88
B. Perspektif Tim Produksi Tawakal ANTV Dalam Membingkai Acara ... 100
C. Intisari Standar Moral Program Tawakal ANTV ... 107
BAB V PEMBAHASAN ... 120
A. Framing Program Tawakal ANTV ... 120
B. Realitas Kedudukan dan Hak Wanita Pada Episode Jadi Istri ke-5 Demi Utang ... 124
C. Realitas Kedudukan dan Hak Wanita Pada Episode Suamiku Sumber Kehancuran Keluargaku ... 129
BAB VI PENUTUP ... 133
A. Kesimpulan ... 133
B. Saran ... 135
DAFTAR PUSTAKA ... 136
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Profil Analisis Framing ... 31
Tabel 2.2 Framing Model Robert N. Entman ... 33
Tabel 2.3 Skema Framing Model Robert N. Entman... 38
Tabel 3.1 Petinggi dan Manajemen ANTV... 63
Tabel 3.2 Susunan Tim Produksi Program Tawakal ... 67
Tabel 3.3 Promosi Program Tawakal ANTV ... 71
Tabel 4.1 Rundown acara episode Jadi Istri Ke-5 Demi Utang ... 71
Tabel 4.2 Analisis Tayangan Tawakal Episode Jadi Istri ke 5 Demi Utang ... 83
Tabel 4.3 Rundown acara episode “Suamiku Sumber Kehancuran Keluargaku” ... 84
Tabel 4.4 Analisis Tayangan Tawakal Episode Suamiku Sumber Kehancuran Keluargaku ... 95
Tabel 4.5 Standar Moral Episode Jadi Istri ke-5 Demi Utang ... 104
Tabel 4.6 Standar Moral Episode Suamiku Sumber Kehancuran Keluargaku ... 108
Tabel 4.7 Temuan Penelitian... 111
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Acara Tawakal ANTV ... 5
Gambar 3.1 Logo resmi ANTV ... 63
Gambar 3.2 Struktur Organisasi ANTV... 64
Gambar 3.3 Program Tawakal ANTV ... 65
Gambar 3.4 Susunan Tim Produksi Program TAWAKAL ANTV ... 67
Gambar 3.5 Program Tawakal ANTV di Instagram Resmi ANTV ... 71
Gambar 3.6 Program Tawakal ANTV di Twitter Resmi ANTV ... 71
Gambar 3.7 Program Tawakal ANTV di Facebook Resmi ANTV ... 72
Gambar 3.8 Program Tawakal ANTV di Youtube Resmi ANTV ... 72
Gambar 4.1 Reka Adegan Program Tawakal ANTV... 99
Gambar 4.2 Standar Moral Program Tawakal
ANTV ... 110
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Televisi (TV) merupakan salah satu media massa yang masif digunakan dan menjadi salah satu pilihan masyarakat di Indonesia untuk mendapatkan informasi dalam bentuk audiovisual. Media televisi mampu menyediakan kebutuhan informasi masyarakat secara umum sehingga membuat eksistensinya menanjak di akhir abad 19 dan awal abad 20. Melesatnya industri televisi di tanah air banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ekonomi, sosial, budaya dan lainnya.
Banyak riset menunjukkan bahwa keberadaan televisi mampu mempengaruhi pemirsa melalui tayangan acaranya.
Penyampaian isi pesan program televisi seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan televisi dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Pesan-pesan yang disampaikan langsung mempengaruhi otak, emosi, perasaan, dan sikap pemirsa.
1
1 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), Hal 5- 6
2
Melekatnya unsur religiusitas pada masyarakat mendorong media TV untuk mampu memberikan sumbangsihnya terhadap penanaman moral yang berlandaskan agama. Meskipun kebanyakan media dijalankan sebagai bisnis, tetapi sering kali dengan suatu tujuan ideal dan sebagian media dijalankan terutama demi tujuan-tujuan budaya atau sosial ideal, tanpa mencari keuntungan.
2Sebagai penyandang negara mayoritas muslim terbesar di dunia kebutuhan akan program televisi bernuansa Islami di Indonesia adalah hal yang pokok. Banyak dari stasiun televisi nasional telah memproduksi program- program bertemakan Islam bahkan ketika bulan Ramadhan jumlahnya semakin meningkat. Peningkatan dan keberadaan program TV bernuansakan Islami menandakan bahwa keperluan masyarakat untuk mendapatkan informasi keislaman cukup tinggi.
Berdasarkan survei KPI ke IV yang dirilis pada tanggal 30 November 2015, masyarakat apresiasi program budaya dan religi di televisi. Indikator tersebut adalah, membentuk watak, idetitas dan jati diri bangsa Indonesia yang bertakwa dan beriman, menghormati keberagaman, menghormati orang dan kelompok tertentu. Selain itu, masih merujuk pada undang-undang yang sama,
2 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), Hal. 11
3
indikator yang ditetapkan oleh KPI adalah program tayangan tidak memuat kekerasan, tidak bermuatan seksual dan tidak bermuatan mistik, horor dan supranatural. Berdasarkan hasil dari survey ini, KPI menilai masyarakat Indonesia memberikan apresiasi terhadap program siaran religi dan wisata/ budaya di televisi.
3Beberapa program keislaman di televisi nasional erat kaitannya dengan wanita. Meskipun pembahasan yang diangkat rata-rata bersifat general namun keberadaan wanita dalam program keislaman cenderung lebih dominan dibandingkan dengan lelaki contohnya Mamah dan Aa di Indosiar, Islam Itu Indah di Trans TV, Siraman Qolbu di MNC TV.
Jika melihat kondisi pasar program pertelevisian di tanah air wanita memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap keberlangsungan program-program televisi. Menurut riset High Heeled Warriors yang diadakan oleh NBC Universal International Television, tentang konsumsi wanita akan konten televisi disebutkan bahwa 63% wanita di Indonesia suka menyebarkan berita dari mulut dan yang diceritakannya adalah produk yang mereka sukai. Selain itu, 56% wanita Indonesia merasa
3 http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/33109- survey-kpi-ke-iv-masyarakat-apresiasi-program-budaya-dan-religi-di- televisi?detail3=5213 diakses pada 4 Maret 2020.
4
terhubung dengan sebuah produk melalui video iklan yang ditayangkan di televisi. Hasil riset juga menunjukan 59% wanita di Indonesia suka menonton video sebuah produk daripada membaca atau melihat dalam bentuk teks atau foto.
4Dari pernyataan di atas peneliti berasumsi bahwa secara tidak langsung kalangan wanita turut berpartisipasi pada arah penyajian suatu acara televisi sehingga timbul varian sudut pandang media dalam membingkai suatu peristiwa yang berkaitan dengan wanita. Di dalam ranah ilmu komunikasi pembingkaian juga dikenal dengan sebutan framing.
Framing yang berkenaan dengan wanita menarik untuk dikaji karena belakangan ini isu terkait kesetaraan gender menjadi perbincangan hangat oleh publik. Kasus seperti eksploitasi wanita seksi dalam iklan dan film hingga prostitusi online, terkadang media kerap salah dalam membingkai.
Secara umum, framing berkaitan dengan bagaimana mengorganisasi dan mengemas informasi dalam pesan atau dalam media yang dapat mempengaruhi persepsi audiens terhadap informasi ini.
5
4 https://malangvoice.com/wanita-indonesia-paling-suka-nonton-televisi/
diakses pada 4 Maret 2020
5 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, Hal. 747
5
Menurut G.J. Aditjondro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.
6Gambar 1.1 Program Tawakal ANTV (Sumber : Tangkapan layar pribadi)
Berbicara mengenai hubungan media TV dengan wanita peneliti menyorot salah satu stasiun TV yaitu PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) . ANTV merupakan TV swasta nasional yang telah seperempat abad lebih menyiarkan varian program berdasarkan genre dan segmentasi. Umumnya ANTV menyajikan program yang diperuntukkan bagi kalangan ibu-ibu seperti drama India, sinetron bertemakan kehidupan rumah tangga, religi, reality show, talkshow, dan komedi.
6 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 6, Hal. 165
6
Mengulik lebih dalam program di ANTV, peneliti tertarik pada salah satu program yang berjudul Tawakal.
Program Tawakal merupakan satu program bergenre religi di ANTV. Jenis program ini adalah reality talkshow yang menyajikan informasi keislaman melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakan oleh seorang narasumber ditambah dengan reka adegan untuk menonjolkan sisi cerita. Ujung tombak dari program ini adalah pencerahan dari seorang ustaz terkait permasalahan hidup yang narasumber hadapi.
Dalam ilmu agama Islam pengertian tawakal secara bahasa diambil dari bahasa Arab (Tawakkul), dari kata (Wakala) yang berarti lemah. Menurut Abu Ja’far dalam tafsir Al- Tabari menafsirkan kalimat “Wallahi Falyatawakkalimukminun” yaitu hendaklah orang-orang mukmin menggantungkan urusan mereka hanya kepada Allah, menerima ketentuan baik buruk-Nya, dan yakin dengan pertolongan-Nya. Sedangkan menurut istilah tawakal adalah suatu sikap bersandar atau menyerahkan segala urusan yang telah diusahakan secara total hanya kepada Allah, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan baik itu yang mencakup urusan dunia maupun akhirat.
7
7 Abdul Aziz Ajhari dkk, Jalan Menggapai Ridho Ilahi, (Bandung: Bahasa dan Sastra Arab, 2019), Cet. 1, Hal. 78
7
Setelah mengamati beberapa episode Tawakal peneliti melihat banyak wanita yang mendapatkan perlakuan keji.
Beberapa narasumber wanita menceritakan sisi gelap kehidupannya mulai dari mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), menjadi korban perselingkuhan, pelecehan, dan lainnya.
Menyikapi permasalahan yang dialami narasumber wanita dalam beberapa episode program Tawakal memang sangat memprihatinkan, padahal kedudukan wanita dalam pandangan Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta memberikan kedudukan terhormat kepada wanita.
Dilihat dari asal usul penciptaanya kedudukan wanita ditempatkan pada tempat yang sewajarnya serta meluruskan segala pandangan yang salah dan keliru yang berkaitan dengan kedudukannya. Sedangkan berdasarkan haknya antara laki-laki dengan wanita memiliki hak yang sama karena tidak ditemukan satu ketentuan agama pun yang melarang keterlibatan wanita dalam bidang kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam bidang politik, bahkan sebaliknya, sejarah Islam menunjukan betapa kaum wanita terlibat dalam berbagai bidang kemasyarakatn tanpa terkecuali.
8
8 Abdul Hamid M. Djamil, Seperti Inilah Islam Memuliakan Wanita, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016)
8
Didalam Al-Qur’an Allah SWT sendiri tidak membedakan manusia berdasarkan gender akan tetapi berdasarkan ketakwaanya. Hal ini tertuang dalam surat Al-Hujurat 49:13
ُساَّنلا اَهُّيَآٰ ي َّنِا ۚ ا ْوُفَراَعَتِل َلِٕىۤاَبَق َّو اًب ْوُعُش ْمُك نْلَعَج َو ى ثْنُا َّو ٍرَكَذ ْنِ م ْمُك نْقَلَخ اَّنِا
ٌرْيِبَخ ٌمْيِلَع َهّٰللا َّنِاۗ ْمُكى قْتَا ِهّٰللا َدْنِع ْمُكَمَرْكَا ٣١
Artinya Allah SWT berfirman :
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” Q.S Al-Hujurat 49:13
Selain kedudukan seorang wanita juga memiliki hak, secara umum hak asasi wanita adalah hak yang dimiliki oleh seorang perempuan,baik karena ia seorang manusia maupun sebagai seorang perempuan, dalam khasanah hukum hak asasi manusia dapat ditemui pengaturannya dalam berbagai sistem hukum tentang hak asasi manusia.
Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa pengaturan
mengenai pengakuan atas hak seorang perempuan
terdapat dalam berbagai sistem hukum tentang hak asasi
manusia. Sistem hukum tentang hak asasi manusia yang
9
dimaksud adalah sistem hukum hak asasi manusia baik yang terdapat dalam ranah internasional maupun nasional. Sedangkan dalam agama Islam wanita adalah
individu masyarakat muslim yang berhak bersenang- senangdengan ruh dan jasad. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama.Bertolak dari sinilah, muncul hadis tentangkeharaman terhadap darah, harga diri,harta benda dan kemuliaan dengan lafazyang umum.9Wanita memiliki kebebasan secarapenuh terhadap hak kepemilikan dengan segala cara yang dibolehkan dan memiliki hak secara penuh delam mengungkapkan pendapat ketika diminta menyampaikan pendapat.
Wanita juga berhak untukmenuntut haknya jika merasa dilanggar. Secara keseluruhan, Islam telah menjamin hidup mulia dan tenang bagi laki-laki dan perempuan tanpa ada perbedaan antara keduanya. Masing-masing mereka salingmelengkapi. Hanya saja pria lebih tinggi satu tingkatan di atas wanita, yaitu tingkatan kepemimpinan yang harusdiemban untuk mensukseskan kehendakmereka berdua. Semua itu tidakmerendahkan hak wanita dan mengurangi kemuliaannya, bahkan
9 M Sarbini, “Hak-Hak Wanita Dalam Fiqih Islam”. Jurnal, Hal. 611-612
10 mengangkat kedudukannya dan menempatkannya di tempat yang layak. 10
Permasalahan yang berkaitan dengan kedudukan dan hak wanita pada program Tawakal menunjukan bahwa acara ini memiliki packaging tersendiri dari beberapa program religi yang tengah familiar. Dengan model penyajian acara Tawakal yang menurut peneliti berbeda, mungkin pekerja media telah melakukan konstruksi atas realita yang ada. Oleh karenanya peneliti ingin mendalami persoalan tersebut dengan menggunakan analisis framing. Maka dari itu penelitian skripsi ini peneliti beri judul “FRAMING KEDUDUKAN DAN
HAK WANITA PERSPEKTIF ISLAM DALAM PROGRAM TAWAKAL ANTV”
B. Identifikasi Masalah
Narasumber program Tawakal ANTV yang didominasi oleh kalangan wanita diperkenankan menceritakan permasalahan hidup yang mereka hadapi. Realitas yang terjadi lalu dikonstruksi menjadi tayangan yang berupa curhat dan reka adegan. Pada permasalahan yang diceritakan oleh narasumber umumnya mereka mendapat perlakuan yang tidak baik. Setelahnya narasumber akan
10 Ali Al-Hajjaj al-Ghamidi, Fikih Wanita (Dalil alMar`ah al-Muslimah), terjemah Ahmad Syarif,
Solo: Aqwam, 2015, cet ke-7, hal. Xxiv-xxv
11
mendapatkan pencerahan dari seorang ustaz. Pada program Tawakal episode 2 dan 9 januari 2020 peneliti melihat ada kesamaan permasalahan hidup yang dialami oleh narasumber yakni mereka tidak mendapatkan hak dan kedudukannya dengan baik sebagai seorang istri.
Maka dari itu peneliti ingin melihat lebih dalam bagaimana
“FRAMING KEDUDUKAN DAN HAKWANITA PERSPEKTIF ISLAM DALAM
PROGRAM TAWAKAL ANTV”
C. Batasan Masalah
Dikarenakan banyaknya persoalan komunikasi dalam kehidupan manusia dan agar tidak terjadi perluasan pembahasan dalam penelitian ini maka masalah yang diteliti perlu dibatasi. Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu 2 episode program Tawakal yang berkaitan dengan persoalan kedudukan dan hak wanita dalam agama Islam. 2 Episode tersebut disiarkan pada tanggal 2 Januari 2020 dengan judul “Jadi Istri Ke-5 Demi Utang” dan tanggal 9 Januari 2020 dengan judul
“Suamiku Sumber Kehancuran Keluargaku”.
12
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana framing terkait kedudukan dan hak wanita perspektif Islam pada program Tawakal ANTV berdasarkan skema framing model Robert N. Entman?
2. Mengapa framing kedudukan dan hak wanita pada program Tawakal ANTV demikian?
3. Apa intisari dari standar moral yang digunakan program Tawakal ANTV dalam membingkai kedudukan dan hak wanita perspektif Islam?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti lebih ingin melihat
Framing sebagai hasil konstruksi. Tujuan penulisan
penelitian ini adalah peneliti ingin menggambarkan
bagaimana program Tawakal ANTV membingkai
isu atau persoalan terkait kedudukan dan hak wanita
dalam agama Islam dengan menggunakan analisis
framing model Robert N. Entman.
13
2. Manfaat Penelitian
a) Secara praktis
Penulisan ini diharapkan menjadi informasi yang dapat menambahkan wawasan bagi mahasiswa, masyarakat, dan bagi pihak-pihak yang terkait dalam menggambarkan tentang pembingkaian di televisi, sudut pandang pekerja media dalam mengangkat suatu isu, pengetahuan mengenai kedudukan dan hak wanita dalam agama Islam, dan yang berkaitan dengan judul penelitian.
b) Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bentuk kontribusi penulisan terapan dan memperkaya ilmu di bidang komunikasi, khususnya dalam memahami tentang analisis framing, media televisi, kedudukan dan hak wanita dalam agama Islam, dan unsur lain terkait judul penelitian.
F. Tinjauan Pustaka
Agar tidak terjadi tindakan plagiarisme dan juga
menjadi bahan rujukan peneliti untuk dapat
menyelesaikan penulisan skripsi, maka dari itu peneliti
telah menyiapkan beberapa skripsi dari berbagai sumber
yang dapat dijadikan referensi. Sebagai review kajian
terdahulu peneliti ingin melihat apakah persamaan dan
14
perbedaan dari skripsi yang akan ditulis nantinya.
Beberapa di antaranya adalah :
1. Siti Atirah menyimpulkan bahwa konstruksi realitas dalam program acara Assalamualaikum Cantik terhadap identitas muslimah adalah mencoba memberikan solusi, terhadap persoalan kebutuhan muslimah dengan menyentuh kehidupan domestik dan sosialnya yang tidak boleh lepas dari aturan dan nilai agama sebagaimana kodratnya sebagai perempuan. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis framing model Robert N. Entman. Perbedaan dengan penilitian ini yaitu teori yang digunakan Teori Konstruksi Realitas Sosial. Subjek penelitiannya tim produksi program Assalamu’alaikum Cantik Trans TV. Objek yang diteliti yaitu program acara Assalamu’alaikum Cantik Trans TV.
112. Nurul Laili dalam penelitiannya menemukan terdapat kata-kata dan makna yang bersifat cabul dan pornografi yang ditonjolkan pada kedua lirik lagu yakni Mobil Bergoyang dan Wanita Lubang Buaya.
11 Siti Atirah“Konstruksi Media Terhadap Identitas Muslimah Dalam Program Assalamu’alaikum Cantik Trans Tv (Analisis Framing)”.
(Makassar: Universitas Hasanuddin, 2013)
15
Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis framing namun penelitian Nurul Laili menggunakan model Murray Edelman. Perbedaannya pada penelitian Nurul Laili objek yang diteliti adalah lirik lagu dangdut sedangkan pada penelitian ini adalah program televisi.
123. Achmad Hanafi dalam penelitiannya menyimpulkan kepemimpinan saat ini lebih mengutamakan diri sendiri, golongan, maupun partai politiknya sendiri, serta tidak mampu mempertanggungjawabkan kepemimpinannya terhadap rakyat. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis data yang digunakan yakni analisis framing model Robert N. Entman. Perbedaan terletak pada subjek yang diteliti, subjek penelitian ini Tim produksi Menek Blimbing JTV dan objek yang diteliti yaitu Program Acara Menek Blimbing JTV.
13
12 Nurul Laili “Eksploitasi Wanita Dalam Media Hiburan Analisis Framing Terhadap Lirik Lagu Dangdut “Mobil Bergoyang” Dan “Wanita Lubang Buaya” (Jember: IAIN Jember, 2015)
13 Achmad Hanafi, “Analisis Framing Program Dakwah “Menek
Blimbing” Di Jtv (Episode Kepemimpinan Membangun Keseimbangan”, (Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017)
16
G.
Metodologi Penelitian1. Paradigma Penelitian
Paradigma ialah seperangkat lengkap dari semua bentuk yang berbeda dari sebuah kata. Menurut Bogdan dan Biklen, mengartikan paradigma sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.
14Ada beberapa macam paradigma. Paradigma penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma Konstruktivisme menganggap kenyataan itu hanya bisa dipahami dalam bentuk jamak, berupa konstruksi mental yang tak dapat diraba, berbasis sosial dan pengalaman yang bersifat lokal dan spesifik (Ontologi).
15Asumsi ontologi ialah realitas ada dalam bentuk konstruksi mental yang bersifat ganda, didasarkan secara sosial dan pengalaman, lokal dan khusus bentuk dan isinya, tergantung pada mereka yang mengemukakannya.
16
14 Kasiram Mohammad, Metodologi Penelitian Kualitatif-kuantitatif, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), Hal.150
15 Kasiram Mohammad, Metodologi Penelitian Kualitatif-kuantitatif, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), Hal. 151
16 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), Cet.1, Hal. 50
17 2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berupaya untuk menghimpun, mengolah, dan menganalisa data secara detail dan mendalam. Penelitian kualitatif melihat subjek dan objek penelitian berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan dan berusaha mencari makna yang terkandung di dalamnya.
17Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi literatur dengan cara menganslisis teks media. Analisis teks media digunakan untuk mendalami studi kepustakaan dengan memusatkan perhatian pada kajian media. Analisis teks media memiliki beberapa model yaitu analisis wacana (discourse analysis), analisis semiotic (semiotic
analysis), dan analisis framing (framing analysis).3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Tim Produksi Tawakal ANTV, Dewi Octavianty sebagai Produser Program Tawakal ANTV.
sedangkan objek penelitiannya adalah program Tawakal ANTV episode 2 dan 9 Januari 2020.
17 Lexy J. Moloeng, Metode Penulisan Kualitatif (Bandung: PT Rosda Karya, 2005), Hal. 13.
18 4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik observasi ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Alasan peneliti melakukan observasi yaitu untuk menyajikan gambaran realistis ketika melakukan pengukuran atau analisis data pada penelitian. Observasi yang penulis lakukan pada penelitian ini yaitu dengan mengamati setiap tayangan video program Tawakal ANTV episode 2 dan 9 Januari 2020 yang berkaitan dengan kedudukan dan hak wanita dalam agama Islam.
b. Wawancara
Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang memiliki tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal.
Wawancara penelitian Aturan pada wawancara penelitian lebih ketat.
18Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan produser tim Produksi Tawakal ANTV Dewi Octavianty.
18 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), Cet.1, Hal. 160
19
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
Hasil penelitian akan lebih dipercaya jika didukung oleh dokumen. Dokumentasi dapat berupa foto, rekaman video, naskah, dan lainnya.
d. Studi pustaka
Mencari sumber referensi dari buku, jurnal, skripsi atau kepustakaan lainnya yang kredibel yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu melalui pengumpulan data baik wawancara langsung dan pengamatan setiap video tayangan program Tawakal ANTV episode 2 dan 9 Januari 2020. Kemudian memberikan kesimpulan pada video tersebut.
Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis
framing. Dalam program TV analisis framingdigunakan untuk melihat sudut pandang wartawan
atau pekerja media dalam menonjolkan sisi dari isu
atau peristiwa tertentu sehingga khalayak tertuju pada
20
penonjolan sisi tersebut. Penonjolan sisi isu tersebut dibuat agar pesan yang tersampaikan lebih bermakna.
Secara metodologi analisis framing memiliki perbedaan yang sangat menonjol dengan analisis isi (content analysis). Analisis isi dalam studi komunikasi lebih menitikberatkan pada metode penguraian fakta secara kuantitatif dengan mengkategorisasikan isi pesan teks media. Pada analisis isi pertanyaan yang sering muncul seperti apa saja yang diberitakan oleh media dalam sebuah peristiwa? Tetapi, dalam analisis framing yang ditekankan adalah bagaimana peristiwa itu dibingkai.
19Analisis
framingsecara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melewati proses konstruksi. Disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Peristiwa dipahami dengan bentukan tertentu.
20
Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara media saat
19 Ayub Dwi Anggoro, “Media Politik dan Kekuasaan”. Jurnal, Hal. 2
20 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2007), Hal. 3
21
mengkonstruksi fakta. Dalam praktiknya, analisis
framing juga membuka peluang bagi implementasikonsep-konsep sosiologis, politik, dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks sosilogis, politis, atau kultural yang melingkupinya.
21Di dalam analisis framing terdapat beberapa model yang dikembangkan beberapa ilmuwan yakni analisis framing model Murray Edelman, Robert N.
Entman, William A. Gamson, serta Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Setelah penulis mempelajari beberapa model analisis framing dari beberapa ilmuwan tersebut penulis menetapkan analisis framing model Robert N. Entman untuk menganalisis data yang penulis temukan dan amati.
Menurut Entman, framing dilakukan dengan empat cara, yakni: pertama, pada identifikasi masalah (problem identification), yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau nilai negatif ; kedua, pada identifikasi penyebab masalah (causal
interpretation), yaitu siapa yang dianggap penyebabmasalah; ketiga, pada evaluasi moral (moral
21 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 6, Hal. 162
22 evaluation), yaitu penilaian atas penyebab masalah;
dan keempat, saran penanggulangan masalah (treatment recommendation), yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan kadang kala memprediksikan hasilnya.
22Lebih jelasnya keempat fungsi
framessebagaimana dikatakan Entman . keempat fungsi
frames itu: pertama, mendefinisikan masalah,menetapkan apa yang dilakukan agen kausal, dengan biaya dan keuntungan apa, biasanya diukur dengan biaya dan nilai-nilai bersama. Kedua, mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi kekuatan yang menciptakan masalah. Ketiga, melakukan penilaian moral, melakukan evaluasi agen-agen kausal dan dampak-dampaknya. Keempat, menyarankan perbaikannya, menawarkan dan memberikan pembenaran terhadap penanganan masalah, serta memprediksi kemungkinan akibatnya. Pada dasarnya, sebuah kalimat bisa menampilkan lebih dari satu fungsi framing tersebut, meski kalimat yang banyak dalam satu teks dapat pula tidak menampilkan satupun dari keempat fungsi tersebut. Begitupula sebuah frame
22 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 6, Hal. 172-173
23
dalam beberapa teks khusus tak harus selalu memasukkan seluruh fungsi itu.
23H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan melalui SK Rektor Nomor 507 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan regulasi tersebut, bagian tengah model penelitian kualitatif dapat dibuat sebagai berikut.
BAB I (PENDAHULUAN)
Bagian ini berisi, Latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II (KAJIAN PUSTAKA)
Bab ini membahas tentang teori yang digunakan sebagai landasan permasalahan penelitian.
BAB III (GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN)
Bab ini berisi gambaran umum perusahaan ANTV dan program Tawakal.
23 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 6, Hal. 182
24 BAB IV (DATA DAN PENEMUAN PENELITIAN)
Bab ini berisi uraian penyajian data yang penulis temukan di dalam subjek dan objek penelitian.
BAB V (PEMBAHASAN)
Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan rumusan teori baru dari penelitian.
BAB VI (KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN)
Bagian ini berisikan kesimpulan dari penelitian, implikasi,
dan saran.
25
BAB II
KAJIAN TEORI A. Teori Konstruksi Sosial Media Massa
Sebagai khalayak aktif media massa terkadang kita begitu mudah menerima isi pesan yang disajikan oleh media. Isi pesan tersebut secara simultan direpresentasikan oleh otak berdasarkan perspektif yang umum kita gunakan dalam menilai suatu hal. Padahal segala pesan yang ada di media bisa saja telah melalui konstruksi atas realitas yang dibangun oleh media.
Penggunaan istilah konstruksi sosial populer setelah Berger dan Luckmann menulis Social Construction of Reality pada tahun 1965 tentang konstruksi sosial atas realitas dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif. Mulanya konstruksi sosial berasal dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan konstruksi kognitif.
Gagasan awal dari teori konstruksi sosial media massa ini adalah untuk mengoreksi teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Berger dan Luckmann.
Substansi “teori konstruksi sosial media massa” adalah
26
pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Relaitas sosial yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, masa cenderung apriori dan opini massa cederung sinis.
11. Realitas Sosial dan Realitas Media a. Realitas Sosial
Kebanyakan tayangan yang tersaji dalam bingkai televisi merupakan hasil dari konstruksi media atas realitas. Media memiliki tujuan mengapa realitas dibentuk dalam kemasan media.
Menurut Berger dan Luckmann realitas sosial adalah pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat, seperti konsep, kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial. Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Menurut Berger dan Luckmann, konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan.
1 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media Group, 2017), Cet. 9, Hal. 291-292
27
Realitas sosial yang dimaksud Berger dan Luckmann ini terdiri dari realitas objektif, realitas simbolis, dan realitas subjektif. Realitas sosial objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk.
Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.
2Pernyataan di atas menunjukkan bahwa media TV bisa saja membangun 3 bentuk realitas sosial menjadi satu tayangan seperti menampilkan kisah-kisah yang berasal dari pengalaman individu yang dekat dengan keseharian masyarakat, lalu dieskpresikan ke dalam berbagai bentuk, dan ditambah dengan ide-ide subjektif dari pekerja media.
2 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), Cet. 6, Hal. 196
28
b. Realitas Media
Realitas media adalah realitas yang dikonstruksi oleh media dalam dua model. Pertama adalah model peta analog dan kedua adalah model refleksi realitas.
3a. Model Peta Analog
Realitas peta analog adalah suatu konstruksi realitas yang dibangun berdasarkan konstruksi sosial media massa, seperti sebuah analogi kejadian yang seharusnya terjadi, bersifat rasional, dan dramatis.
b. Model Refleksi Realitas
Model ini merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat.
B. Analisis Framing
Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Analisis framing sebagai suatu metode analisis isi media, terbilang baru. Ia terutama berkembang berkat pandangan kaum
3 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), Cet. 3, Hal. 201-203
29
konstruksionis.
4Pada dasarnya, analisis framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh beterson tahun 1995.
Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas.
5Dalam analisis framing yang kita lihat adalah bagaimana cara media memaknai, memahami, dan membingkai kasus atau peristiwa. Metode semacam ini tentu saja berusaha mengerti (verstehen) dan menafsirkan makna dari suatu teks dengan jalan menguraikan bagaimana media membingkai isu. Peristiwa yang sama bisa jadi dibingkai secara berbeda oleh media. Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas suatu peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada cara melihat terhadap realitas. Cara melihat ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas.
6
4 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS Group, 2011), Cet.1, Hal.11-12
5 Alex Shobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 6, Hal. 161-162
6 Eriyanto, Analisis Framing, Hal. 10-11
30
Tabel 2.1 Profil Analisis Framing
Paradigma Konstuksionis Teori Erving Goffman
Peter L. Berger Model Murray Edelman
Robert N. Entman William A. Gamson
Zhogdang Pan dan Gerald M.
Kosicki
Dari tabel di atas, framing memiliki 4 model berikut penjelasannya :
a. Model Murray Edeleman
Gagasan Edeleman mengenai framing disarikan dari tulisannya, “Contestable Categories and Public Opinion”. Menurut Edeleman, apa yang kita ketahui tentang realitas atau tentang dunia tergantung pada bagaimana kita membingkai dan mengkonstuksi atau menafsirkan realitas. Realitas yang sama bisa jadi akan menghasilkan realitas yang berbeda ketika realitas tersebut dibingkai atau dikonstruksi dengan cara yang berbeda.
7Edeleman mensejajarkan framing sebagai kategorisasi.
Kategorisasi dalam pandangan Edeleman, merupakan alat bagaimana realitas dipahami dan hadir dalam benak khalayak. Kategorisasi dalam mendefinisikan peristiwa
7 Eriyanto, Analisis Framing, Hal. 185-186
31
tersebut menentukan bagaimana masalah didefinisikan, apa efek yang direncanakan, ruang lingkup masalah, dan penyelesaian efektif yang direkomendasikan.
8b. Model Robert N. Entman
Entman melihat framing dalam 2 dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi jadi lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti, atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.
9Dalam konsep Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan.
10
8 Eriyanto, Analisis Framing, Hal. 186-188
9 Eriyanto, Analisis Framing, Hal. 221
10 Eriyanto, Analisis Framing, Hal. 222
32
Tabel 2.2 Framing Model Robert N. Entman Seleksi isu Aspek ini berhubungan
dengan pemilihan fakta dari realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan
Penonjolan Aspek Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta.
Ketika aspek tertentu dari
isu tertentu dari suatu
peristiwa atau isu tersebut
telah dipilih, bagaimana
aspek tersebut ditulis? Hal
ini sangat berkaitan dengan
pemilihan kata, kalimat,
gambar, dan citra tertentu
untuk ditampilkan kepada
khalayak.
33
c. Model William A. Gamson
Rumusan atau model Gamson dan Modigliani didasarkan pada pendekatan konstruksionis yang melihat representasi media, berita, dan artikel, terdiri atas package interpretatif yang mengandung konstruksi makna tertentu. Di dalam package ini terdapat dua struktur, yaitu core frame dan condensing symbols.
Struktur pertama merupakan pusat organisasi elemen- elemen ide yang membantu komunikator untuk menunjukkan substansi isu yang tengah dibicarakan.
Sedangkan struktur yang kedua mengandung dua substruktur, yaitu framing devices dan reasoning devices.
11
d. Model Zhogdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Zhogdang Pan dan Gerald M. Kosicki (1993) melalui tulisan mereka “Framing Analysis: An Approach to News Discourse” mengoperasionaisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing:
sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Keempat dimensi struktural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide.
12
11 Alex Shobur, Analisis Teks Media, Hal. 176-177
12 Alex Shobur, Analisis Teks Media, Hal. 175
34
Model framing yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah model Robert N. Entman. Entman melihat framing dalam 2 dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas.
Penonjolan, merupakan proses membuat informasi menjadi lebih bermakna. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok sudah barang tentu mempunyai peluang besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami realitas. Karena itu dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain; serta menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan pelbagai strategi wacana.
13Bagaimanapun, tingkat penonjolan teks dapat sangat tinggi bila teks itu sejalan dengan skemata sistem keyakinan penerima. Skemata serta konsep-konsep tersebut erat berhubungan dengan kategori, skrip, atau stereotip yang merupakan kumpulan ide di dalam mental yang memberi pedoman seseorang untuk memproses informasi. Karena penonjolan merupakan sebuah produk interaksi antara teks dan penerima, maka kehadiran frame dalam teks tidak menjamin pengaruhnya terhadap pemikiran khalayak.
14
13 Alex Shobur, Analisis Teks Media, Hal. 163-164
14 Alex Shobur, Analisis Teks Media, Hal. 164
35
Konsep framing, dalam pandangan Entman, secara konsisten menawarkan sebuah cara untuk mengungkap the power of a communication text. Framing, kata Entman, secara esensial meliputi penyeleksian dan penonjolan. Membuat frame adalah menyeleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman atas realitas, dan membuatnya lebih menonjol di dalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mempromosikan sebuah definisi permasalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi moral, dan atau merekomendasikan penanganannya.
1516
Adapun skema framing yang Robert N. Entman kemukakan meliputi:
a. Define Problems (Pendefinisian Masalah) adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame/bingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh pekerja media. Ketika ada suatu masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dapat dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda.
15 Alex Shobur, Analisis Teks Media, Hal. 165
16 Eriyanto, Analisis Framing, Hal. 225-22
36
b. Diagnose Causes (Memperkirakan Penyebab Masalah) merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa (what), tetapi juga bisa berarti siapa (who). Bagaimana peristiwa dipahami tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula.
c. Make Moral Judgement (Membuat Pilihan Moral) adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak.
d. Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian). Elemen ini digunakan untuk menilai apa yang dikehendaki oleh pekerja media. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah.
Penyelesaian itu tentu saja sangat tergantung pada
bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang
dipandang sebagai penyebab masalah.
37
Tabel 2.3 Skema Framing Model Robert N. Entman
Define Problems (Pendefinisian Masalah)
Bagaimana suatu peristiwa atau isu dilihat? Sebagai apa?
Atau sebagai masalah apa?
Diagnose Causes (Memperkirakan
Penyebab Masalah)
Peristiwa itu dilihat dan disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah?
Siapa yang dianggap sebagai penyebab masalah?
Make Moral Judgement (Membuat Pilihan Moral)
Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah?
Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment
Recommendation (Menekankan Penyelesaian)
Penyelesaian apa yang
ditawarkan untuk mengatasi
masalah atau isu? Jalan apa
yang ditawarkan dan
ditempuh untuk mengatasi
masalah?
38
C. Televisi
1. Pengertian Televisi
Kata televisi berasal dari kata tele dalam bahasa Yunani yang berarti jarak dan visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Televisi merupakan media massa elektronik yang menyajikan informasi dalam bentuk audiovisual.
Pada hakikatnya, media televisi merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur audio. Proses penyajian gambar di televisi meliputi beberapa rangkaian yakni perekaman audiovideo, transformsi ke dalam getaran elektromagnetis, kemudian dimodulasikan menjadi gelombang radio dengan frekuensi tinggi yang disebut Very High Frequency (VHF) dan Ultra High Frequency (UHF) dan dipancarkan ke udara melalui stasiun pemancar atau transmisi. Setelah masuk ke dalam pesawat penerima, gelombang UHF atau VHF itu ditransformasikan kembali menjadi bentuk bayangan gelap dan terang berupa gambar garis-garis. Bentuk inilah yang tampak sebagai gambar diiringi suara di layar televisi.
17
17 P.C.S.Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, (Jakarta: PT. Grasindo, 1993), Cet.1, Hal.1-2
39
2. Televisi di Indonesia
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14:30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari Stadion Utama Gelora Bung Karno.
18Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI. Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak 5 televisi swasta baru (Metro, Trans, TV7, Lativi, dan Global) serta beberapa televisi daerah. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan berbagai program dalam dan luar negeri. Di Indonesia televisi dibagi menjadi
18 Mila Day, Buku Pinter Televisi, (Jakarta: Trilogos Library, 2004)
40
beberapa kategori yaitu, publik, swasta, berlangganan, dan komunitas.
193. Jenis Program Televisi
20Faktor seperti kebutuhan informasi khalayak, persaingan bisnis, ideologi, dan lain sebagainya menuntut industri televisi lebih kreatif dalam membuat suatu program. Sebab itulah muncul beberapa jenis program di Televisi. Berdasarkan jenisnya program televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu :
a. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak (audiens). Program informasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu berita keras (hardnews) dan lunak (softnews). Bentuk penyajian program informasi juga dapat berupa perbincangan (talkshow).
19 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Cet.5, Hal. 9-10
20 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Cet.5, Hal. 217-229
41